Kamis, 11 Januari 2024

Akhlak

Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tabiat, budi pekerti dan sifat seseorang.

Secara terminologi, akhlak didefinisikan sebagai perangai (watak atau tabiat) yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu (bersifat spontan).

Jadi akhlak merupakan tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang, yang tidak cukup hanya sekali atau hanya sewaktu-waktu saja.

Pengertian akhlak di dalam agama Islam tidak dapat disamakan dengan pengertian etika dan moral. Apabila etika dan moral hanya didefinisikan sebagai arti sopan santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah, maka istilah akhlak sesungguhnya memiliki makna yang luas meliputi pelbagai aspek.  

Aspek aspek akhlak mulai dari akhlak terhadap Allah, hingga kepada sesama makhluk biotik dan nonbiotik.

Dalam khasanah Islam, macam akhlak ada dua yaitu akhlakul karimah (akhlak terpuji) dan akhlakul mazmumah (akhlak tercela).  Adapun pengertiannya sebagai berikut:

1. Akhlakul Karimah, merupakan akhlak terpuji yang membuat orang lain merasa senang. Adapun contoh macam akhlakul karimah diantarannya adalah sikap jujur, adil, tanggung jawab, peduli, amanah, demawan, ramah, legawa, dan lain sebagainya.

2. Akhlakul Mazmumah, merupakan akhlak tercela yang membuat orang lain merasa senang.. Adapun contoh macam akhlakul mazmumah diantarannya adalah sikap dusta, dzalim, lalai, apatis, khianat, kikir, sombong, iri, dan lain sebagainya.

Bahwa inti dari ajaran Islam adalah akhlak. Rasulullah Saw bersabda:

> “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR.Imam Bukhari)

> “Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya”.

Allah berfirman dalam al Quran: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ - ٢١

Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al Ahzab: 21)

 

Akhlak dalam pandangan ajaran Islam (menurut Prof. Quraish Shihab), bisa lebih penting dari ibadah ritual. Karena pernah ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, bahwa si A salatnya baik, pusanya baik, tetapi dia sering menggangu tetangganya. Lalu Nabi menjawab,"Dia di api neraka."

Dari kisah ini dapat dikatakan, bahwa seseorang yang dapat mencapai kedudukan yang tinggi melebihi kedudukan orang yang banyak salat dan puasa adalah karena budi pekerti yang luhur.

 

****

Kisah tentang ketulusan hati nabi.

Ketika nabi Muhammad meninggal, Abu Bakar mendatangi Siti Aisyah (putrinya yang menjadi istri nabi) dan bertanya, “Anakku, amalan apa yang sudah dilakukan nabi tapi belum kulakukan?”. Aisyah bercerita, bahwa di sudut pasar Madinah ada seorang nenek pengemis yang matanya buta. Nabi selalu menyantuninya dengan menyuapkan makanan ke mulut nenek, tanpa sang nenek tahu siapa yang memberinya makanan.

Abu Bakar bertanya lagi, ”Mengesankan bagi nabikah perempuan tua itu, sehingga Rasulullah menaruh perhatian padanya?” Aisyah menjawab, ”Sama sekali tidak. Nenek itu adalah seorang keturunan Yahudi yang justru sering mengumpat, mencela dan menyumpahi nabi. Tapi, Nabi tetap memberi makanan, tanpa pernah sedikitpun mengatakan bahwa dialah Muhammad yang sering dijelek-jelekkan si nenek kepada banyak orang.”

Kemudian Abu Bakar meneruskan kebiasaan nabi memberi makan kepada si nenek buta. Namun ketika menyuapi, si nenek buta itu berujar (complain) : ”Biasanya engkau menyuapiku dengan begitu lembut, makanan yang kau berikanpun terasa renyah, dan enak rasanya. Kenapa kali ini lain?” .

Abu Bakar dengan sedih menjelaskan, bahwa orang yang biasa memberi makan kepadanya telah meninggal. Si nenek bertanya, ”siapakah dia yang biasa memberi makanan padaku?”. Dengan bergetar menahan rasa, Abu Bakar menjawab, ”dialah Muhammad utusan Allah.”

Si nenek buta terdiam seketika. Ia terpaku..., hatinya mengharu biru. Betapa selama ini dia sering mencela dan mancaci maki Muhammad pada orang-orang, padahal dia tidak mengenal benar siapa dan bagaimana Muhammad. Tapi, justru Muhammadlah yang paling peduli padanya. Dalam hati Nenek berkata bahwa ”Muhammad bukanlah manusia biasa, dia manusia luhur, dia manusia suci”. Sejenak kemudian, serta merta dia mengikrarkan diri menjadi umat Muhammad, dia memeluk agama Islam.

 

https://blogkalimana.blogspot.com/2020/11/akhlak-2.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar