Jumat, 28 Oktober 2016

Note: Kufur Nikmat

1. Kisah Ujian Tiga Orang Bani Israil
Ada kisah tiga orang dari Bani Israil, yang masing-masing berpenyakit kulit, kebotakan dan buta.  Ketiganya miskin dan kemudian diberi ujian harta oleh Allah.  Maka Allah Ta’ala mengutus seorang malaikat untuk datang kepada ketiganya.  

AAA… dst.    Satu orang bersyukur, dan dua orang kufur nikmat.

2. Kufur Nikmat
“Kufur nikmat” merupakan lawan dari “syukur nikmat”. Kufur nikmat berarti tidak mensyukuri nikmat Allah Swt yang telah dilimpahkan kepadanya. 
Orang yang kufur nikmat adalah orang yang enggan mensyukuri nikmat Allah. Dan bagi orang yang kufur nikmat, maka Allah Ta’ala mengancam dengan azab-Nya yang sangat pedih. 
Allah SWT berfirman:
La in syakartum la azidannakum wala in kafartum inna adzabi lasyadid
artinya : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim ayat 7)
Qarun, Manusia Kufur Nikmat.
Dalam Al-Qur’an surah al-Qashash ayat 76 - 82, diceritakan tentang sosok manusia yang kufur nikmat, yaitu Qarun.  

3. Hanya Sedikit Orang Yang Pandai Bersyukur
Dalam kitab suci Al-Quran, setidaknya ada 3 ayat pernyataan Tuhan tentang betapa sedikitnya manusia yang mau (pandai) bersyukur kepada-Nya.  
(1) QS. Al-Baqarah ayat 243:  "Sesungguhnya Allah sentiasa melimpahkan kurnia-Nya kepada (seluruh) manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur."  
(2) QS. Ibrahim ayat 7:  "Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)."
(3) QS. Saba’ ayat 13: “Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.”  
Sungguh mengejutkan, dari firman Allah tersebut ternyata banyak diantara kita hamba-Nya yang kufur nikmat.  Naudzubillah min dzalik.
Baznas membeberkan data bahwa serapan zakat di Indonesia masih rendah. Pada 2016, tercatat zakat masuk Rp 5 triliun. Jumlah ini hanya 1 persen dari potensi zakat di Indonesia sebesar Rp 217 triliun.
Penghasilan (gaji) lebih dari 6,53 juta rupiah per bulan, maka kita wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari penghasilan bersihnya. Kalau enggan maka tergolong kufur nikmat.
Menurut Syekh Yusuf Qardhawi, nisab zakat penghasilan (profesi) dianalogikan dengan zakat pertanian yang nisabnya adalah 5 wasaq, setara dengan 653 kg beras. Bila harga beras per kilogram diasumsikan Rp 10.000, maka nisab zakat profesi adalah 653 x Rp 10.000 =  Rp 6,53 juta per bulan.  

4. Tanda Kufur Nikmat
Syukur adalah mengakui, memuji, dan menampakkan bukti terimakasih kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepadanya.
Imam Al-Ghazali mengajarkan bahwa bukti syukur kepada Allah dilakukan dengan tiga tahap, yaitu disadari oleh hati (bil qalbi), diucapkan dengan lisan (bil lisani), dan dibuktikan dengan perbuatan (bil a’mali).
Barangsiapa tidak merealisasikan ketiga perkara tersebut, maka ia termasuk kufur nikmat.

5. Bersedekah adalah Bentuk Nyata Rasa Syukur.
Imam Al-Ghazali : Wujud sedekah tidak selalu dalam bentuk harta. Ada tiga macam wujud sedekah, yaitu (1) sedekah harta, (2) sedekah ilmu, dan (3) sedekah tenaga. 


6. Kesimpulan 
a.  Barangsiapa tidak mengakui, memuji, dan berterimakasih  kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepadanya, maka ia telah Kufur Nikmat.
b.  Bukti konkrit dari rasa terimakasih (syukur) kepada Allah SWT adalah sedekah.  
c. Tiga macam wujud sedekah, yaitu sedekah harta, sedekah ilmu, dan sedekah tenaga.  Besar kecilnya wujud sedekah menunjukkan ukuran besar kecilnya kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT.
Marilah kita merenungi segala kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita. Dan semoga kita mampu bersedekah sehingga kita termasuk dalam golongan orang yang pandai bersyukur, dan bukan golongan orang yang kufur nikmat.




Kamis, 27 Oktober 2016

Pitutur Saking Leluhur

-  dadiya gedhe sing ora ngebot-boti,
-  dadiya santosa sing ora gawe wedi
-  dadiya lancip sing ora nglarani
-  dadiya landhep sing ora natoni
-  dadiya sugih sing ora gawe rugi,
-  dadiya pinunjul sing ora gawe meri
-  dadiya  padhang sing ora mblerengi,
-  dadiya sumunar sing ora nyulapi

Dadiya talanging banyu rahmating Gusti Allah kanggo sasamaning titah.
Padang pikire, jembar lan sumeleh atine, gede sabare, apik kelakuane, luhur wekasane

Wong kang sholeh iku iso seleh atine lan iso silih ilmune kanggo suluh  pepadang panguripan saenggo silih sumrambah ing sapada pada.


***********


NASEHAT LELUHUR

jadilah besar yang tidak membebani
jadilah perkasa yang tidak menakutkan
jadilah runcing yang tidak menyakiti
jadilah tajam yang tidak melukai
jadilah kaya yang tidak merugikan
jadilah unggul yang tidak menimbulkan iri
jadilah terang yang tidak meredupkan
jadilah bersinar yang tidak menyilaukan

Jadilah jalan bagi Rahmat Tuhan untuk sesama umat manusia.
Terang pikirannya, lapang  hatinya, luas kesabarannya, baik prilakunya, luhur kehormatannya.
    
Orang soleh itu bisa lembut hatinya, berbagi ilmunya, sebagai cahaya petunjuk kehidupan, semoga dapat menjadi warisan untuk sesama.


&&&&&&

Nasehat Simbah: Pinter lan Bener


Ora kabeh wong pinter kuwi bener…
Ora kabeh wong bener kuwi pinter…

Akeh wong pinter ning ora bener…
Lan akeh wong bener senajan ora pinter…

Nanging tinimbang dadi wong pinter ning ora bener…
Luwih becik dadi wong bener senajan ora pinter…

Minterno wong bener..kuwi luwih gampang tinimbang mbenerake wong pinter…
Mbenerake wong pinter..kuwi mbutuhke beninge ati…"

*Sugeng warsa enggal 1438 H.*

Sabtu, 22 Oktober 2016

Meritokrasi; Tiru Malaysia, Jangan Tiru Singapura.

Menteri Senior Singapura, Lee Kuan Yew dalam sebuah pidatonya beberapa tahun yang silam mengatakan bahwa Singapura bisa menjadi sebuah negara yang maju dan unggul seperti saat ini adalah berkat sistem meritokrasi pemerintahan yang diterapkannya. Singapura merupakan  negara metropolitan sempurna, yang semuanya tertata secara tertib, rapih, indah, aman, dan nyaman.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok pun ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan pembangunan Jakarta meyatakan, “saya ini meritokrasi.”  Ahok mengatakan memimpin ibukota adalah kesempatannya untuk menunjukkan bahwa hasil kerja dan meritokrasi dapat mengalahkan politik identitas.  Berkat Ahok, kampung-kampung kumuh di Jakarta nyaris tak ada lagi, pedagang-pedagang kaki lima mulai tak nampak di jalanan, masyarakat miskin dipindahkan ke Rusunnawa, areal kosong disulap menjadi wilayah taman yang indah dan rapi.  Jakarta menjadi semakin tertib, rapih dan indah.

Sistem Meritokrasi 
Meritokrasi adalah tata kelola organisasi yang menjadikan kemampuan (capability) sebagai tolok ukur utamanya. Dengan sistem meritokrasi, penghargaan untuk menduduki sebuah jabatan diberikan hanya kepada mereka yang mempunyai kemampuan dan prestasi tanpa memandang latar belakang etnis, agama, afiliasi politik, atau status sosial, bahkan pula dari tingkat pendidikan yang dicapainya.
Meritokrasi dianggap sebagai suatu sistem yang adil dengan memberikan kedudukan atau jabatan  kepada mereka yang berprestasi . Meritokrasi sering dipakai dalam penentangan terhadap birokrasi yang sarat nepotisme dan primordialisme. Negara-negara maju di Amerika dan Eropa, menjadikan meritokrasi sebagai salah satu kunci keunggulan mereka.
Tetapi meritokrasi juga mendapat kritik sebagai bentuk ketidakadilan terhadap mereka yang kurang memiliki kemampuan untuk mendapatkan tempat.  Meritokrasi dituduh mengabaikan nilai luhur, budaya, tradisi, dan keberadaan masyarakat pribumi hanya untuk mewujudkan ambisi kemajuan sebuah negara. Meritokrasi hanya berpihak pada kalangan menengah keatas dan merugikan kalangan bawah.  
Meritokrasi mirip kapitalisme yang sama-sama menganut paham liberal yaitu menjunjung tinggi kebebasan. Kalau kapitalisme merupakan paham dalam bidang ekonomi, maka meritokrasi adalah paham dalam bidang politik.  

Meritokrasi Lee Kuan Yew
Pada masa sebelum abad 19, Singapura merupakan bagian dari kesultanan Johor Melayu, dan suku Melayu sebagai penduduk mayoritas. Tahun 1965 Singapura secara resmi merdeka, presiden pertamanya adalah Dr. Moh. Yusuf bin Ishak dan Perdana Menterinya adalah Lee Kuan Yew. Seperti negara-negara di Asia Tenggara lainnya, Singapura merupakan negara berkembang yang masih miskin. 
Selaku perdana menteri, Lee Kuan Yew mengendalikan pemerintahan dengan menerapkan sistem meritokrasi.  Roda pemerintahan berjalan dengan sangat efektif sehingga dalam waktu singkat Singapura, yang secara geografis berada dilokasi strategis di mulut Selat Malaka, mengalami kemajuan sang sangat pesat.  Pelabuhan Singapura menjadi salah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.    
Karena ras Tionghoa dominan dalam bidang ekonomi dan pendidikan, maka warga negara Singapura keturunan Tionghoa menguasai bidang ekonomi maupun pemerintahan. Sebaliknya ras Melayu semakin pudar perannya.
Tahun 1975, pemerintah Singapura menghapuskan pelajaran bahasa dan kebudayaan Melayu di sekolah-sekolah. Bahasa yang diwajibkan pemerintah disekolah adalah bahasa Inggris atau bahasa Mandarin.  Bahasa Melayu menjadi bahasa nasional karena alasan simbolis dan historis, dan secara umum hanya dipergunakan oleh masyarakat Melayu Singapura. Bahasa Melayu digunakan pada lagu kebangsaan “Majulah Singapura” dan cetakan koin. Tetapi, sekitar 85% warga Singapura tidak paham bahasa Melayu.
Untuk memperluas wilayah daratannya, Singapura mereklamasi laut dengan tanah yang diperoleh dari negara tetangga.  Pemerintah juga menerapkan pajak tanah yang tinggi sehingga banyak penduduk Melayu yang tak mampu membayar pajak dan terpaksa menjual tanahnya kepada orang yang lebih mampu, yaitu etnis Tionghoa.  Dengan demikian, ras Melayu semakin terpojok.
Berkat meritokrasi Lee Kuan Yew, kini Singapura menjadi negara metropolitan yang sangat maju dan modern. Bagi penduduk melayu Singapura seperti negara baru, dan mereka merasa menjadi warga asing di negerinya. Semua orang berbicara dengan bahasa Inggris dan Mandarin. Bahasa Melayu nyaris tak terdengar lagi.

Meritokrasi Ahok.
Menurut sejarah, Nama Jakarta merupakan kependekan dari Jayakarta yang artinya “kota kemenangan”, yang diberikan oleh Fatahillah setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1527. Nama sebelumnya adalah Sunda Kelapa (sebelum 1527), sedangkan nama Batavia diberikan oleh Belanda (1619-1942). Nama Jakarta kembali dipakai setelah kemerdekaan 1945. Suku Betawi adalah penghuni awal Kota Jakarta dan sekitarnya.  
Pada tahun 1930, masyarakat Betawi menjadi penduduk mayoritas di Batavia atau Jakarta (36,2%), selebihnya adalah Sunda (25,4%), Jawa (11,01%), Tionghoa (5,53%), dan lain-lain. Saat itu Jakarta adalah kota yang masih belum maju dan miskin, akibat banyak kekacauan politik. Pemerintahan dikelola dengan sistem primordialisme.
Memasuki masa Orde Baru, Presiden Suharto menerapkan sistem meritokrasi secara wajar. Para teknokrat dan ekonom lulusan Barat banyak direkrut oleh Soeharto. Mereka yang dikenal sebagai “Mafia Barkeley”, menjadi pilar utama kebangkitan ekonomi Indonesia. Tentu sistem ini diterapkan di Jakarta sebagai ibukota Indonesia. Namun sistem ini tidak bertahan lama karena Soeharto mulai memilih anggota kabinet berdasarkan kedekatan personal.
Demikian pula setelah orde reformasi, ternyata meritokrasi belum benar-benar diterapkan. Pada masa kepemimpinan Gus Dur hingga SBY sistem meritokrasi hanya dijalankan setengah-setengah. Gusdur banyak mengangkat menteri dari kalangan Nahdliyin. SBY hanya menerapkan sistem meritokrasi pada menteri-menteri urusan teknis, seperti menteri keuangan, menteri dalam negeri, menteri luar negeri, dan menteri perdagangan. Untuk jabatan-jabatan non-teknis, ia banyak menyerahkan kepada para politisi yang terkadang kurang kredibel. 
Sebagai Wakil Gubernur, Ahok mendorong Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta untuk menerapkan sistem meritokrasi dalam mengelola Jakarta, salah satunya untuk jabatan publik. Tahap awal adalah melakukan lelang jabatan dalam penempatan kepala camat dan lurah di seluruh Jakarta. Muncullah nama Susan Jasmine yang diangkat sebagai lurah di kelurahan Lenteng Agung yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Setelah menjadi gubernur, Ahok benar-benar menerapkan meritokrasi secara total.  Kepala-kepala dinas dan pembantu-pembantunya diangkat dan diberhentikan sesuai penilaian Ahok berdasarkan kapabilitas dan loyalitas kepada kebijakan-kebijakannya.
Dengan kejujuran, keterbukaan, keberanian, dan sikap kerasnya menentang primordialisme dalam memimpin Jakarta, Ahok secara signifikan telah berhasil mengubah Jakarta menjadi lebih baik. Ahok banyak mendapat pujian dan dukungan dalam memimpin Jakarta, meski tidak sedikit pula yang menentangnya. Meritokrasi Ahok nampaknya akan berhasil membawa Jakarta menjadi kota metropolitan yang modern, tertib, indah, aman, dan nyaman seperti Singapura.

Meritokrasi Ala Malaysia
Malaysia adalah negara berkembang yang saat ini tengah mendekati kategori sebagai negara maju. Meski demikian negara ini tetap tidak kehilangan jati dirinya sebagai negara bangsa Melayu. Pencapaian kemajuan disegala bidang di Malaysia juga tidak terlepas dari penerapan sistem meritokrasi pemerintahan, yaitu sistem meritokrasi terbatas.  
Negara Malaysia berpenduduk sekitar 27 juta jiwa, terdiri dari ras Melayu sebagai mayoritas (50,4%), Tionghoa (23,7%), India (7,1%), dan sisanya adalah penduduk pribumi non-Melayu yang kebanyakan bermukim di pulau Kalimantan (18,8%).  
Etnis Melayu mendominasi di pemerintahan Malaysia, karena diyakini sebagai warga pribumi, sehingga mempunyai hak istimewa yang dijamin oleh konstitusi, berbeda dengan etnis minoritas lainnya. Menurut definisi konstitusi Malaysia, orang Melayu adalah muslim, menggunakan bahasa Melayu, yang menjalankan adat dan budaya Melayu. 
Konstitusi Malaysia memberikan keistimewaan bagi penduduk Bumiputra (ras Melayu, Dayak, Iban, Kadazan dan suku asli) dalam mendapatkan beasiswa sekolah, pekerjaan (sebagai PNS/Polisi/militer), perumahan murah dan pinjaman uang. Sebagai contoh penduduk bumiputra apabila membeli rumah mereka mendapat 7% lebih murah.
Sistem meritokrasi yang diterapkan di Malaysia adalah meritokrasi internal, meski mengacu pada kapabilitas sebagai tolok ukur utama tetapi tetap mempertimbangkan aspek primordialisme untuk menjaga kelangsungan tradisi dan budaya asal sebagai jatidiri bangsa.

Jakarta tercerabut dari budaya dan jatidiri bangsa.
Jika meritokrasi benar-benar dilaksanakan secara total dalam mengelola pemerintahan di DKI, maka Jakarta akan menjadi sebuah kota metropolitan yang modern seperti Singapura. Jakarta akan dipenuhi oleh gedung-gedung perkantoran megah, perumahan mewah, mal, dan supermarket dengan sarana transportasi yang aman, nyaman dan tepat waktu.
Pemukiman-pemukiman mewah tidak hanya berada di Pondok Indah, Kelapa Gading, Pluit, dan Pantai Indah Kapuk, tetapi akan meliputi sebagian besar wilayah Jakarta.  Tidak akan dijumpai lagi perumahan kumuh dan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memacetkan jalan dan mengotori kota. Jakarta hanya akan dihuni oleh mereka yang mampu saja, sementara bagi mereka yang tak mampu membayar pajak dan sewa harus keluar dari Jakarta dan tinggal dipinggiran kota.
Di Jakarta nanti, tidak akan mudah dijumpai kesenian lenong, tari japong, ondel-ondel, dan pencak silat betawi. Perayaan Gong Xi Fa Cai akan meramaikan seluruh mal-mal dan perkantoran, serta atraksi Barongsai di jalanan protokol kota. Pelabuhan Sunda Kelapa yang dulu menjadi pusat kejayaan Jayakarta, pasar ikan Muara Karang, Marunda kampung Si Pitoeng, kampung Betawi Condet hanya jadi kenangan atau jadi musium. Pasar tradisional pun mungkin hanya ada di pinggiran kota.  Masyarakat kota Jakarta menjadi individualis, apatis dan kehilangan keramah tamahannya.

Jika meritokrasi gaya Ahok benar-benar dilaksanakan secara total (liberal), maka Jakarta akan tercerabut dari akar budaya dan jatidiri bangsa. Namun bila Jakarta masih ingin mempertahankan budaya dan jatidiri bangsa nusantara, hendaklah meniru meritokrasi internal gaya Malaysia yang tetap memperhatikan nasib dan kelangsungan hidup warga bumiputera.


Sabtu, 15 Oktober 2016

Sebuah Kejujuran

Suatu hari ada seorang penebang kayu yang kehilangan kapaknya yang terjatuh kesungai. Dia pun menangis karena ia tidak dapat memberikan nafkah untuk keluarganya. Lalu dia pun berdo’a kepada Tuhan, Tak lama kemudian, Tuhan pun mengirimkan malaikatNya.
Sang Malaikat berkata : “Mengapa kamu menangis?
Si penebang kayu sambil terisak menceritakan bahwa kapak sebagai sumber penghasilan satu-satunya telah jatuh kesungai.  Setelah mendengar cerita penebang kayu, Malaikat tsb menghilang dan muncul kembali membawa kapak emas.
“Apakah ini kapakmu?
“Bukan, Tuan “
Lalu Malaikat itu menghilang dan muncul kembali membawa kapak perak.
“Apakah ini kapakmu?
“Bukan, Tuan"
Lalu Malaikat mengeluarkan sebuah kapak yang jelek dengan pegangan kayu dan mata besi
“Apakah ini kapakmu?
“Ya, Tuan, benar ini kapak saya"
Malaikat itu kemudian berkata:
“Kamu orang jujur, karena itu Aku akan memberikan ketiga kapak ini untukmu sebagai upah kejujuranmu. Lelaki itu sangat bersyukur dan pulang dengan gembira.

Beberapa hari kemudian ketika sedang menyeberang sungai, istrinya terjatuh dan hanyut.
Lagi, si penebang kayu menangis dan berdoa. Kemudian Tuhan kembali mengutus Malaikat yang dulu.
“Mengapa kamu menangis?
“Istri saya satu-satunya yang sangat saya cintai terjatuh ke sungai, Malaikat. Lalu Malaikat menghilang kedalam sungai dan muncul kembali dengan membawa Jennifer Lopez
“Apakah ini istrimu?
“Ya, Dewa"..
Lalu Malaikat tersebut kemudian marah dan berkata
“Kamu berbohong, kemana perginya kejujuranmu? “
Lelaki itu dengan takut dan gemetar berkata,
“Tuan, seandainya saya tadi menjawab tidak, Tuan akan kembali dengan membawa Britney Spears atau lainnya, dan jika saat itu saya juga menjawab tidak, Tuan akan kembali membawa istri saya yang asli, dan jika ketika itu saya menjawab iya, Dewa akan memberikan ketiganya untuk menjadi istri saya. Saya ini orang miskin Tuan, tidak mungkinsaya bisa membahagiakan tiga orang istri…
Sang Malaikat pun tertawa


KESIMPULAN:
Lelaki itu berbohong demi kebahagiaan orang lain…

Berkaca Dari Singapura

Ketika Singapura merdeka, presiden pertamanyah adalah Dr. Mohd. Yusuf dan Perdana Menterinya adalah Lee Kuan Yew. Seperti negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Singapura miskin dan kumuh.

Pada waktu itu, PM Lee memperkenalkan konsep meritocracy. Jika Singapura ingin maju, maka hendaknya warga Singapura lebih mengutamakan pemimpin yang cakap tanpa harus melihat latar belakang ras, dan agamanya.

Rupanya konsep tersebut diterima masyarakat Singapura. Karena ras Tionghoa dominan dalam ekonomi dan pendidikan, maka warga negara Singapura keturunan Tionghoa lebih dominan di bidang ekonomi maupun pemerintahan. Sebaliknya, ras Melayu semakin pudar perannya.

Bahkan pada sekitar tahun 1975, pemerintah Singapura menghapuskan pelajaran bahasa dan kebudayaan Melayu di sekolah-sekolah Singapura. Bahasa yang diwajibkan pemerintah disekolah adalah bahasa Inggris atau bahasa Mandarin. Dengan demikian, ras Melayu semakin terpojok.

Beberapa pengamat melayu, seperti Hamka, mulai mempersoalkan hal ini. Namun, Hamka harus menelan pil pahit karena beliau tidak diperkenankan masuk Singapura.

Kota Singapura tadinya didiami banyak penduduk Melayu. Kediaman penduduk Melayu didapatkan hampir di seluruh Singapura. Namun, pemerintah Singapura kemudian menerapkan pajak tanah yang tinggi sehingga banyak penduduk Melayu yang tak mampu membayar pajak dan terpaksa menjual tanahnya kepada orang yang lebih mampu, yaitu etnis Tionghoa.

Seorang penduduk lama Singapura, keluarga Melayu Jawa yang berhasil membeli tanah cukup luas di jalan 6th Avenue berkat usaha produksi tempe dan tahu, mendapat surat dari pemerintah Singapura bahwa kawasan yang didiaminya akan dijadikan kawasan elite dan persyaratan rumahnya merupakan rumah mewah. Dia harus membangun rumah dengan standar yang telah ditentukan atau menjual tanahnya pada pemerintah atau swasta sehingga dapat dibangun pemukiman mewah yang direncanakan.
Untunglah, anak-anaknya mampu membangunkan rumah yang disyaratkan sehingga rumah tersebut menjadi benteng terakhir Melayu di kawasan itu.

Sikap pemerintah Singapura terhadap warga Melayu menjadi perbincangan hangat ketika keluar kebijakan warga Melayu jika masuk menjadi tentara Singapura hanya dapat mencapai pangkat tertentu, karirnya tak dapat diteruskan sampai jabatan puncak. Alasannya,warga Melayu diragukan kesetiaannya terhadap Negara Singapura.

 Waktu berjalan terus, Singapura yang semula merupakan bagian dari kesultanan Johor Melayu, kini tampil berbeda.
Dengan perkembangan yang sedang dan akan terjadi di Jakarta, banyak yang mempertanyakan apakah Jakarta akan berkembang serupa dengan Singapura?
Konsep meritocracy telah diamalkan mulai dari kasus lurah Susan, lelang jabatan, pernyataan Ahok bahwa agama tak perlu dicantumkan di KTP.

Opini bahwa warga kurang mampu harus keluar dari Jakarta semakin kuat. Kenaikan PBB 200 % dirasakan beratnya oleh penduduk yang kurang mampu. Mereka pun bersiap-siap keluar Jakarta pindah ke daerah pinggiran serta menjual tanah dan rumahnya. "Kalau kamu buat kehidupan gak cukup ya kamu jual dong." begitulah nasehatnya tempo hari.

Pedagang Kaki Lima (PKL) mempunyai atribut yang jelek. Mereka dianggap memacetkan jalan dan mengotori Jakarta. Janji manis kampanye dan kontrak politik Pro-Rakyat seakan tak terbukti. Upaya relokasi ke Rusunawa (Rumah susun sederhana Sewa) kurang mempertimbangkan kesinambungan pendapatan mereka sehingga sebagian juga harus keluar dari Jakarta karena tidak mampu membayar uang sewa bulanan.

Nelayan-nelayan pun tidak kalah mengharukan. Pasar ikan, kawasan Luar batang yang penuh historis tergerus kuatnya megaproyek Reklamasi Teluk Jakarta.
Bagaimanakah wajah Jakarta di masa depan?

Sekarang jika Anda sempat menelusuri kepemilikan rumah di kawasan Menteng, sekitar masjid Agung Al-Azhar, sekitar separuhnya dimiliki oleh saudara- saudara kita etnis Tionghoa. Sudah tentu jika Anda sempat ke Pluit, Pantai Indah Kapuk, Glodok, dan Kelapa Gading, semuanya mayoritas adalah saudara kita etnis Tionghoa.

Apakah warga pribumi di Jakarta akan menjadi minoritas dan menjadi penonton pembangunan Jakarta yang semakin gemerlap? termasuk megaproyek Reklamasi Teluk Jakarta?

Apakah Rekamasi Teluk bermanfaat bagi warga Jakarta? Yang nyata-nyata sudah "dijual" oleh Agung Podomoro di China dengan kedok investasi? Atau hanya bermanfaat untuk segelintir orang tertentu?

Apakah Jakarta akan berkembang seperti Singapura yang sebagian besar bisnis kepemilikan gedung dan rumahnya merupakan milik saudara-saudara kita etnis Tionghoa dan warga Jakarta akan terus terpinggirkan?

Hanya waktu yang akan menjawabnya.

(Ket : copas dari grup WA)


PENUTURAN RAUF WARGA SINGAPURA

Iwan mahasiswa UI, bercerita. Suatu hari ia jalan 2 ke Singapura. Ia kagum dengan kemajuan, sistem, keteraturan dan kebersihan Singapura. Di sebuah masjid, seusai sholat dhuhur ia bertemu dengan Rauf, warga Singapura.

Iwan: Rauf, Anda pasti puas dan gembira dengan kemajuan Singapura. Semua tempatnya bersih, alat transportasi teratur dan maju. Sy dengar pelabuhan Anda bahkan termasuk yg paling sibuk di Dunia, baik laut maupun udara. Sekarang ini, ekonomi Singapura paling maju di Asia Tenggara.

Rauf menjawab : Saya ini muslim Melayu. Kemajuan Singapura dengan yg sudah disebutkan memang benar. Tapi bukan kami yang menikmatinya. Sekarang Singapore buat kami seperti negara baru dan kami orang asing.

Kami tergeser, sekarang tinggal di pinggir 2 kota, juga mengontrak karena tak sanggup membeli rumah atau apartemen. Untuk itu saja kami harus bekerja keras. Biaya hidup di sini sangat tinggi, tak sempat kami jalan 2 menikmati kota. Kalian lihat, ada berapa gelintir Melayu jalan 2 di mall atau tempat rekreasi? Hampir tak ada.

Dulu Singapura kota yg sederhana, tapi kami jadi muslim yang lebih bebas dan bahagia. Sekarang, jangan lagi suara mengaji, suara adzan tak ada, kecuali di dalam masjid. Jumlah masjid juga sangat sedikit. Di kota hampir tak ada, di mall 2 juga hampir tak sedia tempat sholat.

Dulu kami bebas makan di mana suka. Sekarang, makanan halal susah dicari kecuali di kampung 2 kita saja. Ke kota, kami bawa bekal, karena kalau tidak mestilah puasa, hampir semua makanan kita lihat tak halal.

Bahasa Melayu pun tak lagi dipakai, Semua orang cakap Inggris dan Mandarin.
Negeri kami sekarang ibarat diambil orang.

Iwan tercengang, tidak pernah ia terpikir hal semacam ini.

Iwan: Ini negeri kalian, mengapa tak buat perubahan?

Rauf tersenyum kecut, lanjutnya : Dulu kami bisa, kami mayoritas. Sekarang jumlah kami hanya 20% saja dan terus berkurang. Reklamasi dibikin terus, tapi yg menempati bukan kami, orang baru, orang asing. Apa bisa buat dengan jml sedikit? Ini sudah jadi negara demokrasi, semua ditentukan dg suara terbanyak.

Yang mengejutkan Iwan adalah kata 2 Rauf terakhir:

Sepertinya sebentar lagi juga terjadi pada negeri anda.

Turki Campakkan Sekularisme; Tuai Kejayaan

DR. Siitaresmi Soekanto (Doktor Politik dan Dosen UI)
ISTANBUL - Dari artikel penulis Yordan, Ihsan Al Faqih, pada media Achahed:

Pemerintah Turki sebelumnya terapkan sekularisme dan hasilnya justru Turki jadi negara terpinggirkan di Eropa, tapi kini pemerintah Turki kembali jalankan syariat Islam dan hasilnya luar biasa

1. Produk Domestik Nasional Turki di tahun 2013 mencapai 100M dolar Amerika, menyamai pendapatan gabungan 3 negara dengan ekonomi terkuat di Timur Tengah; Arab Saudi, Uni Emirat arab, Iran, dan ditambah dengan Yordan, Suriah dan Libanon.

2. Erdogan membawa negerinya melakukan lompatan ekonomi yang besar, dari rangking 111 dunia ke peringkat 16, dengan rata-rata peningkatan 10 % pertahun, yang berarti masuknya Turki kedalam 20 negara besar terkuat (G-20) di dunia.

3. Tahun 2023 merupakan tahun pembangunan Negara Turki Modern yang sudah dicanangkan oleh Erdogan, yang ditargetkan adalah Turki menjadi kekuatan politik dan ekonomi nomer 1 di dunia!

4. Airport Internasional Istambul adalah bandara terbesar di Eropa yang menampung 1260 pesawat setiap harinya, ditambah Bandara Shabiha yang menampun 630 pesawat setiap hari.

5. Turkish Airline meraih peringkat maskapai penerbangan terbaik di dunia dalam 3 tahun berturut-turut.

6. Dalam kurun 10 tahun, Turki telah menanam 770 juta pohon Harjia dan berbuah.

7. Untuk pertama kali Turki di masa modern ini memproduksi sendiri Tank baja, pesawat terbang dan pesawat tempur tanpa awak, serta satelit militer modern pertama yang multi fungsi.

8. Erdogan dalam 10 tahun pemerintahannya telah mendirikan 125 universitas baru, 189 sekolah baru, 510 rumah sakit baru dan 169.000 kelas baru yang modern, sehingga rasio siswa perkelas tidak lebih dari 21 orang.

9. Ketika krisis ekonomi menimpa Eropa dan Amerika, universitas-universitas Eropa dan Amerika menaikkan uang kuliah. Sedangkan Erdogan membebaskan seluruh biaya kuliah dan sekolah bagi rakyatnya dan menjadi tanggungan negara.

10. Dalam 10 tahun terakhir, pendapatan perkapita penduduk Turki yang dahulunya hanya 3500 dolar pertahun, meningkat pada tahun 2013 menjadi 11.000 dollar pertahun, lebih tinggi dari perkapita penduduk Prancis. Dan Erdogan naikkan nilai tukar mata uang Turki 30 kali lipat!

11. Di Turki, negara sedang mengupayakan dengan sungguh-sungguh membiayai 300 ribu ilmuwan melakukan penelitian ilmiah untuk menuju tahun 2023.

12. Di antara keberhasilan politik terbesar Turki adalah keberhasilan Erdogan mendamaikan dua bagian Cyprus yang bertikai. Ia juga melakukan pembahasan damai dengan partai Buruh Kurdistan untuk menghentikan pertumpahan darah, dan meminta maaf kepada Armenia, sehingga menyelesaikan permasalahan yang sudah menggantung sejak 6 dasawarsa.

13. Di negara Turki, gaji dan upah meningkat mencapai 300%. Dan gaji pegawai baru meningkat, dari 340 lira Turki menjadi 957 lira. Dan jumlah pencari kerja menurun dari 38% menjadi 2%.

14. Di Turki, anggaran pendidikan dan kesehatan, mengungguli anggaran pertahanan, dan gaji guru sebesar gaji dokter.

15. Di Turki telah dibangun 35 ribu laboratorium IT dan data base modern yang melatih pemuda-pemuda Turki.

16. Erdogan menutupi defisit anggaran yang mencapai 47 milyar dolar. Sebelumnya cicilan terakhir hutang Turki ke IMF adalah 300juta dolar pada Juli lalu. Bahkan Turki meminjami IMF yang jelek namanya itu sebesar 5 milyar dolar. Disamping itu Erdogan juga menambah cadangan devisa negara sebesar 100 milyar dolar.

17. 10 tahun lalu, ekspor Turki hanya 23 milyar dolar. Sekarang meningkat menjadi 153 milyar dolar, mencapai 190 negara. Yang paling banyak adalah mobil, yang kedua peralatan elektronik. Setiap 3 perangkat elektronik di Eropa, satunya adalah produk Turki.

18. Pemerintah Erdogan mengawali pengolahan sampah menjadi pembangkit tenaga listrik, yang digunakan oleh sepertiga penduduk Turki. Dan energi listrik sudah dinikmati 98% penduduk Turki.

19. Erdogan pernah duduk berhadapan dengan seorang anak perempuan yang usianya masih 12 tahun, tampil dalam siaran langsung televisi, berdebat dan berdiskusi tentang pembangunan Turki masa depan. Beliau hormati kecerdasan dan semangat anak tersebut. Sekaligus beliau didik anak-anak Turki keteladanan dalam berdebat dan berdiskusi serta membaca masa depan.

20. Erdogan adalah teman Israel, begitu menurut kaum sekuler Arab. Erdogan berikan tamparan keras kepada Israel, dan dia paksa Israel meminta maaf karena kasus kapal Marmara yang ditembak Israel. Dan Turki berikan syarat pencabutan embargo Gaza untuk menerima permintaan maaf tersebut.

21. Erdogan adalah teman Israel??? Beliau berikan kritikan tajam terhadap orang-orang yang bertepuk tangan terhadap pidato Simon Perez dalam pertemuan Ekonomi dunia, dan beliau berkata sebelum keluar ruangan dan pulang ke Turki: "Memalukan kalian bertepuk tangan terhadap pidato ini, padahal Israel telah membantai ribuan anak dan wanita di Gaza..."

22. Erdoga menyemprot para demonstran penentangnya dengan air. Tidak menembak mereka dengan pesawat tempur, atau rudal atau bom-bom molotov.

23. Erdogan menolak anak gadisnya membuka hijab saat sekolah. Maka beliau kirim anaknya sekolah di Eropa agar tetap berhijab, sebelum hijab dibolehkan di kampus-kampus Turki.

24. Erdogan satu-satunya kepala negara bersama istrinya mengunjungi Burma dan bertemu dengan kaum Muslimin di sana dari kawasan Myanmar yang dapat bencana.

25. Erdogan menghidupkan kembali pengajaran Al Quran dan Hadits di sekolah-sekolah negeri, setelah hilang selama hampir 90 tahun, dihilangkan pemerintah sekuler.

26. Erdogan menetapkan kebebasan berhijab di kampus-kampus Turki dan di parlemen.

27. Erdoganlah pemimpin muslim yang membuat lampu di jembatan gantung terbesar di dunia di pantai laut hitam dengan penerangan yang sangat besar bertuliskan "Bismillahirrahmanirrahim.." Padahal, salah satu negara Arab membuat pohon natal terbesar di dunia dengan menelan dana mencapai 40 juta dolar.

28. Erdogan mengembalikan pembelajaran bahasa Ustmaniyah yang berhuruf Arab di sekolah-sekolah negeri.


29. Erdogan melepas pawai 10 ribu anak-anak muslim yang berumur 7 tahun di jalan-jalan Istambul, dengan penuh bangga anak-anak tersebut akan memulai kewajiban shalat berjamaah dan menghafal Al Quran

Doa & Perenungan


Ya Allah tuhan penguasa langit dan bumi …

Jadikanlah kami, manusia-manusia yang selalu ingat akan Engkau
yang selalu bersyukur dan berterimakasih
atas segala rahmat dan nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami
Janganlah sekali-kali kami menjadi orang yang lupa dan kufur                          
tak pandai bersyukur kepada-Mu ya Allah

Wahai Tuhan, Dzat  yang Maha Rahman …

Sungguh kami ini lemah tanpa pertolongan-Mu
Kami ini miskin tanpa rizki-Mu
Kami ini bodoh tanpa ilmu dari-Mu
Dan kami ini sesat tanpa petunjuk dan hidayah-Mu

Berilah kami kekuatan iman, ilmu dan kesabaran
Agar kami dapat melaksanakan segala perintah dan                               
menjauhi segala larangan-Mu
Agar hidup kami bisa menjadi manfaat
bagi keluarga, tetangga, masyarakat bangsa dan agam

Tetapkanlah hati kami
karena hanya Engkau sajalah yang kuasa menetapkan hati

Wahai Rabb yang maha Rahiem …

Bukakanlah pintu hati dan jiwa kami, agar kami dapat membedakan
Mana yang haq dan mana yang bathil
Mana yang benar dan mana yang keliru
Mana yang baik dan mana yang cela
Mana yang mulia dan mana pula yang hina

Bimbing dan pimpinlah kami,
agar kami dapat selalu berada di jalan yang lurus dan benar
Sebagaimana jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
Bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai
Bukan pula jalan orang-orang yang sesat

Wahai Dzat yang maha Pengampun

Kami sadar, banyak khilaf dan dosa yang telah kami perbuat
Engkau maha pengampun dan maha menerima taubat
Ampunilah dosa dan kesalahan kami
Dosa dan kesalahan ibu bapak kami
Dosa dan kesalahan seluruh keluarga kami
Dosa dan kesalahan kaum muslimin dan muslimat
Baik yang masih ada maupun yang telah tiada

Dan akhirilah umur kami ya Allah
Dalam keadaan kami penuh iman dan taqwa
Sehingga kami termasuk golongan orang-orang yang baik dan shalihin

Ya Allah, tuhan yang maha Pemurah

Berilah kami kehidupan yang baik di dunia
Dan kehidupan yang baik pula di akhirat kelak
Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka

Amin ya Robbala alamin.

Orang Tua

Seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW mengadukan bahwa ayahnya telah mencuri hartanya.  Rasulullah kemudian berkata kepadanya, “Pergilah dan datanglah kemari bersama ayahmu.” 
Ketika lelaki tadi pergi, malaikat Jibril datang menemui Rasulullah dan bersabda, “Wahai Muhammad, ‘Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, Jika orang tua anak tersebut tiba, maka tanyakanlah apa yang telah dia ucapkan dalam hatinya yang tidak terdengar oleh kedua telinganya’.”  Setelah berkata demikian malaikat Jibril pergi.
Tidak lama kemudian, lelaki tadi datang bersama ayahnya.  Nabi SAW kemudian bertanya kepada ayah lelaki tadi,  ”Mengapa anakmu mengadu bahwa engkau mencuri hartanya?”
”Ya Rasulullah, tanyakan kepadanya, harta itu aku dermakan kepada siapa; kepada salah seorang bibinya atau untuk diriku sendiri?” jawab ayah lelaki tadi.
”Perkenankanlah aku untuk tidak membahas masalah ini, tetapi ceritakanlah kepadaku apa yang kau ucapkan dalam hatimu yang tidak didengar oleh kedua telingamu?” pinta Rasulullah seperti yang diajarkan oleh malaikat Jibril sebelumnya.
”Demi Allah wahai Rasulullah, Allah selalu membuat kami semakin yakin kepadamu.  Aku memang telah mengucapkan sesuatu dalam hatiku yang tidak didengar oleh kedua telingaku,” jawabnya.
”Sampaikanlah, aku akan mendengarkannya,” jawab Rasulullah.
Tidak diduga, ternyata ayah lelaki itu kemudian membaca sebuah syair yang bagus yang ditujukan kepada sang anak, buah hatinya:

Ketika engkau lahir, aku menjagamu
Jika malam hari engkau sakit
Maka, sepanjang malam bersama ibumu aku tidak tidur
Memikirkan penyakitmu
Hingga tubuhku sempoyongan karena kantuk
Seakan aku yang sakit, bukan engkau
Air matakupun mengalir deras, mencemaskan dirimu
Dan jiwaku khawatir engkau akan mati
Padahal aku tahu bahwa ajal akan tiba sesuai dengan waktunya

Engkau makan dan minum dari jerih payahku
Aku rela bersusah payah, demi kegembiraanmu
Dan ketika engkau tumbuh dewasa, aku selalu membimbing dan mengajari mu
Aku selalu mendambakan, bagi dirimu suatu kebahagiaan kelak

Saat engkau mencapai usia yang tepat
Saat diriku sudah mulai renta karena usia
Saat dimana kuharapkan dirimu
Kau balas diriku dengan kekasaran dan kekejaman
Seakan-akan engkau pemberi nikmat
Dan menjadi sang dermawan
Ketika tak dapat kaupenuhi hakku sebagai ayah
Kau perlakukan aku sebagai tetangga
Yang hidup berdampingan

Mendengar syair yang dibacakan oleh ayah lelaki tadi, tidak terasa Rasulullah pun meneteskan air mata dan berkata pada anak tersebut, ”Dirimu dan hartamu adalah milik ayahmu”

Laki-laki itupun tertunduk lesu dan merasa malu.  Ia kini menyadari betapa besar curahan kasih sayang orang tuanya kepada dirinya.  Karena kesadarannya telah terbuka, maka hartanya itu diikhlaskan kepada ayahnya.  Dan, lelaki beserta orang tuanyapun akhirnya minta izin pergi meninggalkan Rasulullah dengan perasaan damai.