Jumat, 30 Desember 2016

Living Long, Living Good

Dr. Shigeaki Hinohara bukan dokter biasa. Dia adalah aset nasional Jepang!    Lahir tahun 1911, ia berusia 105 pada tahun ini (2016). Dia mungkin merupakan dokter dan pendidik tertua & terlama di dunia. Dr.Hinohara telah menerbitkan lebih dari 150 buku, salah satunya adalah best-seller "Living Long, Living Good" yang terjual lebih dari 1,2 juta copy.

Ini adalah protokol menyegarkan dari Dr. Hinohara mengenai hidup dengan umur panjang dan bahagia, yang bebeda dari panduan gaya hidup sehat pada umumnya.

1.            “Energi berasal terutama dari perasaan yang baik."

Anak2 sering ber-senang2 sampai lupa makan atau tidur. Kita harus meniru anak2, mengurangi aturan seperti waktu makan dan waktu tidur. Have more fun!

2.            “Jangan kelebihan berat badan.”

Orang2 yang berumur panjang tidak overweight.  Dr.Hinohara berhati-hati dengan makanannya.  Untuk sarapan, dia minum kopi & susu, jus jeruk + 1 sendok makan minyak zaitun.  Ia percaya zaitun sangat bagus untuk arteri & kesehatan kulit.  Untuk makan siang ia minum susu dengan beberapa kue atau tidak sama sekali kalau sangat sibuk. Untuk makan malam, ia memilih sayuran, ikan & nasi. Dan 2x seminggu, dia ‘menghadiahkan’ dirinya dengan 100g daging.

3.            “Selalu membuat rencana ke depan.”

Dr.Hinohara selalu membuat jadwal setahun, dengan ceramah, kerja di RS dan pertemuan2. Ia suka menghibur dirinya dan merencanakan menghadiri Olimpiade Tokyo thn 2020!

4.            “Berbagilah apa yang Anda ketahui.”

Dr.Hinohara memberikan 150 kuliah setahun, beberapa bahkan untuk anak2 SD dan komunitas bisnis. Ia memberikan kuliah sambil berdiri sampai 90 menit. Dia percaya berdiri membuatnya kuat.

5.            “Jangan percaya semua yang dikatakan/dianjurkan dokter Anda.”

Dokter tidak dapat menyembuhkan semua orang. Coba tanyakan apakah dokter anda akan menyarankan orang yang dicintainya melalui prosedur  yang disarankannya kepada anda. Mengapa harus menyebabkan rasa sakit  dan penderitaan yang tidak perlu bagi pasien?

6.            “Agar tetap sehat, pilhlah tangga daripada lift dan bawa sendiri barang2 Anda.”

Ini adalah bentuk latihan kaki dan otot-otot paha.

7.            “Carilah inspirasi.”

Dr.Hinohara terinspirasi oleh puisi Robert Browning "Abt Vogler" yang menyarankan untuk merencanakan sesuatu yang besar bahkan yang anda tidak bisa menyelesaikannya saat masih hidup.

8.            “Rasa sakit itu misterius.”

Cobalah mengatasi rasa sakit dengan melupakannya.  Jika seorang anak kecil sakit gigi, dan Anda mengajak dia bermain, ia akan segera melupakan sakitnya. Di rumah sakit Dr.Hinohara, ada terapi musik dan kelas seni.

9.            “Jangan mabuk dengan materi.”

Tidak ada yang tahu sampai kapan Anda hidup, dan Anda tidak dapat membawa apa2 ketika meninggal.

10.          “Ilmu saja tidak dapat menyembuhkan orang.”

Ilmu memperlakukan sama semua orang, padahal penyakit bersifat individual. Untuk dapat menyembuhkan seseorang, dokter perlu lebih liberal dan visual.

11.          “Hidup sukar diduga dan penuh dengan insiden.”

Ketika berusia 59 tahun, Dr Hinohara berada di pesawat yang dibajak. Ia diborgol  4 hari di tempat duduknya di bawah panas 40 derajat. Ia menganggap itu sebagai eksperimen dan kagum bagaimana tubuhnya beradaptasi dengan situasi krisis.

2.            “Carilah model peran.”

Salah satu model peran Dr.Hinohara adalah ayahnya yang pergi ke Amerika tahun 1900 untuk belajar di Duke University. Kita harus punya tujuan untuk mencapai lebih dari yang ‘bisa’ dicapai.

13.          “Anda tidak harus pensiun.”

Jika anda ingin pensiun, lakukanlah pada usia yang lebih tua, bukan di umur 65.

14.          “Hidup lama itu sangat menyenangkan.”

Dalam usia lanjut, kita harus berusaha melayani masyarakat. Sejak usia 65, Dr.Hinohara telah bekerja sebagai sukarelawan. Dia masih aktif 18 jam sehari, tujuh hari seminggu, dan ia menikmati setiap menit dari hidupnya.

Hidup adalah anugerah Tuhan dgn segala yg dititipkan pada kita

Have a wonderful life all 

Rabu, 28 Desember 2016

Sukses Tidak Turun Dari Langit

Jika orang berharap untuk mendapatkan keberhasilan dalam suatu hal yang ingin diraihnya dengan tanpa melakukan apapun, maka hal itu bisa dibilang konyol. Bisa saya katakan mustahil. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai sesuatu. Keberhasilan adalah tercapainya hal yang diingininya. Keberhasilan belum tentu kesuksesan, karena sukses dalam arti yang sesungguhnya adalah berhasil dan bahagia.
Terlalu sempit mengartikan keberhasilan materi tetapi dia melakukannya dengan cara yang tidak baik, misalnya mencuri atau menipu. Atau jika dia mempunyai jabatan tinggi dengan kekuasaan penuh tetapi dia harus kehilangan kebahagiaan keluarganya, maka bagi saya itu juga belum bisa dibilang sukses.

Anak menjadi tidak terdidik, liar dan pasangan hidupnya juga tenggelam dalam kehidupan sosialita tanpa tujuan yang jelas. Keberhasilan belum tentu membuahkan kebahagiaan, bisa jadi keberhasilan di satu sisi akan memberikan kehancuran pada bagian lainnya, maka kita harus pandai-pandai memilahnya. Mengatur semuanya  bagian dalam keseimbangan, tidak bisa satu bagian berjalan sendiri-sendiri. 

Tidak ada sukses yang turun dari langit, setiap hal kecil yang kita peroleh adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa. Dibutuhkan pengorbanan untuk mendapatkannya. Kehidupan yang terdiri dari dunia lahir dan bathin terkait satu dengan yang lainnya, dunia bathin yang tidak kita lihat,  berusaha dijangkau oelh manusia  dengan doa dan berbuat kebaikan buat sesamanya.
Siapa menanam dia menuai, siapa berbuat dia akan menerima akibatnya, baik langsung maupun tidak langsung. Hukum kekekalan energi dalam kehidupan, baik akan kembali baik, buruk akan kembali buruk. Baik jika tidak dilandasi dengan keiklasan juga tidka kembali dengan baik. Jika kita menginginkan kebaikan, maka tidak ada pilihan selain berbuat baik sebanyak-banyaknya untuk diri kita, untuk sesama, untuk alam sekitar kita dan tentu saja untuk Tuhan Sang Pencipta alam semesta dan seisinya, Sang Penganugrah Segala Kehidupan. Menjadi manusia yang bermanfat, menuju hakekat kehidupan yang sesungguhnya.

Semangat adalah modal awal mencapai kesuksesan, kemauan untuk melakukan sesuatu, pengorbanan pikiran, waktu, tenaga dan materi. Semua hal harus dipikirkan dengan cermat, tepat, akurat dan ceoat. Semua harus dipikirkan. Mengukur kekuatan diri dan dari pihak lain yang menjadi pesaing kita, melihat dengan rinci bahwa kita harus bisa memastikan bahwa strategi kita harus lebih baik.
 
Berikutnya adalah ketekunan dengan sidiplin. Tidak ada di dunia ini yang bisa menggantikan ketekunan, bukan kemampuanm bukan kemampuan intelegensia, atau bahkan tingkat pendidikan. Dibutuhkan konsistensi dalam melakukannya, daya tahan dan kekuatan untuk tidak mudah patah semangat. Kesuksesan diraih setelah berkali-kali melakukan kegagalan. Misalnya menulis di kompasiana, pada awalnya pembacanya sangat sedikit, lama-lama menjadi topik pilihan, berikutnya bisa menjadi headline.

Dan hal yang diluar dugaan, bahwa menulis yang semula hanya dijadikan refresing keluar dari rutinitas, menjadi ditawari untuk membukukan tulisan ide tertentu dengan cetakan untuk kalangan terbatas, bahkan ide-ide yang lahir digunakan untuk kepentingan bangsa, dan dari kompasiana juga saya bisa kemana-mana dengan gratis, karena mendapat undangan sebagai penulis. Bertemu dengan tokoh-tokoh penting negeri ini, berdiskusi untuk memberikan masukan. Semua ini berawal dari disiplin, konsistensi, daya tahan, dan semangat pantang menyerah, mau selalu belajar  menjadi lebih baik. Dan semua itu adalah pengorbanan.

Lalu bagaimana dengan keajaiban, undian, dan pulung. Maaf, mengertilah bahwa di dunia ini tidak pernah ada kebetulan. Energi kehidupan selalu kekal, apapun bentuknya. Bahwa energi itu akan selalu ada, bahkan jika itu dilakukan oleh leluhur kita. Melihatlah kebelakang, bisa jadi karena dari orang tua kita atau leluhur kita yang pernah menanam untuk kita, bisa jadi menanam doa, atau menanam hal kebaikan bagi sesama atau bagi alam semesta, dan anak cucunyalah yang menuainya. Atau mungkin juga karena tanpa disadari kita pernah melakukan hal kebaikan kepada orang lain yang pernah kita tolong, dan mendoakan kita untuk memperoleh kebaikan.

Maka janganlah pernah berhenti untuk berbuat baik dengan keiklasan,  sekecil apapun. Setiap kebaikan akan menuai upahnya, jika bukan materi di dunia, maka akan kita tuai berupa pahala yang akan kita rasakan setelah kita mati, sebagai bekal kehidupan selanjutnya. Dan semua upah itu masih akan dinikmati oleh anak cucu kita, karena tanpa disadari juga telah menanam bibit-bibit keberuntungan untuk anak cucu kita dengan memberi teladan kepada mereka. Dengan berbuat baik, maka sebenarnya kita telah menjaga martabat dan kehormatan diri dan keluarga kita.

Keberhasilan dan kesuksesan memang menjadi cita-cita semua orang, walaupun setiap manusia mempunyai ukuran sendiri-sendiri untuk kesuksesan yang dicapainya. Ada yang merasa sukses dengan menjadi petani yang baik, bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Ada juga yang mengukur kesuksesannya dengan menjadi pejabat publik, atau menjadi pengusaha sukses. Tetapi apapun cita-cita yang kita tanamkan di dalam lubuk hati kita, tetaplah berusaha mencapai tujuan yang baik dengan cara yang baik. Jangan pernah menodainya dengan hal-hal yang tidak baik, mulai dari niat, cara, dan tujuan akhirnya haruslah tetap baik.


Manusia tidak pernah luput dari segala kekurangan dan kelebihan, sehebat-hebatnya seorang manusia tetaplah mempunyai kekurangan. Kekuarangan sifat manusia bukanlah kejahatan. Tetapi selalu belajar menjadi lebih baik adalah sebuah keberuntungan.

Kesuksesan dalam makna yang sepenuhnya adalah keberhasilan dalam keseimbangan lahir dan bathin, berhasil secara materi atau kedudukan, dan tentu saja tidak kehilangan kebahagiaan hidup dirinya dan keluarganya. Kadangkala orang begitu menginginkan jabatan dan materi sehingga tidak punya waktu untuk  keluarganya, sehingga keluarganya menjadi berantakan.


http://www.kompasiana.com/metik/sukses-tidak-turun-dari-langit




******


INTELIJEN

1. Hakekat

a. Det & antispasi ancaman

- (threats)

- early warning

- orientasi: security

b. Eksplor peluang

- (opportunities)

- negara maju

- orientasi: prosperity

2. Obyek kegiatan:

- Informasi >< wartawan

- diolah -> intel

3. Kaidah:

- Basis: sekuriti

- Kerahasiaan (C4)

4. Operasi :

a. PCI

- negr. maju

- spionase (ofensif)

- analisa SWOT

b. Kontra

- negr. blm. maju

- defensif aktif

- analisa DIEN

 

***** ***** *****

 

*BADAN INTELIJEN*

(Tupoksi, Misi konkret & Prinsip)

 

*1. HAKIKAT TUPOK*

a. Deteksi & Antisipasi Ancaman

1) Ancaman (Threats):

- faktors negatif ekternal yg bahayakan.

- ancaman : fisik & non fisik (militer & non mil)

2) Early warning (deni ceni):

- Badan kontra

- K3N (lugri)

b. Cari & Eksplorasi Peluang (Opportunities):

- Peluang: faktors positif eksternal yg dp dimanfaatkan.

- Cari --> Spionase

- Eksplor --> Cipkon (kuasai & manfaatkan)

*2. OBYEK KEGIATAN*

> Obyek Kegiatan: dapatkan INFORMASI (ttg ancaman & peluang) -->             di-OLAH jadi rekomendasi.

a. Metode : terbuka & tertutup.

b. Teknik/cara: elisitasi, surveillance, sadap, foto.

c. Informasi --> diolah jadi rekomendasi sbg antisipasi.

> Informasi (Badan Kontra):

- Hals yg tak biasa & curigakan.

- Deteksi & identifikasi

- K3N.

> Informasi (Badan PCI):

- SWOT / K3N

- Cipkon (pusprop, sabtor, asimetrik, proksi, dsb)

*3. PRINSIP/KAIDAH*

- Kaidah kerja intel berbasiskan sekuriti

- Prinsip intelijen : kerahasiaan (secrecy).

- Pola : tertutup & klandestin.

- Cara : C4

*4. OPERASI INTEL*

Dua Operasi Intelijen yaitu ofensif (PCI) dan defensif (Kontra Intel)

a. Ofensif : PCI

- dilakukan negara maju

- manfaatkan peluang

- spionase --> Pusprop, Sabtor, proxy.

b. Defensif : Kontra Intel.

- dilakukan negara berkembang

- pertahanan diri (defensif aktif)

- Kontra --> Pam, psywar, desepsi, propaganda.

c. Fungsi: Lid, Pam, Gal.

 

******


Kaidah & Prinsip Intelijen

Lembaga intelijen merupakan sebuah organisasi yang memiliki peran penting dalam menjaga keamanan nasional. Dalam menjalankan tugasnya, lembaga intelijen berpegang teguh pada beberapa prinsip fundamental yang menjadi landasan operasionalnya.

Berikut adalah penjelasan mengenai tiga prinsip utama lembaga intelijen:

1. Kaidah Intelijen Berbasis Sekuriti

Kaidah kerja intelijen berbasiskan sekuriti yang menekankan bahwa seluruh aktivitas intelijen berfokus pada upaya menjaga keamanan dan stabilitas negara.

Hal ini berarti bahwa semua informasi yang dikumpulkan, dianalisis, dan diolah oleh lembaga intelijen diarahkan untuk mendeteksi, mencegah, dan menangkal berbagai ancaman yang dapat membahayakan negara.

2. Prinsip Intelijen adalah Kerahasiaan (Secrecy)

Kerahasiaan merupakan aspek fundamental dalam operasi intelijen. Hal ini dikarenakan informasi intelijen seringkali bersifat sensitif dan dapat membahayakan keselamatan individu, organisasi, bahkan negara jika bocor ke pihak yang tidak berwenang. Oleh karena itu, lembaga intelijen menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat untuk menjaga kerahasiaan informasi, mulai dari proses pengumpulan data hingga penyampaian hasil analisis kepada pengambil kebijakan.

3. Manover Intelijen Dilakukan Secara Tertutup atau Rahasia

Lembaga intelijen beroperasi secara tertutup dan tidak terekspos publik. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan para agen dan operasi intelijen. Dengan demikian maka manover agen intelijen di lapangan dilakukan dengan menerapkan pola tertutup, antara lain dengan menggunakan kedok atau pengelabuhan (desepsi). Masyarakat umum tidak perlu mengetahui detail tentang bagaimana intelijen bekerja, namun mereka harus yakin bahwa intelijen bekerja keras untuk menjaga keamanan mereka.


Kwik; Kudeta dan Kembali ke UUD 1945 Asli

Dalam diskusi seputar arah kebijakan ekonomi yang tidak sesuai dengan UUD 1945 di Kantor MUI Pusat, (17/05/2016), dalam upaya untuk memperbaiki bangsa mantan Menko EKUIN Kwik Kian Gie  secara berseloroh menyarankan Kudeta dan Kembali ke UUD 1945 Asli.  Pemikiran Kwik itu bisa dibaca melalui media online, http://www.repelita.com/perbaiki-bangsa-kwik-sarankan-kudeta-dan-kembali-ke-uud-1945-asli/

Kalau disarikan isinya sebagai berikut:

a.   Bangsa ini semakin liberal dan makin jauh dari UUD 1945, Untuk memperbaiki kondisi ini harus dilakukan perubahan sistem dan pemimpinnya.

b.   Sistem kepemimpinan, tidak bisa dipilih secara langsung oleh rakyat. Karena tidak mungkin rakyat yang pendidikannya mayoritas masih rendah diharapkan dapat memilih pemimpin yang berkualitas.

c.   Sumber ekonomi dan badan usaha harus dikendalikan negara, tidak boleh diserahkan kepada swasta apalagi asing.

d.   Salah satu cara untuk memperbaiki kondisi bangsa, harus menggunakan gaya kepemimpinan “diktaktorial.”

e.   Lalu apa yang harus dilakukan sekarang?. Ada yang menyebut kudeta, tapi apa ya tentara mau?  Untuk memilih pemimpin, “Saya usulkan, mungkin MUI yang mampu pilih pemimpin, orang yang sangat dihargai rakyat”.

Bagaimanakah integritas seorang Kwik?  Dulu ia adalah pebisnis yg sukses.  Sekitar th 85 ia meninggalkan dunia bisnisnya dan menekuni pendidikan (mendirikan Institut Bisnis Indonesia) dan penulis di kompas.

Ia sering mengkritik sistem pemerintah yang begitu korup dan sarat KKN serta otoriter di era Soeharto. Ia berpendapat semua malapetaka yang sedang dihadapi bangsa penyebabnya adalah moralitas yang rendah, tiadanya integritas, berkecamuknya KKN, kepalsuan, kemunafikan dan kepura-puraan.

Setelah dirinya mapan Kwik terjun ke dunia politik, dan ia konsisten memperjuangkan ilmunya (ekonomi dan pendidikan) untuk bangsa Indonesia. Kwik menjabat sebagai salah satu Ketua DPP sekaligus tim Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PDI.

Kwik tidak segan-segan mengkritisi menteri seposisinya bahkan presiden Megawati. Pada tanggal 7-8 November 2001, Kwik menyampaikan pidato yang sangat menusuk bagi CGI maupun pejabat-pejabat saat ini maupun tempo dulu. Ia menyentil lembaga keuangan dunia yang selama ini ‘menjerumuskan’ Indonesia dengan utang.

Kwik Kian Gie kerap kali menekankan bahwa untuk mengubah Indonesia yang lebih baik, maka dibutuhkan obat sekaligus dokter-dokter yang secara serius menyembuhkan penyakit korupsi yang merajalela, utang dalam dan luarnegeri yang menumpuk, mis-management dalam penyelenggaraan perekonomian, dan kerusakan moral.

Keempat hal inilah yang menyebabkan Indonesia diujung tanduk. Kritiknya yang paling fenomenal tentang ketidak warasannya kebijakan pemerintah dalam bidang ini adalah penjualan BCA 97% dari BCA sudah milik pemerintah. Di dalamnya ada OR atau surat utang pemerintah sebesar Rp 60 trilyun. IMF memaksa menjualnya kepada swasta dengan harga yang ekuivalen dengan Rp 10 trilyun. Jadi BCA harus dijual dengan harga Rp 10 trilyun, dan yang memiliki BCA dengan harga itu serta merta mempunyai tagihan kepada pemerintah sebesar Rp 60 trilyun dalam bentuk OR yang dapat dijual kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja.

Dalam artikel “Proses Terjajahnya Kembali Indonesia Sejak Bulan November 1967”.  Kwik Kian Gie menulis sebagai berikut: “Dari berbagai studi oleh ahli sejarah, baik dalam maupun luar negeri yang boleh dikatakan objektif, sejak tahun 1967 kita sudah tidak mandiri. Jauh sebelum itu, tetapi menjadi sangat jelas setelahnya, dapat kita lihat hubungan yang sangat erat antara kebijakan pemerintah Indonesia dan apa yang tercantum dalam country strategy report yang disusun oleh Bank Dunia dan Bank pembangunan Asia, serta segala sesuatu yang didiktekan kepada pemerintah Indonesia dalam bentuk Memorandum of Econo-mic and Financial Policies (MEFP) yang lebih dikenal dengan sebutan Letter of Intent.”


Jadi transaksi BCA oleh Laksamana Sukardi CS  dibawah bisikan IMF telah merugikan negara hingga Rp 50 triliun.  Hentikan pembodohan oleh aparat pemerintah. Hentikan kebijakan yang membuat masyarakat menjadi kelas nomor ke-5 setelah kepentingan pengusaha, asing, politik dan kepentingan penguasaha. Ciptakan budaya berdirikari, dan tingkatkan moralitas bangsa. 

Di masa tuanya (74 tahun) ia tetap berusaha menuangkan ide-ide demi mengedukasi masyarakat agar mata saudara-saudara di negeri terbuka lebar. Dalam sebuah buku John Perkins, ada kutiban: “Kwik,  seorang Tionghoa namun sangat nasionalis dan cinta pada negeri ini.”

Ada informasi dari Kwik yang dapat dijadikan pelajaran dan perlu direnungkan.

Pertama, bahwa bangsa ini semakin liberal dan makin jauh dari UUD 1945.  Untuk memperbaiki kondisi ini harus dilakukan perubahan sistem.

Kedua, perlunya meninjau kembali sistem Pemilu. Kepemimpinan tidak bisa dipilih secara langsung oleh rakyat. Karena tidak mungkin rakyat yang pendidikannya mayoritas masih rendah diharapkan dapat memilih pemimpin yang berkualitas.


Dan ketiga, Sumber ekonomi dan badan usaha harus dikendalikan negara, tidak boleh diserahkan kepada swasta apalagi asing.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kalimana/kudeta-dan-kembali-ke-uud-1945-asli_582f2959b5937326162f5ad7

Selasa, 27 Desember 2016

Weling Pituturing Pinisepuh

Nggèr anakku...
Sawangen kaé dagelan jagad...
Sing lagi rebutan ndonya lan pangkat
Rumangsané wis paling kuat kinurmat..
Nganti lali yèn ndonya iki bakalé kiamat..

Nggèr anakku..
Sawangen kaé dagelan jagat
Padha lali ngrumat wasiat
Gaman aji kanggo ndonya akhirat

Nggèr anakku...
Sing kok sawang kaé ojo ditiru
Rungokno lan élinga marang pesenku
Kanggo gondèlan laku uripmu

Nggèr anakku...
Ayu-bagusmu dudu saka wedak pupur kang gampang luntur...
Ning soko resiké atimu kang ngugemi pitutur luhur..
Sugihmu dudu emas picis raja brana sing gampang sirna..
Ananging jembaring atimu sing koyo segara..
Kang biso nampa pesthining Gusti Allah kang Maha Kuwoso.

Nggèr.. anakku,
Eling di eling²
Ojo nganti teteging imanmu nggoling
Sekarat pati bakal banget larané
Yèn rikala jaman uripé
Akeh dosané, lali marang tobaté
Pramula ayo pada éling selawasé

Dimèn pada becik nganti ing wekasané

-----

PESAN NASEHAT PARA ORANG TUA

Duhai anakku …
Lihatlah itu parodi dunia
Yang sedang berebut harta dan tahta
Disangkanya itu yang paling berharga …
Hingga lupa jika dunia ini akan kiamat

Duhai anakku …
Lihatlah itu parodi dunia
Semua lupa memperhatikan pesan
Pusaka mulia untuk dunia akhirat

Duhai anakku …
Yang kau lihat itu semua jangan kau tiru
Dengarkan dan ingatlah pesanku
Sebagai pegangan perjalanan hidupmu
Duhai anakku …
Kecantikan-ketampananmu bukan lantaran make-up yang gampang luntur
Tetapi dari kebeningan hatimu yang mengindahkan nasehat  leluhur
Kekayaanmu bukan gebyarnya emas yang gampang lenyap
Tetapi dari keluasan hati seluas samudra
Yang bisa ikhlas menerima takdir Tuhan Yang Maha Kuasa

Duhai anakku …
Ingat-ingatlah  …
Sakaratul maut sungguh sangat menyakitkan
Bila ketika masa hidupnya
Banyak berbuat  dosa dan melupakan taubat
Suka akan kebajikan hingga akhir hayat.

Jumat, 23 Desember 2016

Salah Kaprah Memahami Istilah Kafir

Nama Dwi Estiningsih mendadak ramai diperbincangkan, terkait cuitannya di Twitter yang menyebut bahwa 5 dari 11 pahlawan nasional di mata uang rupiah terbaru sebagai kafir. Cuitan Dwi itu pun ramai direspons netizen dengan nada kritik, ada yang protes bahkan tidak sedikit yang marah.  Beberapa orang menyatakan bahwa orang Kristen bukanlah kafir melainkan orang yang sudah beriman

Atas perbuatannya, Dwi telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Forum Komunikasi Anak Pejuang Republik Indonesia (Forkapri) dan tengah diproses. Forkapri melaporkan ke Polisi dengan tuduhan menyebarkan rasa kebencian atau permusuhan individu (SARA) melalui media elektronik. Namun Dwi membantah, bahwa tidak ada yang salah dengan penyebutan kafir pada cuitannya itu.

Bagaimana nasib Dwi Estiningsih di penyidik Polri? Bisakah ia lolos dari jeratan hukum yang menuduhnya menyebarkan rasa kebencian atau permusuhan individu?

Memang, istilah "kafir" tidak asing di telinga masyarakat kita. Namun kebanyakan masyarakat memahami kata “kafir” sebagai sebutan terhadap seseorang yang menolak Tuhan dan ajaran-Nya, atau dengan kata lain sebagai sebutan untuk orang yang tidak mempercayai ajaran agama.  Padahal bagi orang yang tidak mempercayai ajaran agama ada istilah lain dalam pandangan filosofi, yaitu “atheis”.  Ateisme adalah sebuah pandangan yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. 

Konon menurut sejarah, kata kafir masuk ke dalam kosa kata bahasa Indonesia berasal dari orang-orang Indonesia yang memeluk agama islam.  Kafir (bahasa Arab: ر ف ك) berasal dari kata kufur yang berarti: menutup; ingkar; atau menolak.  Kafir secara harfiah berarti orang yang menyembunyikan atau mengingkari kebenaran (risalah Islam).
  
Sehingga Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka 1997) mendefinisikan kafir sebagai orang yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya.  Demikian pula menurut Ensiklopedi Islam Indonesia, dalam teologi Islam, sebutan kafir diberikan kepada siapa saja yang mengingkari atau tidak percaya kepada kerasulan nabi Muhammad Saw. atau dengan kata lain tidak percaya bahwa agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad berasal dari Allah SWT. 

Kendati orang Yahudi atau Kristen meyakini adanya Tuhan, mengakui adanya wahyu, membenarkan adanya hari akhirat dan lain-lain, mereka (dalam teologi Islam) tetap saja diberi predikat kafir, karena mereka menolak kerasulan nabi Muhammad dan agama wahyu yang dibawanya.

Bagi umat Islam, semua orang non-Muslim adalah kafir.  Karena menurut syariat Islam, istilah kafir tertuju bagi orang yang mengingkari risalah Islam, yaitu mengingkari Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan mengingkari nabi Muhammad SAW sebagai rasul-Nya.

Dengan demikian maka cukup beralasan bagi Dwi Estiningsih bahwa tidak ada yang salah dengan penyebutan kafir pada cuitannya itu.  Orang yang beragama lain jangan tersinggung dan hendaknya menghargai keyakinan orang Islam yang menyebut kafir bagi non-Muslim.  Karena itu merupakan keyakinan bagi kaum Muslimin.

Demikian pula sebaliknya, hendaknya orang Muslim jangan marah dengan keyakinan orang Kristen yang menyebut untuk kalangan non Kristen dengan istilah domba yang hilang atau domba yang tersesat.

Lalu apa ada yang salah dalam istilah kafir dalam masyarakat kita?.  Yang salah barangkali adalah pemahaman yang salah kaprah tentang istilah kafir selama ini.  Kafir dipahami sebagai sebutan terhadap seseorang yang tidak mempercayai ajaran agama.  Padahal kafir adalah istilah dalam ajaran agama Islam sebagai penyebutan terhadap setiap orang non-Muslim.

Patut disesalkan Dwi Estiningsih menggunakan istilah kafir dalam cuitannya di twitter disaat masyarakat kita masih mempunyai pemahaman yang salah kaprah terhadap istilah itu.  Dan dapat dimaklumi pula bila masyarakat non Muslim geram dengan cuitan Dwi akibat kesalah pahamannya.  


------------------------------


Komentar :

Herry Van: Ya menurut Islam kafir halal darahnyan ditumpahkan!  Begitu kan? 
Jangan seenaknya mengkafir2kan orang, apalagi yg telah berjasa pada Bangsa ini. Lebih tau mereka atau negara ini kepahlawanan pak Kaisefo? 
Ibu ini semakin menegaskan bahwa orang2 Pks sapi inilah sumber berita hoax dan berita plintiran yg mengganggu ketertiban umum. Mohon Negara menunjukkan ketegasannya karena produk negara telah dihina seenaknya!

------------------------------
  
Bung Herry… menurut syariat Islam (sesuai yg dicontohkan nabi Muhammad), sikap orang muslim terhadap orang non Muslim (kafir) secara umum harus berinteraksi sosial secara baik. Kecuali terhadap Kafir Harbi (yg memusuhi/memerangi Islam).  Perhatikan negara2 yang warganya mayoritas muslim, disana warga non muslim hidup tenang damai tanpa gangguan.

Sesuai syariat Islam, Orang kafir terbagi menjadi empat macam, yaitu:
1. Kafir Dzimi, yaitu orang kafir yang berada di mayoritas Muslim dan mengikuti aturan penguasa islam.
2. Kafir Muahad, yaitu orang kafir yang tinggal di negara kafir, yang ada perjanjian damai dengan negara Islam.
3. Kafir Musta’man, yaitu orang kafir yang masuk ke negara Islam, dan mendapatkan jaminan keamanan dari pemerintah Islam.
4. Kafir harbi, yaitu orang kafir yang memusuhi/memerangi Islam.

Dari keempat macam orang kafir tersebut, hanya “Kafir Harbi” yang boleh diperangi dan halal darahnya untuk ditumpahan.


Salam …