Rabu, 31 Mei 2017

Bacaan Pembukaan Khutbah / Ceramah

PEMBUKAAN KHUTBAH

(1)  Innal hamda lillaah, nahmaduhuu wanastaiinuhuu wanastaghfiruh, wanauudzu billaahi min suruuri anfusinaa, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdillaahu falaa mudlillalah, waman yudlilhu falaa haadiyalah.

Asyhadu allaa Ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariikalah, waasyhadu anna Muhammadan abduhuu warasuuluh.

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin.
Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabi, yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu ‘alaihi wa sallimuu tasliimaa.

(2)  Alhamdulillah, alladzi arsala rosulahu bil huda wa dinil haq.  Liyuzhhirohu 'alad dini kullihi. Wa kafa billahi syahida.

Asyhadu alla ilaha illallah, wahdahu laa syarikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rosuluhu, laa nabiya ba'da.

Allahumma sholli 'ala Muhammad, abdika wa nabiyyikal ummiyyi, wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.

(3)   Alhamdulillahilladhi hadhaa naalihaadha - Wamaa kunnaali nahtadii yaa laulaa anhadaa naallahu.

Washalaatu wassalaamu ’alaa rasuulillahi -  Wa ’alaa aalihi wa ash habihi waman tabi’ahu illaa yaumiddiin

Asyhadu alla ilaaha ilallah   wa asyhadu anna Muhammadan ’abduhu wa Rasuluh, La nabiya ba’dah

Fayaa ’ibadallah  uushikum waiyaa yabitaqwallah  -  Walaa tamuu tunna illa wa antum muslimuun.


(4)  Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, Wash-sholaatu wassalaamu ‘ala  asyrofil anbiyaa i walmursaliin, wa’alaa alihi washohbihi ajma’iin, Ammaba’du

Asyhadu alla ilaha illallah, wahdahu laa syarikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rosuluhu, laa nabiya ba'da.

Allahumma sholli 'ala Muhammad, abdika wa nabiyyikal ummiyyi, wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.


(5)   Alhamdulillahilladzi an’amanaa Bini’mati iimaan wal islaam Wanusholli wanusallimu ‘alaa khairil anam Sayyidinaa muhammadin wa’alaa alihi wasohbihi ajma’in,  Amma ba’du

Asyhadu alla ilaha illallah, wahdahu laa syarikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rosuluhu, laa nabiya ba'da.

Allahumma sholli 'ala Muhammad, abdika wa nabiyyikal ummiyyi, wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.

(6)  Alhamdulillah wasyukurillah… Washolatu wassalamu ‘ala rasulillah. Lahaula walakuata illabillah.


Segala puji dan syukur  kepada Allah. Sholawat dan salam atas Rasulullah. Tak ada dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.


-----
Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.
(Mengajak meningkatkan ketakwaan)
(Materi khutbah)
Barokallohu liwalakum filquranil adzim, wanafaani waiyyakumbimaafiihi minal ayati wadzikrilhakim, wataqobbalahu minniwaminkum tilawatahu innahu huwassamii’ul’alim.
Aquulu qoulihadza wastaghfirullooha innahu huwal ghofurorrokhiim.
(Duduk)

KHUTBAH KEDUA

Alhamdulillahiladzi arsala rosulahu bilhuda wa dinilhaq, liyudhirohu ‘aladdinikullihi walaukarihal musrikun.
Asyahdualla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’abduhu warosulahu
Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in.
Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.
            (Kesimpulan khutbah)
            (Pesan)
(Doa sbb:)
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin
Alhamdulillahirobbil’alamin
Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat.
Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin.
Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar.
Walhamdulillahirobbil’alamin.

Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun

Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum waladzikrullohiakbar.

Sabtu, 27 Mei 2017

Puasa Yang Sia-Sia (MT)

Hakekat Puasa

Suatu ketika di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW melihat seorang wanita sedang memaki-maki budaknya (pembantunya).   Melihat kejadia itu, Nabi meminta salah seorang sahabatnya untuk mengambilkan makanan dan menghampiri wanita tadi.   

Lalu Nabi mengulurkan makanan kepada wanita itu dan berkata, ”kuliy”, makanlah.  Wanita itu menjawab, ”Inni shaa’imah (saya sedang berpuasa)”.       

Nabi berkata lagi, ”ayo makanlah”.  Wanita itu menjawab lagi , ”ya Nabi, saya sedang berpuasa”.    ”Bagaimana mungkin engkau berpuasa,  kalau engkau berkata buruk seperti itu?”, sergah nabi.     

Kemudian nabi bersabda kepada sahabatnya : ”Kam Min Sho-Imin Laisa Lahu - Min Shiyaamihi  Illal Ju-’u Wal  ’Athsyu”, Betapa banyak orang yang puasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga. (HR. An Nasa’i dan Ibnu Majjah)

Pernyataan nabi tersebut tentu penting untuk menjadi renungan kita semua, ”Betapa banyak orang yang puasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga”.   Artinya bahwa banyak diantara kita, umat nabi Muhammad yang puasanya sia-sia, yang tidak mendapatkan pahala dari puasa tetapi hanya merasakan lapar dan dahaga. Kenapa?

Karena sesungguhnya hakekat puasa adalah pengendalian diri (self control) dari perbuatan sia-sia dan perbuatan munkar. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Laisash Shiyaamu Minal Akli wasy Syarb - Fainnamash Shiyaamu Minal Lagwi war Rafats.”  Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia (lagwi) serta menjauhi perbuatan yang kotor (rafats). (HR. Ibnu Khuzaimah) 

Tiga Golongan Orang Berpuasa

Berkenaan dengan pelaksanaan ibadah puasa, imam Al-Ghazali membagi orang yang berpuasa itu dalam tiga golongan, yaitu :

1.     Golongan pertama disebut  SHAUMUL ’AWAAM  yaitu puasanya orang awam.  

Golongan ini  melaksanakan puasa berupa tidak makan, tidak minum dan tidak melakukan hubungan suami istri (dan yang serupa) sejak subuh hingga maghrib.   Hanya itu saja.

Kalau puasa hanya tidak makan, tidak minum dan tidak berhubungan suami istri di siang hari,     sementara anggota tubuh lainnya melakukan hal yang buruk. Lisannya berdusta, memfitnah, berghibah, menyakiti hati.  Telinganya suka mendengarkan fitnah dan ghibah. Juga matanya melihat sesuatu yang tidak baik, serta anggota tubuh lainnya melakukan hal-hal yang buruk. Maka puasanya akan sia-sia belaka. Mereka itulah yang oleh nabi dijelaskan bahwa berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala kecuali hanya lapar dan dahaga.

Celakanya golongan ini justru banyak ada pada kita.  ”Kam Min Sho-Imin Laisa Lahu - Min Shiyaamihi  Illal Ju-’u Wal  ’AthsyuBetapa banyak orang yang puasa akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga.

2.     Golongan kedua disebut SHAUMUL KHAWAASH, yaitu puasa orang khusus yang sempurna. 

Golongan  melaksanakan ibadah puasa bukan sekedar tidak makan, tidak minum dan tidak melakukan kegiatan hubungan suami istri (seperti golongan pertama), namun juga mempuasakan seluruh anggota tubuhnya.  Mata, telinga, lidah, tangan, kaki dan semua anggota badan yang lain berpuasa dari perbuatan yang tidak baik. Inilah puasa yang paripurna.

Nabi Muhammad SAW bersabda, Laisash Shiyaamu Minal Akli wasy Syarb, Innamash Shiyaamu Minal Lagwi war Rafats.”  Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari lapar dan haus, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia (lagw) serta menjauhi perbuatan yang kotor (rafats). (HR. Ibnu Khuzaimah)

Sesungguhnya yang menarik dari sabda nabi tersebut adalah "Shiyaamu Minal Lagw", ”mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia”.  Perbuatan sia-sia adalah perbuatan yang tidak mengandung manfaat atau faedah.  Jadi dalam berpuasa hendaknya kita menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat.  Sehingga puasa seharusnya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat, seperti membaca Al Quran, membaca buku, menulis, menonton tv yang bermanfaat, bersih-bersih rumah, dsb. 

Apabila tidak ada kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan ketika berpuasa lebih baik tidur. Karena tidurnya orang berpuasa dinilai ibadah.  Berbincang-bincang dengan tetangga (terutama ibu-ibu) lebih baik dihindari, karena cenderung menggosip atau ghibah. Acara-acara televisi yang banyak menayangkan gosip, ghibah dsb lebih baik tidak ditonton.

3.     Golongan ketiga disebut SHAUMUL KAWAASHIL KHAWAASH, yaitu puasa yang paripurna atau istimewa.

Golongan ini dalam menjalankan ibadah puasa seperti golongan kedua, ditambah lagi pikiran dan hatinya juga ikut berpuasa.  Pikiran senantiasa berdzikir mengingat Allah, tidak diberi kesempatan berpikir yang negatif.   Hatinya senantiasa bersyukur, menjauhi dari perasaan dongkol, tidak ikhlas, dan sebagainya

Inilah puasanya para ambiyaa wal mursaliin dan orang-orang saleh. Inilah ibadah puasa yang ideal karena mencakup puasa lahir batin. Inilah puasa yang sangat sempurna.

Ketentuan Puasa

Dalam hal pelaksanaan ibadah puasa maka kita perlu perhatikan tiga hal, yaitu: (1) Perakara yang dapat membatalkan puasa, (2) Perkara yang dapat membatalkan pahala puasa, dan (3) Perkara yang perlu dijaga untuk kesempurnaan puasa.

a.   Perkara Yang Membatalkan Puasa.

Berdasarkan surat Al Baqarah ayat 187, terdapat tiga indikasi yang membatalkan puasa yaitu, makan, minum, dan bersenggama. Ketiganya dilarang untuk dilakukan mereka yang berpuasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. 

b.   Perkara Yang Membatalkan Pahala Puasa.

Rasulullah SAW bersabda, ”Ada lima hal yang dapat membatalkan pahala puasa seseorang, yaitu 1) berdusta, 2) mengumpat, 3) menyebar desas desus, 4) bersumpah palsu, dan 5) memandang penuh nafsu.” (HR. Anas).

c.   Perkara Yang Harus Dijaga Dalam Berpuasa.

Untuk menjaga kekhusukan ibadah puasa, Imam Al-Ghazali mengingatkan agar kita menjaga limat hal untuk memenuhi syarat berpuasa, agar puasa kita diterima oleh Allah SWT dan akan mengantarkan kita kepada tujuan diwajibkannya puasa, yaitu taqwa kepada Allah SWT.   Empat hal yang harus dijaga adalah :

1)     Menjaga lisan.   Menjaga lisan dari perkataan dusta, fitnah, mengunjing, berkata kotor, dsb.   Dalam berpuasa ini kita diharapkan untuk mengurangi bicara, tujuannya untuk menghindari hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa.  Oleh karena itu, daripada berkata sia-sia apalagi mengandung dosa lebih baik diam, karena diamnya orang berpuasa itu adalah ibadah. 

2)     Menjaga pendengaran. Imam Al-Ghazali menjelaskan, apa saja yang dilarang diucapkan, Allah juga melarang kita untuk mendengarkannya.   Bila ada seseorang yang mengajak kita berbicara dengan nuansa ghibah apalagi fitnah, maka katakanlah ”maaf saya sedang berpuasa”.

3)     Menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan sia-sia, serta dari perbuatan yang keji dan kotor.   Apabila kita berkumpul bersama rekan sejawad, maka hendaknya mengarahkan kegiatan itu untuk kegiatan yang bermanfaat, misal diskusi dsb.  Tetapi apabila tidak bisa, maka lebih baik tinggalkan dan lakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti membaca, berzikir, dsb atau mungkin tidur.   Karena forum berkumpul yang tak mempunyai tujuan akan cenderung kepada ghibah, bergunjing, dsb.

4)     Menjaga penglihatan.  Menjaga penglihatan agar tidak melihat sesuatu yang tidak disukai Allah.  Apa saja yang dilarang untuk dikerjakan, seperti judi, mabok, dsb, maka kita dilarang pula melihatnya. Tayangan TV Infotainment, seperti Gossip, Cros check, Intip, bibir plus, dsb, seyogyanya kita hindari daripada membatalkan pahala puasa.  Karena tayangan itu lebih banyak mengandung unsur ghibah. Memang apa yang ditampilkan itu sesuai fakta, karena apabila tidak sesuai fakta maka hal itu merupakan fitnah, itu jelas perbuatan dosa.  Meski sesuai fakta, namun apabila yang ditampilkan itu mengungkap aib seseorang, atau membuat sakit hati bagi orang yang dijadikan obyek pemberitaan, karena menyangkut prifasi, maka itu adalah ghibah. Ghibah dan fitnah sama-sama dilarang oleh agama dan hukumnya haram, dan haram pula untuk ditonton.  Hal ini sesuai dengan fatwa MUI DKI Jakarta, bahwa acara infotainment hukumnya haram.

Bila kita mampu melaksanakan keempat syarat ini, kata Al-Ghazali,  puasa kita tidak akan sia-sia, bahkan bermanfaat bagi kehidupan kita dan akan mengantar kita kepada derajat taqwa.

Rabu, 24 Mei 2017

Tanggung Jawab dan Kesetiaan

"Suamiku, Mantan Pacarmu Telepon Nih…" Begitu Tahu 'Jawaban Si Suami', Hati Semua Orang Langsung Bergetar dan Merinding!!
Istri: "Bang, HPmu bunyi tuh…"
Suami : Halo?
S : Iya, ini siapa?
W : Ini aku, Marissa…
S : Ooh! Wah, ada apa nih tiba- tiba telepon?
W : Kamu bisa keluar sebentar gak? Sekarang aku udah di depan rumahmu.
Ya, Marissa adalah mantan pacar Tommy dulu. Entah mengapa ia tiba- tiba menelepon Tommy yang sudah menikah, bahkan mengajaknya bertemu! Tommy akhirnya minta izin pada istrinya..
"Gakpapa, bang, temui aja dulu… Aku percaya kok sama kamu!", kata istrinya.
Dibawah ini Marissa akan disingkat menjadi 'M', dan Tommy menjadi 'T'.
M : Pergi minum teh, yuk!
T : Ada masalah apa? Omongin sekarang aja. Udah malem nih, gak mungkin saya tinggalin istri di rumah sendirian, dia takut gelap.
M : Aku udah cerai!
T : Wah, kenapa? Bukannya suamimu sayang banget sama kamu?
M : Gak, dia brengsek! Bisa- bisanya dia selingkuh dibelakang…*sambil menangis*
T : Udah… udah…. Jangan sedih lagi, kamu masih muda kok, masih bisa cari yang lebih baik!
M : Kamu benci aku gak?
T : Tidak, semua masa lalu sudah dilupakan...
M : Serius?
T : Serius! Emang saya pernah bohong sama kamu?
M :Kamu masih cinta sama aku gak?
T : … Cinta…
M : Kalo gitu kita nikah aja! Aku janji kita bakal jadi suami istri yang baik dan saling menyayangi!
T : Marissa, saya sudah menikah…
M : Kenapa? Bukannya kamu cintanya sama aku?
T : Gak bisa, istri saya sangat mencintai saya, saya gak mungkin melukai dia…
M : Kalau kamu gak berani ngomong, biar aku yang ngomong!
T : Gak bisa!
M : Memangnya kenapa?
T : Karena saya adalah seorang pria.
M : Kasih aku alasan yang jelas! Jelas- jelas kamu masih cinta sama aku, aku juga cinta sama kamu, kenapa kita gak bisa bersama?
T : Kamu beneran ingin tahu alasannya?
M : Iya…
Tommy pun menjawab..
1. Saya tahu mencintai seseorang itu tidak mudah, bahkan saya lebih mengerti bagaimana sakitnya dikhianati! Karena itu saya tidak ingin mengkhianati istri saya..
2. Yang memutuskan memilih dia sebagai pasangan hidup adalah saya, yang mengambil keputusan untuk menikahi dia juga saya. Saya sudah berjanji pada diri saya sendiri untuk memfokuskan hidup saya pada dia, saya tidak boleh melakukan hal- hal yang membuat dia sedih. Apapun masalah yang akan menimpa keluarga kami kedepannya, saya pasti tetap akan berdiri disampingnya dan melindunginya.
3. Dia sangat mencintai saya, dia sangat polos dan sangat baik. Ia melakukan dan memikirkan segala hal untuk saya. Sekarang saya bisa berada di hadapan kamu, juga karena dia yang menyuruh saya menemuimu. Dia tahu saya tidak akan meninggalkan dia, makanya dia pun setuju untuk menikah dan menyerahkan sepenuh hidupnya kepada saya. Kehidupan seorang wanita yang sudah menyerahkan diri, sama sekali tidak boleh diinjak!
T : Mengerti?
M : Iya, ngerti… Kalo gitu, kita jadi teman baik aja gimana?
T : Gak perlu, saya gak perlu teman wanita lain lagi selain istri saya!
M : Kenapa? Jelasin alasannya!
Tommy menjawab lagi..
Pertama, ketertarikan kita gak sama. Saya suka ini, kamu suka itu…
Kedua, kamu tidak akan bisa memberikan kepuasan seperti yang sudah istri saya berikan.
Ketiga, saya tidak punya waktu untuk menemani kamu belanja atau makan, karena saya akan melakukan semua hal itu dengan istri saya.
Keempat, istri saya bisa cemburu.
Jadi buat apa berteman sama kamu?
Hal yang paling membanggakan untuk pria bukan soal sudah meniduri berapa banyak wanita, melainkan bisa memiliki seorang wanita yang bersedia 'tidur' dengannya seumur hidup.
Hal yang paling membanggakan untuk wanita bukan soal memiliki berapa banyak pria, melainkan berapa banyak wanita yang bisa ditolak oleh pasangannya.
Pria, harus bisa menahan daya tarik dan godaan.
Sedangkan wanita, harus bisa bersabar terhadap rasa kesepian.
Saat istri saya masih gadis, ia hidup dengan keluarganya, dari kecil gak pernah makan sebutir beras dan minum setetes air pun dari keluarga suaminya. Tapi saat sudah menikah, ia harus meninggalkan keluarganya dan menyerahkan setengah masa hidupnya pada saya, ia juga harus menganggap orangtua dan saudara saya sebagai keluarganya. Kamu pikir aja, kalau saya tidak baik pada dia, apa saya masih bisa baik pada hati nurani saya sendiri?
Saat pria menemukan makanan kesukaannya, mereka pasti akan makan sangat banyak sampai puas. Akhirnya perut pun begah dan merasa tidak enak badan. Bayangkan saja, perut baru begah sebentar, para pria sudah tidak bisa tenang, apalagi wanita yang perutnya harus 'begah' selama 10 bulan saat hamil nanti? Tidak hanya itu, setelah bersakit- sakit hamil dan melahirkan, marga anak yang keluar nanti pun harus ikut ayahnya.....
Jadi, kalau saya jahat pada istri, bagaimana saya bisa mempertanggungjawabkan pengorbanan istri yang sangat besar itu?
Oleh karena itu, para suami dan pria yang baik. Janganlah bersikap jahat dan mengkhianati istri yang begitu mengagungkanmu.
Pria dan wanita sama- sama bisa 'sensitif', namun arah kesensitifannya berbeda. Pria sangat sensitif dalam melihat suatu hal atau masalah, bila ada hal yang tidak beres, maka pria akan marah; Wanita sangat sensitif pada perkataan, bila ia mendengar suatu kata atau kalimat yang tidak enak, maka ia sangat mudah untuk memasukkan kata- kata tersebut ke dalam hati dan sedih… Jadi, sebagai seorang pria, kamu harus menurunkan gengsimu, seringlah berkata manis pada istrimu, manjakan dia, dan buat dia senang…
Jangan pernah membandingkan istrimu dengan wanita lain. Fisik setiap orang memang berbeda- beda, mungkin di luar sana banyak wanita yang lebih cantik dan menarik, tapi yang setia belum tentu banyak. Bila kamu sudah mendapatkan istri yang begitu baik dan mengabdi padamu, hargailah dia.
Wanita zaman sekarang pun sudah banyak yang berkarir,sama seperti pria, mereka juga lelah bekerja seharian di luar sana. Terlebih lagi setiap bulannya wanita harus mengalami "penyiksaan datang bulan" selama beberapa hari, percaya deh, jadi wanita itu lebih capek. Setelah pulang kerja, wanita juga masih harus mengurus pekerjaan rumah, anak dan melayani suaminya. Jadilah suami yang bisa mendukung istrimu, ada pepatah mengatakan: Bila suami dan istri bekerja sama, maka keduanya tidak akan lelah. Hal ini bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti di pekerjaan, rumah, menjaga anak dan lain sebagainya.
Sayangilah istrimu sendiri, bila kamu menemukan pasangan hidup yang bahkan lebih mencintaimu daripada dirimu sendiri, maka hidupmu pasti akan jauh lebih mudah!
Peluk dan kecuplah ia setiap pagi, berterima kasihlah padanya ketika ia membantumu mengurusi segala urusan rumah tangga dan anak, hibur dia saat sedih, lindungi dia dari segala hal yang jahat
@ copas

Selasa, 23 Mei 2017

Kudeta Non Tradisi Di Tubuh Polri Sebagai Biang Disintegrasi Bangsa

(1)  Agaknya tidak berlebihan belakangan ini, Institusi Polri dan Kapolri serta jajaran perwira di bawahnya mendapat sorotan tajam terkait *diskriminasi* perlakuan yang mereka perbuat.  Untuk pendukung Ahok, segala larangan dan aturan undang-undang Unjuk rasa diterabas dan dibiarkan. Larangan demo lewat jam 18.00 WIB, atau tidak boleh unjuk rasa di Hari Libur Nasional, dan tidak diperbolehkan melakukan perusakan fasilitas umum, diabaikan pendukung Ahok dan Polri membiarkan secara sengaja!

(2)   Bahkan Polri mengizinkan  massa ramai-ramai  membawa senjata tajam ke Bandara saat penolakan kedatangan wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah beberapa hari lalu. Padahal UU membawa Senjata tajam bisa diancam  kurungan 6 tahun penjara.  Justeru Polri membiarkan dengan seribu alibi palsunya. Ini jelas tindakan inskonstitusional, dan dimana logika hukum Polri dalam menindak kelompok kriminal diatas?

(3)   Semua potret dari ragam aksi unjuk rasa dari *barisan pendukung Ahok*, Polri sepertinya tiarap. Setali tiga uang, Kapolri yang dulunya wajahnya selalu menghiasai layar kaca  dan selalu tampil garang mengingatkan peserta aksi 411, 212 dan aksi berikutnya untuk tertib,  serta  menghimbau agar umat islam  mengikuti aturan undang-undang, belakangan justeru  hilang dari depan kamera. Tidak ketinggaan  Kapolda Metro Jaya M. Iriawan, tidak kelihatan batang hidungnya!

(4)   Bahkan saking  sangat bersemangatnya tahun lalu Polri *mengembosi  aksi umat islam* yang terlihat dari berbagai cara dan dengan alasan yang dibuat-buat Polri untuk menghambat lajunya pergerakan peserta aksi dari daerah-daerah.  Alasan jembatan rusak, orang daerah tidak perlu ke Jakarta dan alasan-alasan hantu lainnya! 

(5)   Tebang pilih Polri kian menggangga pasca Ahok dihukum 2 tahun penjara.  *Barisan pendukung Ahok* terasa amat istimewa dimata Polri. Mereka boleh melakukan apa saja, dan boleh melanggar hukum sesukanya tanpa diproses. Teranyar, kasus *Minahasa Merdeka*  dari barisan pendukung Ahok sebagai protes terhadap putusan Hakim.  Polri pun seenaknya mengatakan hal demikian sebagai reaksi spontanitas masyarakat. Sungguh keterlaluan saat kategori Makar begitu nyata dengan bendera yang berbeda telah berkibar di Minahasa. Itulah yang makar sebenarnya !

(6)   Seandainya yang melakukan hal serupa adalah umat islam, barangkali, 100 peleton Brimob sudah menyisir pelaku pengibaran dan deklarasi tersebut .  Padahal ini jelas sejelas-jelasnya sebagai *tindakan makar nyata*. Sayangnya Polri diam membisu seribu bahasa. Sungguh memalukan!

(7)   Bandingkan pula ketika sederetan aktivitis 212 yang *ditangkap disubuh buta*, tanpa mendeklarasikan missal ”Jakarta Merdeka sebagaimana Minahasa Merdeka”, hanya cuap-cuap kritis dimedia sosial atau Youtube, langsung dituduh Makar oleh aparat Polri. Sungguh, kasihan, dan betapa  lebaynya Polisi India Kita !

(8)   Setelah melalui perenungan dan penerawangan melalui chatting Whatsapp entah siapa yang membuat, screenshoot ilusi, akhirnya penulis mendapat inspirasi ilusi sontoloyo, bahwasanya, kerusakan negeri ini karena *berawal dari Mr P yang mengangkat  MR TK menjadi Kapolri* dengan mekanisme yang tidak semestinya.  Ada *kudeta dari istana untuk jabatan Kapolri sekarang!*

(9)   Dapat dikatakan sama,  bahwa tindakan Mr P  adalah tindakan tidak lazim ditubuh Polri. Sepertinya ada niat jahat dan niat busuk sekelompok orang untuk merusak aparat penegak hukum kita dengan merusak institusi Polri terlebih dahulu.  Akibat dari kudeta Transisi Jabatan Polri yang tidak lazim itu, berbagai persoalan membahayakan bangsa bermunculan belakangan. *Polri bermain api* dan nyaris membakar negeri ini karena ulah tangan sendiri.

(10)  Banyak kasus tidak tertanggani dengan baik bahkan hilang begitu saja. Kasus yang sedianya dituntaskan Polri pun raib entah kemana.  Kasus *mobil terano Aktivis Adian Napitupulu* di dekat rumah SBY, tidak diproses.  Kasus  *Iwan Bopeng*  yang ingin memenggal kepala TNI, juga raib. Kasus *Penyiraman air keras ke wajah penyidik KPK*, Novel Baswedan, Polri sepertinya main petak umpet dan kucing-kucingan.  ” Udah belum--udah belum” begitu tuntutan publik pada aparat baju coklat!  
Termasuk yang paling parah, laporan penistaan yang diperbuat *Nathan warga etnis Thiongha di Surabaya* yang dilaporkan seseorang,  bisa hilang begitu saja  berkasnya. Belum lagi kasus *penyerangan Tengku Zulkarnain*, wasekjen MUI yang  tidak diproses. Kasus *pembawa Senjata tajam di bandara* menolak wakil ketua DPR RI, Fahri Hamzah tempo hari juga hilang.

(11)   Kini yang menghebohkan kasus Penghinaan pada ulama dan tindakan Rasis serta berbau Sara dari *Gubernur kalbar, Cornelis*, Polisi diam saja, padahal pernyataan provokator sang gubernur dari PDIP itu sangat membahayakan keutuhan bangsa ! Dimanakah Engkau POLRI kami, kok kalian  pada rada sakit gigi semuanya ?!

(12)   Sungguh tidak adil dan tidak bijaksana. Jika sebaliknya kalau ada pelaku anti pemerintah, langsung kalian tangkap seperti  kisah suram TNI dimasa Orde baru dahulu.  Misal, *Kasus Bambang Tri*, yang menulis “Jokowi Under Cover “ juga tidak jelas kemana arahnya. Dia ditahan tanpa proses hukum yang jelas.  *Kasus Muhammad Khattath*, juga ditangkap, lenyap pula kasusnya.

(13)   Dapat dipahami bahwa rekam jejak buruk Polri menandakan bahwa Polri bukan lagi sebagai institusi negara yang dapat diharapkan perannya sebagai penjaga keamanan NKRI,  melainkan Polri telah berubah bermetamersfosis  menjadi *eksekutor penguasa* dan itu sesuai selera penguasa. Tindakan ini jika dibiarkan  sangat membahayakan  NKRI tercinta.

(14)   Inilah biang dari perpecahan ditengah anak bangsa kalau aparat keamanannya mulai main mata dengan penista agama atau dengan pelanggar UU.  Akibatnya  akan serta merta runtuhlah   wibawa reputasi  dan moral  aparat kepolisian  sebagai aparat penegak kemananan. Orang tidak percaya pada Polri yang kini semakin menggejala.  Bahkan sudah ada tuntutan gerakan 7 Juta status Fesbuk  *“Tidak Percaya Pada Polri”*  sebagaimana gerakan 7 juta Status Dukungan Untuk HRS.

(15)  Efek dari robohnya harga diri lembaga Polri, akan melahirkan hukum rimba ditengah masyarakat, dan ini pasti Polri tidak mampu mengantisipasinya. Sangat berbahaya kedepannya jika itu terjadi. Betapa tidak, jika  seluruh daerah bergejolak mendemo kantor Polres setempat sebagai tanda protes!  Ibarat kebakaran, jika yang terbakar itu hanyalah 10 rumah, bisa dipadamkan dalam hitungan jam. Bagaimana kalau yang terbakar itu *emosi dari 150 juta umat islam* yang selama ini lebih banyak mengalah, tiba-tiba batas sabar mereka habis. Ini berbahaya!

(16)   Seandainya 7 juta jiwa peserta aksi 212 itu benar-benar mengamuk akhir tahun lalu, boleh jadi Jakarta telah rata  dengan tanah!  Sebagai pembanding, kelompok pro Ahok saja jumlahnya lebih kurang 1000 melakukan hal yang sama, Polri sudah kewalahan menghadapinya ?

(17)   Bersyukur dan berterima kasihlah, aparat POLRI  pada umat islam dan pada ulamanya karena mereka telah ikut menjaga Jakarta tanpa harus ikut berslogan Bhinneka dan menjaga Pancasila ! Berbeda dengan kelompok sebelah, yang teriaknya kencang sebagai pembela Pancasila, tetapi omongannya dusta !

(18)   Umat islam sesungguhnya  yang  terdepan menjaga kebhinnekaan dan  terdepan menjaga Pancasila.  Tetapi ada yang lempar batu sembunyi tangan dengan menuduh umat islam intoleran! Sungguh biadab kalian wahai para pengkhianat bangsa !

(19)   Yang memalukan, mereka yang *mengaku reformis tapi  bermental komunis*. Sok pula menuntut merdeka dari Indonesia setelah sebelumnya kampanye karangan bunga, hingga bakar lilin sebagai bukti cinta NKRI. dan penjaga Pancasila katanya. Faktanya semuanya adalah ilusi. Mereka pula yang *merusak nama baik Indonesia di luar negeri* dengan membawa slogan spanduk pujaan kepada Ahok, bak manusia Setengah Dewa!

(20)   Berkaca dengan  keruntuhan moril dan harga diri Polri, dapat disimpulkan bahwa penyebabnya adalah bermuara pada peristiwa  pengganti Kapolri Badroddin Haiti yang alumni Akpol 82,  seharusnya digantikan oleh alumni  angkatan dibawah beliau, yakni Akpol 83, *bukan alumni Akpol 87 sekarang*. 

(21)   Seharusnya yang jadi Kapolri sekarang itu bukanlah MR TK, melainkan *MR DP ( Dwi Prayitno)*, ini jebolan Akpol angkatan 1982 dengan Jabatan terakhir Inspektur pengawasan umum Polri dengan pangkat Komjen. Sedangkan MR TK, alumni jebolan Akpol 1987, hampir 5 tahun terpaut jaraknya dari MR DP.

(22)   Dibawah MR DP, adalagi, yakni *MR BG(Budi Gunawan)*, yang tempo hari sempat digadang-gadangkan sebagai Kapolri, akhirnya kandas karena isu tak sedap. Imbal jasa, MR BG tetap ditunjuk menjabat sebagai kepala BIN. MR BG sendiri akpol 1983. Artinya terpaut 4 tahun dengan MR TK.

(23)   Dibawah MR BG, adalagi, *MR PEBS ( Putut Eko Bayu Seno)*, dengan jabatan Kepala Baharkam Polri dengan jabatan Komjen. Ini lulusan Akpol 1984. Lagi-lagi, 3 tahun diatas MR. TK.   Dibawahnya lagi, ada *MR.SA ( Suhardi Alius)*, lulusan Akpol 1985 dengan jabatan sekretaris utama Lembahas dengan pangkat Komjen. Hanya terpaut 2 tahun diatas MR TK. Adalagi, *MR. S (Syafrudin)*, sekarang sebagai Wakapolri dan lulusan Akpol 1985. Jabatan sebelum wakapolri adalah sebagai kepala lemdikpol dengan pangkat Komjen.Terakhir, 2 tahun diatas MR TK, adalah *MR. ADS (Ari Dono Sukmanto)*, yang menjabat sebagai kabareskrim Polri dengan pangkat terakhir Komjen. Dia lulusan Akpol 1985.

(24)   Transisi Kapolri dari Badroddin Haiti, lulusan Akpol 82 ke MR TK lulusan 87, telah melompat dan melangkahi 5 tingkat generasi dibawahnya. Artinya *MR TK melompati 5 tingkat seniornya* ke atas jika berdasarkan angkatan!

(25)   Dari sinilah dapat dinilai bahwa ini merupakan sebuah operasi senyap yang telah diperhitungkan masak-masak oleh sekelompok orang yang ingin merusak dan menguasai negeri ini. Hal ini tidak lazim dan membahayakan institusi Polri yang tadinya memiliki wibawa akhirnya rusak dimata publik karena pemimpinnya kurang cakap dan tidak berpengalaman.

(26)   Seharusnya Polri  menjadi wasit pertandingan sebuah sepak bola, bukan ikut serta menggiring bola ke  gawang lawan dan bersekongkol dengan kesebelasan lain.   Faktanya, POlri berpihak pada satu kesebelasan  dan menindas kesebelasan lain kalau dilihat berbagai pernyataan dan komentar Mr TK, selama *menghadapi aksi Umat islam sangat merusak logika dan menyinggung perasaan umat islam itu sendiri*.

(27)   Tidak satupun komentar MR TK yang memposisikan dirinya sebagai aparat penegak hukum yang netral. Bahkan kian hancur reputasinya terutama saat videonya yang *meminta dukungan legitimasi sosial kepada sekelompok orang (mata sipit) yang katanya Silent Mayority* untuk mendukung aksi kriminaslisasi ulama ala Polri.  Saya sendiri  sebagai anak bangsa, sangat geram dengan tindakan MR TK  yang terang-terangan menjadi *provokator pemecah belah bangsa !*

(28)   Video itu pun  memviral di dunia maya.  Sangat memalukan dan memilukan. Tindakan MR TK ini kian membuat *masyarakat muak kepada institusi POLRI*. Inilah barangkali  kudeta tersukses ditubuh Polri yang tidak kita sadari dan akhirnya membuka luka demokrasi kita yang dahulunya sudah dibangun dengan elok di masa SBY dan dimasa presiden sebelumnya akhirnya hancur berantakan di era Jokowi yang beberapa waktu hilang entah kemana. Inilah buah dari  *satu keputusan yang salah yang dibuat Mr P dalam memilih MR TK*

(29)   Akibat salah memilih orang dan menyalahi prosedural, akhirnya seseorang  yang belum matang dipaksa kan untuk memimpin institusi Polri. Beginilah hasilnya.  Keputusan MR P dengan menunjuk *perwira yang masak karbitan* ini  sama halnya dengan seorang Presiden Mahasiswa sebuah kampus yang terpilih dengan mengangkat komandan Menwa dari Mahasiswa Tingkat 2 atau semester 3, Padahal seniornya tahun 4 masih banyak yang layak dan berpengalaman.  Atau sama halnya  memilih ketua OSIS di sebuah SMA dari siswa kelas X atau siswa baru! Sungguh lucu, karena siswa tadi pasti minim pengalaman dan kurang  kematangan dirinya.

(30)   Hemat penulis, penunjukkan MR TK, bukan tanpa alasan, boleh jadi *ada alasan ideologis dan historis dengan sebuah kelompok tertentu yang hendak merusak NKRI melalui tangan kekuasan presiden*.  Dan itu terbukti. Aparat penegak hukum berseragam coklatlah yang menjadi musuh demokrasi, musuh massa dan musuh umat islam. Mereka menterjemahkan UU dan Hukum secara serampangan dan sembarangan!  Sekarang, semuanya terbongkar, dan tuduhan pengamat, MR TK tidak cukup umur untuk memimpin institusi Polri terbukti.

(31)   Wajah Polri sekarang adalah wajah institusi anti konstitusi dan anti hukum serta institusi “seenak gue” ala MR TK. Kejadian ini kian membuat amarah massa bisa meledak sejak kasus *rekayasa chat Firza Husen dan HRS* ditambah dengan *pembubaran HTI* oleh pemerintah.

(32)   Kudeta transisi jabatan Kapolri non tradisi telah berjalan dengan hasilnya melukai hati anak bangsa.  Polri sebagai penegak hukum yang harus berdiri ditengah, dan netral justeru ikut *memback up kelompok perusak kebhinnekaan dari kalangan Ahoker*. Polri bahkan memback up kelompok ini dari belakang dengan berbagai cara dan dengan segala cara. 

(33)   Polri kerap  pula menjadi Jubir sekelompok orang sebagaimana gelar perkara Ahok yang dibuat Polri, terlihat posisi  *Kapolri lebih tepat sebagai  sebagai jubir atau kuasa hukum Ahok* dengan argumentasi pembelaan berlebihan seorang aparatur penegak hukum terhadap seorang tersangka penista Agama!  Untuk kasus Ahok, seorang Kapolri mati-matian berkomentar membela tersangka!?

(34)   Saat Ahok dikiim ke LP Cipinang, pasca putusan Hakim, Polri sepertinya membiarkan demonstran merusaak pagar dan kemudian *menyusun skenario pemindahan Ahok ke Mako Brimob*. Sungguh terlalu sandiwara abal-abal Polri ini demi menipu bangsanya! Polri bahkan bersekongkol dengan ahoker dengan tidak melakukan apa-apa untuk pelanggar ketertiban umum tersebut.

(35)   Sekarang, kita hendak bertanya, kenapa harus MR TK yang jadi Kapolri wahai MR P? Kenapa tidak senior MR TK yang jauh lebih matang dan dewasa serta berpengalaman. Apakah ini kisah suksesi revolusi (kaum kiri)  Indonesia dimulai dari Revolusi Jabatan Kapolri untuk merusak NKRI dan untuk menyingkirkan umat islam serta ada upaya memecah belah bangsa ?!

(36)   Apakah ini jangan-jangan merupakan *agenda terselubung sebuah kelompok komunis* yang ikut bermain untuk menguasai Indonesia secara nyata kalau dilihat dengan sikap anti ulama dan anti umat islam selama ini yang dipertontonkan Polri?

(37)   Atau Polri telah berubah menjadi lembaga *pengaman kepentingan ASENG* di republik ini? Atau juga telah menjadi budak dan kaki tangan partai politik tertentu dengan ambisi karir pribadi dengan mengorbankan nasionalismenya.

(38)   Polri juga disinyalir *tidak berbuat saat lambang palu arit atau komunis berkeliaran di negeri ini*. Hanya TNI yang pro aktif menangkap pelaku dari kader-kader komunis gaya baru.

(39)   Polri sepertinya tidak bisa belajar dan bercermin dengan aparat TNI. Melalui pribadi panglima TNI GN, *nama baik TNI terpatri di dada anak bangsa*. Tidak ada komentar panglima yang melukai perasaan 7 juta jiwa peserta aksi damai 212. Tidak ada instruksi aneh, atau tindakan yang melanggar konstitusi.

(40)   Sebaliknya Polri sendiri bahkan melanggar UU unjuk rasa, membatasi hak berpendapat, menghalang-halangi proses penyampaian aspirasi warga yang hendak bertandang ke rumah mereka di DPR. Sungguh aneh, Polri ikut terlibat dalam proses politik penguasa dan merusak demokrasi itu sendiri!

(41)   Kudeta transisi non tradisi sesungguhnya telah merusak institusi Polri dari dalam dan tentunya Mr P sebagai pihak yang bertanggungjawab akan hal itu.  Dengan alasan konstitusi pula kami juga berhak bertanya, *apakah sekarang ideologi Polri masih Pancasila ?* kalau masih Pancasila, kenapa Polri justeru sangat anti kepada umat islam ?  kenapa Polri sudah seperti kelompok Komunis yang suka *mencari-cari kesalahan umat islam dan kesalahan ulama?!*

(42)   Atau apakah jangan-jangan Polri telah menjadi pasukan cakrabirawa dengan ideologinya komunisnya ?  Jika Polri menjadi bagian dari tangan-tangan Komunis, kami pun siap untuk berhadapan dengan komunis ! Melihat  tindakan Polri yang *paranoid dan islamophobia* menadakan Polri telah keracunan ideologi komunis.

(43)   Bahkan di salah satu provinsi di Sumatera, seorang perwira POLRI tega-teganya mengatakan  diforum pertemuan Kementrian Agama bahwa kalau bendera palu arit berkeliaran, tidak dapat ditindak. Sebaliknya jika bendera Islam  Al Liwa atau Rahyyah yang berrtuliskan kalimat tauhid langsung dirampas dan dituduh teroris.

(44)   Saking kurang ajarnya, si perwira Polisi tadi seenaknya melarang para ulama bertakbir dalam forum itu. Ini aparat apaan namanya kalau bukan aparat berdieologi komunis! Kamipun jadi tahu kemana kiblat Polri dalam bernegara, yang *condong kepada anti ulama dan agama*. Ingat anti agama dan ulama itu sama halnya dengan gerakan  Komunis , walaupun Polri sendiri membantah. 

(45)   Dan Anda, MR P, harus menjelaskan kepada publik karena *rusaknya negeri ini, berangkat dari rusaknya POLRI, dan Rusaknya Polri karena ulah MR TK*,  yang  menjabat secara tidak lazim. dan otomatis itu  ulah anda sendiri yang memilihnya?
Wahai Kompolnas kenapa kalian Diam dengan transisi non tradisi yang tidak lazim ini ditubuh Polri ? berbicaralah jangan diam, dengan kesewenang-wenangan Kapolri...atau juga kalian juga bagian  dari rezim pro pendukung PKI ?


> 45 catatan ringan seorang mantan demonstran
*************