Manusia diberikan anugerah oleh
Allah SWT berupa akal dan pikiran serta hati. Tidak lain, untuk berfikir. Dalam
kajian Islam ada istilah yang disebut dengan tafakur, tadabur dan tasyakur.
Semuanya merujuk pada urusan berfikir atau
merenung serta imbasnya.
Ketiganya tentu saja memiliki
perbedaan masing-masing. Secara sederhana, perbedaan itu dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Tafakur
Akar
kata tafakur adalah fakara – yafkiru – fakran –
tafakkuran yang mengandung arti merenung,
berpikir, dan mengamati. Tafakur
dapat diartikan sebagai kegiatan merenung, berpikir, ataupun mengenang berbagai
macam fenomena yang terjadi di alam semesta. Baik itu dari suatu kejadian
ataupun dari suatu pengalaman inderawi.
Dalam Qur’an surat Ali Imran ayat
190-191, Allah SWT memerintahkan manusia untuk bertafakur: “Sesungguhnnya semua
manusia diperintahkan untuk bertafakur menerenungkan tanda-tanda atau
fenomena-fenomena alam ciptaan tuhan, agar timbul kesadaran bahwa dibalik itu
ada dzat yang maha kuasa, yang maha agung, dan yang maha bijaksana yaitu sang
pencipta, Allah SWT.”
Menuruut para sufi, Tafakur adalah
cara untuk memperoleh pengetahuan tentang
Tuhan dalam arti yang hakiki. Para Ulama mengatakan bahwa tafakur
itu ibarat pelita hati, sehingga dapat terlihat baik dan buruk maupun manfaat
dan madharat dari segala sesuatu.
2) Tadabur
Tadabur mengandung arti memahami, menghayati, atapun memikirkan. Kata tadabur sering lekat dengan Alquran,
sehingga kita sering mendengar istilah “tadabur Alquran”.
Ada juga istilah “tadabur alam” yang juga sering
dijumpai pada aktifitas kajian tentang kebesaran Allah Swt.
Tadabur
Alquran bermakna suatu usaha untuk memahami, menghayati, dan memikirkan, ayat-ayat di dalam Alquran. Tadabur
Alquran dilakukan dengan mengetahui arti, memahami tafsir, serta makna
kandungan, kemudian merenungkan pelajaran yang bisa diambil.
Sedangkan tadabbur
alam adalah kegiatan perenungan kekuasaan Allah melalui hasil ciptaannya
seperti benda-benda langit, angin, laut, gunung, tumbuhan dan lain-lain.
Tujuannya adalah mengetahui dan memahami tujuan penciptaan alam semesta dan
manusia sebagai khalifah.
Kesamaan tafakur
dan tadabur adalah keduanya merujuk pada aktivitas berpikir. Sedangkan
perbedaannya secara sederhana adalah tafakur merupakan kegitan perenungan tentang kejadian, sedangkan tadabur adalah kegiatan
pemahaman terhadap fakta.
3) Tasyakur
Tasyakur berarti mensyukuri nikmat-nikmat yang Allah berikan. Kemampuan
untuk mentasyakuri nikmat Allah merupakan buah dari aktivitas tafakur dan
tadabur seseorang.
Menurut para ulama, bersyukur kepada
Allah berarti mengakui dan menunjukkan adanya nikmat Allah dalam dirinya.
Bersyukur bisa diungkapkan dengan lisan, maupun lewat hati. Bersyukur dengan
lisan berarti mengucapkan terima kasih atas nikmat Allah, disertai dengan
pujian kepada-Nya. Sementara bersyukur yang diungkapkan dengan hati dilakukan
dengan pengakuan atas nikmat-nikmat Allah, yang disertai dengan bertambahnya
kecintaan dan ketaqwaan kepada Allah.
Mensyukuri nikmat Allah merupakan
perintah-Nya kepada kita. Allah berfirman, “Hai manusia ingatlah nikmat Allah
kepadamu, adakah pencipta yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan
bumi selain Dia?” (QS.Fathir: 3). Di ayat ini, Allah menjelaskan kepada manusia
bahwa kepada-Nya-lah kita harus bersyukur. Sebab hanya Allah penguasa langit
dan bumi.
Selain memerintahkan untuk
bersyukur, Allah juga menjanjikan kebaikan bagi siapa saja yang mau bersyukur
kepada-Nya. Allah akan menambahkan nikmat kepada hamba yang mau bersyukur.
Allah berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah
nikmat kepadamu” (QS.Ibrahim: 7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar