1. Apakah keinginan terbesar manusia?
Dalam
menjalani kehidupan, semua manusia mempunyai satu keinginan utama yaitu “hidup bahagia”. Sedangkan bagi umat beragama, keinginan
terbesarnya adalah hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, yakni masuk surga.
2. Syarat Masuk Surga
Surga hanya dipersiapkan
untuk orang yang bertakwa. Ayat-ayat Al-Qur’an yang
bicara tentang syarat masuk surga antara lain adalah :
a. Qs. Ali Imran (3) ayat 133 : “Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.”
b. QS. Az-Zumar ayat 73 : “Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya dibawa ke
surga berombong-rombongan.”
c. QS. Ath-Thuur ayat 17-20:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,
mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka.”
d. QS. Al-Kahfi ayat 107 : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga
Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya.”
e. QS.
Al-Baqarah ayat 25: “Sesungguhnya
mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah
Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya)
dengan baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘And.”
f.
QS. AlBaqarah ayat 25 : “Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya.”
3. Hakikat Takwa
Takwa merupakan prestasi tertinggi yang diraih oleh seorang
mukmin dalam pengabdiannya kepada Allah SWT. Dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, Allah Swt
berfirman : “Inna Akramakum ‘Indallaahi Atqaakum” (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa diantara kamu).
Dalam Al-Quran
terdapat tidak kurang dari 208 ayat yang
berkaitan dengan takwa. Pengertian takwa
disebutkan dalam Al-Qur’an antara lain pada : Al Baqarah, ayat 2-3 ; Adz Dzariat ayat 17-19 ; Ali
Imran, ayat 17 ; dan Ali Imran, ayat 134.
a. QS. Al Baqarah, ayat 2-3 : mereka
yg bertakwa yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib,
yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezkinya (bersedekah).
b. QS. Adz Dzariat ayat 17-19: Mereka
(orang yg bertakwa) sedikit sekali tidur di waktu malam;
Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun
(kepada Allah); Dan pada harta-harta mereka ada hak
untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat
bahagian.
c. QS. Ali Imran, ayat 17: orang yang bertakwa
yaitu orang-orang yang sabar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya
(bersedekah), dan yang memohon ampun di
waktu sahur.
d. QS. Ali Imran, ayat 134: orang yg
bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya (bersedekah),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang.
Dari keseluruhan
ayat-ayat takwa dalam Al-Qur’an, disimpulkan bahwa orang
bertakwa adalah yang beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat, nabi-nabi, kitab-kitab, kehidupan akhirat,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa, serta sabar (dalam menghadapi
kesulitan), menahan amarah, memaafkan (kesalahan orang lain), dan menepati
janji.
Komponen
Takwa. Singkatnya Komponen Takwa adalah (1) Rukun Iman, (2) Rukun Islam,
(3) sedekah, (4) sabar,
(5) menahan amarah, (6) memaafkan,
dan (7) mohon ampun.
Hakikat
Takwa. Takwa bukan
sekedar tunduk, patuh dan
takut, tetapi takwa
mengandung makna “cinta”. Karena
cinta maka seseorang akan rela melakukan apa saja demi sesuatu yang
dicintainya. Jika tunduk,
patuh atau takut masih mengandung unsur keterpaksaan, maka cinta adalah
keikhlasan atau kerelaan dan dilakukan dengan senang hati.
Jadi hakekat takwa adalah cinta. Takwa
kepada Allah (takwallah) adalah sikap dan prilaku seseorang yang selalu
melakukan perbuatan yang makruf (disukai Allah) dan meninggalkan perbuatan yang
mungkar (tidak disukai Allah). Semakin
cinta seseorang kepada Allah Swt maka semakin kuat dia dalam melakukan
perbuatan makruf dan menghindari yang mungkar.
Keterangan : Makruf adalah sebuah
sebutan bagi perbuatan yang dinilai baik menurut akal dan syariat.
Sedangkan Munkar adalah sebagai
suatu perbuatan yang dianggap buruk oleh akal sehat maupun syariat agama.
4. Pengertian Takwa
Takwa
(bahasa Arab: taqwa) berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah
yang artinya memelihara atau menjaga. Jadi taqwallah
(bertakwa kepada Allah) bermakna memelihara atau menjaga diri agar selalu dekat
dengan Allah Swt.
Muhammad bin Hanif
berkata, ”Takwa adalah menjauhkan diri dari semua yang dapat menjauhkanmu dari
Allah Ta’ala.”
Bila hakikat takwa
adalah cinta, maka pengertian takwa adalah
melakukan segala perbuatan yang disukai Allah (makruf) dan meninggalkan segala
yang tidak disukai oleh Allah (mungkar).
5. Ciri-ciri Orang Bertakwa
Dari keseluruhan
ayat-ayat takwa dalam Al-Qur’an, terdapat ciri-ciri khusus bagi orang yang bertakwa.
Ciri-ciri ini bisa menjadi indikator bagi diri kita tentang sejauh mana tingkat
ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Lima ciri khusus orang yang bertakwa,
sebagaimana firman Allah pada : QS.
Al Baqarah, ayat 2-3 ; QS. Adz Dzariat ayat 17-19 ; QS. Ali Imran, ayat 17
; dan QS. Ali Imran, ayat 134 adalah:
a. Dermawan,
yaitu suka bersedekah baik dalam keadaan lapang maupun susah. (QS. 2:3,177
; 3:17,134 & 51:19)
b. Sabar dalam
penderitaan dan kesempitan (QS.2: 177)
c. Menahan
amarah (QS. 3:134)
d. Mudah
memaafkan. (QS. 3:134)
e. Suka Shalat Malam dan banyak ber Istighfar. (QS. 51:17 & QS. 3:17)
6. Takwa = Iman + Amal Saleh
Beriman saja belum menjamin seseorang
akan memperoleh tiket menuju surga. Karena surga hanya dijanjikan untuk orang
yang bertakwa.
Itulah sebabnya, orang beriman masih
diperintahkan untuk meningkatkan keimanannya menjadi ketakwaan, sebagaimana
difirmankan Allah: “Hai orang-orang yang ber-iman,
bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri
(muslimun).” (Qs. Ali Imran: 102).
Allah juga berfirman
dalam QS. Al-‘Ashr : ”Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan
saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya
menetapi kesabaran”.
Dengan begitu
maka takwa adalah gabungan iman dan amal shaleh (Takwa = Iman + Amal Shaleh).
Beriman identik dengan melaksanakan ibadah
shalat, puasa dan zakat. Sedangkan beramal shaleh
identik dengan melaksanakan perbuatan yang makruf, yaitu ramah, peduli, empati,
toleransi, rendah hati, dan bersedekah.
Dengan kata lain, keimanan adalah
kondisi internal di dalam jiwa kita sendiri. Karena itu perlu dieksternalkan
menjadi sebuah amalan saleh. Jadi Keimanan
berbasis pada keyakinan yang bersifat internal,
sedangkan Ketakwaan berbasis pada amal perbuatan yang bersifat eksternal.
Takwallah juga
harus disertai dengan syukur, sabar dan ikhlas. Mensyukuri segala nikmat yang telah
diberikan kepada kita sekecil apapun.
Sabar dalam menghadapi ujian berupa musibah dan cobaan-cobaan lain. Ikhlas
dalam melakukan ibadah tanpa pamrih semata karena lillahi ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar