Jumat, 29 Juni 2018

Bersyukur dan Berbagi Syukur


RENUNGAN

Ada seorang pria kaya, memandang keluar jendela dan melihat seorang laki-laki mengambil sesuatu dari tong sampah. Ia mengatakan, SYUKURLAH saya tidak miskin.
Orang Miskin memandang sekeliling dan melihat seorang pengemis telanjang di jalan. Ia mengatakan, SYUKURLAH saya miskin tetapi tidak menjadi pengemis.
Pria pengemis memandang ke depan dan melihat ambulan yang membawa pasien. Ia mengatakan SYUKURLAH saya tidak sakit.
Kemudian orang sakit di rumah sakit melihat troli mengambil mayat ke kamar mayat. Ia mengatakan, SYUKURLAH saya masih hidup.
Ternyata, hanya orang yang sudah mati, yang tidak bisa BERSYUKUR.

Mengapa kita tidak BERSYUKUR karena hari ini Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup?  Marilah kita berbagi SYUKUR dengan orang lain dan biarkan mereka tahu bahwa Allah juga mengasihi mereka

Untuk memahami kehidupan yang sedang kita jalani, sesekali kita perlu berkunjung ke 3 lokasi:
1. Rumah Sakit,
2. Penjara,
3. Kuburan.
Di Rumah Sakit, kita akan memahami bahwa tidak ada yang lebih indah daripada KESEHATAN.
Di dalam Penjara, kita akan melihat bahwa FREEDOM / KEBEBASAN adalah hal yang paling berharga.
Di Kuburan, kita akan menyadari bahwa hidup ini tidak berarti apa-apa.. Karena Tanah yang kita pijak hari ini akan menjadi atap kita di esok hari.

Karena itu, mari kita tetap RENDAH HATI, jangan SOMBONG, dan selalu BERSYUKUR atas KARUNIA ALLAH.
Untuk itulah saudaraku, selagi kita masih diberi waktu & kesempatan, perbanyaklah BERBUAT BAIK, jangan SUKA MENYAKITI dan jangan SUKA MENGHINA orang lain.
Hendaknya selalu BERSYUKUR apapun keadaan Kita.
Selalu RUKUN dengan keluarga, tetangga, teman dan sahabat, karena kita tidak tahu kapan kita akan kembali.

Calon Calon "Musuh Islam" ... ???

Pilkada telah usai, calon2 yg bakalan memang sdh berproses akhir, sedang pilpres masih baru akan mulai. Jelang pemilihan masih menyisakan pengalaman2 yg berbeda, ada yg bimbang atau ada yg sdh yakin dengan pilihannya atau msh ada yg ragu. Bahkan menjadi beban pikirannya. Simak cerita berikut;
-------------

'Celaka kyai Cilaka!!!” Aku baru saja tiba di Pondok Kyai Husain. Setelah mencium tangannya, aku tak bisa membendung rasa kesalku yang telah kutahan cukup lama. Kegelisahanku tiba-tiba membrudal di hadapan wajah teduh Kyai Husain yang selama ini selalu mendengarkan keluh kesahku.

“Cilaka apanya, Nak?” Tanya Kyai Husain.

“Pilgub, pilpres!” Aku tak punya jawaban lain yang lebih panjang lagi. Aku yakin Kyai Husain akan mengerti.

Kyai Husain terkekeh. “Ndak usah dipikir!” Katanya, “Nanti juga reda sendiri. Ndak usah dipikir!” Kyai Husain kemudian mulai melinting tembakaunya.

“Tapi ini sudah menyangkut keselamatan ummat, Kyai. Ini sudah genting! Jika calon yang didukung para pengusaha hitam dan musuh-musuh Islam yang menang, bisa habis ummat Islam di negeri ini. Negeri ini akan hancur dan mendapatkan azab dari Gusti Allah!”

Kyai Husain mengangguk-angguk. Wajahnya tampak prihatin. “Kamu sudah shalat?” Tanyanya.

Aku menggelengkan kepala.

“Ambillah air wudhu, lalu shalatlah terlebih dahulu. Waktu ashar hampir habis.” Kata Kyai Husain.

Pelan-pelan keresahanku ciut. Aku malu pada diriku sendiri. Betapa bebalnya imanku, aku berteriak-teriak mengkhawatirkan nasib ummat tetapi aku sendiri lupa menjalankan kewajibanku.

Aku pamit pada Kyai Husain untuk ke surau. Kyai Husain mengangguk-angguk perlahan. Beliau sedang asyik dengan tembakaunya.

Selang sepuluh menit, aku sudah menghadapkan wajahku lagi pada Kyai Husain.

“Bagaimana shalatmu?” Tanya Kyai Husain tiba-tiba.

Aku terkejut ditanya demikian. Bagaimana shalatku?

“Eh, begitu, Kyai. Begitu saja. Alhamdulillah saya sudah shalat sekarang.” Aku menjawab pertanyaan itu dengan terbata-bata.

“Apa yang kaupikirkan dalam shalatmu?” Kyai Husain bertanya lagi.

Sebenarnya aku agak tersinggung ditanya-tanya begini. Apa urusan Kyai Husain tentang shalatku? Bukankah itu urusanku dengan Gusti Allah? Untuk apa Kyai Husain tanya-tanya segala? Tapi, karena aku sangat menghormati Kyai Husain, mau bagaimana lagi? Aku tak mungkin mengatakan kepadanya bahwa aku tersinggung. Aku juga tak mungkin menjawab, "Bukan urusan Anda, Kyai!" Bisa-bisa nanti beliau yang tersinggung. Jika begitu, celakalah aku. Bisa kualat aku. Apalagi Kyai Husain inilah yang dulu mengajari aku shalat. Dari alif-ba-ta Al-Fatihah sampai rukuk-sujud gerakan shalat dia ajarkan kepadaku dengan penuh kesabaran.

“Eh… Anu, begini, Kyai… Soal shalat, biarlah itu menjadi komunikasi batin antara saya dan Gusti Allah.”
Astaghfirullah. Mengapa kata-kata itu juga yang keluar dari mulutku?

Kyai Husain terkekeh. Kemudian agak terbatuk. “Ya sudah… Soal agama, biarlah itu juga jadi urusan pribadi-pribadi dengan Tuhannya” Katanya, lalu beliau menghisap tembakaunya. “Tapi, dalam shalatmu, kamu mikirin cagub cogub copras-capres atau tidak?” Sambung Kyai Husan, kemudian tertawa lebar.

Aku jadi kikuk. Aku tersenyum-senyum malu.

“Iya, Kyai.” Aku memang tak khusuk dalam shalatku tadi. Kepalaku dipenuhi kekhawatiran-kekhawatiran dan semacam kebencian.
Khawatir karena elektabilitas cahub capres yang kubenci, yang begitu membahayakan bagi umat Islam, terus saja tinggi dan sulit tersaingi. Maunya apa sih ummat Islam Indonesia ini? Aku gelisah luar biasa dalam shalatku.

“Coba kamu ingat-ingat lagi,” kata Kyai Husain, “Cagub capres mana yang paling membuatmu gelisah dalam shalat?”

“Jelas dia yang musuh ummat, Kyai! Jelas dia yang dikendalikan cukong-cukong asing! Jelas dia yang tidak pro kebijakan syariah! Jelas sekali dia yang diharamkan para ulama untuk dipilih!” Aku menjawab pertanyaan Kyai Husain dengan berapi-api.

Kyai Husain terkekeh. “Shalatmu begitu berat,” katanya.

Aku kebingungan.

“Shalatmu penuh beban,” lanjut Kyai Husain. “Aku tak pernah mengajarkan shalat yang penuh beban!.”

“Tapi, Kyai…” Aku berusaha memotong Kyai Husan, “Mohon maaf. Ini memang masalah genting yang sedang kita hadapi sebagai bangsa. Pemilihan Gubernur dan pilpres tak lama lagi, musuh-musuh Islam hampir saja menang!”

“Siapa yang kau sebut musuh-musuh Islam?”

“Cagub dan capres anu! Juga orang2 fasik di belakangnya!” Jawabku dengan penuh semangat.

“Bukankah dia juga seorang Muslim?” Tanya Kyai Husain.

“Saya meragukan keislamannya, Kyai! Itu pasti pencitraan! Keislaman palsu!”

“Ajari aku tentang keislaman yang asli, keislaman yang sejati?” Dengan tenang Kyai Husain mengajukan pertanyaan yang sama sekali tak kuduga. Beliau masih menghisap tembakaunya.

“Eh, Kyai. Mohon maaf, Kyai. Saya tidak dalam kapasitas untuk menjelaskan itu.”
Tiba-tiba aku merasa malu pada diriku sendiri. Apa hakku memberi batas dan ukuran-ukuran bagi keislaman seseorang?
Mengapa aku melabeli seseorang atau orang lain bahwa keislaman mereka palsu, pencitraan dan harus diragukan?

“Kalau begitu bagaimana dengan keislamanmu sendiri?” Tanya Kyai Husain.

Aku makin gelagapan. Bahkan shalat pun aku masih sering terlambat. Hingga hampir kehabisan waktu. Bahkan jika shalat pun aku masih memikirkan hal-ihwal ini-itu. Apa hakku mengatur-atur keisalaman orang lain? Bagaimana dengan keislamanku sendiri?

Aku tertunduk lesu. Tak bisa menjawab apa-apa dan tak bisa berkata apa-apa. Aku hanya menggelengkan kepala.

Kyai Husain terkekeh.

“Ummat Islam lebih besar dari sekadar pilgub pilguban, pemilu-pemiluan,” jawab Kyai Husain, “Agama ini lebih besar dari sekadar cagub caguban capres-capresan!” Beliau tampak lebih serius.

Aku mulai memerhatikan perkataan Kyai Husain.

“Sebenarnya aku tak suka membicarakan ini. Islam dan apapun saja di dunia ini tidak level untuk dibanding-bandingkan. Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi lagi darinya, itu sudah final. Kamu mau bawa-bawa Islam untuk urusan politik?
Kamu tak lebih dari mereka yang memperjualbelikan agama untuk urusan dunia.
Kamu mau membela ummat Islam?
Tanyakan itu sekali lagi pada dirimu sendiri, bukankah kamu sebenarnya sedang melakukan segmentasi pemilih?
Bukankah kamu ingin menggiring pemilih untuk melihat mana cagub, capres Islam dan bukan Islam agar mereka bisa dikategori-kategorikan?, dikelompok-kelompokkan?, agar syahwat kekuasaanmu dan sekelompok orang tertentu bisa tercapai? Kamu ini sedang membela Islam, atau siapa?
Kamu ini sedang membela Gusti Allah atau membela orang-orang yang hanya mengaku-ngaku dekat dengan Gusti Allah?”

“Lalu soal mengharam-haramkan. Soal bahwa memilih cagub capres tertentu diancam berdosa dan bahkan masuk neraka?.
Apa hakmu untuk mengatur-atur urusan yang bahkan Rasulullah Muhammad SAW pun tak mungkin sanggup mencampuri urusan Gusti Allah itu!
Apakah kamu sudah merasa lebih besar dari Rasulullah dan Gusti Allah?
Kamu boleh senang atau tidak senang dengan cagub capres terntentu atau siapapun saja, tetapi kemu tidak boleh senang melihat ummat Islam terpecah belah, dipecah-belah. Kamu boleh senang dengan politik dan segala tetek bengeknya, tetapi kamu tidak boleh senang melihat agamamu dijadikan alat untuk mendulang suara—
kamu tidak boleh mengharam-haramkan sesuatu yang dengannya sebenarnya kamu sedang berusaha menghalal-halalkan syahwat dan nafsu politikmu semata!”

Aku hanya bisa menunduk. Kata-kata Kyai Husain benar-benar menampar hatiku.

“Tapi Kyai…” Aku berusaha memberi pembelaan, “Situasinya sekarang sudah hitam putih. Sudah jelas mana pembela Islam dan mana musuh Islam. Situasinya sudah genting!”

Kali ini Kyai Husain tampak marah. “Dengarkan aku!” Katanya, “Musuh Islam sejati adalah orang-orang munafik! Mereka yang dalam luka baru mengaku saudara! Mereka yang dalam situasi yang menguntungkan dirinya saja baru mengaku-aku dekat dengan agama ini. Mereka yang menjadikan agama ini hanya sebagai atribut belaka! Mereka yang menyebarkan kebencian dan merasa bahwa dirinya paling beriman!.”

“Tapi… tapi…” Aku berusaha memotong Kyai Husain. Tapi beliau tampak benar-benar geram dengan situasi ini.

“Islam tak membutuhkan orang-orang yang menyebarkan kebencian sebagai jalan untuk meninggikannya.
Gusti Allah tak perlu dibela. Jika kamu pikir besok Islam akan habis jika calon gubernur calon presiden yang kau benci itu menang, kamu sudah benar-benar mengerdilkan dan meremehkan agama ini. Apakah jika dia menang lantas kamu otomatis pindah agama? Kecuali kualitas imanmu memang seperti kaus kaki yang kendur, kamu patut mengkhawatirkannya. Khawatirkanlah kualitas keimananmu sendiri!”

Aku mulai berpikir rupanya Kyai Husain memang punya pandangan politik yang berbeda denganku. Jangan-jangan beliau sudah bergabung dengan pendukung calon gubernur atau presiden anu?. Jangan-jangan beliau sudah sesat dan menjadi musuh Islam. Aku tak boleh menemuinya lagi. Ya, aku tak boleh menemuinya lagi. Haram hukumnya bagiku untuk menemuinya lagi.

“Sebentar lagi, kamu akan menuduhku kafir!.” Tiba-tiba Kyai Husain seperti bisa membaca pikiranku. Lalu tertawa. “Tidak apa-apa jika kau berpikir begitu. Kelak di surgamu yang kamu bayang-bayangkan, mungkin kamu tidak akan menemukan orang-orang sepertiku. Surgamu mungkin akan dipenuhi oleh orang-orang yang suka menunjuk-nunjuk hidung orang lain sebagai sesat atau kafir atau musuh agama, sebab hanya diri mereka yang benar. Mungkin perlu juga kamu pikirkan apakah di antara orang-orang seperti ini terdapat kemungkinan untuk saling menyalah-nyalahkan dan mengkafir-kafirkan juga? Sebab kebenaran hanya benar menurut dirimu sendiri, bukan?
Di surga semacam itu, mungkin kamu akan hidup sendirian!”

Kyai Husain terkekeh.

Aku berada pada situasi yang benar-benar membingungkan Aku mulai ragu pada diriku sendiri. Apa yang dikatakan Kyai Husain benar-benar menampar hati dan kesadaranku.

“Maafkan saya, Kyai.” Tiba-tiba aku memohon maaf padanya. Akal sehat dan nuraniku memerintahkannya.

Kyai Husain hanya tertawa, sambil sesekali menghisap lintingan tembakaunya yang hampir habis. “Kau tak perlu meminta maaf padaku,” katanya, “Tapi kau harus mulai berpikir, bahwa calon gubernur cslon presiden yang kamu bela atau calon presiden yang kamu benci tak akan menentukan apa-apa bagi kualitas keimanan dan ketakwaanmu sebagai individu. Itu urusan pribadimu sendiri dengan Gusti Allah.”

Aku mengangguk-angguk setuju.

“Perbaiki shalatmu!,” kata Kyai Husain, “Perbaiki apa saja yang buruk pada dirimu. Lalu berbuat baiklah pada sesama. Jangan gadaikan agamamu hanya untuk sesuatu yang sementara seperti pesta demokrasi lima tahunan ini.”

“Tapi kita harus memilih, Kyai.”

Kyai Husain mengangguk. “Aku setuju. Pilihlah yang paling cocok menurut pertimbangan akal dan hati nuranimu.”

Aku mengangguk-angguk, “Terima kasih, Kyai.”

Magrib hampir tiba. Kyai Husain mangajakku ke surau untuk shalat magrib berjamaah. Aku menyetujui ajakannya. “Selesai shalat, orang-orang akan membicarakan hal yang sama,” Kyai Husain sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala. “Tidak apa-apa,” katanya, “Ini sedang masanya. Kelak kita akan kembali pada urusan masing-masing, pada problem hidup masing-masing, pada takdir dan nasib kita masing-masing, dan harus berjuang untuk menyelesaikannya sendiri-sendiri.”

Aku mengangguk. “Saya akan memilih calon gubernur, calon presiden yang paling baik, yang bisa membantu rakyat untuk menyelesaikan problem-problem keseharian mereka, Kyai.”

“Nah, kali ini pertimbanganmu benar.” Kata Kyai Husain. “Alasan itu saja yang kau jadikan pertimbangan untuk menentukan pilihanmu, tak usah repot-repot bawa agama.”

Aku tersenyum. Ada semacam kelegaan dalam hatiku mendengar persetujuan Kyai Husain tentang pendapatku. Aku sengaja memelankan langkahku, ingin melihat Kyai Husain dari belakang. Aku memerhatikan langkah ritmisnya, rambut putihnya, sarung hijaunya, juga surban yang tak lepas dari kepalanya.

“Kyai…” Tiba-tiba aku ingin memanggilnya.

Kyai Husain menoleh.

“Siapa yang Kyai pilih?”

“Tak ada yang sempurna,” Jawabnya. “Seperti kita tahu, tak ada manusia yang sempurna. Bahkan Muhammad Rosululloh SAW pun tak memiliki suara merdu seperti Nabi Daud tak memiliki kemampuan fantastis seperti yang dimiliki Nabi Sulaiman, bahkan mungkin saja tak seberani Nabi Ibrahim atau setangguh Nabi Musa. Aku akan memilih calon gubernur calon presiden yang paling mengetahui bahwa dirinya tak sempurna dan dia yang paling bisa menghargai kemanusiaan sesama.”

Aku tak bisa menebak pilihan Kyai Husain.

“Siapa orangnya, Kyai?”

Kyai Husain hanya tersenyum, lalu terus berjalan menuju surau.

Usai shalat magrib, aku menyadari bahwa aku kembali tidak khusuk dalam shalatku. Sepanjang shalat, aku terus berpikir tentang pilihanku dan memerhatikan Kyai Husain yang menjadi imam. Ada bacaan shalat Kyai Husain yang menurutku keliru pelafalan dan tajwidnya.

Mungkin memang sulit mencari imam yang sempurna, pikirku. Tetapi dalam shalat berjamaah, semua orang diberi Allah derajat pahala berlipat ganda. Aku mulai sadar, kebaikan yang paripurna tak bisa dicapai sendirian.

Aku terus memerhatikan Kyai Husain yang kali ini tampak sedang berdzikir. Kepalanya mengangguk-angguk ritmis. Aku belum tahu jawaban Kyai Husein tentang calon pilihannya.. Tapi aku mulai #ragu dengan pilihahanku sendiri.

* Selamat atas pilihan nya *

* Ket: Copas dari GWA

Kamis, 28 Juni 2018

Ciri-Ciri Orang Baik, Belajar Mengenal Aura Jiwa Manusia..


1. Orang Baik cenderung LEBIH BANYAK TERSENYUM.
Percaya atau tidak, kebaikan seseorang bisa ditunjukkan dari cara dia tersenyum. Mengapa? Karena semakin banyak orang tersenyum, maka Hawa Positif akan bertebaran disekitarnya Selain itu, dengan tersenyum, orang akan terkesan lebih ramah dan bisa dipercaya.

2. Pikiran-pikiran negatif seperti iri hati & dengki jarang menghinggapi orang baik.
Orang Baik akan selalu MENANAMKAN PIKIRAN POSITIF dalam hidupnya. Bahkan saat dia mengalami masa-masa sulit sekalipun sehingga akan menyebarkan suasana nyaman.

3. Orang Baik biasanya lebih sering MENYAPA DULUAN.
Orang baik tidak akan keberatan untuk menyapa semua orang, bahkan terhadap orang yg berbuat jahat padanya sekalipun. Orang baik selalu terhindar dari rasa menjadi orang penting, ingin dicari dan dibutuhkan. Dia biasanya tidak membutuhkan pengakuan orang atas kinerjanya selama ini.

4. Orang Baik TIDAK INGIN MENUNJUKKAN BAHWA DIA BAIK.
Tapi orang jahat akan selalu membangun citra baik untuk (kekurangan) dirinya.

5. Orang Baik selalu PINTAR MENGENDALIKAN EMOSI.
Mereka terlihat sangat sabar dan toleran. Tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri.

6. Orang Baik akan bercerita atau MEMBAGIKAN HAL-HAL YG BERMANFAAT dengan tujuan memberi tahu. Bukan untuk menggiring opini publik bahwa hanya dirinyalah yg benar.

7. Orang Baik selalu menghafal 3 kata sakti. Yaitu MAAF, TOLONG, & TERIMA KASIH.

8. Orang Baik tidak akan keberatan untuk mengakui kelebihan orang lain.
Apalagi jika dia merasa bersalah. Mereka tidak akan segan-segan untuk MEMINTA MAAF & MEMPERBAIKI KESALAHAN. Berbeda dengan orang jahat yg memiliki gengsi tinggi & menganggap dirinya selalu benar. Jangankan mengaku salah, menganggap orang lain berprestasi saja gengsi, Ada saja alasan untuk mencari kesalahan serta untuk menjatuhkan orang lain.

Semoga kita bisa melatih diri menjadi orang sabar dalam menghadapi setiap kejahatan & perilaku orang jahat.  "MEMANG BAIK MENJADI ORANG PENTING, TETAPI JAUH LEBIH PENTING MENJADI ORANG YG BAIK"

Yuuuk ... Kita sama-sama berusaha dan belajar menjadi ORANG YG BAIK

Selasa, 26 Juni 2018

Mengapa Perkawinan Sepasang Orang Baik Bisa Tidak Bahagia ?

Ibu saya adalah seorang yang sangat baik. Sejak kecil saya melihat Ibu begitu gigih menjaga keutuhan keluarga.
Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur untuk ayah karena lambung ayah kurang baik.
Setelah itu, masih harus memasak nasi untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Setiap sore, ibu selalu membersihkan perangkat dapur supaya tidak ada noda sedikitpun.
Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan rumah agar tidak berdebu.
*IBU adalah seorang wanita yang sangat RAJIN & TELITI*.
Namun menurut ayah, *ibu bukan pasangan yang baik*.
Tidak hanya sekali ayah menyatakan kesepian dalam perkawinan, tapi saya tidak memahaminya.
*****
*AYAH saya adalah seorang laki-laki yang BERTANGGUNG JAWAB*.
Ia tidak merokok dan tidak pernah minum-minuman keras. Serius dalam pekerjaan.
Setiap hari berangkat kerja tepat waktu dan saat libur ayah selalu punya waktu untuk mengantar kami ke sekolah.
Ayah mendukung anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran.
Ayah adalah seorang laki-laki yang baik di mata kami anak-anaknya.
Ia besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami.
Hanya saja, *di mata ibu, ayah bukan pasangan yang baik*.
Kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam-diam.
Saya melihat dan mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka.
Harusnya...
MEREKA LAYAK MENDAPAT KEBAHAGIAAN DALAM RUMAH TANGGA.
Saya bertanya pada diri sendiri, *"Mengapa dua orang baik ini tidak bahagia ?"*
*****
*Setelah dewasa*, dan akhirnya saya memasuki perkawinan, perlahan-lahan saya mengetahui jawaban itu.
Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu: 'Berusaha menjaga keutuhan keluarga, rajin bekerja dan mengatur rumah dengan sungguh2 berusaha memelihara perkawinan sendiri.'
*Anehnya*, saya tidak merasa bahagia dan suamiku sepertinya juga tidak bahagia.
*Saya merenung* : mungkin rumah kurang bersih atau masakan tidak enak.
Lalu, dengan giat saya membersihkan rumah dan memasak dengan sepenuh hati.
Namun rasanya, kami berdua tetap tidak bahagia.
*Hingga suatu hari*, ketika saya sedang sibuk membersihkan rumah, suami saya berkata:
"temani aku sejenak mendengarkan alunan musik".
Dengan mimik tidak senang saya berkata, "Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum dipel?"
Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung. Kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan Ibu.
Saya sedang *mengulang ketidakbahagiaan* dalam perkawinan mereka.
Ada beberapa *kesadaran* muncul.
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suami saya, dan *teringat akan ayah yang tidak mendapat apa yang dia butuhkan* dalam perkawinannya.
Waktu ibu habis untuk membersihkan rumah *namun yang dibutuhkan ayah* adalah "menemaninya".
Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga *adalah cara ibu* dalam mempertahankan perkawinan.
Ibu memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun ibu jarang menemani ayah.
*Ibu berusaha mencintai ayah dengan cara ibu*.
KESADARAN MEMBUAT SAYA MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG BERBEDA.
Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengarkan musik. Dan dari kejauhan, *saat memandangi kain pel di atas lantai*, saya seperti meratapi nasib ibu.
Saya bertanya pada suami, "Apa yang kau butuhkan?"
"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku. *Rumah kotor sedikit tidak apa-apa* ", ujar suamiku.
SAYA KIRA ...
dia perlu rumah yang bersih, ada yang memasak, dst.
TERNYATA...
"Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."
Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan.
Hasilnya benar-benar membuat saya terkejut.
Kami meneruskan menikmati kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak *melakukan pekerjaan yang sia-sia*.
Kami memiliki cara masing-masing.
*Mari pahami* :
APA YANG SEBANARNYA diinginkan pasangan kita,
*...bukan...*
APA YANG KITA KIRA diinginkan pasangan kita.
.
*Sejak itu*, saya menderetkan sebuah *daftar kebutuhan* suami, dan meletakkannya di atas meja.
Begitu juga suamiku.
Dia menderetkan sebuah daftar kebutuhanku.
Puluhan kebutuhan yang panjang dan jelas.
Misal: Waktu senggang menemani pasangan mendengarkan musik, saling memeluk setiap pagi, memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat, dstnya.
Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, *tapi ada juga yang sulit*.
Misal: "dengarkan aku, jangan memberi komentar".
Ini adalah kebutuhan suami.
Kalau saya memberinya usul, dia bilang dirinya merasa tampak seperti orang bodoh.
Menurutku, ini benar-benar masalah *gengsi laki-laki*.
Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya, kalau tidak saya hanya mendengarkan dengan serius.
Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun jauh lebih bermakna dalam pernikahan kami.
Bertanya pada pasangan kita ... *"Apa yang kamu inginkan ?"* ... ternyata dapat menghidupkan pernikahan.
*****
Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah dan ibu tidak bisa bahagia.
MEREKA TERLALU BERSIKERAS MENCINTAI PASANGAN DENGAN *CARANYA SENDIRI*,
BUKAN MENCINTAI PASANGANNYA DENGAN *CARA YANG DIINGINKAN PASANGANNYA*.
Kita mungkin *merasa sangat lelah* melayani pasangan kita, namun dia tidak menghargai. Akhirnya kita kecewa dan hancur.
SETIAP ORANG BISA MEMILIKI SEBUAH PERNIKAHAN YANG BAHAGIA
... dengan CARA yang tepat :
*"Menjadi orang yang dibutuhkan oleh pasangan kita"*
*Komunikasi yang baik* adalah kunci hubungan yang serasi.
#Semoga bermanfaat 🙏🙏

Selasa, 19 Juni 2018

Perseteruan Ustadz Abdul Somad Lc MA dengan Ustadz Wahabi Zainal Abidin


1. Tentang “Wahabi”

Ustadz Abdul Shomad menyatakan bahwa kelompok yang suka mengkafir-kafirkan dan gampang membid’ahkan adalah agen Yahudi (Amerika-Israel). Al-Ustadz Zainal Abidin hafizhahullah tampak tak terima dengan statement itu. Beliau menterjemahkan sendiri apa yang disampaikan Ustadz Abdul Shomad itu bahwa arahnya adalah kelompok “Salafi”. Padahal, Ustadz Abdul Shomad tidak menyebutkan nama kelompok. Ia menyebutkan sifat secara umum. Maka, sambil tersenyum syahdu saya ingin mengatakan: kalau Al-Ustadz Zainal Abidin tidak merasa sebagai kelompok yang suka mengkafirkan dan membid'ahkan, lalu mengapa sewot dan marah? Atau “wahabi” itu memang ada dua model? Wahabi garis lurus dan wahabi garis miring? Atau bagaimana?

2. Masalah Jenggot

Ustadz Abdus Shomad menyatakan bahwa pelihara jenggot dalam mazhab syafi'i adalah sunnah tidak sampai taraf wajib (fardu ‘ain). Dan sikap pribadi beliau yang sengaja tidak memelihara jenggot dengan alasan karena jika dipelihara justru seperti tusuk sate, katanya. Namun, Al-Ustadz Zainal Abidin hafizhahullah seakan tidak terima dengan pernyataan itu dan menganggap bahwa Ustadz Abdul Shomad pembawa syubhat. Walhasil, beliau membawakan kalam Imam Syafi'i tentang larangan mencukur jenggot. In sya Allah kami akan sampaikan kepada Ustadz Abdul Shomad agar hendaknya beliau memelihara jenggot sesuai keumuman perintah baginda Nabi yang mulia dan nasehat ini berlaku pada kita semua sebagai para pecinta Rasulullah untuk tidak menyepelekan Sunnah-sunnahnya, wallahul musta’an.

Tanggapan kami: Kalau kita bicara fiqih, memang pendapat mu'tamad madzhab Syafi'i adalah makruh mencukur jenggot. Tidak sampai kepada haram. Kalam Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm bisa saja bermakna makruh.

Al-Ustadz Zainal Abidin hafizhahullah seperti sibuk mencari kesalahan Ustadz Abdul Shomad, tapi disisi lain Syaikh Al-Albani rahimahullah mengharamkan memelihara jenggot melebihi segenggam tangan, beliau justru seakan bisu.

Dalam kitab Fatawa Asy-Syaikh al-Albani:

Penanya: “Kami telah mendengar bahwa anda berkata sesungguhnya isbalnya jenggot sama dengan isbalnya pakaian, apa ini perkataan anda?”

Jawab Syaikh Al-Albani: “Ya”.

Penanya: “Ini maknanya memanjangkan jenggot melebihi genggaman diharamkan?”

Jawab Syaikh Al-Albani: “Ya. Ini perkataan yang paling tepat dalam masalah ini, bahwa haram isbal jenggot melebihi genggaman tangan sebagaimana haram perkara-perkara baru yaitu bid'ah dalam agama”. (Lihat Kitab Fatawa Asy-Syaikh Al-Albani halaman: 52-53)

3. Masalah Isbal

Isbal adalah memanjangkan pakaian melebihi mata kaki (bagi laki-laki). Banyak hadits yang melarang isbal dan mengancamnya dengan neraka. Akan tetapi Ulama telah berselisih pendapat (khilaf) dalam masalah ini sejak dulu. Letak khilafnya adalah: "Apakah isbal tanpa ada rasa sombong itu haram atau tidak", nah disinilah letak khilafnya. Sebagian Ulama berpendapat bahwa isbal haram secara mutlak, sebagian ulama lagi berpendapat bahwa isbal itu tidak haram jika tidak disertai kesombongan. Minimal, hukumnya makruh. Secara pribadi, saya memilih pendapat bahwa isbal adalah haram secara mutlak (baik disertai kesombongan maupun tidak) dan inilah pendapat rajih yang lebih menenangkan hati. Namun, dalam kitab syarhul ‘umdah Syaikhul Islam bnu Taimiyyah berpendapat bahwa Isbal itu tidak haram jika tidak disertai kesombongan. Apakah kita berani mengatakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah itu “PEMBAWA SYUBHAT”?

Al-Ustadz Zainal Abidin secara tersirat mengharamkan isbal secara mutlak dengan membawakan riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal, itu bagus...!

Pertanyaannya adalah, apakah Imam Ahmad tidak paham terhadap apa yang beliau riwayatkan sendiri?

Dalam kitab Al-Adabu Syar'iyyah tertulis:

“Dalam satu riwayat Hanbal berkata: Isbal manakala tidak dengan sombong maka tidak mengapa. Dan zhahir perkataan ini tidak hanya dikatakan oleh seorang dari sahabat-sahabat -Imam Ahmad-. (Baca kitab Al-Adab Syari'iyyah, juz 3 hlm.521)

Jangan sampai ada kesan mengambil riwayat imam ahmad tapi tidak mengambil pendapat imam ahmad.

Intinya, dalam masalah isbal saya sepakat dengan Al-Ustadz Zainal Abidin hafizhahullah. Memilih pendapat rajih yang menenangkan dan keluar dari perselisihan Ulama adalah jalan yang lebih aslam (selamat). In sya Allah saya akan sampaikan kepada Ustadz Abdus Shomad tentang keutaman-keutaman mengenakan kain di atas mata kaki berdasarkan perintah baginda Nabi yang mulia. namun, sebagai da’i maka tugas saya hanyalah menyampaikan, memberi pandangan dan menunaikan amar ma’ruf, bukan memaksakan kehendak agar orang harus sama seperti saya. Karena da’i itu adalah obat bagi ummat, namun kesembuhan hanya ada pada kuasa Allah Ta’ala.
( Ustadz Maheer At-Thuwailibi )

https://intiruh.blogspot.com/2017/07/perseteruan-ustadz-abdul-somad-lc-ma.html

Radio Silaturahim (RASIL)

RADIO SILATURAHIM
Jl. Masjid Silaturahim 36, Kalimanggis - Cibubur
Bekasi - Jawa Barat
Sms : 08111 999 720
Telp : 021-843 10 346
Fax : 021-843 09626

RENUNGAN AL-QUR’AN (Senin – Jum’at)
Pembahasan Kitab Suci Al-Qur’an berserta arti dan tafsirnya yang dijelaskan secara rinci.
Diisi oleh Ustad Husein Al-Attas. MA

HIKMAH PAGI (Senin – Sabtu)
Berisikan ceramah seputar fikih dan kajian lainnya dalam Islam. Diisi oleh Para Asatidz :
1. Qomarudin Basuni, S.Pd.i,
2. Wahyudi KS
3. Yakhsyallah Mansur, MA
4. Abul Hidayat Saerodjie,
5. Agus Sudarmadji, Psi,M,sc
6. Drs. Ahmad Sanusi
7. KH Umar Rasyid Hasan

KAJIAN SIANG (13.00-14.30 WIB)
- Rekaman Tanya Jawab (Senin, Selasa & Ahad),
- Ruang Kesehatan diisi oleh dokter-dokter ahli dibidangnya (Kamis);
- Fiqih Wanita oleh Ustadzah Herlini Amran (Jum’at), dan
- Kupas Buku (Sabtu)

KAJIAN SORE (16.00-17.30 WIB)
a. Tausyiah Sore (Senin-Sabtu) Diisi oleh Para Azatidz:
1. Ahmad Zaki
2. Ahmad Djazuli Cholil
3. DR Hakim As Sufiani
4. Amin Nuroni
5. Zen Al-Hady
6. Ahmad Sholeh

b. Bincang Komunikasi (Ahad Pekan 1 & 2) diisi oleh Dr. Leila Mona Ganiem, M.Si

c. *Sejarah Islam( (Ahad Pekan 3 & 4) diisi oleh Prof. Ahmad Mansur Suryanegara


KAJIAN MALAM
Kajian Islam bersama Ustadz Drs. Ahmad Sanusi (Senin),
Renungan Qalbu bersama Ustadz Ir. Muhammad Rahmatullah,MBA (Selasa),
Ekonomi Islam bersama Ustadz Ikhwan Abidin Basri, MA (Rabu),
Tazkiyatun Nafs bersama Ustadz DR.KH.Zakky Mubarak,MA (Kamis),
Mimbar Rasil (Sabtu) diisi oleh Tokoh – Tokoh Islam Indonesia dan Dunia,
BMBT (Ahad) diisi oleh Dokter Jose Rizal Jurnalis, SpOT,

dan Narasumber lain yang membahas berita dunia islam terkini dari dalam dan luar negeri. 18.00 – 19.00 WIB (Kamis),

Terjemah Al-Qur’an Lafdziah bersama Ustadz Yakhsyallah Mansur,MA18.00 – 20.00 WIB (Jumat),

Bedah Berita Mina (Mi’raj News Agency)




Grup FB


Senin, 18 Juni 2018

Tokoh Indonesia Bicara Tentang Syiah

 Said Agil Siradj (Ketua Umum PB NU) :
“Ajaran Syiah Tidak Sesat Dan Termasuk Islam Seperti Halnya Sunni. Di Universitas Di Dunia Manapun Tidak Ada Yang Menganggap Syiah Sesat.”  (Tempo.Co  ).

Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah) :
“ Tidak Ada Beda Sunni Dan Syiah. Dialog Merupakan Jalan Yang Paling Baik Dan Tepat, Guna Mengatasi Perbedaan Aliran Dalam Keluarga Besar Sesama Muslim.” (Republika.Co.Id  ).

Buya Syafii Ma’arif (Cendikiawan Muslim, Mantan Ketua PP Muhammadiyah) :
“Kalau Syiah Di Kalangan Mazhab, Dianggap Sebagai Mazhab Kelima.” (Okezone.Com  ).

Amin Rais (Mantan Ketua PP Muhammadiyah) :
“Sunnah Dan Syi’ah Adalah Madzhab-Madzhab Yang Legitimate Dan Sah Saja Dalam Islam.” (Satuislam.Wordpress.Com  ).

Azyumardi Azra (Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta) :
“Syiah Adalah Bagian Integral Dari Umat Islam Dan Tidak Ada Perbedaan Yang Prinsipil Dan Fundamental Dalam Syiah Dan Sunni, Kecuali Masalah Kepemimpinan Politik. Fatwa Haram Atau Sesat Syiah Itu Tidak Diperlukan, Baik Secara Teologis, Ibadah Dan Fiqih Karena Pertaruhannya Ukhuwah Islamiyah Di Indonesia.” (Republika.Co.Id  ).

Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) :
“Syiah Merupakan Bagian Dari Sejarah Islam Dalam Perebutan Kekuasaan, Dari Masa Sahabat, Karenanya Akidahnya Sama, Alqurannya, Dan Nabinya Juga Sama.” (Republika.Co.Id  ).

Alie Yafie (Mantan Pengurus MUI Pusat) :
“Dengan Tergabungnya Iran Yang Mayoritas Bermazhab Syiah Sebagai Negara Islam Dalam Wadah OKI Tersebut, Berarti Iran Diakui Sebagai Bagian Dari Islam. Itu Sudah Cukup. Yang Jelas, Kenyataannya Seluruh Dunia Islam, Yang Tergabung Dalam 60 Negara Menerima Iran Sebagai Negara Islam.”  (Tempo Interaktif .Co.Id ).

Muhammad Mahfud MD (Mantan Ketua MK) :
“Kalau Saya Mengatakan Semua Keyakinan Itu Tidak Boleh Diintervensi Oleh Negara. Keyakinan Itu Tak Boleh Diganggu Orang Lain, Kecuali Dia Mengganggu Keyakinan Orang Lain.”  (Okezone.Com ).

Umar Shihab (Ketua MUI Pusat) :
“Syiah Bukan Ajaran Sesat, Baik Sunni Maupun Syiah Tetap Diakui Konferensi Ulama Islam International Sebagai Bagian Dari Islam.” (Rakyamerdekaonline.Com  ).

(Almarhum) Buya Hamka (Mantan Ketua Umum MUI Pusat) :
  “Jika Saya Dituduh Syiah Karena Mencintai Keluarga Muhammad Saw Maka Saksikanlah Wahai Jin Dan Manusia, Bahwa Saya Ini Orang Syiah. Jika Dituduhkan Kepada Saya Bahwa Saya Syiah Karena Membela Imam Ali, Saya Bersaksi Bahwa Saya Syiah.” (Majalah.Tempointeraktif.Com ).

Nur Iskandar SQ (Ketua Dewan Syura PPP) :
“Kami Sangat Menghargai Kaum Muslimin Syiah.”  (Inilah.Com ).

M.Quraish Shihab (Penulis Tafsir Al-Misbah) :
“Isu Pertentangan Sunni-Syiah Sudah Usang. Masih Terlalu Banyak Problem Besar Yang Muncul Seiring Perkembangan Zaman Yang Harus Dipikirkan Umat Islam Ketimbang Menghabiskan Waktu Mempertengkarkan Soal Sunni-Syiah.”   ( Majulah-Ijabi.Org  )

Muhammad Zain (Litbang Kementerian Agama RI ) :
“Syiah Bukan Musuh Bagi Sunni. Begitu Sebaliknya, Sunni Bukan Musuh Bagi Syiah. Umat Islam Saat Ini Lebih Cerdas Dalam Melihat Perbedaan.”  (Republika )

http://www.hajij.com/id/islamic-countries-and-sects/islamic-sects/item/919-apa-kata-tokoh-indonesia-tentang-syiah

https://syiahnews.wordpress.com/2015/12/20/tokoh-indonesia-bicara-syiah/

Pendapat Resmi Ulama Dunia tentang Syiah


Ratusan ulama dari 50 negara berkumpul di amman mengeluarkan sebuah ijma' ulama yg dikenal dgn "risalah amman" (2005). isinya adalah mengakui dua aliran mazhab Syiah (Jafariyah dan Zaidiyah) sebagai mazhab islam. (msh banyak yg tidak tau adanya ijma ulama ini).

Ijma ulama inillah yg dipegang teguh oleh ulama MUI pusat, Muhamadyah, NU, Habib Rizieq (FPI), dll dalam meyikapi syiah.  itulah sebabnya mereka tidak pernah mengkafirkan syiah hingga hari ini.(note: ijma ulama adalah sumber hukum islam setelah alquran dan hadis).

Memang ada segilintir ulama dan segelintir org yg bilang bilang syiah bukan islam tp jumlah mereka tidak signifikan. Diantaranya adalah MUI sampang, Madura.

Syiah terbagi atas ratusan aliran/sekte, ajarannya pun berbeda2. Mulai dari yg ajarannya paling dekat ke Sunni sampai yg ajarannya paling nyeleneh. Ada pula aliran yg mengaku Syiah tp tdk diakui oleh syiah yg lainnya. Mereka juga banyak yg saling mengkafirkan. 

Bagi org yg ingin mengadu domba umat islam dan yg ingin menyebar kebencian agar org sunni membenci syiah, ajaran2 dari syiah yg nyeleneh inilah yg lbh banyak diangkat dan di blow up dimana2, sehigga yg suka menerima informasi dari sebelah pihak saja tanpa tabayun (melakukan check n recheck/klarifikasi) akan mudah termakan hasutan.

Syiah jafaryah adalah aliran syiah terbesar. Aliran jafaryah juga punya banyak cabang, salah satunya adalah "syiah 12 imam" (itna asyariah) yg merupakan aliran mayoritas di Iran sekaligus di dunia.

Dari informasi yang ane peroleh (sudah di check n recheck), nama Jafaryah diambil dari nama salah satu keturunan rasul Jafar ash Shadiq yg merupakan cicit dari Husain bin ali (cucu rasul). Jafar ash shadiq ini adalah khalifah ke-6 dari "syiah 12 imam".
Untuk diketahui bahwa syiah mempunyai khalifah sendiri dan tidak mengakui khalifah Abu Bakar, Umar bin Khatab dst. Mereka berpendirian jabatan khalifah setelah rasul meninggal mutlak harus djabat oleh ahlul bait (keluarga rasul) dan keturunannya. Jadi khalifah "syiah 12 iman" seluruhnya adalah keluarga dan keturunan rasulullah (dari jalur Husain). Berbeda dgn khalifah sunni yg dipilih dari para sahabat.

12 orang kalifah pertama oleh mereka disebut sebagai imam maksum (suci). Dari 12 orang ahlul bait maksum inilah semua Hadis, semua ijtihad, dan seluruh ajaran mereka bersumber sehingga aliran ini disebut jg sebagai syiah 12 imam.

Minggu, 17 Juni 2018

Deretan Tokoh Dunia yang Menjadi Mualaf.

Berikut tokoh-tokoh dunia yang pindah keyakinan menjadi muslim. Mereka tidak hanya memilih Islam untuk mereka peluk, namun sampai saat ini juga mereka ikut aktif menyebarkan Islam.
1. Cat Steven . Dia dalah seorang penyanyi dunia dari Inggris. Kini dia menjadi seorang pendakwah dan pendidik. Dia aktif menciptakan lagu-lagu rohani keIslaman. Kini Steven berganti nama Yusuf Islam
2. Cindy Weber. Seorang misionaris yang menemukan kebenaran Islam. Sejak kecil, Weber dibesarkan di Gereja Katolik. Ia pun dididik oleh biarawati hingga akhirnya menjadi misionaris. Perjalanannya menemukan Islam bermula saat misinya di Kenya. Di negeri itu, Weber banyak berinteraksi dengan Muslim dan menjadi sangat terpesona dengan kehidupan umat Islam. Namun, dia terpaksa menelaah Islam sendirian, secara otodidak.  Begitu sederhana perjalanan misionaris kelahiran Wisconsin, AS, itu untuk memeluk Islam. Weber mengatakan, jalan Islam memang seperti sudah ditakdirkan untuknya. Ia tak merasakan kesulitan sedikit pun. Sebaliknya, kemudahan demi kemudahanlah yang ia alami saat menempuh jalan menuju hidayah.
3. Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal. Ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal. Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam salat. Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.
4. Prof Dr Maurice Bucaille adalah adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah berada di klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusannya masuk Islam diawali pada tahun 1975.
5. Prof. Demitri Bolykov adalah seorang ahli fisika asal Ukraina. Demitri mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika. Demitri tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.
6. Prof. Dr Svetan Teofanov. Profesor asal Bulgaria ini akhirnya masuk Islam setelah mempelajari dan menerjemahkan Alquran kedalam bahasa Bulgaria. Awalnya, Svetan sangat menentang Alquran dan tidak percaya sama sekali terhadap isi dari kitab suci umat Islam.
7. Profesor William.  Salah satu anggota tim peneliti Inggris yang tergabung dalam sebuah tim ilmuwan Amerika Serikat yang melakukan penelitian tentang suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa (ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan.  Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan: "Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain", demikian ungkapan William.
8. Anne William Kennedy. Seorang cendekiawan asal Inggris, Anne, mantap bersyahadat memeluk Islam pada Juli 2013 saat berada di Jalur Gaza, Palestina. Dia lalu mengganti namanya menjadi Khadijah Hassan.
9. Daniel Streich merupakan seorang politikus di Switzerland dari partai Swiss People's Party. Awalnya, Streitch sangat membenci Islam karena dianggap sebagai agama yang penuh dengan radikalisme. Dia pernah secara aktif menggalang sentimen anti-Muslim di Swiss, bahkan sempat mengusulkan untuk menutup semua Mesjid di seantero Swiss.Saking bencinya, Streich mencoba meruntuhkan keyakinan pemeluk Islam dengan cara mempelajari kitab Al Quran dan hadits. Namun bukan kekurangan dan kelemahan dalam Islam yang dia temukan justru kebenaran yang selama ini dia cari, ada di dalam kandungan Al Quran. "Islam menawarkan jawaban logis terhadap pertanyaan-pertanyaan penting tentang hidup dan kehidupan, yang pada akhirnya, tidak pernah saya dapatkan di Kristianitas," ungkap Streich. Dia kini memfokuskan diri pada pembangunan toleransi, mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan kerja sama dalam kehidupan.
10. Loon adalah penyanyi yang terkenal bersama grup Grup music rap Bad Boy amatlah kesohor di Amerika. Loon memiliki nama asli Chauncey L. Hawkins. Setelah masuk Islam, Loon merubah namanya menjadi Amir Junaid Muhaddith. Bukan hanya Loon yang masuk Islam, isteri dan anak-anaknya juga ikut langkah baik pemimpin keluarga mereka.
11. Margareth Marcus yang setelah Islam menjadi Maryam Jameelah. Dia seorang ilmuwan sosial dunia yang telah melahirkan berbagai karya di antaranya tentang Modernism, Sociology, History, Jihad dan Teknologi.
12. Mr Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis yang lahir pada 11 Juni 1910. Sepanjang hidupnya ia menghabiskan waktu dengan menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia melalui stasiun tv Discovery Channel.
13. Thomas J. Abercomble adalah seorang fotografer senior di Amerika yang karya-karyanya menjadi rujukan fotografer modern dunia. Seorang fotografer senior asal Amerika yang pertama kali memotret Kutub Utara. Pria kelahiran 13 Agustus 1930 di Minnesota ini merupakan fotografer kebanggaan National Geographic. karya-karyanya menjadi rujukan fotografer modern dunia. Saat ditugaskan ke Yaman, Tom akrab dengan dunia Islam. Dia seperti menemukan dunianya di sana. Dia menjadi ahli bahasa Arab dan mulai membaca Alquran. Selanjutnya, Tom mulai memakai nama Omar saat bepergian di Timur Tengah. "Tom agak tertutup soal kepindahannya pada agama Islam dan perjalanan naik haji. Namun tak diragukan hal itu dilakukannya dengan penuh Ikhlas. Itu membuat Tom begitu diterima di dunia Islam," begitu isi artikel yang dimuat di National Geographic pada 2006, untuk mengenang sosok Tom yang meniggal dalam usia 75 tahun.
14. Lew Alcindor seorang pemain bola basket dari NBA yang merupakan pencetak skor tertinggi sepanjang waktu. Setelah memeluk Islam ia mengubah namanya menjadi Kareem Abdul-Jabbar. Agama asalnya adalah Kristen.
15. Neil Armstrong adalah manusia pertama yang berhasil menginjakkan kakinya di bulan. Bersama dua rekannya, Michael Collins dan Buzz Aldrin Armstrong berhasil menyelesaikan misi Apollo yang digagas NASA untuk mendarat di bulan. Namun kemudian beredar cerita bahwa Amstrong mendengar suara adzan saat berada di bulan. Ia bahkan diberitakan memeluk agama islam dan menjadi muallaf, Kabar berpindahnya Neil Amstrong ke agama Islam ini masih menjadi misteri. Misteri ini pun tertutup seiring kematian Neil Armstrong pada 23 Agustus 2012 lalu. Amstrong meninggal pada usia 82 tahun.
16. Muhammad Ali. Ia adalah salah satu atlet tinju terhebat di eranya. Pada tahun 1999, Ali dianugerahi 'Sportsman of the Century'. Ali sudah tiga kali menjadi Juara Dunia Tinju Kelas Berat. Ali terlahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr, kemudian mengubah namanya menjadi Muhammad Ali setelah memutuskan untuk masuk islam. Ia bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk islam Sunni pada tahun 1975.
17. Jermaine Jackson dari Amerika Serikat. Dia merupakan saudara Michel Jackson dan salah satu anggota dari Jackson Five.
18. Juli Volkova adalah penyanyi dan artis yang terkenal sebagai salah satu anggotaRussian pop duo.
19. Lauren Booth. Seorang jurnalis, penyiar televisi dan aktivis hak-hak asasi manusia asal Inggris.
20. Alys Faiz. Seorang aktivis hak-hak asasi manusia dan perdamaian asal Inggris.

Sumber:
https://www.kaskus.co.id/thread/51d30b381dd7196950000002/tokoh2-dunia-yang-masuk-islam-dan-menggemparkan-dunia/

http://www.panjimas.com/inspirasi/2015/01/04/inilah-10-tokoh-dunia-yang-pindah-agama-menjadi-islam/
https://www.cekaja.com/info/deretan-tokoh-dunia-yang-menjadi-mualaf/