Kamis, 30 November 2017

Tiga Tamu Tak Diundang

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
.
Wanita itu berkata: _"Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut"._
.
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, _"Apakah suamimu sudah pulang?"_
Wanita itu menjawab, _"Belum, dia sedang keluar"._
.
_"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali",_ kata pria itu.
.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, _"Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini"._
.
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
_"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama",_ kata pria itu hampir bersamaan.
.
_"Lho, kenapa?"_ tanya wanita itu karena merasa heran.
.
Salah seseorang pria itu berkata, *_"Nama dia Kekayaan,"_* katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, *_"Dan yang ini bernama Kesuksesan",_* sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. *_"Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-sayang."_*
_"Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu,"_ lanjutnya.
.
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran.
.
_"Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si KEKAYAAN masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."_
.
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, _"Sayangku, kenapa kita tak mengundang si KESUKSESAN saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."_
.
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. _"Bukankah lebih baik jika kita mengajak si KASIH-SAYANG yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan kasih-sayang."_
.
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. _"Baiklah, ajak masuk si KASIH-SAYANG ini ke dalam. Dan malam ini, si Kasih sayang menjadi teman santap malam kita."_
.
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. _"Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."_
.
Si KASIH-SAYANG bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah.
Ohho.. *ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta*.
.
Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si KEKAYAAN dan si KESUKSESAN. _"Aku hanya mengundang si KASIH-SAYANG yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu berdua ikut juga?"_
.
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. _"Kalau Anda mengundang si KEKAYAAN, atau si KESUKSESAN, maka yang lainnya akan tinggal di luar._
_Namun, karena Anda mengundang si KASIH-SAYANG, maka, kemana pun ia pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta._
_Sebab, ketahuilah, *sebenarnya kami berdua ini buta.* Dan hanya si KASIH-SAYANG yang bisa melihat. *Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan*, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."_
*****
Di dalam kehidupan ini banyak orang berlomba mencari kekayaan dan kesuksesan *untuk memperoleh kebahagiaan*. Padahal keduanya telah banyak *membutakan orang*.
Mereka selalu berusaha untuk mendapatkan kekayaan dan kesuksesan dengan cara apapun hingga mereka *melupakan, bahkan merugikan* orang² disekitarnya.
Namun, apalah arti kekayaan tanpa kasih sayang? Apalah arti kesuksesan jika didalam kehidupan tidak ada kasih sayang? Itu semua tidak akan ada artinya.
Walaupun hidup dalam kekayaan dan kesuksesan, kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan hakiki jika didalamnya tidak ada kasih sayang.
Hidup tanpa kasih sayang ibaratkan makan tanpa garam. Semuanya akan terasa hambar dan tidak berarti.
Oleh karena itu kita harus hidup dalam kasih sayang. Karena *hidup sederhana namun dengan kasih sayang akan mendatangkan kebahagiaan*.
Dengan adanya kasih sayang, maka kita mengerti makna dari kehidupan. *Saling berbagi adalah kasih sayang yang membahagiaan*.
Bahkan jika kita hidup dengan kasih sayang maka bisa jadi kekayaan dan kesuksesan akan datang dengan sendirinya sebagai pelengkap kebahagiaan.
***

Senin, 27 November 2017

Telah Lunas Dengan Segelas Susu

Suatu hari seorang anak lelaki miskin yang sedang dalam perjalanan merasa sangat lapar dan haus. Karena tak kuat lagi menahan lapar, dia memberanikan diri mengetuk pintu sebuah rumah untuk meminta makanan.
Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda yang sebaya dengannya. Dia urung meminta makanan dan *hanya meminta segelas air*.
Gadis muda itu melihat wajah anak lelaki tersebut sangat pucat, maka ia membawakan *segelas susu hangat* untuknya.
Sejenak setelah meminum susu kebugaran tubuh anak lelaki itu pulih, dan secara perlahan ia bertanya, _“Berapa harga susu yang menjadi hutangku?”_
"_Kau tidak berhutang apapun. Ibu mengajarkan kami untuk *tidak meminta bayaran atas perbuatan baik*,_” jawab gadis itu.
_“Kalau begitu, dari lubuk hatiku yang terdalam aku sangat berterimakasih padamu,”_ balas anak lelaki itu penuh rasa syukur.
***
Tahun demi tahun berlalu, kedua anak tersebut tumbuh besar dalam dunianya masing-masing.
Suatu ketika, si gadis yang telah dewasa tersebut menderita sebuah penyakit kronis yang para dokter di kotanya telah angkat tangan terhadap penyakitnya. Ia pun dibawa ke rumah sakit di kota besar.
*Dokter Howard Kelly* dihubungi untuk melakukan pemeriksaan medis. Setelah mempelajari riwayat pasien, dia segera bangkit dan bergegas menuju kamar wanita tersebut.
Dengan berpakaian jubah kedokteran dia menemui wanita itu, dan terbersit ada seberkas pancaran aneh pada matanya. Sang dokter kembali ke ruang konsultasi dan merenung. Kemudian dia memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu, yaitu operasi.
Setelah melalui perjuangan panjang operasi berjalan dengan sukses. Wanita itu sembuh dan sangat bersyukur.
Namun ada satu hal yang masih mengganjal dalam pikirannya, *dari mana dia harus membayar biaya pengobatan yang tidak sedikit*.
.
Saat menerima amplop tagihan dari rumah sakit, wanita itu merasa sangat cemas. Ia tahu tidak akan mampu membayar biayanya, meskipun dengan mencicilnya seumur hidup.
Dengan tangan bergetar ia membuka amplop itu. Betapa terkejutnya ketika ia menemukan catatan di pojok tagihan: *“Telah dibayar lunas dengan segelas susu,”* tertanda; Dokter Howard Kelly.
Ternyata, dokter yang mengoperasi wanita itu adalah anak laki-laki miskin yang ditolongnya dahulu.
Sang anak laki-laki masih ingat jasa si wanita penolongnya. Dia pun membalasnya dengan memberikan operasi gratis kepada wanita itu.
****
*Pesan spiritual*:
Kisah nyata yang dialami dan ditulis oleh Dr. Howard Kelly ini mengajarkan kepada kita tentang *sebuah keyakinan*, bahwa kita tidak akan pernah tahu balasan Tuhan terhadap sebuah kebaikan yang tulus terhadap sesama. Apalagi pertolongan itu diberikan lebih dari yang diminta oleh orang yang membutuhkan.
Yakinlah bahwa *Tuhan maha tahu* terhadap setiap apa yang kita lakukan, dan *Tuhan adalah sebaik-baik pembalas* terhadap setiap perbuatan.
• *Sekecil apapun* setiap perbuatan baik maupun perbuatan buruk, niscaya Allah Swt pasti akan membalasnya (QS. Az-Zalzalah ayat 😎
• Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka *Allah akan melipat gandakan* ganti kepadanya dengan pahala banyak. (QS. Al-Baqarah ayat 245).
Mari sempurnakan ibadah kita di bulan Ramadhan… dengan *_Fastabiqul khairat_*, (berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.)
Wassalam... 🌹
***

Sabtu, 25 November 2017

Taqwa Syarat Masuk Surga


1.   Apakah keinginan terbesar manusia?
Dalam menjalani kehidupan, semua manusia mempunyai satu keinginan utama yaitu “hidup bahagia”. Sedangkan bagi umat beragama, keinginan terbesarnya adalah hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, yakni masuk surga.
2.   Syarat Masuk Surga
Surga hanya dipersiapkan untuk orang yang bertakwa. Ayat-ayat Al-Qur’an yang bicara tentang syarat masuk surga antara lain adalah :
a.   Qs. Ali Imran (3) ayat 133 : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
b.   QS. Az-Zumar ayat 73 :  Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan.” 
c.   QS. Ath-Thuur ayat 17-20:Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka.  
d.   QS. Al-Kahfi ayat 107 :Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya.” 
e.   QS. Al-Baqarah ayat 25: Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘And.” 
f.    QS. AlBaqarah ayat 25 : “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.” 
3.   Hakikat Takwa
Takwa merupakan prestasi tertinggi yang diraih oleh seorang mukmin dalam pengabdiannya kepada Allah SWT.     Dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, Allah Swt berfirman : “Inna Akramakum ‘Indallaahi Atqaakum” (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu).
Dalam Al-Quran  terdapat tidak kurang dari 208 ayat yang berkaitan dengan takwa.  Pengertian takwa disebutkan dalam Al-Qur’an antara lain pada : Al Baqarah, ayat 2-3 ; Adz Dzariat ayat 17-19 ; Ali Imran, ayat 17 ; dan Ali Imran, ayat 134.   
a.   QS. Al Baqarah, ayat 2-3 :   mereka yg bertakwa yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezkinya (bersedekah).
b.   QS. Adz Dzariat ayat 17-19: Mereka (orang yg bertakwa) sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah); Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
c.   QS. Ali Imran, ayat 17: orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang sabar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (bersedekah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.
d.   QS. Ali Imran, ayat 134:  orang yg bertakwa yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya (bersedekah), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Dari keseluruhan ayat-ayat takwa dalam Al-Qur’an, disimpulkan bahwa orang bertakwa adalah yang beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, nabi-nabi, kitab-kitab, kehidupan akhirat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa, serta sabar (dalam menghadapi kesulitan), menahan amarah, memaafkan (kesalahan orang lain), dan menepati janji.
Komponen Takwa.  Singkatnya Komponen Takwa adalah (1) Rukun Iman, (2) Rukun Islam, (3) sedekah, (4) sabar, (5) menahan amarah, (6) memaafkan, dan (7) mohon ampun.
Hakikat Takwa.   Takwa bukan sekedar tunduk, patuh dan takut, tetapi takwa mengandung makna cinta.  Karena cinta maka seseorang akan rela melakukan apa saja demi sesuatu yang dicintainya. Jika tunduk, patuh atau takut masih mengandung unsur keterpaksaan, maka cinta adalah keikhlasan atau kerelaan dan dilakukan dengan senang hati.  
Jadi hakekat takwa adalah cinta. Takwa kepada Allah (takwallah) adalah sikap dan prilaku seseorang yang selalu melakukan perbuatan yang makruf (disukai Allah) dan meninggalkan perbuatan yang mungkar (tidak disukai Allah).   Semakin cinta seseorang kepada Allah Swt maka semakin kuat dia dalam melakukan perbuatan makruf dan menghindari yang mungkar. 
Keterangan : Makruf adalah sebuah sebutan bagi perbuatan yang dinilai baik menurut akal dan syariat. Sedangkan Munkar adalah sebagai suatu perbuatan yang dianggap buruk oleh akal sehat maupun syariat agama.
4.   Pengertian Takwa
Takwa  (bahasa Arab: taqwa) berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah  yang artinya memelihara atau menjaga.   Jadi taqwallah (bertakwa kepada Allah) bermakna memelihara atau menjaga diri agar selalu dekat dengan Allah Swt. 
Muhammad bin Hanif berkata, ”Takwa adalah menjauhkan diri dari semua yang dapat menjauhkanmu dari Allah Ta’ala.”
Bila hakikat takwa adalah cinta, maka pengertian takwa adalah melakukan segala perbuatan yang disukai Allah (makruf) dan meninggalkan segala yang tidak disukai oleh Allah (mungkar).
5.   Ciri-ciri Orang Bertakwa
Dari keseluruhan ayat-ayat takwa dalam Al-Qur’an, terdapat ciri-ciri khusus bagi orang yang bertakwa.  Ciri-ciri ini bisa menjadi indikator bagi diri kita tentang sejauh mana tingkat ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Lima ciri khusus orang yang bertakwa, sebagaimana firman Allah pada : QS. Al Baqarah, ayat 2-3 ; QS. Adz Dzariat ayat 17-19 ; QS. Ali Imran, ayat 17 ; dan QS. Ali Imran, ayat 134 adalah:
a.   Dermawan, yaitu suka bersedekah baik dalam keadaan lapang maupun susah. (QS. 2:3,177 ;  3:17,134 & 51:19)
b.   Sabar dalam penderitaan dan kesempitan (QS.2: 177)
c.   Menahan amarah (QS. 3:134)
d.   Mudah memaafkan. (QS. 3:134)
e.   Suka Shalat Malam dan banyak ber Istighfar(QS. 51:17 & QS. 3:17)
6.   Takwa = Iman + Amal Saleh
Beriman saja belum menjamin seseorang akan memperoleh tiket menuju surga. Karena surga hanya dijanjikan untuk orang yang bertakwa.  
Itulah sebabnya, orang beriman masih diperintahkan untuk meningkatkan keimanannya menjadi ketakwaan, sebagaimana difirmankan Allah: “Hai orang-orang yang ber-iman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar  takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (muslimun).” (Qs. Ali Imran: 102).
Allah juga berfirman dalam QS. Al-‘Ashr : ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”. 
Dengan begitu maka takwa adalah gabungan iman dan amal shaleh (Takwa = Iman + Amal Shaleh).  Beriman identik dengan melaksanakan ibadah shalat, puasa dan zakat. Sedangkan beramal shaleh identik dengan melaksanakan perbuatan yang makruf, yaitu ramah, peduli, empati, toleransi, rendah hati, dan bersedekah. 
Dengan kata lain, keimanan adalah kondisi internal di dalam jiwa kita sendiri. Karena itu perlu dieksternalkan menjadi sebuah amalan saleh. Jadi Keimanan berbasis pada keyakinan yang bersifat internal, sedangkan Ketakwaan berbasis pada amal perbuatan yang bersifat eksternal.
Takwallah juga harus disertai dengan syukur, sabar dan ikhlas.  Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan kepada    kita sekecil apapun. Sabar dalam menghadapi ujian berupa musibah dan cobaan-cobaan lain. Ikhlas dalam melakukan ibadah tanpa pamrih semata karena lillahi ta’ala.