Sabtu, 25 November 2017

Taqwa Syarat Masuk Surga


1.   Apakah keinginan terbesar manusia?
Dalam menjalani kehidupan, semua manusia mempunyai satu keinginan utama yaitu “hidup bahagia”. Sedangkan bagi umat beragama, keinginan terbesarnya adalah hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, yakni masuk surga.
2.   Syarat Masuk Surga
Surga hanya dipersiapkan untuk orang yang bertakwa. Ayat-ayat Al-Qur’an yang bicara tentang syarat masuk surga antara lain adalah :
a.   Qs. Ali Imran (3) ayat 133 : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
b.   QS. Az-Zumar ayat 73 :  Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan.” 
c.   QS. Ath-Thuur ayat 17-20:Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka.  
d.   QS. Al-Kahfi ayat 107 :Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya.” 
e.   QS. Al-Baqarah ayat 25: Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘And.” 
f.    QS. AlBaqarah ayat 25 : “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.” 
3.   Hakikat Takwa
Takwa merupakan prestasi tertinggi yang diraih oleh seorang mukmin dalam pengabdiannya kepada Allah SWT.     Dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, Allah Swt berfirman : “Inna Akramakum ‘Indallaahi Atqaakum” (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu).
Dalam Al-Quran  terdapat tidak kurang dari 208 ayat yang berkaitan dengan takwa.  Pengertian takwa disebutkan dalam Al-Qur’an antara lain pada : Al Baqarah, ayat 2-3 ; Adz Dzariat ayat 17-19 ; Ali Imran, ayat 17 ; dan Ali Imran, ayat 134.   
a.   QS. Al Baqarah, ayat 2-3 :   mereka yg bertakwa yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezkinya (bersedekah).
b.   QS. Adz Dzariat ayat 17-19: Mereka (orang yg bertakwa) sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah); Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
c.   QS. Ali Imran, ayat 17: orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang sabar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (bersedekah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.
d.   QS. Ali Imran, ayat 134:  orang yg bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya (bersedekah), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Dari keseluruhan ayat-ayat takwa dalam Al-Qur’an, disimpulkan bahwa orang bertakwa adalah yang beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, nabi-nabi, kitab-kitab, kehidupan akhirat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa, serta sabar (dalam menghadapi kesulitan), menahan amarah, memaafkan (kesalahan orang lain), dan menepati janji.
Komponen Takwa.  Singkatnya Komponen Takwa adalah (1) Rukun Iman, (2) Rukun Islam, (3) sedekah, (4) sabar, (5) menahan amarah, (6) memaafkan, dan (7) mohon ampun.
Hakikat Takwa.   Takwa bukan sekedar tunduk, patuh dan takut, tetapi takwa mengandung makna cinta.  Karena cinta maka seseorang akan rela melakukan apa saja demi sesuatu yang dicintainya. Jika tunduk, patuh atau takut masih mengandung unsur keterpaksaan, maka cinta adalah keikhlasan atau kerelaan dan dilakukan dengan senang hati.  
Jadi hakekat takwa adalah cinta. Takwa kepada Allah (takwallah) adalah sikap dan prilaku seseorang yang selalu melakukan perbuatan yang makruf (disukai Allah) dan meninggalkan perbuatan yang mungkar (tidak disukai Allah).   Semakin cinta seseorang kepada Allah Swt maka semakin kuat dia dalam melakukan perbuatan makruf dan menghindari yang mungkar. 
Keterangan : Makruf adalah sebuah sebutan bagi perbuatan yang dinilai baik menurut akal dan syariat. Sedangkan Munkar adalah sebagai suatu perbuatan yang dianggap buruk oleh akal sehat maupun syariat agama.
4.   Pengertian Takwa
Takwa  (bahasa Arab: taqwa) berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah  yang artinya memelihara atau menjaga.   Jadi taqwallah (bertakwa kepada Allah) bermakna memelihara atau menjaga diri agar selalu dekat dengan Allah Swt. 
Muhammad bin Hanif berkata, ”Takwa adalah menjauhkan diri dari semua yang dapat menjauhkanmu dari Allah Ta’ala.”
Bila hakikat takwa adalah cinta, maka pengertian takwa adalah melakukan segala perbuatan yang disukai Allah (makruf) dan meninggalkan segala yang tidak disukai oleh Allah (mungkar).
5.   Ciri-ciri Orang Bertakwa
Dari keseluruhan ayat-ayat takwa dalam Al-Qur’an, terdapat ciri-ciri khusus bagi orang yang bertakwa.  Ciri-ciri ini bisa menjadi indikator bagi diri kita tentang sejauh mana tingkat ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Lima ciri khusus orang yang bertakwa, sebagaimana firman Allah pada : QS. Al Baqarah, ayat 2-3 ; QS. Adz Dzariat ayat 17-19 ; QS. Ali Imran, ayat 17 ; dan QS. Ali Imran, ayat 134 adalah:
a.   Dermawan, yaitu suka bersedekah baik dalam keadaan lapang maupun susah. (QS. 2:3,177 ;  3:17,134 & 51:19)
b.   Sabar dalam penderitaan dan kesempitan (QS.2: 177)
c.   Menahan amarah (QS. 3:134)
d.   Mudah memaafkan. (QS. 3:134)
e.   Suka Shalat Malam dan banyak ber Istighfar(QS. 51:17 & QS. 3:17)
6.   Takwa = Iman + Amal Saleh
Beriman saja belum menjamin seseorang akan memperoleh tiket menuju surga. Karena surga hanya dijanjikan untuk orang yang bertakwa.  
Itulah sebabnya, orang beriman masih diperintahkan untuk meningkatkan keimanannya menjadi ketakwaan, sebagaimana difirmankan Allah: “Hai orang-orang yang ber-iman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar  takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (muslimun).” (Qs. Ali Imran: 102).
Allah juga berfirman dalam QS. Al-‘Ashr : ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”. 
Dengan begitu maka takwa adalah gabungan iman dan amal shaleh (Takwa = Iman + Amal Shaleh).  Beriman identik dengan melaksanakan ibadah shalat, puasa dan zakat. Sedangkan beramal shaleh identik dengan melaksanakan perbuatan yang makruf, yaitu ramah, peduli, empati, toleransi, rendah hati, dan bersedekah. 
Dengan kata lain, keimanan adalah kondisi internal di dalam jiwa kita sendiri. Karena itu perlu dieksternalkan menjadi sebuah amalan saleh. Jadi Keimanan berbasis pada keyakinan yang bersifat internal, sedangkan Ketakwaan berbasis pada amal perbuatan yang bersifat eksternal.
Takwallah juga harus disertai dengan syukur, sabar dan ikhlas.  Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan kepada    kita sekecil apapun. Sabar dalam menghadapi ujian berupa musibah dan cobaan-cobaan lain. Ikhlas dalam melakukan ibadah tanpa pamrih semata karena lillahi ta’ala. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar