Minggu, 09 Desember 2018

Penyakit Hati (2)

Seorang murid bertanya kepada gurunya (Imam Al Ghazali), "Syeikh, bukankah dzikir bisa membuat seseorang beriman lebih dekat dengan Allah Ta’ala dan syaitan akan berlari menjauh darinya?" 

“Benar,” Jawab Imam al-Ghazali.

"Namun kenapa masih ada orang yang semakin rajin berdzikir justru malah semakin dekat dengan syaitan atau kesyetanan ?”, lanjut Sang Murid.

Gurunya yang diberi gelar 
Hujjatul Islam inipun menjawab : “Bagaimana pendapatmu, jika ada orang yang mengusir anjing namun dia masih menyimpan tulang dan pelbagai makanan kesukaan anjing di sekitarnya?”

"Tentu, anjing itu akan kembali datang setelah diusir", jawab Sang Murid.

Imam al-Ghazali menjelaskan, "Demikian juga dengan orang-orang yang rajin berdzikir tapi masih menyimpan pelbagai 
penyakit hati dalam dirinya. Syaitan akan terus datang  dan mendekati bahkan bersahabat dengannya".

 

Hati dalam bahasa Arab disebut dengan Qalbu.  Penyakit hati dalam Islam bukanlah penyakit hati yang menyangkut kesehatan jasmani seperti penyakit liver, chirhosis, dan lain sebagainya.

Penyakit hati atau penyakit qalbu adalah penyakit atau gangguan yang ada pada hati dan perasaan manusia. Penyakit yang ada dalam hati setiap orang bisa mempengaruhi perilaku dan perbuatannya.  Apabila hatinya baik maka akan baik pula prilaku dan akhlaknya. Namun apabila hatinya rusak atau kotor maka akan rusak pula prilaku dan akhlaknya.

Nabi Saw bersabda, “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah qalbu(HR. Bukhari dan Muslim).

Penyakit-penyakit hati yang menjadi kesukaan syaitan itu sedikitnya ada enam, yaitu (1) sombong, (2) ujub, (3) riya’ (4) gibah, (5) iri-dengki, & (6) marah, untuk lebih meudah mengingatnya disingkat “SUR-GIM”. 

1.  Sombong (takabur), yaitu membanggakan diri dan memandang rendah orang lain.

2.  Riya (pamer), yaitu niatan yang ingin dipuji orang lain (tidak ikhlas karena Allah)

3.  Ujub (merasa sholeh), yaitu perasaan mengagumi/membanggakan diri sendiri.

4.  Iri Dengki (hasad dan hasud). Iri berarti tidak senang melihat kelebihan orang lain, sedangkan dengki merupakan wujud amarah karena perasaan iri.  Boleh iri terhadap 2 hal, yaitu dikaruniai ilmu yang diamalkan dan harta yang disedekahkan (hadis).

5.  Ghibah (bergunjing), yaitu suka membicarakan aib orang lain (memprovokasi).

6.  Ghadab (emosional/pemarah).  Orang yang suka marah tidak akan disukai siapapun. Marah itu menyebabkan daya nalar kita tidak berjalan dengan baik. Rasulullah SAW bersabda, “Orang kuat bukan diukur dengan bertarung. Orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Ketika penyakit-penyakit itu menghinggapi diri seorang hamba, maka syaitan akan senantiasa datang mendekatinya, dan kemudian menjadi sahabat karibnya. Naudzubillah.

Dengan begitu maka agar syaitan tidak mudah mendekat maka seseorang haruslah membebaskan diri dari berbagai penyakit hati.  Kebanyakan ustadz kita dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa membersihkan penyakit hati dilakukan dengan lima cara, yang popular kita kenal melalui lagu penyanyi Opick berjudul “Tombo Ati” atau “Obat Hati”.  

Pada syair tembang “Tombo Ati” itu disebutkan bahwa obat hati ada lima perkara, yaitu: (1) membaca Al Qur’an dengan perenungan; (2) shalat malam; (3) bergaul dengan orang-orang shalih; (4) berpuasa; dan (5) dzikir malam.

Tembang “Tombo Ati” itu konon berasal dari Sunan Bonang, salah satu wali dari “Wali Songo” atau sembilan wali yang sangat mashur di tanah Jawa. Sunan Bonang menggunakan tembang itu sebagai media dakwah dalam penyebaran Islam di tanah Jawa (sekitar abad XV).

Namun penulis berpendapat bahwa lima hal yang disebutkan dalam tembang “Tombo Ati” itu sejatinya merupakan obat pelipur hati yang tengah sedih, cemas dan gundah gulana. Bukan cara untuk membersihkan atau mengobati hati yang kotor atau rusak.

Adapun cara-cara untuk membersihkan hati agar terbebas dari penyakit hati atau kiat untuk memperoleh hati yang bersih, seperti banyak disampaikan oleh para ulama sedikitnya ada empat, yaitu: (1) zuhud, (2) sedekah, (3) ramah, dan (4) istighfar.  Untuk lebih mudah mengingatnya disingkat “Zu-SRI”. 

1. Zuhud (hidup sederhana dan tidak materialistik (hidup yg ingin dipenuhi oleh keinginan duniawi))  

2. Sedekah (bentuk kepedulian dengan membantu harta, tenaga atau pikiran)

3. Ramah (senyum, sapa dan salam)

4. Istighfar (banyak memohon ampunan)

Setelah kita mampu membersihkan hati, sehingga hati kita menjadi bersih (qalbun salim) maka itulah modal utama (selain taqwa) untuk dapat menghadap Allah Ta’ala di hari akhir.

"Ya Allah... karuniakan hamba rasa cinta kepadaMu, cinta kepada org2 yg mencintaiMu,dan cinta kepada amal2 yg mendekatkan hamba kepadaMU dan mendapatkan ridhoMu".

Amin Ya Robbal Alamin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar