Minggu, 21 Januari 2024

Manusia Yang Dicintai Allah

Ketika sedang duduk iktikaf di masjid Nabawi, Rasulullah saw didatangi oleh seorang laki-laki, Lalu lelaki itu bertanya dua hal: (dalam kitab hadis riwayat Ath-Thabrani 6/139).

Pertama, "Ya Rasulullah, MANUSIA spt apa yang paling dicintai Allah."

Rasulullah menjawab, “khoirunnas anfa'uhum linnas,” yaitu orang yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya.

Kedua, "Ya Rasulullah, AMAL apa yang paling disukai Allah?" Rasulullah menjawab “idkhol al-surur ‘ala qolbi al-mu’min ...“ yaitu memasukkan kegembiraan kedalam hati orang mukmin yang sedang mengalami kesusahan...

Yaitu: melepaskan kesulitannya, atau menghilangkan kelaparannya, atau melunasi hutangnya.

Saking tingginya nilai kecintaan Allah Ta'ala terhadap amalan itu, sampai² Nabi menegaskan, "Aku lebih suka membantu saudaraku sesama muslim (yang sedang mengalami kesulitan) daripada beriktikaf di masjid ini (Nabawi) selama sebulan penuh".

*****

 

Dari dua sabda Rasulullah itu kita bisa tarik kesimpulan, bahwa:

PERTAMA.

Orang (mukmin) yang paling dicintai oleh Allah bukanlah orang yang bergelar professor, bergelar kyai atau ustadz,atau juara MTQ, Gubernur, Pangeran, dsb. Tetapi orang yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi masyarakat luas “khoirunnas anfa'uhum linnas.”

Siapapun dia, apapun statusnya, baik petani, nelayan, buruh, bahkan orang buta huruf sekalipun bila ia banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya maka dialah orang yang paling dicintai Allah.

Siapapun dia orangnya dan apapun statusnya, baik petani, nelayan, buruh … bila dia banyak memberi manfaat bagi masyarakat luas maka dia orang yang dicintai Allah.

****

 

Sumur Wakaf Utsman bin Affan

Saat Rasulullah baru saja hijrah, Madinah dilanda musim paceklik. Masyarakat sulit mendapatkan air bersih, baik untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, maupun untuk berwudhu.

Tak jauh dari Masjid Nabawi, ada sumur besar yang airnya berlimpah milik seorang Yahudi yang terkenal kikir dan serakah, yang tidak mau berbagi air kepada penduduk Madinah. Penduduk terpaksa harus antre dan membeli air bersih dari Yahudi yang harganya tidaklah murah.

Rasulullahpun berseru, "Wahai sahabatku, siapa saja di antara kalian yang membeli sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka kelak dia di surga"

Utsman bin Affan bergegas mendatangi Yahudi pemilik sumur dan memberikan penawaran tinggi untuk membeli sumur nya. Tetapi orang Yahudi pemilik sumur itu menolak menjualnya.

Utsman menawarkan, "Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu,"

"Maksudmu?" tanya Yahudi keheranan.

"Kita akan memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu, kemudian lusa menjadi milikku lagi, demikian selanjutnya berganti satu-satu hari. Bagaimana?" jelas Utsman.

Akhirnya si Yahudi setuju dan Utsman membeli separuh dari mata air itu dengan harga 12.000 dirham.

Setelah memiliki setengah bagian sumur, Utsman bin Affan kemudian mulai melakukan sedekah air. Ia mengumumkan kepada seluruh penduduk Madinah yang membutuhkan air bisa mengambil air gratis (tidak dipungut biaya). Maka masyarakat mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk 2 hari, karena esok hari sumur itu sudah hak orang Yahudi.

Keesokan hari, Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli. Yahudi merasa terpukul karena dia kehilangan pendapatannya. Setelah itu, Yahudi itupun mendatangi Utsman untuk menjualnya seluruh sumur miliknya.  Utsman setuju, dengan demikian sumur itu pun menjadi milik Utsman sepenuhnya.

Utsman bin Affan mewakafkan sumur tersebut sehingga bisa dimanfaatkan siapa saja yang membutuhkan air. Bahkan Yahudi pemilik sumur sebelumnya juga dipersilahkan untuk memanfaatkan air ini secara gratis.

Sumur yang menjadi wakaf Utsman bin Affan di Madinah itu terus mengalirkan kebaikan dan pahala. Bahkan airnya masih mengalir hingga saat ini.

*****

 

Kemauan Untuk Menjadi Bermanfaat

 

Menjadi orang bermanfaat itu bukannya monopoli orang kaya, seperti Utsman bin Affan yang bisa membeli sumur milik orang Yahudi lalu menyedekahkan bagi masyarakat luas. Tetapi orang yang tidak kayapun mempunyai peluang yang sama untuk bisa menjadi orang bermanfaat.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan agar bermanfaat bagi banyak orang. (1) Jika kita memunyai harta, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. (2) Jika kita memunyai ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. (3) Jika kita memunyai tenaga, kita bisa memberikan manfaat dari tenaga kita kepada orang lain.

Kuncinya adalah kemauan dan keikhlasan. Kemauan dengan didasari oleh semangat dan kesadaran. Keikhlasan yang bermakna tidak mengharapkan upah atau ujian, melainkan hanya mengharapkan ridho dari Allah Taala.

*****

 

KEDUA

Amalan yang paling dicintai Allah adalah “idkhol al-surur ‘ala qolbi al-mu’min“ yaitu menolong saudara seiman yang mengalami kesulitan hidup. Menolong, dengan cara: melepaskan kesulitannya, atau menghilangkan kelaparannya, atau melunasi hutangnya.

Jadi amalan yang paling dicintai Allah itu bukanlah shalat tahajut yang panjang, bukan pula puasa seperti nabi daud, dzikir yang lama, mengkhatamkan al qur'an, atau iktikaf di malam lailatur qadar. Tetapi amalan yang paling dicintai Allah adalah menolong saudara seiman yang mengalami kesulitan hidup.

Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa menolong saudara seiman yang sedang mengalami kesulitan itu lebih beliau sukai daripada beriktikaf selama sebulan penuh di masjid Nabawi.

*****

 

Dialog Nabi Musa dengan Allah

Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al Ghazali, diceritakan dialog antara Nabi Musa As dengan Allah taala. Nabi Musa merupakan salah satu Nabiyullah yang bisa berdialog langsung dengan Allah Swt.

Nabi Musa bertanya,Ya Allah, diantara semua ibadah yang telah kulakukan untukMU, manakah ibadah yang membuat Engkau senang?

> “Apakah Sholatku? “ Allah menjawab, “Sholatmu itu hanya untuk dirimu sendiri. Karena  sholat yang kau dirikan akan membuatmu terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar.” 

> “Apakah puasaku?”. Allah menjawab, “Puasa yang kau jalani juga hanya untukmu. Karena puasa itu dapat melatih dirimu agar mampu mengekang hawa nafsumu.”

> “Apakah dzikirku?”. Allah menjawab, “Dzikirmu juga untukmu sendiri, agar membuat hatimu menjadi tenang.  

 

> “Lalu ibadah yang mana yang membuat Engkau senang? Tanya Nabi Musa.

Lalu Allah SWT menjawab, “Sedekah. Membantu sesama orang beriman yang sedang mengalami kesusahan itulah yang membuat Aku senang, Karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, Aku berada disampingnya.

.

Apabila shalat, puasa, dzikir dan ibadah mahdhah lainnya hanya bernilai pahala sekali, maka tidak demikian dengan sedekah. Sedekah jariyah mengalirkan pahala yang terus menerus selama apa yang disedekahkan itu memberikan manfaat.

*****

 

Hukum Menolong Saudara Seiman

Menolong kesulitan saudara seiman selain mempunyai nilai pahala yang tinggi, hukum syariahnya adalah wajib.

Rasulullah bersabda, "Man laa yarham walaa yurham", artinya, "Barangsiapa tidak menolong (sesama manusia), maka ia tidak ditolong (oleh Allah)" (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR At-Thabrani).

*****

 

Tragedi Gaza Palestina

Saat ini di Palestina, saudara2 muslim kita di Gaza sedang mengalami serangan dari militer Zionis Israel. Gedung2 di Gaza hancur, sekitar 100 ribu penduduk meninggal dan ratusan ribu lainnya mengungsi dan kelaparan akibat gempuran militer Israel. Saudara2 muslim kita di Gaza sangat menderita dan butuh pertolongan dari kita yang ada di Indonesia.

Bantuan dari pemerintah sudah dilakukan, dan donasi dari masyarakat kita juga sudah mengalir. Tetapi bantuan itu masih terus dibutuhkan, karena hingga saat ini mereka masih kelaparan dan banyak yang mengalami sakit. Adalah menjadi kewajiban kita untuk menolong masyarakat muslim Gaza yang membutuhkan pertolongan.

 

*****

Saad bin Abi Waqash, Pemuda Ahli Surga

Ada seorang lelaki Anshar, namanya Saad bin Abi Waqash. Dia bisa dikatakan bukan sebagai ahli ibadah. Shalat rawatibnya biasa saja. Shalat tahajut dan dhuhanya pun tidak tekun. Dzikirnya juga tidak nampak panjang. Demikian pula dengan iktikaf dan puasa sunnahnya yang tidak kelihatan istiqamah. Namun pemuda ini dikatakan oleh Rasulullah sebagai Ahli Surga. Kenapa demikian?

Karena ia mempunyai akhlak yang baik selain terhadap Allah juga terhadap sesama manusia. Saad bin Abi Waqash mempunyai akhlak yang baik, yaitu jujur, adil, tanggung jawab, peduli dan ikhlas.

*****

 

Kesalehan Ritual dan Kesalehan Sosial

Sebuah riwayat mengisahkan, seorang sahabat menyampaikan berita kepada Rasulullah perihal seorang wanita yang ahli ibadah tapi ia suka menyakiti tetangganya. Mendengar pengaduan ini, Rasulullah bersabda, “Tiada kebaikan padanya dan dia termasuk penghuni neraka.”

Sahabat berkata lagi, ada seorang perempuan lain yang shalat nya biasa saja (hanya yang wajib) dan sedekahnyapun hanya beberapa potong keju, tetapi dia tidak pernah menyakiti seorang pun. Rasulullah pun berkata: “Dia penghuni surga.” (HR. Imam al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, Beirut: Darul Basya’ir al-Islamiyyah, 1989, h. 54-55)

 

*****

Antara Shalat, Puasa & Sedekah

Abdul Aziz bin Umair Ra berkata, “Shalat hanya mengantarkanmu sampai setengah perjalanan surga. Puasa mengantarkanmu hingga ke depan pintu surga. Dan sedekah memasukanmu ke dalamnya (surga)”

Menurut Abdul Aziz, bahwa seseorang yang hanya tekun shalat dan puasa tetapi tidak bersedekah, maka ia belum memenuhi syarat untuk masuk surga. Orang seperti ini hanya layak sampai di pintu surga saja. Dan sedekah merupakan ibadah penyempurna untuk memasukkannya ke dalam surga.

 

*****

Penutup

Jadi tingkat keimanan seseorang itu, justru diukur dari akhlaknya (prilaku sosial), bukan dari ibadah mahdhah semata. Namun kita sering mengukur ketaqwaan seseorang dari ritualnya ketimbang sosialnya.

Seorang ulama kharismatik, Prof. DR. H. Mukti Ali mengatakan: Masyarakat muslim tidak maju, karena orang-orang Muslim banyak yang lebih peka terhadap masalah-masalah ritual keagamaan, daripada masalah-masalah sosial. Mereka lebih mementingkan ibadah ritual daripada ibadah sosial. Padahal Allah memerintahkan untuk Hablu minallah wa habluminannnas secara seimbang.

 

&&&&&

Macam macam hadis orang terbaik

https://blogkalimana.blogspot.com/search?q=terbaik

https://muallimin.sch.id/2016/01/20/jadilah-orang-yang-bermanfaat/


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar