Mendoakan
Saudara yang sakit.
Saat ini diantara warga dan jamaah masjid kita, kemungkinan ada yang
sedang diberi ujian oleh Allah berupa menderita sakit. Kepada beliau yang
tengah menderita sakit, marilah kita doakan kiranya Allah segera
mengangkat penyakitnya dan diberi kesehatan agar kembali dapat
melaksanakan kegiatan dan ibadah dengan baik dan sempurna. Amin.
Penyebab, Hikmah
& Rahasia Sakit
Terkait dengan sakit, secara teori medis dijelaskan bahwa ada 3 faktor penyebab
datangnya penyakit , yaitu: (1) faktor makanan, (2) faktor lingkungan,
spt polusi, radiasi, nyamuk dsb. dan (3) faktor pikiran.
Namun ada orang yang sudah berupaya dengan selalu mengkonsumsi makanan
yg sehat, kemudian menjaga lingkungan hidup yang bersih, serta tidak terbebani
dengan pikiran, tetapi dia masih juga jatuh sakit. Kenapa?
Bagi orang beriman, selain tiga faktor penyebab sakit tadi ada sebab
lain yang membuat seseorang jatuh sakit, yaitu kehendak Allah Swt. Karena
Allah mempunyai maksud dan tujuan tertentu dengan memberi hambanya suatu
penyakit.
Sakit merupakan karunia Allah bagi orang beriman, karena ada rahasia dan hikmah dibalik ujian sakit. Salah
satu hikmah sakit adalah sebagai penggugur dosa. Sedangkan
rahasia sakit adalah merupakan bentuk kasih sayang Allah Swt.
Nasihat Bagi Yang
Sakit
Alhamdulillah alfakir baru saja sehat dari terpapar Covid-19, yang
memaksa harus dirawat di ruang isolasi selama dua minggu lebih. Selama itu
alfakir merasakan suatu penderitaan yang sangat menyedihkan.
Saat menderita sakit itu, alfakir mendapat hiburan dan nasehat dari
seorang sahabat. Ketahuilah, katanya bahwa dengan sakit yang kamu
derita ini sesungguhnya Allah sedang menyapamu.
Salah satu tanda Allah tengah menyapa orang beriman adalah diberikannya ujian
(berupa sakit). Agar ia merintih
padaNYA, dzikirnya semakin panjang dan sujudnya
semakin khusuk.
Bayangkan saat sakit, Allah tengah mengelus kepalamu dan
berkata: "Bersabarlah ... kamu pasti kuat wahai hamba'Ku."
Sakit Penggugur
Dosa
Dalam sebuah kitab mawa’idh (nasihat) karya Syaikh Muhammad bin Abu Bakar berjudul Al-Mawa'idzul 'Ushfuriyyah
(nasihat dari burung pipit), diterangkan bahwa:
"Apabila seorang mukmin menderita sakit, maka Allah mengutus
empat malaikat untuk datang kepadanya, yang masing-masing mendapat tugas bereda.
Malaikat pertama mendapat tugas mengambil sebagian
kekuatan yang ada pada badannya, hingga dia menjadi lemas tak berdaya. Malaikat
kedua mendapat tugas mengambil sebagian kenikmatan yang ada pada
mulutnya, hingga dia tidak merasakan nikmatnya makan dan minum. Malaikat ketiga
mendapat tugas mengambil sebagian cahaya yang ada pada
mukanya, hingga dia kelihatan pucat lesu. Dan, malaikat yang keempat mendapat
tugas mengambil
sebagian dosa-dosanya, hingga dia bersih dari sebagian dosa lantaran
sakit.
Ketika Allah menghendaki dia sembuh dari sakitnya, maka diperintahkan
kepada tiga malaikat untuk mengembalikan apa yang telah diambilnya, tetapi
tidak pada salah satu malaikat.
Malaikat pertama mengembalikan kekuatan yang telah diambilnya, hingga
dia memiliki kekuatan lagi. Malaikat kedua mengembalikan kenikmatan
yang telah diambilnya, hingga dia bisa merasakan kembali kenikmatan makan dan
minum. Dan malaikat ketiga mengembalikan cahaya yang telah diambil dari wajahnya,
hingga dia kelihatan berseri kembali.
Sehingga malaikat keempat bertanya, karena apakah hingga Engkau tidak
memerintahkan kepadaku kembali untuk mendatangi si Fulan? Allah berfirman:
"Karena
penderitaannya (ketika sakit) telah menghabiskan dosa-dosanya yang engkau ambil”
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda; “Tidaklah seorang muslim tertimpa cobaan berupa sakit dan sejenisnya,
melainkan Allah mengugurkan dosa-dosanya, seperti gugurnya daun-daun kering dari pepohonan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kita tahu bahwa pada musim kemarau hampir semua pohon mengalami kekurangan air. Saat
itu pohon-pohon menggugurkan daun-daunnya yang kering. Semakin lama
musim kemarau dialami, maka semakin banyak pula daun-daun yang gugur, bahkan
sebuah pohon bisa gundul lantaran semua daun-daunnya gugur. Demikian
pula dengan sakit. Semakin berat dan semakin lama penyakit yang
dideritanya maka semakin banyak pula dosa-dosanya yang digugurkan oleh Allah Swt.
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa salah satu hikmah sakit
adalah sebagai sebab penggugur dosa.
Begitulah cara Allah menggugurkan dosa dari hamba-hambanya
yang beriman. Karena ada dosa yang tidak bisa terhapus dengan cara berdoa, dzikir,
istighfar maupun minta maaf, melainkan hanya bisa terhapus sebab lantaran
adanya pernderitaan karena sakit.
Beberapa
Hikmah Sakit
Selain sebagai penggugur dosa, ada hikmah lain dari sakit bagi
seorang mukmin, yaitu bertambahnya derajat kemuliaan. Nabi
SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang
lebih dari itu, melainkan dihapuskan satu dosanya dan diangkat satu
derajat baginya.” (HR. Muslim).
Dalam
satu waktu ketika nabi menjenguk Salman Al-Farisi yang tengah berbaring
sakit, Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya ada tiga hal yang menjadi kepunyaanmu
dikala sakit. Engkau sedang mendapat peringatan (diingatkan)
oleh Allah SWT, penyakit yang menimpamu akan menghapuskan
dosa-dosamu, dan doamu
diijabah oleh-Nya. Semoga Dia menggembirakanmu
dengan kesehatan sampai ajalmu datang.” (HR. Bukhari- Muslim).
Dengan demikian maka dari beberapa hadis itu kita ketahui bahwa sakit yang
menimpa seseorang mengandung beberapa hikmah di sisi Allah SWT, yaitu:
(1) sebagai
peringatan; (2) penggugur dosa-dosa; (3) meningkatkan derajat
kemuliaan di sisi Allah; dan (4) doa lebih diijabah
Allah.
Rahasia
Dibalik Sakit.
Selain mengandung beberapa hikmah, ternyata ada rahasia dibalik
musibah sakit bagi orang beriman, yaitu sebagai bentuk kasih
sayang Allah Swt.
Ketika berjumpa dengan Allah di akhirat nanti, Allah Swt
menghendaki hamba-hambanya yang beriman sudah dalam keadaan bersih tanpa
dosa dengan menggugurkannya ketika masih di dunia. Rasulullah
bersabda: "Ujian akan terus menimpa seorang mukmin laki-laki
dan perempuan, menimpa dirinya, anaknya, dan hartanya, sehingga ia akan
berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa. (HR.
At-Tirmidzi)
Dan sabda nabi yang lain, "Ketika Allah menginginkan hamba-Nya
suatu kebaikan, maka disegerakan hukumannya di dunia. Kalau Allah
menginginkan hamba-Nya suatu kejelekan, maka dosanya ditahan sampai dibalas
nanti di hari kiamat." (HR. At-Tarmizi).
Saat menjelang
kematianpun Allah Swt masih menimpakan suatu penyakit bagi hamba-hambanya
yang bertakwa. Bahkan
Allah akan memperberat penyakitnya bagi mereka yang dicintai-Nya.
Sedangkan bagi orang-orang yang kufur justru akan terjadi sebaliknya yaitu Allah
akan mempermudah kematiannya, hal itu sebagai balasan atas perbuatan-perubatan
baik yang pernah dilakukannya.
Diriwayatkan
dari Abu Nu’aim bahwa Rasulullah SAW bersabda, ” Sesungguhnya
seorang Mukmin yang melakukan kesalahan lalu diperberat
(sakitnya) pada saat kematian, niscaya kesalahannya itu
dihapuskan. Sedangkan bagi seorang kafir yang melakukan
kebajikan maka akan dipermudah kematiannya,
sebagai balasan kebajikan yang telah dilakukannya.”
Karenanya, bila ada orang-orang yang di ujung hayatnya menderita
sakit terus, bahkan parah dan tidak kunjung sembuh. Hal itu bisa jadi merupakan
suatu keberuntungan baginya. Apalagi jika dulu ketika masih sehat,
dia hampir tidak pernah berdzikir dan lupa kepada Allah. Kemudian sebelum
meninggal, dia begitu tekun beribadah dan menderita sakit agak
lama. Maka itu merupakan bentuk kasih sayang Allah sebagai sebab
penggugur kesalahan dan dosa-dosa di masa lalunya. Sekiranya tidak
sakit tentu ia akan meninggal dengan membawa dosa-dosa.
Maka
sesungguhnya sakit yang diderita seorang mukmin menjelang akhir hayatnya dapat
dipandang sebagai bentuk cinta kasih sayang Allah Swt.
Nikmat Sehat
dan Sakit
Sehat dan sakit adalah dua keadaan yang berbanding terbalik. Sehat adalah suatu kenikmatan sedangkan sakit adalah penderitaan, namun
keduanya merupakan karunia Allah yang harus disikapi dengan prasangka baik.
Apabila kita diberi karunia sehat maka harus disyukuri, karena sehat adalah suatu
kenikmatan sehingga kita dapat hidup, beraktivitas dan beribadah dengan baik
dan optimal. Dan agama Islam memerintahkan kita untuk merupaya menjaga kesehatan.
Namun apabila kita diberi karunia sakit maka kita harus bersyabar dan ikhlas. Bahkan bagi
orang beriman ujian sakit disikapi sebagai bentuk kasih sayang Allah. Sakit merupakan
karunia yang besar, karena dengan sakit Allah Swt menggugurkan dosa2 kita dan meningkatkan
derajat kemuliaan kita di sisi Allah Swt.
Pada masa pandemi covid, Islam mewajibkan kita diwajibkan untuk
senantiasa menjaga Kesehatan. Bagi orang yang diberi karunia sehat maka bersyukurlah,
jangan
sombong dan takabur, dengan menganggap orang yang sakit tidak mampu
menjaga kesehatan seperti dirinya.
Karena bisa jadi orang yang tidak pernah diberi sakit, dan tidak pernah
merasakan kesusahan dan kesulitan hidup adalah merupakan Istidraj, yaitu orang
yang tidak mendapat kasih sayang dari Allah Swt.
-----
Tanda² Allah Menyapa'mu
BalasHapusSalah satu tanda Allah sedang menyapamu adalah diberikan'nya ujian (berupa sakit) ... agar engkau merintih padaNYA dan sujud'mu semakin khusuk.
Bayangkan Allah tengah mengelus kepala'mu dan berkata: "Bersabarlah ... kamu pasti kuat wahai hamba'Ku."
Assalamu’alaikum …
BalasHapusSemoga pak Wahyu lekas sehat dari penyakit yg sdg diderita.
Ijin pak, sakit yg diderita bapak saat ini adl “rahasia Allah”. Mrpk bentuk rahmat dari Allah Swt kpd pak Wahyu sbg hambaNya yg disayang.
Bbrp hikmah sakit adalah : (1) penggugur dosa-dosa (2) meningkatkan derajat kemuliaan di sisi Allah; dan (3) doa lebih diijabah Allah.
Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih dari itu, melainkan dihapuskan satu dosanya dan diangkat satu derajat baginya.” (HR. Muslim).
Dalam satu waktu ketika nabi menjenguk Salman Al-Farisi yang tengah berbaring sakit, Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya ada tiga hal yang menjadi kepunyaanmu dikala sakit. Engkau sedang mendapat peringatan (perhatian) dari Allah SWT, penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosamu, dan doamu diijabah oleh-Nya.” (HR. Bukhari- Muslim).