Senin, 15 Januari 2024

Esensi Ajaran Kejawen

1. Konsep Utama Ajaran

-   Ajaran Kejawen berpusat pada konsep "Sangkan Paraning Dumadi", yang berarti "dari mana manusia berasal dan ke mana akan kembali".

-   Konsep ini menekankan pentingnya manusia untuk memahami asal-usul dan tujuan hidupnya. Keberadaan manusia dan seluruh alam semesta merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi, yaitu Tuhan pencipta alam semesta. Kelak pada akhirnya seluruh alam semesta akan kembali kepada-Nya. (yang kembali kepada Tuhan adalah jiwa, bukan jasad manusia.)

-   Namun tidak semua manusia bisa dengan mudah untuk kembali kepada Tuhan, kecuali mereka yang jiwanya suci (seperti asalnya). Sedangkan yang jiwanya kotor harus disucikan terlebih dahulu melalui proses penyucian. Mereka yang suci jiwanya telah menyatu dengan kehendak Tuhan. Dalam bahasa Sansekerta disebut "Manunggaling Kawula Gusti."  

2. Tujuan Ajaran

-   Tujuan hidup manusia adalah memperoleh kebahagiaan, yaitu kondisi kehidupan yang tenang, tenteram dan damai.

-   Untuk memperoleh kondisi kehidupan yang tenang, tenteram dan damai maka Kejawen mengajarkan untuk menyatukan jiwa manusia dengan "kehendak" Sang Maha Pencipta. Konsep ini dikenal dengan "Manunggaling Kawula Gusti"

-   Kehendak Tuhan dalam konsep "Manunggaling Kawula Gusti" adalah sifat-sifat mulia, yaitu: jujur, adil, tanggung-jawab, ikhlas, toleran, peduli, sabar dan syukur. 

3. Laku Ajaran Kejawen

-   Untuk mencapai keadaan "Manunggaling Kawula Gusti" maka Kejawen mengajarkan berbagai macam "laku", yaitu praktik spiritual yang dilakukan oleh penganut Kejawen.

-    Laku ajaran kejawen meliputi:

*   Tapa (meditasi)

*   Pasa (tirakat)

*   Dunga (doa)

*   Sedekah (berbagi) 

4. Hasil Laku Kejawen

-   Praktik laku ajaran Kejawen dapat menghasilkan jiwa atau pribadi yang mulia, yaitu pribadi yang mempunyai karakter atau sifat-sifat baik, antara lain jujur, adil, tanggung-jawab, ikhlas, toleran, peduli, sabar dan syukur.

-    Pribadi yang mulia merupakan syarat untuk mencapai kesempurnaan hidup, baik secara lahiriah maupun batiniah. Secara lahiriah, laku ajaran Kejawen dapat membantu manusia untuk mencapai kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Sedangkan secara batiniah, laku ajaran Kejawen dapat membantu manusia untuk mencapai kesucian, pencerahan, dan kebijaksanaan.

5. Kesimpulan

Ajaran Kejawen merupakan sebuah ajaran yang menekankan pentingnya manusia untuk memahami asal-usul dan tujuan hidupnya. Ajaran ini juga mengajarkan berbagai macam laku spiritual yang dapat membantu manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup, baik secara lahiriah maupun batiniah.

 *****


SEPULUH  FILOSOFI KEJAWEN

1. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara

2. Urip Iku Urup

3. Ngunduh Wohing Pakarti

4. Sugih Tanpa Bandha, Sekti Tanpa Aji-Aji

5. Ajining raga saka ing busana…

6. Lembah Manah lan Andhap Asor (tawadhu')

7. Mulat Sarira Hangrasa Wani

8. Becik ketitik - Ala ketara

9. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Landhep tanpa natoni.

10. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan


Penjelasan:

1. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara

Artinya, menebar kebaikan untuk kemakmuran dunia, memberantas kemungkaran. Maknanya, dalam kehidupan dunia manusia harus menebarkan kemakmuran (kedamaian dan kesejahteraan) bagi alam semesta; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak. Dalam agama Islam, dikenal dengan "Rahmatan lil alamin" dan "Amar makruf nahi munkar".

2. Urip Iku Urup

Hidup itu nyala, maksudnya adalah hidup itu haruslah menjadi penerang bagaikan lentera. Maknanya dalam hidup orang hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik. Dalam agama Islam, Rasulullah bersabda, "khairunnas anfa'uhum linnas", artinya manusia yang paling baik ialah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.

3. Ngunduh Wohing Pakarti

Artinya, menuai hasil dari setiap perbuatan, maksudnya bahwa setiap perbuatan (baik atau buruk) pasti akan mendapat balasan. Maknanya semua orang akan mendapatkan akibat dari setiap prilakunya sendiri (kebaikan maupun keburukan). Jadi, kita tidak perlu menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain karena bisa saja itu adalah akibat dari apa yang kita lakukan sendiri. Jadi, kita harus ingat untuk berhati-hati dalam betindak. Allah SWT berfirman: "Faman ya'mal mitsqaala dzarratin khairan yarah - Wa man Ya'mal mitsqaala dzarratin syarran yarah" artinya barangsiapa yang mengerjakan kebaikan atau keburukan, meski sebesar zahrah (debu/atom) niscaya akan memperoleh balasan (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

4. Sugih Tanpa Bandha, Sekti Tanpa Aji-Aji

Terjemahan literalnya adalah "kaya tanpa harta kekayaan, sakti/kuat tanpa ajian mistis". Maknanya bahwa kekayaan batin itu lebih berharga daripada harta benda, dan kekuatan karakter lebih penting daripada kekuatan fisik. Makna lain adalah orang kaya itu bukanlah orang yang banyak harta tetapi orang yang kaya hati atau besar jiwanya. Sedangkan orang bisa menjadi hebat dan kuat itu tidaklah dengan mantra tetapi dengan ilmu.

5. Ajining raga saka busana, Ajining diri saka lathi lan budi

Arti literalnya adalah "Kehormatan raga berasal dari busana, sedangkan kehormatan diri berasal dari lisan dan prilaku". Maknanya, kehormatan luar seseorang bisa dilihat dari cara berpakaiannya. Sedangkan kehormatan diri (marwah) dilihat dari cara berkomunikasi dan moral prilakunya. Cara berpakaian itu menentukan kehormatan raga dan cara berbicara menunjukkan kehormatan diri seseorang. Penampilan dan ucapan kita mempengaruhi bagaimana orang bereaksi dan menghargai kita. Sedangkan kehormatan diri ditentukan oleh bagaimana seseorang berucap dan budi pekertinya. Dalam agama Islam, Rasulullah bersabda, "Hiyaa Rukum 'Akhaa Sinukum Akhlaaq", Sebaik-baik orang diantara kalian ialah orang yg baik akhlaknya. (HR. Bukhari & Muslim).

6. Lembah Manah lan Andhap Asor (tawadhu')

Dalam bahasa jawa pengertian "lembah manah" dan "andhap asor" mempunyai pengertian yang mirip, yaitu bersikap rendah hati dan sopan santun. Filosofi ini bagai pepatah: "Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk" artinya: semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya; kalau sudah pandai jangan sombong, selalulah rendah hati. Dalam Islam sikap luhur seperti itu dikenal dengan istilah "tawadhu".

7. Mulat Sarira Hangrasa Wani

Arti mulat berarti melihat dan sarira berarti badan, maknanya "introspeksi diri atau merenungkan diri sendiri". Sedangkan hangrasa berarti merasa, dan wani berarti berani., maknanya "berani dengan penuh kesadaran". Makna keseluruhan adalah "berani dengan kesungguhan hati melihat kekurangan diri". Jadi harus ada keberanian, artinya kesungguhan hati untuk melihat kekurangan diri. Dalam Bahasa Arab atau khasanah Islam dikenal dengan frase: muhasabah atau tafakur.

8. Becik ketitik - Ala ketara

Secara harfiah dapat diterjemahkan "perbuatan baik akan nampak, dan perbuatan buruk akan terungkap". Maknanya bahwa perbuatan baik yang meskipun tidak diperlihatkan atau diketahui orang lain, pada akhirnya pasti akan tampak atau diketahui orang. Sebaliknya bahwa perbuatan buruk meskipun ditutup-tutupi pada akhirnya pasti akan tercium atau terungkap. Pesan moralnya adalah tidak usah pamrih dan jangan berbuat curang, karena semua perbuatan baik atau buruk pada akhirnya akan ada balasannya.

9. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Landhep tanpa natoni.

Arti literalnya adalah "Menyerbu tanpa bala bantuan, Memenangkan tanpa merendahkan, dan Tajam tapi tak melukai". Maknanya, dalam menghadapi lawan, manusia yang baik adalah yang mampu mengalahkan dengan cara luhur penuh kebajikan. Mereka mampu melawan sendiri tanpa bantuan kawan atau membawa massa. Dan mampu memenangkan peperangan tanpa merendahkan atau mempermalukan lawan, bahkan lawanpun kalah secara terhormat merasa tak terluka.

10. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan

Arti literalnya adalah "Jangan sakit hati bila tertimpa musibah, dan jangan bersedih bila kehilangan". Maknanya adalah kita harus senantiasa bersabar dan tegar menghadapi segala macam musibah, dan pasrahkan segala sesuatunya kepada Allah karena Tuhan yang mengatutr segala sesuatunya.  

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar