Jumat, 11 Januari 2019

Bersedekahlah Sebelum Menyesal Nanti


Dalam Al Quran surah Al Munafiqun ayat 10, Allah berfirman: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu, sebelum kematian datang kepada salah seorang diantara kamu; lalu dia berkata (menyesali) : Ya Tuhan-ku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh

Ayat tersebut menggambarkan bahwa orang yang sedang menghadapi kematian, yang sedang sakaratul maut,  ia memohon kepada Allah Swt agar waktu kematiannya ditunda.  Untuk apa?  Ia ingin waktu kematiannya ditangguhkan bukan untuk mengerjakan shalat, bukan untuk puasa, dan bukan pula untuk pergi haji, melainkan untuk bersedekah.

Rabbi lau laa akhortanii ilaa ajalin qarib - fa ash shadaqa (Ya Tuhan-ku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku  sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah)

Shalat, puasa, dan haji merupakan ibadah mulia yang pahalanya sangat besar. Namun pahalanya hanya diberikan oleh Allah hanya saat itu, saat ia masih hidup.  Berbeda dengan  sedekah.  Sedekah merupakan amal jariyah, yang pahalanya akan terus mengalir meskipun ia sudah meninggal.

Pahala sedekah.
Sedekah merupakan amalan ibadah yang keberadaannya sangat istimewa. Selain mendatangkan pahala yang besar, yakni Allah akan membalasnya 700 kali lipat, pahala sedekah akan terus mengalir meskipun yang bersedekah telah meninggal dunia.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 261, Allah berfirman: “Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT,  (ia) bagaikan (menebar) sebutir benih. (sebutir benih itu) menumbuhkan tujuh tangkai, dan dalam tiap-tiap tangkai tumbuh 100 butir. 
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim dan Abu Daud, Rasulullah bersabda: “Apabila manusia mati maka amalnya terputus kecuali karena tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan orang tuanya.“ (HR. Muslim, Ahmad, dan Abu Daud).
Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Asaakir, Allah berfirman :  Inilah agama yang Aku ridhai untuk diri-Ku.  Tidak ada yang mampu membuatnya bagus, kecuali kedermawanan dan akhlak yang bagus.  Karena itu, muliakanlah agama ini dengan yang dua  itu (yaitu sedekah dan akhlak).”

Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al Ghazali, diceritakan dialog antara Nabi Musa As dengan Allah SWT;
Musa : "Wahai Allah aku sudah melaksanakan berbagai ibadah kepadaMu.  Manakah diantara ibadahku yang membuat Engkau senang. Apakah shalatku?
Allah: "Sholat mu itu untukmu sendiri. Karena shalat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar.”
Musa : “Apakah dzikirku?”
Allah:  “Dzikirmu itu untukmu sendiri. Karena dzikir membuat hatimu menjadi tenang.”
Musa : “Puasaku ?
Allah : “Puasamu itu untukmu sendiri. Karena puasa melatih diri memerangi hawa nafsumu"
Musa: ”Lalu ibadah apa yang membuat Engkau senang ya Allah?"
Allah: ”Sedekah. Tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya Aku berada disampingnya. "
Dari dialog tersebut, kita pahami bahwa ternyata shalat, puasa dan dzikir masih belum membuat Allah menjadi senang, meski ibadah tersebut sangat tinggi nilai pahalanya. Kenapa demikian? Karena ibadah tersebut hanya berdampak baik terhadap pribadi pelakunya, tetapi tidak mengandung manfaat bagi orang lain.
Sedangkan sedekah merupakan amal perbuatan yang bukan hanya berpahala bagi dirinya, tetapi juga membuat bahagia orang lain.  Amal perbuatan yang membahagiakan orang lain, terutama yang sedang mengalami kesulitan, adalah perbuatan yang sangat disukai oleh Allah Ta’ala. Perbuatan seperti inilah yang membuat Allah menjadi senang.
Dalam kaitannya dengan shalat, puasa dan sedekah, Abdul Aziz bin Umair Ra berkata,  Shalat hanya mengantarkanmu sampai setengah perjalanan surga. Puasa mengantarkanmu hingga ke depan pintu surga. Dan sedekah memasukanmu ke dalamnya (surga).  Menurut Abdul Aziz, bahwa seseorang yang hanya tekun shalat dan puasa tetapi tidak bersedekah, maka ia belum memenuhi syarat untuk masuk surga. Orang seperti ini hanya layak sampai di pintu surga saja. Dan sedekah merupakan ibadah penyempurna untuk memasukkannya ke dalam surga.

Sedekah Untuk Orang Tua.

Bahwasana ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw, “Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara tiba-tiba (dan tidak memberikan wasiat), dan aku mengira jika ia bisa bicara maka ia akan bersedekah.  Maka apakah ia memperoleh pahala jika aku bersedekah atas namanya (dan akupun mendapatkan pahala)?.  Beliau Rasulullah Saw menjawab, “Ya, besedekahlah untuknya”.  (HR. Bukhari – Muslim).

Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan meninggalkan harta, tetapi ia tidak berwasiat.  Apakah (Allah) akan menghapuskan (kesalahan) nya karena sedekahku atas namanya?”. Beliau Saw menjawab, “Ya”. (HR. Muslim, Ahmad, dan Baihaqi).

Dari kedua hadis diatas maka dapat disimpulkan bahwa sedekah yang diniatkan untuk orang tua yang sudah wafat mempunyai dua manfaat, yaitu dapat memberikan pahala dan menghapuskan sebagian dosanya.

Dalam sebuah riwayat yang diceritakan oleh para ulama, arwah seorang hamba Allah yang mempunyai banyak dosa, yang sedang mengalami penderitaan. Tiba-tiba beban penderitaan itu menjadi ringan. Lalu ia bertanya, “Ya Allah kenapa tiba-tiba aku merasa lebih ringa?” Allah menjawab, “Karena anakmu bersedekah untukmu”.

Orang tua adalah sosok yang memberikan segenap cinta dan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Apabila kita sukses di dunia itu tidak lain adalah berkat doa dan peran orang tua. Sulit rasanya untuk bisa membalas jasa-jasa orang tua. Salah satu cara untuk membalas jasa kedua orang tua adalah membahagiakan mereka ketika masih hidup, dan mendoakan serta bersedekah untuk mereka ketika sudah tiada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar