1. Nasehat Albert Einstein
Tentu kita semua sudah mengenal sosok yang bernama Albert Einstein. Dia dianggap sebagai manusia paling genius di abad 20.
Beberapa bulan sebelum kematian Albert Einstein pada April 1955, seorang jurnalis majalah "LIFE" bernama William Miller mengunjungi ilmuwan terkenal itu di rumahnya di Princeton, New Jersey. Wartawan itu didampingi putranya Pat Miller.
Pada kesempatan itu William menginginkan agar Einstein memberikan nasehat kepada putranya untuk bimbingan dalam hidup, yaitu menjadi orang yang sukses.
Tertapi kemudian Pat Milller mendapatkan nasehat yang sama sekali tak diduganya. Einstein berkata, “Try not to become a man of success but rather try to become a man of value” (Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses tetapi cobalah untuk menjadi orang yang bernilai).
Menurut Einstein, orang sukses mengambil lebih banyak (keuntungan) dari kehidupan ketimbang yang ia berikan, sedangkan orang bernilai memberi lebih banyak (keuntungan) kepada kehidupan daripada yang diterimanya.
Teks di atas muncul di majalah LIFE dalam edisi 2 Mei 1955 tentang "Kehidupan" yang ditulis oleh editor William Miller.
2. Perbedaan Manusia Sukses dan Bernilai
Bagi William Miller, orang sukses adalah orang yang karirnya mentereng, jabatan tinggi, kaya raya, populer dan sebagainya. Orang-orang yang mempunyai kedudukan seperti gubernur, presdir, artis terkenal, milyader adalah orang yang sukses. Kondisi itu tentu akan sangat membahagiakan.
Namun tidak demikian bagi Einstein. Bagi Albert Einstein, tujuan hidup manusia adalah memperoleh kebahagiaan, Untuk mencapai hidup bahagia bukan menjadi orang sukses dalam karir, tetapi menjadi orang bernilai.
Maka dari itu untuk hidup bahagia, Einstein menasehati agar jangan terlalu berupaya menjadi orang sukses, tetapi berupaya untuk menjadi orang bernilai.
Mengapa?
> Orang sukses belum tentu bahagia, tetapi orang bernilai pasti merasakan bahagia.
> Menjadi orang sukses itu tidak mudah (membutuhkan kerja keras, keuletan dan disiplin tinggi, bahkan modal finansial yang besar). Sementara untuk menjadi orang bernilai hanya membutuhkan semangat dan keikhlasan.
> Tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi orang sukses, tetapi semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi orang bernilai.
> Orang sukses belum tentu bernilai, tetapi orang yang bernilai merupakan orang yang sukses.
3. Hakekat Manusia Bernilai
Bagaimana agar bisa menjadi manusia bernilai? Nabi Muhammad Saw menjelaskan tentang hakekat manusia bernilai. Hal itu diceritakan dalam sebuah hadis berikut:
Seorang sahabat Nabi bertanya , “Ya Rasulullah, manusia seperti apa yang paling disukai Allah, dan amalan apa yang paling disukai Allah?”
Maka Nabi Muhammad menjawab: "Manusia yang paling disukai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya, dan amal yang paling disukai Allah adalah menolong orang (mukmin) yang sedang mengalami kesulitan.
Jadi sesuai penjelasan Nabi Muhammad, manusia yang disukai oleh Allah itulah manusia bernilai. Manusia bernilai adalah yang banyak memberi manfaat bagi banyak orang.
Sedangkan amal yang bernilai tinggi adalah menolong orang yang sedang mengalami kesulitan hidup.
Dengan begitu maka hakekat manusia bernilai adalah manusia yang suka berbagi atau bersedekah.
Berbagi tidak selalu berupa harta, tetapi juga bisa berupa tenaga atau ilmu. Bila dia mempunyai harta, ia berbagi hartanya kepada orang yang membutuhkan. Bila ia mempunyai ilmu, ia berbagi ilmunya sehingga bermanfaat bagi orang lain. Dan bila ia punya tenaga, maka ia membantu kersulitan orang lain dengan tenaganya.
4. Kebahagiaan
Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan hidup manusia adalah memperoleh kebahagiaan. Lantas, bagaimana pengertian bahagia itu?
Hakekat kebahagiaan dapat kita rangkum dari pandangan beberapa tokoh, sebagai berikut:
a. Dalai Lama, seorang pemimpin agama Budha mengatakan, ”Tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk mencari kebahagiaan.” Ia kemudian menjelaskan bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dengan melatih atau mendisiplin pikiran dan hati. Kebahagiaan yang sejati tak dapat dibeli dengan uang atau harta apapun. Sumber dan landasan dari kebahagiaan sejati adalah keikhlasan dan kesyukuran.
b. Prof. William James (1842-1910), tokoh pragmatisme yang telah memberi kontribusi besar pada pemikiran filsafat dunia Barat, mengatakan: "Kebahagiaan tidak selalu berada pada orang yang hidupnya penuh dengan kemudahan tanpa masalah, tetapi justru kebahagiaan seringkali dirasakan oleh orang yang selalu berhasil dalam mengatasi berbagai persoalan hidup".
c. Mahatma Gandhi berkata: “Kebahagiaan tergantung pada apa yang dapat anda berikan, bukan pada apa yang anda peroleh." Sesungguhnya hakekat "orang kaya" adalah orang yang selalu merasa cukup, sehingga dia terus berbagi. Sedangkan "orang miskin" adalah orang yang selalu merasa kurang, sehingga dia terus mencari.
d. Goethe, salah seorang tokoh berpengaruh di Jerman berkata, "Keluar dari kesederhanaan berarti lenyapnya kebahagiaan sejati“ Sifat manusia sesungguhnya begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan bahagia dengan apa yang ada.
e. Mario Teguh, seorang motivator ternama mengatakan: “Bukan kebahagiaan yang menjadikanmu bersyukur, tapi kesyukuranlah yang menjadikanmu berbahagia." Jika anda telah bahagia, maka berbagilah bahagia itu kepada orang yang hidupnya susah. Dengan semakin banyak orang bahagia di sekitar kita, maka hidup kita akan semakin bahagia dan mendapatkan amal/pahala yang besar dari Tuhan.
5. Menjadi Manusia Bernilai
a. Inti dari uraian ini adalah, bahwa tujuan hidup manusia adalah memperoleh kebahagiaan.
b. Untuk mencapai kebahagiaan hidup maka harus menjadi manusia bernilai.
c. Hakekat manusia bernilai adalah yang bermanfaat bagi banyak orang, yaitu mereka yang suka berbagi atau bersedekah.
d. Berbagi tidak selalu berupa harta, tetapi juga bisa berupa tenaga atau ilmu.
e. Berbagi tidak hanya membahagiakan orang lain, tetapi juga membahagiakan diri sendiri.
f. Orang yang berbahagia adalah orang yang suka berbagi, hidup sederhana, ikhlas dan bersyukur.
6. Lima Golongan Manusia
Manusia yang bermanfaat bagi orang lain yaitu apabila keberadaannya sangat berfaedah bagi orang di sekitarnya, dan sangat dibutuhkan oleh orang lain. Ia dicintai banyak manusia karena kepeduliannya terhadap sekitar dan bisa membawa pengaruh yang baik.
Berdasarkan Hukum Fiqih, MH Ainun Najib (Cak Nun) membagi keberadaan manusia ke dalam lima golongan berdasarkan kemanfaatan terhadap sesama, yaitu: a) manusia Wajib, b) manusia Sunnah, c) manusia Mubah, d) manusia Makruh dan e) manusia Haram.
a. Manusia Wajib
Manusia Wajib adalah tipe manusia yang keberadaannya memberi menfaat bagi banyak orang. Apabila dia tak ada maka orang-orang merasa kehilangan dan mencari tahu mengapa dia tidak hadir di tengah-tengah mereka, karena tidak ada (tidak banyak) orang lain yang bisa menggantikannya.
b. Manusia Sunnah
Manusia Sunnah adalah tipe manusia yang keberadaannya membawa manfaat bagi banyak orang. Namun apabila dia tak ada maka orang-orang tidak begitu kehilangan dan mencari tahu mengapa dia tidak hadir di tengah-tengah mereka, karena ada (banyak) orang lain yang bisa menggantikan posisinya.
c. Manusia Mubah
Manusia Mubah adalah tipe manusia yang ada atau tidak adanya dia tak mempengaruhi sedikitpun bagi orang-orang sekitarnya, karena keberadaannya tidak memberikan manfaat atau kerugian apapun. Tipe manusia seperti ini adalah manusia-manusia cuek yang hanya mementingkan dirinya sendiri tapi tak pernah mau peduli terhadap orang lain.
d. Manusia Makruh
Manusia Makruh adalah tipe manusia yang ketidakhadirannya tidak membawa pengaruh apa-apa, namun jika dia ada justru malah bisa mendatangkan masalah atau keburukan.
e. Manusia Haram
Manusia Haram adalah tipe manusia yang dengan keberadaannya justru malah akan menjadi masalah atau musibah bagi orang lain disekitarnya. Orang lebih suka jika dia tak ada. Ciri-ciri manusia ini adalah jika dia datang ke suatu tempat maka orang-orang pasti merasa tidak senang dan pergi menjauh.
*****
Manusia bernilai adalah manusia yang: a) bermanfaat bagi manusia lain, dan b) suka menolong kesulitan orang lain.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan agar kita bisa menjadi orang bernilai, yaitu:
1) Jika kita mempunyai harta, kita bisa memberikan manfaat kepada banyak orang dengan harta.
2) Jika kita memunyai ilmu, kita bisa menyumbangkan ilmu dan pikiran kita sehingga bisa memberikan manfaat kepada banyak orang.
3) Jika kita memunyai tenaga, kita bisa menyedekahkan tenaga kita sehingga menjadi manfaat bagi banyak orang.
Sedangkan kunci kebahagiaan adalah bersyukur, berbagi, ikhlas dan hidup sederhana
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar