1. Penciptaan Bumi.
Dikisahkan dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan
Ahmad, bahwa pada awal Allah menciptakan bumi, planet kita ini
bergetar, dan terus berguncang. Kemudian Allah menciptakan gunung di beberapa permukaannya. Maka dengan kekuatan yang
diberikan kepadanya, ternyata bumipun terdiam dan tenang.
Para malaikat
akhirnya kagum akan penciptaan dan kekuatan gunung tersebut.
> Malaikat bertanya, “Ya Allah adakah
sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung?”
Allah menjawab, “Ada, yaitu besi.” (gunung/tanah bisa dikeruk dan dibor
dengan besi)
> Malaikat bertanya lagi, “Ya Allah
adakah yang lebih kuat dari besi?”
Allah menjawab, “Ada, yaitu api.” (Besi dapat leleh karena api)
> “Adakah yang lebih kuat daripada api?”
“Ada, yaitu air.” (Api akan padam
oleh air)
> “Adakah yang lebih hebat daripada
air?”, Tanya Malaikat lagi
“Ada, yaitu angin”. (Angin dapat membawa
awan dalam perjalanan yang amat jauh, bahkan badai juga dapat menyebabkan ombak
besar)
> “Para malaikat bertanya lagi, “Ya
Allah, adakah yang lebih dahsyat dari semua ini?”
> Allah menjawab, “Ada, yaitu sedekah. Sedekah dengan ikhlas”.
(HR. Turmudzi dan Ahmad).
Dari hadis tersebut, Allah memberi-tahukan
kepada kita bahwa bersedekah ternyata
mempunyai kekuatan yang luar biasa. Mempunyai
kekuatan yang dahsyat. Begitu dahsyatnya sedekah itu sehingga Allah memberi apresiasi
yang istimewa bagi orang yang
dermawan. Seperti kisah seperti berikut ini:
2. Keistimewaan Ahli Sedekah
Pada suatu peperangan yang dimenangkan oleh kaum Muslimin, banyak tawanan orang Yahudi
yang menjadi tawanan dan menghadapi hukuman mati. Ketika satu tawanan mau
dihukum mati, tiba-tiba malaikat jibril datang memberi tahukan kepada
Rasulullah SAW, supaya orang Yahudi itu dibebaskan. Diberitahukan bahwa
orang Yahudi yang satu ini sangat dermawan, ia suka menjamu tamu, dan suka
menolong fakir miskin.
Ketika Rasulullah datang memberitahukan
kepada orang Yahudi itu bahwa dia dibebaskan, dia bertanya heran:
“Mengapa?”. Nabi menjawab: “Allah baru saja memberitahukan padaku melalui
malaikat Jibril bahwa engkau suka menjamu tamu, membantu orang miskin, dan suka
memikul beban orang lain.”
Kemudian orang
Yahudi itu berkata: “Apakah Tuhanmu menyukai perilaku seperti ini?”. Nabi
menjawab : ”Allah menyukai hambanya yang dermawan.” Maka saat itu juga
orang Yahudi itu memeluk Islam.
Demikianlah
perhatian Allah kepada orang yang dermawan. Allah memberikan keistimewaan
kepada orang dermawan. Begitu
istimewanya orang-orang yang dermawan, sehingga walaupun ia berdosa besar, orang
dermawan mendapat perhatian khusus
dari Allah Swt. Seperti perhatian Allah kepada orang Yahudi yang dermawan itu.
3. Keutamaan Sedekah
Terkait dengan kedermawanan, Rasulullah
bersabda, “Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan
manusia dan dekat dengan surga.
Sedangkan orang yang kikir (bakhil) itu jauh dari Allah, jauh dari manusia,
jauh dari surga dan dekat dengan neraka.
(HR. Al-Tirmidzi dari Abu Hurairah).
Pada hadis lain yang diriwayatkan oleh
Tirmidzi dan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda : Orang bodoh yang dermawan lebih dicintai Allah ketimbang ahli
ibadah yang kikir / pelit. (HR. Al-Tirmidzi dari Abu Hurairah).
Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah
berfirman : ”Tidaklah beriman kepada-Ku (Allah) orang yang tidur dengan
kenyang sementara tetangganya lapar sampai masuk ke lambungnya, padahal ia
mengetahuinya” (HR.At- Thabrani).
Dari uraian kisah tadi maka dapat ditarik
KESIMPULAN bahwa:
-
Pertama: kedermawanan
mendekatkan pada surga, sedangkan kekikiran
mendekatkan pada neraka.
-
Kedua: Orang yang tidak mempunyai kepedulian
sosial, diantaranya orang yang kikir, sekalipun dikatakan sebagai ahli
ibadah (tekun shalat dan dzikir) termasuk sebagai orang yang tidak beriman kepada Allah.
4. Keajaiban Sedekah
Sesungguhnya, banyak sekali kisah tentang
keajaiban sedekah, yang telah banyak disampaikan oleh Ustadz Yusuf Mansur, dan
bisa dibaca di buku-buku karyanya. Namun saya ingin menceritakan pengalaman
seseorang yang mengalami keajaiban sedekah.
Adalah sebuah masjid di desa Patrol
Indramayu, yang terletak di tengah-tengah persawahan, bukan ditengah-tengah
perkampungan. Masjidnya cukup indah dan megah, dengan halaman pelataran yang luasnya
kira-kira dua kali luas lapangan bola. Masjid itu dibangun oleh orang kaya
pemilik puluhan hektar kebun manga indramayu.
Riwayat keberadaan masjid itu adalah
bermula dari ketika orang kaya itu menderita penyakit yang parah dan tengah
dirawat di RS Jakarta. Secara medis penyakitnya cukup parah dan harapan untuk
sembuh sangat tipis. Seorang kerabatnya menyarankan untuk berobat Singapura.
Dalam keputus-asaan ia merenung,
kekayaannya yang sangat besar selama ini tidak ada manfaatnya karena tidak bisa
ia nikmati. Ia hanya menikmati sedikit
dari kekayaannya yang melimpah itu. Sebelum berangkat ke Singapura, ia
memutuskan untuk mewakafkan separuh
kebun mangganya untuk membangun masjid. Kemudian ia berwasiat kepada seluruh
keluarganya.
Ajaib. Belum sempat terealisasi
pembangunan masjid itu, penyakitnya berangsur angsur membaik. Kemudian ia mengurungkan
berobat ke Singapura. Dan setelah masjid
itu berdiri megah, saat itu juga penyakitnya dinyatakan sembuh. Para dokter
yang merawatnyapun pada heran.
Keajaiban berikutnya adalah pada musim
panen mangga, kebun mangga yang tersisa separuh dari kebunnya itu menghasilkan
dua kali lipat dari panen sebelumnya. Walhasil,
hasil panennya saat itu sama dengan
hasil panen sebelumnya saat kebunnya masih luas.
Maka berkat sedekahnya, orang itu mendapat
dua keuntungan, yaitu pertama, ia sembuh
dari penyakitnya. Dan kedua, rejekinya
tidak berkurang, bahkan semakin berkah.
Konon, orang itu terus dan lebih
sering bersedekah. Bisa jadi karena ia
telah mendapatkan hidayah dan menemukan kebahagiaan hidup. Ia bahagia bukan karena ia menikmati
hartanya, tetapi karena ia bisa bersedekah dengan hartanya, yang membuat orang
lain berbahagia.
Banyak orang yang tidak menyadari,
bahwa harta yang melimpah itu ternyata hanya sedikit yang bisa ia dinikmati. Selebihnya
harta yang banyak itu hanya disimpan saja, dalam bentuk property, tanah, villa,
mobil, dan deposito, yang hanya dibanggakan tetapi tidak ia nikmati, bahkan
bisa membuat stress. Dan tentu harta
yang banyak itu akan membebaninya dalam pertanggung jawaban di akherat
kelak.
Menurut para pakar psikologi dan
spiritual, bahwa bahagia itu bukan karena kita menerima, tetapi justru karena kita memberi. Semakin besar kebahagiaan orang lain yang kita beri, maka
semakin besar pula kebahagiaan yang kita rasakan.
5. Teori
matemetika sedekah (Ust. Yusuf Mansur)
Bila kita punya uang Rp.100 ribu, lalu
disedekahkan Rp.10 ribu. Pertanyaannya: berapa uang yang kita miliki? Kebanyakan orang menjawab Rp.90 ribu, karena
100 – 10 = 90.
Jawaban matematika sedekah adalah Rp.7
juta 90 ribu. Koq bisa?
Penjelasannya: Uang yang kita sedekahkan
(sebesar Rp.10 ribu) akan diganti oleh Allah 700 kali lipat, menjadi Rp.10 ribu
x 700 = Rp.7000.000 (tujuh juta). Sedangkan uang yang kita pegang adalah Rp.90
ribu. Jadi total uang yang kita miliki sekarang adalah Rp.90 ribu (yang kita
pegang) + Rp.7 juta ribu (jaminan Allah) + Rp.90 ribu = Rp.7 juta, 90 ribu.
Sunggu luar biasa bukan?. Ini adalah janji Allah lewat
firman-Nya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir,
pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al Baqarah, ayat 261).
6. Mukjizat Sedekah.
Sedekah selain
mendapatkan pahala ternyata mempunyai mukjizat yang luar biasa, antara lain:
1.
Menyembuhkan penyakit
2.
Mengundang datangnya rezeki
3. Menolak
bala
4.
Membahagiakan hati dan menenangkan jiwa
5.
Memperpanjang umur
Rasulullah SAW
bersabda:
“Sedekah itu
akan memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api, menolak bala, memanjangkan
umur & memurahkan rezeki... Dan
Hasad akan memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar”
[HR. Al
Baihaqi dalam Syu’abul Iman].
Seorang alim
menasehatkan : Ketika kita membantu orang-orang miskin, janganlah berfikir
bahwa kita membantu mereka. Pada hakekatnya kitalah yang dibantu mereka, karena
kita dibawa oleh mereka untuk menjadi lebih dekat kepada Allah SWT.
7. Bersedekah
sesungguhnya merupakan perintah Allah.:
a. Allah berfirman, ”Hai orang-orang
yang beriman. Nafkahkanlah sebagian rezeki yang telah Kami berikan
kepadamu, sebelum datang hari, yang pada hari itu tidak ada jual beli, tidak
ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang
kafir itulah golongan orang-orang yang zalim” . (QS. Al-Baqarah : 254).
b. Pada surat Ali Imran, Allah memperingatkan :
Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sebagian
harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, sungguh
Allah maha Mengetahui. (S. Ali Imran (3): 92).
Perintah Allah kepada kita untuk
bersedekah (infak) diiringi pula dengan janji Allah yang akan membalasnya dengan pahala yang
berlipat.
Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanku
melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki diantara hamba-hamba-Nya dan
membatasi baginya. Dan apa saja yang engkau infakkan, maka Allah akan
menggantinya. Dan Dia-lah sebaik-baik Pemberi Rezeki.” (QS. Saba:39)
Demikianlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar