Senin, 28 Desember 2020

Pesan utk Danu

PESAN BPK/IBU UNTUK DANU

Bismillah … Pesan ini utk mempersiapkan diri menyongsong kehidupan rumah tangga. Harus dipersiapkan secara baik dan sungguh2.

Pertama, mengenali potensi diri yaitu kelebihan dan kekurangan. Meliputi :

1. Nafkah/pekerjaan/penghasilan.

2. Ketrampilan (utk atasi persoalan rt)

3. Ibadah.

Hendaknya ketiga hal itu sudah mulai dipersiapkan dr sekarang, dilatih agar jadi kebiasaan.

Kedua, Skenario.

1. Di Jawa : Tinggal di mana, apa yg dilakukan se-hari2.

2. Di Kalsel : Tinggal di mana, apa yg dilakukan se-hari2.

Ketiga, Jadikan pribadi yg membanggakan bagi keluarga dan mertua. Pengalaman pahit mbak Sari thd mas Rian jadikan renungan, jangan terulang.

Keempat, berdoa memohon petunjuk, bimbingan dan perlindungan kepada Allah SWT.

Semoga Allah mengabulkan doa dan keinginan Danu utk membangun rumah tangga yg Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Amin  🤲🤲 

Grup WA MNH

Assalamu’alaikum …


Grup WA Masjid Nurul Huda ini dimaksudkan sbg sarana :

1. Silaturahim (ukhuwah Islamiyah).

2. Informasi kegiatan MNH.

3. Sharing dakwah dan ilmu agama.

4. Informasi ttg jamaah MNH & warga KPAD.


Hal yang dilarang adl posting masalah politik praktis ,krn berpotensi timbulkan perpecahan ukhuwah Islamiyah. 


Kemudian dimasa pandemi Covid, dimanfaatkan sbg sarana: promosi produk dan bisnis. Hal ini bisa dimaklumi, utk membantu jamaah & warga dlm hal ekonomi (dari kita utk kita).


Berikutnya … muncul postingan informasi ttg situasi & kondisi umat Islam (baik DN maupun LN). Hal ini mmg sedikit banyak mengundang pro dan kontra, krn memicu perdebatan.


Namun di bbrp GWA masjid2 lain, juga di DMI Ciracas dan Forum Komunikasi Masjid Indonesia … postingan ttg kondisi umat Islam mmg cenderung mengundang perdebatan. Tetapi tdk masalah dan terus berlanjut, asalkan tdk sampai perpecahan.


Cakupan wawasan Islam sangat luas, meliputi: sosial, ekonomi, kesehatan, budaya dan politik. (Bukan POLITIK PRAKTIS)


Jargon: Umat Islam jangan sampai buta politik, agar politik tdk dikuasai oleh Non Muslim. 


Apabila ada yg share berita hoax, tentu akan ada yg mengoreksi dan mengingatkan. Shg terbangun diskusi yg hidup dan menambah pengetahuan.


Apabila menimbulkan perdebatan yg mengarah ke perpecahan maka admin akan mengingatkan atau mengambil langkah.


Prinsip: 

1. Jaga keutuhan bangsa dan negara.

2.  Pertahankan: NKRI, Pancasila, UU’45 & Bhineka Tunggal Ika.


Wassalamu’alaikum Wr Wb

Ketua DKM NH

H. Dedi Kalimana 🙏🙏🙏 

Sabtu, 26 Desember 2020

Analogi Timpang Ucapkan Selamat Natal

Dalam sambutan di sebuah acara Natalan komunitas Nasrani, seorang tokoh muslim menyampaikan narasi : “Umat Islam yang mengucapkan selamat natal besoknya tidak menjadi Kristen. Mengucapkan selamat menikah juga tidak selalu akan menjadi pengantin,” dsb.

Apa yg disampaikan oleh bapak itu adalah *Analogi Yang Timpang*

Ucapan selamat bermakna: *pengakuan*, *pembenaran* atau *penyemangat*

Misal kita buat analogi lain: …

Kalo kita mengucapkan selamat kpd *teroris* yg sukses ngebom pasar dg keyakinannya *jihad*, maka itu mempunyai makna: *kita mengakui/membenarkan/menyemangati perbuatan teroris tsb*.

Masalah muamalah … Rasulullah tlh memberi contoh yg baik bgmn umat Islam berhubungan sosial dg kaum kafir (Nasrani, Yahudi, dan Majusi). 

Dalam hal *muamalah* Rasulullah menganjurkan saling tolong menolong dg kaum kafir, tapi dlm hal *aqidah* tidak boleh ada pengakuan (dg ucapan).

Intinya: Dalam hal muamalah Islam bersifat *luwes*, tapi dlm hal aqidah Islam harus *tegas* (bukan memusuhi).

Toleransi itu *mempersilahkan, bukan membenarkan* …  "Lakum diinukum waliyadiin" (Bagimu agamamu, bagiku agamaku)

---------

Narasi yg disampaikan bapak itu bahwa *“perayaan Natal sama dengan perayaan Idul Fitri”* perlu kita koreksi.

Natal dan Idul Fitri *sangat berbeda*.

*Natal* adalah perayaan memperingati hari *kelahiran Yesus Kristus (Anak Allah)* pada setiap tanggal *25 Desember* (ada unsur aqidah)

*Idul Fitri* merupakan refleksi kemenangan umat Islam atas *perjuangan melawan hawa nafsu (puasa)* sebulan penuh (masalah ibadah, bukan aqidah).

--- --- ---

Bagi saudara kita yg mengucapkan selamat natal ... semoga *aqidahnya msh tetap terjaga*.

Dan bagi yang tidak mengucapkannya ... semoga *tdk merasa lbh bertaqwa*.

Kewajiban kita adl saling menasehati. “Sesungguhnya manusia itu berada dlm kerugian, kecuali … mereka yg *saling menasehati dlm kebenaran* …” (QS. Al Ashr 103)

🙏🙏😊😊😊 

Jumat, 25 Desember 2020

Pesan Marzuki Alie Kepada Mahfud MD Soal HRS

*Marzuki Alie Tulis Pesan ke Mahfud MD soal Habib Rizieq, Isinya Sangat Menyentuh*

 

Bismillah, ini suara hati, disampaikan kepada penguasa negeri ini, lewat saudaraku Prof Mahfud.

 

Tanah HGU Mega Mendung yg dimanfaatkan oleh HRS untuk pesantren, adalah tanah negara HGU yang sudah *puluhan tahun digarap rakyat*.

Kemudian dibebaskan oleh HRS dengan *mempergunakan dana ummat* termasuk dana HRS sekeluarga.

 

Tanah tsb dibebaskan dan *diwakafkan untuk kepentingan Pendidikan*.

Saat ini tanah itu digugat kembali oleh PTPN, terlepas apakah itu ide direksi atau ada pesan khusus dari kekuasaan, tp tanah itu bermanfaat untuk ummat.

 

HRS ada kesalahan, bahasa terlalu kasar dalam berdakwah, apakah itu dibenarkan atau salah, saya bukan ahlinya untuk mendebatkan.

 

Saya memohon, demi kepentingan ummat, HRS boleh dihukum kalau dinyatakan bersalah oleh pengadikan, *tp assets yang bermanfaat untuk ummat sebaiknya jangan turut dihabisi*.

 

Terus terang hati ini sangat tidak terima, *pdahal banyak koruptor, assetsnya tidak dihabisi*, justru hidup enak di penjara, keluar kembali hidup mewah.

 

Belum lagi jutaan ha yang dikuasai konglomerat, pasti banyak pelanggaran hukum di dalamnya.

 

SBY sendiri saya kritik, krn *membiarkan konglomerat2 itu menguasai lahan yang rarusan ribu ha*, dengan alasan mereka mendapatkan sesuai aturan, tp aturan tanpa melihat keadilan, maka aturan itu dzolim.

 

Mohon prof, dengan amanah kekuasaan saat ini, *berpihaklah sedikit demi keadilan*, yang dirasakan semakin sulit di negeri ini.

 

Semua bisa berargumentasi bahwa hukum ditegakkan, *tp hati Nurani* kita pasti berbicara tentang benar dan salah.

 

Mohon maaf, klo tidak berkenan, wa ini dihapus saja, tp bila tersentuh utk berbuat, saya berdoa semoga Allah akan menolong siapapun yang berbuat dengan niat baik dan ikhlas. Wass MA

 

https://nasional.okezone.com/read/2020/12/25/337/2333826/marzuki-alie-tulis-pesan-ke-mahfud-md-soal-habib-rizieq-isinya-sangat-menyentuh 

Pengambil Alihan Ponpes HRS di Mega Mendung

(tulisan naniek s deyang)

 

Masih ingat tulisan saya soal aset-aset tanah yg kini dalam genggaman konglomerat dengan alasan BOT build on transfer (setelah 20-30 tahun akan dikembalikan, *tapi nyatanya juga blm ada yg mengembalikan)* dll, yg nyatanya terus diperpanjang, padahal letaknya strategis seperti di segitiga emas Jakarta atau di sekitar Senayan?

 

Lalu ada juga lahan-lahan punya PTPN, Perhutani, Yayasan TNI, Departemen, dll yg juga *dipakai konglomerat* dengan alasan yg sama atau alasan tukar guling.

 

Saya mau tanya itu kawasan industri dari mulai *Cikarang sampai Purwakarta yg dimiliki para konglomerat tanah  siapa?* Lalu perumahan  Sentul itu juga tadinya punya siapa? Kemudian Patal Senayan yg sekarang jadi kawasan bisnis  itu juga dulu  tanah siapa?  SCBD juga tanah siapa dulunya?

 

Bagaimana dengan mudahnya mereka menguasai tanah -tanah itu dengan alasan tukar guling? Siapa yg mengaudit tanah2 itu dan dipastikan tukarnya dalam  posisi imbang? *Kalau dijual  apakah duitnya  benar masuk negara, BUMN  atau Yayasan?*

 

Siapa penguasa tanah -tanah negara baik dalam bentuk   HGU  ( hak guna usaha) dan HGB ( hak guna bangunan), dan nyatanya *kepemilikan itu terus berulang -ulang diperpanjang*, hingga seperti sudah mjd milik sang konglomerat, bahkan *satu konglomerat bisa menguasai hingga  7 juta hektar???*

 

Lalu ada *seorang ulama bikin Ponpes dan Masjid*, dimana Ponpesnya mengratiskan yg mondok dari mulai makan sampai biaya pendidikan , dan Masjidnya menjadi gudang ilmu karena di dinding masjid itu semua dipenuhi buku2, bukan hanya buku agama tapi buku2 pengetahuan umum.

 

Di Pondok itu juga ada pendidikan konservasi lahan, bercocok tanah, berkebun dan beternak utk para santrinya.

 

Dan satu hal,  di pondok itu BENDERA MERAH PUTIH berkibar sepanjang hari dan sepanjang tahun.

 

Lalu sekarang lokasi tanah yg *hanya berapa hektar utk Ponpes dab Masjid* itu akan diminta PTPN dengan alasan  milik PTPN. Padahal sebelum dipakai sang Imam, tanah itu sudah 30 tahun digarap para petani dan Sang Imam tidak gratis utk peroleh tanah tersebut, tapi *membeli dari petani penggarap/petani*.

 

Saya tidak dalam rangka membela Ponpes atau sang Imam Besar, saya hanya bertanya *dimana letak keadilan itu bila konglomerat boleh menggunakan tanah negara seenaknya*, bahkan gak dibalik-balikin, tapi ini ada manusia kebetulan namanya Imam Besar itu dan digunakan utk *pendidikan para santri kok sekarang diminta paksa tanahnya?* Apalagi tanah itu diperoleh tidak gratis!

 

Sekali lagi sebagai rakyat saya hanya bertanya, karena  melihat yg demikian *tdk adil dan manusiawi*.

 

Oh ya di pondok itu anak -anak Pondok nggak cuman belajar agama, tapi belajar pendidikan umum seperti Matematika, Fisika dll dan itu porsinya 60 persen.

 

*Demi Allah saya bersaksi* karena saya termasuk yg berkali - kali melihat pendidikan di sana, di pondok itu *tidak diajarin anak-anak menjadi teroris*, tapi menjadi insan yg mencintai agama, bangsa dan negara Indonesia.😭

 

Guru2 yg rumahnya jauh dibuatkan rumah2 sederhana di pondokan tersebut. Rumah sang Imam sendiri hanya sebuah bangunan ecek-ecek seluas 8x10 meter. Jauh dari gambaran keren apalagi mewah.

 

Namun santri-santri yg makan gratis itu setiap hari tdk pernah hanya  makan berlauk tempe, dan sayur saja, tetapi berlauk penuh  gizi dan dikontrol langsung sang Imam, saat dulu beliau belum dibuat pergi ke Mekkah.

 

Uang hasil ceramah bila dikasih pengundang semua diberikan Sang Imam utk memenuhi gizi atau memberi makan para santrinya. *Apakah manusia seperti ini memang layak terus dimusuhi ya?* 

Kamis, 24 Desember 2020

Aa Gym: Menyikapi Ucapan Selamat Natal

Bertahun-tahun biasanya kujawab secara offline tentang 25 Desember dan 1 Januari... Karena menghargai beberapa relasiku yang berprofesi sebagai misionaris. Mereka tahu dakwahku tapi kami saling menghargai.

Mohon maaf setulusnya, bila tulisan ini akan tidak disukai sebagian dari sahabat-sahabat muslim... tapi sudah saatnya harus dijelaskan terbuka secara ilmu ke-TAUHID-an.

Membaca berita seorang muslim modern menantang Aa Gym (Official) untuk menunjukkan dalil pelarangan mengucapkan SELAMAT NATAL.

Berharap tulisan ini bukan hanya menjawab tantangannya, tetapi untuk diketahui saudaraku muslimin dan muslimat yang tidak ingin syahadatnya gugur.

 

Kupasan berdasarkan ilmu TAUHID.

Bila kita mengucapkan “SELAMAT ULANG TAHUN” kepada seseorang, berarti kita mengakui  bahwa dia lahir di tanggal itu.

Bila kita mengucapkan “SELAMAT ATAS PELANTIKAN JABATAN”, berarti kita mengakui dirinya sebagai pejabat baru.

Bila kita mengucapkan “SELAMAT ATAS KEMENANGAN PERTANDINGAN”, berarti kita mengakui lawan sebagai pemenang.

Ternyata kata SELAMAT bermakna PENGAKUAN

 

Kalau banyak pertanyaan, bukankah mengucapkan SELAMAT NATAL hanya merupakan sebuah ucapan saja ?

Wahai saudaraku,

Seorang muslim dinilai dari ucapannya

 

Bukankah SYAHADAT juga hanya UCAPAN?

tapi mengapa setelah berucap SYAHADAT ...seseorang menjadi  muslim?

 

Bukankah BASMALLAH juga hanya UCAPAN?

tapi mengapa hewan yang disembelih tanpa mengucap BISMILLAAH, dagingnya haram dimakan?

 

Bukankah AQAD NIKAH juga hanya  UCAPAN?

tapi mengapa setelah diucapkan, suami halal menggauli istri?

 

Bukankah mengucapkan TALAK juga hanya UCAPAN?

tapi mengapa bila suami mengucapkan kata ini terhadap istrinya baik secara bercanda maupun tidak, maka akan jatuh hukum CERAI bagi istrinya...

 

Saat kita mengucapkan SELAMAT NATAL dan TAHUN BARU, atau hari raya agama lain, disitulah awal kita MENGAKUI keberadan Tuhan lain yang berarti kita mengakui adanya beberapa Tuhan.

Berarti sudah tidak sesuai dengan Syahadat yang diucapkan dan Surat Al Ikhlas ayat 1 serta beberapa ayat lainnya.

Padahal meng-ingkari 1 ayat qur'an saja...sudah dikategorikan sebagai orang kafir yang sebenar-benarnya.

"Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya..." [ Qur'an Surat An Nisa (4) ayat 151 ]

 

Inilah ayat-ayat yang menegaskan TERHAPUSNYA SYAHADAT yang pernah diucapkan dikarenakan ucapan selamat hari raya umat lain...

 

Sesungguhnya telah KAFIR lah orang-orang yang berkata/mengakui, "Sesungguhnya ALLAH ialah Al Masih putra Maryam, padahal Al Masih sendiri berkata " Hai Bani Israil, sembahlah ALLAH Tuhan-ku dan Tuhan-mu..." [ Qur'an Surat Al Maidah (5) ayat 72 ]

 

"...Janganlah kamu mengatakan TUHAN itu tiga, berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya ALLAH Tuhan yang Maha Esa. Maha Suci ALLAH dari mempunyai anak..." [ Qur'an Surat An Nisa (4) ayat 171 ]

 

"Dan mereka berkata, "Tuhan yang maha pemurah mempunyai anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat MUNKAR" [ Qur'an Surat Maryam (19) ayat 88-89 ]

 

Saudaraku umat Nasrani dan para pendeta …

Perbedaan kita hanya pada nabi Isa, padahal bagi kami Nabi Isa adalah salah satu Rasul yang utama.

Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah terbukti dalam sejarah, bahwa tanggal 25 Desember itu hari kelahiran Janus dan Mitra, Sang Dewa Matahari.

Bunda Maryam melahirkan Nabi Isa disaat pohon kurma berbuah, yang berarti disaat musim panas tetapi 25 Desember adalah musim dingin...

 

Wahai para pendeta dan missionaris...

Kamipun meng-imani Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa...

Bahkan Nabi kami, Muhammad memiliki paman dari istri yang seorang pendeta  nasrani bernama Waraqah...

Jadi Islam sangat paham bagaimana toleransi yang benar...

 

Wahai para penganut nasrani.

Silakan saja rayakan natal sesuai keyakinan...

Karena bagi kami...  "UNTUKMULAH AGAMAMU dan UNTUKULAH AGAMAKU"

 

Tapi tegas kusampaikan.

Jangan paksa pegawai muslim berpakaian Santa.

Sebagaimana kami tidak pernah pula memaksa para misionaris menggunakan peci dan sorban disaat Iedul Fitri...

 

Jangan paksa undang pejabat muslim hadiri natal di gereja...

Sebagaimana kami tidak pernah memaksa para pendeta hadir pada Sholat Iedul Fitri...

 

Saudaraku umat muslim,

Silakan saja ucapkan SELAMAT NATAL ..

Silakan saja gunakan topi Santa...

 

Tapi jangan menyesal ...

bila Sholat kita batal.

mati pun bukan sebagai muslim

Karena SYAHADAT KITA SUDAH GUGUR...

 

Saudaraku,

Kajilah Qur'an......karena semua pertanyaan hidup sudah ada jawabannya didalam.

 

Kalau penjelasan panjang ini masih meragukan hati...

Periksa saja SHOLAT SHUBUH kita, apakah sudah berjama'ah di masjid setiap hari..?

 

Semoga bermanfaat.

 

Wassalamu'alaykum..

Selasa, 22 Desember 2020

Muhammadiyah Koreksi Waktu Subuh

Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Musyawarah Nasional (Munas) ke-31 di Universitas Muhammadiyah, Gresik, Jawa Timur, Minggu (20/12/20) telah memberikan koreksi waktu subuh untuk negara Indonesia, dari yang semula posisi matahari di ketinggian minus 20 derajat menjadi minus 18 di bawah ufuk.

Dengan adanya keputusan tersebut, maka waktu subuh di Indonesia diundur sekitar 8 menit. Misalnya, bila waktu Subuh di Indonesia Bagian Barat (WIB) menunjukkan pukul 03.50 WIB, maka awal waktu subuh mundur 8 menit menjadi 03.58 WIB.

Keputusan PP Muhammadiyah itu berdasarkan pada temuan riset ilmiah yang dilakukan Islamic Science Research Network (ISRN) UHAMKA, Pusat Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (Pastron UAD), dan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU).

Berdasarkan Alquran dan Hadis penentuan waktu subuh adalah berdasarkan fenomena alam, yaitu saat terbit fajar sampai menjelang matahari terbit.

Selama ini fajar dianggap telah terbit saat matahari pada posisi sudut depresi 20 derajat di bawah ufuk yang setara dengan 80 menit sebelum matahari terbit (1 derajat equal dengan 4 menit).

Padahal dari hasil observasi sementara, fajar dimulainya Shalat Subuh bagi umat Islam Indonesia baru terjadi saat sudut depresi matahari pada kisaran 18 derajat di bawah ufuk atau bila dikonversi dalam domain waktu setara dengan 72 menit sebelum matahari terbit.

Ketetapan waktu subuh sebelumnya pada posisi matahari di ketinggian minus 20 derajat tersebut tampaknya diperoleh ulama masa lalu dari standar yang digunakan di Mesir 19,5 derajat atau dari Saudi 18 derajat di bawah ufuk.  Padahal posisi negara-negara tersebut ada di lintang tinggi, sementara Indonesia di khatulistiwa.

https://www.kompas.tv/article/132209/munas-tarjih-muhammadiyah-koreksi-waktu-subuh-mundur-8-menit 

Minggu, 20 Desember 2020

Mengintip’ Eksistensi Ruh : Ruh Tidak Dimintai Pertanggung-Jawaban

MASIH banyak yang rancu antara JIWA dan RUH. Dalam bahasa aslinya di Al Qur’an, keduanya menggunakan istilah yang berbeda. JIWA menggunakan kata NAFS (tunggal) dan ANFUS (jamak). Sedangkan RUH tetap menggunakan istilah RUH (tunggal), dan jamaknya ARWAH. Tetapi, saya belum menemukan penggunaan kata ruh dalam bentuk jamak di Al Qur’an. Selalu dalam bentuk tunggal. 

Kerancuan itu, bahkan juga terjadi di terjemahan ayat-ayat Qur’an keluaran Depag. Yakni menerjemahkan kata ‘nafs’ atau ‘anfus’ dengan ruh. Mestinya diterjemahkan sebagai ‘jiwa’. Misalnya, dalam ayat berikut ini. 

QS. At Takwiir (81): 7

Dan apabila ruh-ruh (anfus) dipertemukan (dengan tubuh), 

Dan kemudian merembet ke pemahaman ayat berikut ini, saat JIWA diminta bersyahadat oleh Allah di dalam rahim. Di ayat ini jelas menggunakan istilah ANFUS (jiwa-jiwa). Tetapi, masih banyak umat Islam yang memahaminya sebagai ‘ruh-ruh’. Meskipun dalam Al Qur’an Depag sebenanya sudah diterjemahkan sebagai  ‘jiwa’. Sehingga ada kepahaman yang salah kaprah tentang adanya ‘alam ruh’ dimana ruh-ruh manusia diminta bersyahadat. Padahal, mestinya proses bersyahadat itu terjadi di dalam rahim, sesaat setelah bertemunya sel telur dan sperma. 

QS. Al A’raaf (7): 172

Dan, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari organ reproduksi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap JIWA-JIWA (anfus) mereka: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Benar (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi”. (Yang demikian itu) agar di hari kiamat kalian tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lalai terhadap ini (keesaan Tuhan)”, 

Dari sini, kita juga bisa memperoleh informasi penting bahwa RUH itu TUNGGAL, dan SAMA untuk seluruh makhluk. Sedangkan JIWA bisa berbeda-beda pada setiap makhluk hidup. Jadi ruh saya dan ruh Anda SAMA. Tetapi jiwa kita berbeda. 

Ibarat komputer dengan sumber listriknya. Jika Listrik diibaratkan ruh, maka komputer itu ibarat badan manusia dengan jiwanya. Badannya berupa hardware, jiwanya berupa software. Listriknya sama. Anda bisa menancapkan colokan listrik itu dimana saja, hasilnya tetap sama. Meskipun komputer Anda dari merek dan spesifikasi yang berbeda-beda. 

Nah, lagi-lagi ibarat komputer, substansi dasarnya adalah software. Bukan hardware ataupun listrik. Keberadaan hardware dan listrik itu ada dalam rangka mewujudkan peran software. Kurang lebih begitulah manusia. Yang substansial adalah JIWA. Bukan jasad atau ruh. Karena itu yang kelak dimintai pertanggungjawaban oleh Allah (dan manusia) juga bukan jasad ataupun ruh, melainkan jiwa. 

Tidak ada ‘ruh baik’ dan ‘ruh jahat’. Ruh itu sekedar potensi ketuhanan. Bergantung pada jiwanya, apakah dia mau menggunakan potensi itu untuk kebaikan ataukah kejahatan. Misal, sifat BERKUASA, bisa saja digunakan untuk kebaikan atau kejahatan. Sifat BERKEHENDAK, juga bisa untuk kebaikan atau kejahatan. Sifat Mendengar, Melihat, Berilmu, Berbuat, dan seterusnya, awalnya sekedar potensi ruh, dan kemudian menjadi baik atau jahat ketika diterapkan oleh jiwa. Maka, jiwa harus mempertanggung-jawabkan semua itu. Bukan ruh, bukan jasad. 

Potensi kemanusiaan berada di Jiwa. Dan kualitas jiwa itu pula yang membedakan seseorang dengan orang yang lain. Baik ataupun jahat. Karena itu kalau jiwanya sakit, ia tidak dimintai pertanggung-jawaban. Kalau badannya yang sakit, masih dimintai pertanggungjawaban. Meskipun nanti menunggu saat kesehatannya sudah membaik. Sedangkan ruh tidak bisa sakit ataupun sehat. Dia sekedar potensi dasar. Karena itu, berbagai ayat Al Qur’an menjelaskan tentang kualitas jiwa yang terus mengalami proses penyempurnaan itu. 

QS. Asy Syams (91): 7-10

Demi JIWA (nafs) serta proses penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (potensi) KEBURUKAN (fujur) dan KEBAIKAN (takwa), sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. 

Maka kita mengenal beberapa kualitas jiwa. Diantaranya, ada jiwa yang jelek dan merusak, disebut sebagai ‘hawa NAFSu’ atau ‘NAFSul hawa’. Ada yang emosional tak terkendali disebut ‘NAFSul amarah’. Ada yang sedang berproses menjadi baik dan suka menyesali perbuatan buruknya, disebut NAFSul lawwamah. Dan ada pula jiwa yang sudah TENANG & DAMAI, disebut ‘NAFSul Muthmainnah’. Yang terakhir ini disebut sebagai tingkatan yang sangat tinggi dari kualitas jiwa, yang digambarkan dalam ayat berikut ini. 

QS. Al Fajr (89): 27 – 30

Hai jiwa yang tenang dan damai (nafsul muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. 

Lantas, bagaimanakah hubungan antara badan, jiwa dan ruh itu? BADAN adalah eksistensi yang bersifat material, JIWA adalah eksistensi yang bersifat energial, sedangkan RUH adalah eksistensi yang belum diketahui zatnya, tetapi memuat informasi. Tanpa ada informasi, badan dan jiwa kita tidak akan berfungsi. Sel-sel kita akan berhenti berproses. Tidak ada metabolisme, tidak ada regenerasi, tidak ada duplikasi, tidak ada reaksi-reaksi apa pun di tingkat selular, organik, maupun tubuh secara keseluruhan. Tubuh kita tak lebih hanya akan menjadi onggokan material tanpa aktifitas kehidupan. 

Demikian pula, tanpa ada informasi dari ruh, jiwa kita juga bakal stagnan. Karena struktur energi dalam jiwa kita bekerja seiring dengan struktur materi badan. Khususnya otak. Jika otak mati, maka energi kehidupan yang berupa jiwa di balik otak itu pun ikut mati. Sinyal-sinyal kelistrikan yang dipandu oleh informasi ruh di miliaran sel-sel sarafi itulah yang menghasilkan kualitas jiwa. 

Maka, dimanakah ruh dan dimanakah jiwa? Ruh meliputi seluruh tubuh manusia, mulai dari tingkat selular, organik, sampai totalitas tubuh. Pokoknya dimana ada informasi kehidupan, maka disitu ada ruh. Rambut kita hidup, maka ia diliputi oleh ruh. Kuku jari kaki kita juga hidup, ia pun diliputi ruh. Sedangkan jiwa, adalah software yang inheren di dalam sirkuit-sirkuit sarafi otak kita. Sehingga kalau sirkuit-sirkuit itu mengalami kerusakan, jiwa pun akan mengalami masalah.

Hubungan antara badan, jiwa dan ruh pada manusia yang hidup, memang tidak bisa dipisah-pisahkan. Badan dan jiwa itu mirip dua sisi yang berbeda dari satu keping mata uang yang sama. Karena, materi dan energi memang bisa saling berubah menjadi satu sama lain. Sedangkan ruh, ‘menyifati’ keduanya. Atau, mengendalikan proses-proses material-energial secara informasi berdasar ‘sifat-sifat’ itu. 

Maka, ketika suatu saat badan seseorang manusia rusak total, dan kemudian mati, struktur energialnya masih bisa lepas sendiri di dalam pengaruh ruh. Dalam ilmu kedokteran jiwa disebut sebagai badan halus alias bioplasma. Itulah yang diceritakan Al Qur’an, bahwa orang yang mati itu sebenarnya masih hidup di alam jiwa. Alam energial. Mirip peristiwa mimpi, dimana badan kita masih berada di atas kasur, tetapi jiwa kita bisa melanglang buana kemana-mana. 

QS. Al Baqarah (2): 154

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang GUGUR di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; sebenarnya mereka itu HIDUP. Tetapi kamu tidak menyadarinya. 


https://catatanagusmustofa.wordpress.com/2012/01/18/mengintip-eksistensi-ruh-ruh-tidak-dimintai-pertanggung-jawaban/

Jumat, 18 Desember 2020

Sedulur Papat Lima Pancer dalam Sufisme Jawa

 “Islam mengenal syariat, tariqat, hakikat dan makrifat dalam ajaran sufismenya, Jawa mengenal ajaran sufisme dengan sedulur papat limo pancer.”

 

Sedulur papat lima pancer dalam pemahaman orang Jawa merupakan puncak kesatuan dengan Illahi. Dalam pandangan ini, tubuh manusia ibaratkan sebagai kerajaan yang menempatkan pancer sebagai pemimpin dan sedulur papat sebagai yang diatur. Jika sedulur papat ini selaras dengan pemimpinnya (pancer), maka manusia akan menemukan kesatuan kehidupan dan Tuhannya.

Sedulur papat dalam keyakinan sufisme Jawa ialah nafsu. Nafsu inilah yang menjadi tindakan manusia yang mewujud menjadi rasa dan keinginan. Dalam ajaran Sunan Kalijaga sebagaimana dikutib oleh Tibun Raharjo (2012) sedulu papat dikenal dengan kanespon yang terdari empat nafsu yaitu aluamah, sufiyah, amarah dan mutmainah.

Pertama, nafsu aluamah, ialah keinginan yang paling dasar dalam hidup, berupa keinginan makan dan minum. Jika manusia memiliki banyak keinginan untuk makan, berdampak tidak baik dalam tubuh maupun pikiran. Makan yang terlalu banyak menjadikan manusia malas, tidak banyak beraktivitas dan berisiko terserang banyak penyakit.

Kedua, nafsu sufiyah, yakni nafsu yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial manusia. Nafsu ini memengaruhi keinginan manusia agar disanjung, memiliki pangkat, derajat, loba, tamak dan lainnya. Pada dasarnya kebanyakan manusia memiliki keinginan untuk dinilai lebih daripada manusia lain. Nafsu ini mampu menggerakkan manusia untuk berbuat jahat kepada manusia lainnya. Nafsu ini membuat manusia selalu gelisah dan mengusahakan berbagai cara agar memperoleh kekuasaan dan penghargaan.

Ketiga, nafsu amarah, ini merupakan muntahan sifat amarah melalui rasa marah, emosi dan kekecewaan terhadap apa yang menimpa diri manusia. Nafsu ini membuat seseorang menjadi tidak tenang, sehingga perilaku yang ditumbulkan menjadi tidak layaknya manusia. Nafsu amarah ini terkadang membuat manusia berperilaku di luar batas layaknya hewan buas, bahkan bisa lebih buas daripada hewan.

Keempat, nafsu mutmainah, adalah nafsu yang mengajak pada arah kebaikan, seperti membantu orang, rasa empati, simpati, beribadah dan bergembira. Nafsu ini dipengaruhi oleh persepsi yang membentuk pemahaman tentang kebaikan manusia seperti halnya ajaran agama, budaya dan pengalaman hidup manusia. Namun nafsu mutmainah jika berlebihan juga tidak baik bagi manusia itu sendiri, sebab dia akan lupa melihat dirinya sendiri jika terlelap kesenangan bersama dirinya.

Ketika sedulur papat tidak dapat dikendalikan, maka kehidupan seseorang akan semrawut. Seseorang akan dirundung kegelisahan dan melampiaskan segala keinginan. Jika keinginan itu gagal, maka akan berakibat pada kesedihan dan kemarahan yang berkepanjangan serta sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Dalam kaitan bagaimana manusia mengendalikan nafsu-nafsu tersebut, baik ajaran Islam maupun Jawa menganjurkan manusia untuk puasa. Hal ini dimaksudkan untuk menekan nafsu sehingga pikiran menjadi tenang, jiwa dan raga menjadi sehat, sehingga nafsu-nafsu tidak saling menguasai diri dan menekan pancer atau jati diri.

Pancer ialah hati nurani yang mengendalikan sedulur papat atau nafsu-nafsu dalam diri. Dalam pandangan Jawa, hal ini dikenal dengan Nur Muhammad yakni guru sejati. Sebagai guru sejati pancer adalah penyeimbang jagad kecil dalam diri manusia atau dikenal dengan roso jati sejatining roso.

Ketika pancer sedah ditemukan atau aktif dalam diri, manusia akan mampu mengendalikan dirinya dan menempatkan dirinya di berbagai situasi. Sehingga membuat manusia tidak gampang gelisah dalam menjalankan kehidupan. Aktifnya pancer membuat nafsu-nafsu terkendalikan, manusia akan bijak kapan waktunya marah, sedih, senang dan bahagia dengan kadar yang semestinya.

Dalam sufisme Jawa sedulur papat lima pancer merupakan istilah untuk menggambarkan pengenalan diri secara mendalam. Manusia memiliki hati nurani untuk menentukan kebijakan dalam merespon segala permasalahan yang ada, yang dikenal dengan pancer. Sedang sedulur papat ialah perwujudan nafsu atau respon pada diri atas segala hal yang ada.

Jika manusia mengenal sedulur papat lima pancer, berarti dia sudah mengenal dirinya. Mengenal dirinya berarti mengenal Tuhannya. Perkenalan ini mengarahkan pada penyatuan dengan Tuhan yang Maha Esa. Melalui pengendalian nafsu dan pemahaman mengenai jati diri, mengarahkan manusia untuk menyadari tentang hakikat kehidupan dunia., sehingga manusia akan menyadari apa yang harus dilakukan di dunia ini.

Kehidupan ini ialah lakon, dan manusia ialah wayangnya. Pengenalan terhadap Sedulur papat lima pancer akan menuntun manusia untuk melakoni lakon kehidupan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Pada intinya sedulur papat lima pancer ialah diri manusia dengan segala nafsu-nafsu yang menyelimutinya. Pengendalian terhadap sedulur papat oleh pancer pada manusia, ibarat manusia mengendalikan mesin. Mesin akan bermanfaat apabila manusia mengendalikannya dengan bijak. Sebaliknya apabila manusia tidak memahami mesin, diri manusia justru akan dikendalikan oleh mesin itu sendiri. []

----------------------------------------

Muhamad Syaiful 

Institute for Javanese Islam Research
Jurusan Aqidah & Filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
IAIN Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi Timur 46, Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia.
Kodepos: 66221
email: pusatkajianislamjawa@gmail.com

----------------------------------------


Oleh: Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer adalah falsafah Jawa Kuno yang memiliki makna spiritual teramat dalam. Kelima elemen dasar dalam falsafah tersebut berbicara tentang kelahiran seorang manusia (jabang bayi) yang tidak lepas dari empat duplikasi penyertanya. Duplikasi tersebut dimaknai sebagai sedulur (saudara) yang tak kasat mata, yang akan menyertai kehidupan seseorang sejak lahir hingga matinya. Mereka itu antara lain:

Watman : yaitu rasa cemas / kawatir dari seorang ibu ketika hendak melahirkan anaknya. Ibu harus berjuang antara hidup dan mati dalam proses kelahiran. Watman adalah saudara tertua yang menyiratkan betapa utamanya sikap menaruh hormat dan sujud pada orang tua khususnya ibu. Kasih sayang, perhatian dan doa ibu adalah kekuatan yang akan mengiringi perjalanan hidup sang anak.

Wahman : yaitu kawah atau air ketuban. Fungsi air ketuban adalah menjaga agar janin dalam kandungan tetap aman dari goncangan. Ketika proses kelahiran terjadi, air ketuban pecah dan musnah menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap ada sebagai saudara penjaga dan pelindung.

Rahman : yaitu darah persalinan. Darah adalah gambaran kehidupan, nyawa dan semangat. Darah persalinan pada akhirnya musnah dan menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap ada sebagai saudara yang memberi semangat dalam perjuangan mengarungi kehidupan. Darah juga gambaran kesehatan jasmani dalam hidup seseorang.

Ariman : yaitu ari-ari atau plasenta. Fungsi ari-ari adalah sebagai saluran makanan bagi janin dalam kandungan. Ariman adalah saudara tak kasat mata yang menolong seseorang untuk dapat mencari nafkah dan memelihara kehidupannya.

Dan sebagai yang kelima adalah Pancer (Pusat) yaitu si jabang bayi itu sendiri. Ketika jabang bayi itu lahir, tumbuh dan dewasa, maka ia tidaklah sendirian. Keempat saudaranya Watman, Wahman, Rahman dan Ariman senantiasa menemani secara metafisik. Mereka adalah saudara penolong dalam mengarungi kehidupan hingga seseorang kembali lagi pada Sang Pencipta. 

Pancer atau Pusat juga dimaknai sebagai “Ruh” yang ada dalam diri manusia, yang akan mengendalikan kesadaran seseorang agar tetap “eling lan waspodo”, ingat pada Sang Pencipta dan menjadi insan yang bijaksana. Jadi sedulur papat berperan sebagai potensi / energi aktif, sedangkan pancer sebagai pengendali kesadarannya.

Kesadaran kosmik tentang adanya saudara penyerta dalam falsafah Sedulur 4 Ka-5 Pancer pada akhirnya akan mengaktifkan potensi dalam diri seseorang. Seseorang yang mampu menggali potensi Sedulur Papat Kalima Pancer akan menjadi seseorang yang sukses seutuhnya. Pada tingkat kesadaran tertentu orang tersebut bahkan dipercaya dapat mencapai “kesaktian” yang supranatural.

Dalam persepsi moralitas dan spiritualitas, orang yang memiliki kesadaran Sedulur Papat Kalima Pancer dapat dimaknai sebagai orang yang memiliki etika tinggi. Etika ini mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam berbagai hubungan dan perannya dalam masyarakat. Dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan, kerohanian, kesehatan maupun hubungan-hubungan sosial lainnya. Banyak orang mengklaim dirinya sukses, tapi hanya dalam bisnis saja, sedangkan rumah tangganya berantakan, tubuhnya sakit-sakitan, jiwanya tertekan. Ini bukan sukses yang sejati.

Falsafah Sedulur 4 Ka-5 Pancer merupakan falsafah dasar yang kemudian dapat dikembangkan dalam berbagai pakem-pakem Jawa. Misalnya pakem tentang hari-hari Jawa, yaitu pasaran Legi (Timur), Pahing (Selatan), Pon (Barat), Wage (Utara) dan Kliwon (Tengah/Pusat). Dalam tradisi pewayangan juga dikenal tokoh Punakawan: Semar, Petruk, Gareng, Bagong yang menemani dan melayani tokoh pusat yaitu Arjuna. Hal ini juga menggambarkan keempat kuda pada kereta perang Arjuna yang dikendalikan oleh kusirnya yaitu Krisna. Pada periode Islam Jawa, dikenal pula keyakinan tentang malaikat penyerta yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, dan Ijro’il yang akan membawa seseorang mencapai Sidrathul Muntaha atau menyertai hidup manusia hingga mati menghadap kepada Sang Ilahi.

Seperti yang sudah-sudah, falsafah Jawa selalu sarat dengan perlambangan, sehingga ia kaya akan interpretasi tanpa mengeliminir substansi-nya. Demikian pula falsafah Sedulur 4 Ka-5 Pancer, secara normatif dapat berupa perlambangan untuk makna yang jauh labih hakiki. Sedulur 4 menggambarkan elemen dasar dalam diri manusia (ego) yaitu Cipta, Rasa, Karsa dan Karya.

CIPTA adalah pikiran, sumber dari segala logika, idea, imajinasi, kreativitas dan ambisi. Pikiran adalah manipulasi otak atas informasi untuk membentuk konsep, penalaran dan pengambilan keputusan.

RASA adalah emosi atau reaksi afekif atas peristiwa dan pengalaman hidup. Berbagai ekspresi emosi begitu kaya, bahkan jauh lebih kaya daripada bahasa yang dapat mengungkapkannya.

KARSA adalah kehendak atau niat, yaitu motivasi dalam diri individu untuk melaksanakan keputusan dan rencananya. Seseorang dapat termotivasi oleh rangsangan dari luar, namun sebaliknya juga dari dalam dirinya sendiri.

KARYA adalah tindakan, yaitu aspek psikomotor dalam diri individu yang menghasilkan suatu wujud konkret, sehingga dapat dikenali dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya.

Keempat elemen dasar dalam diri manusia di atas akan menjadi “efektif” apabila manusia tersebut dikontrol oleh Pancer/kunci yang disebut dengan KESADARAN yang biasa diistilahkan dengan “eling”. Di sinilah letak perjuangan spiritual sesungguhnya. Ketika katup-katup kesadaran mampu dibuka, maka potensi 4 elemen dasar manusia akan menjadi kekuatan “quantum” yang luar biasa, memiliki daya ledak, menjadikan seseorang menjadi insan seutuhnya, sukses lahir batin, satria pinandhita sinisihan wahyu!

Sumber: https://afifulikhwan.com/falsafah-sedulur-papat-kalima-pancer/

______________________________________


Mantra untuk Memanggil Sedulur Papat

Orang Jawa meyakini keberadaan sedulur papat limo pancer dalam perjalanan hidupnya. Istilah sedulur papat pertama kali diketahui dari Suluk Kidung Kawedar, Kidung Sarira Ayu, pada bait ke 41-42. Suluk ini diyakini masyarakat sebagai karya Sunan Kalijaga, sekitar abad 15-16.

Ada beberapa penafsiran terkait "sedulur papat limo pancer" ini. Pertama, Kakang kawah. Kakang kawah adalah air ketuban yang membantu kita lahir ke alam dunia ini. Karena keluar terlebih dahulu masyarakat kejawen menyebutnya dengan Kakang kawah atau Kakak kawah atau saudara lebih tua.

Kedua, Adi Ari-ari atau ari-ari. Setelah jabang lahir ari-ari inilah yang kemudian keluar, sehingga masyarakat kejawen menyebutnya dengan adi ari-ari atau adik ari-ari.

Ketiga, getih atau darah. Getih atau darah adalah zat utama yang terdapat pada bayi dan sang ibu. Darah jugalah menjadi pelindung pada saat bayi masih ada dalam kandungan.

Keempat, puser atau pusar. Pusar merupakan penghubung antara ibu dan anak, dengan adanya tali puser sang ibu mampu memberikan nutrisi kepada sang bayi. Puser juga merupakan saluran bernafas sang bayi. Dengan adanya puser inilah seorang ibu memiliki hubungan batin yang erat dengan bayi.

Kelima,Pancer. Pancer adalah kita sendiri sebagai pusat kehidupan ketika dilahirkan.

Ketika sang jabang bayi lahir ke dunia melalui rahim ibu, maka semua unsur-unsur itu keluar dari rahim ibu. Dengan izin Tuhan, unsur inilah yang menjaga manusia yang ada di bumi saat dilahirkan.

Selain itu ada pula yang menyebut sedulur papat adalah empat makhluk gaib yang tidak kasat mata (metafisik). Mereka adalah saudara yang setia menemani hidup manusia, mulai dilahirkan di dunia hingga nanti meninggal dunia menuju alam kelanggengan. Untuk menemukan Sang Aku Sejati (limo pancer) itulah manusia ditemani oleh sedulur papat.

Mantra Memanggil Sedulur Papat

Raden Ngabehi Ranggawarsita dalam Serat Pustaka Raja Purwa menuliskan tatacara untuk berkomunikasi dengan sedulur papat. Begini terjemahannya,

Jangan lupa sambat (menyapa untuk minta dibantu) kepada mereka bila ada urusan. Demikian pula ketika minum, ketika makan, ketika duduk, berjalan, bekerja, menjelang tidur, jangan lupa menyapa kepada saudara-saudara kembar itu. Ajaklah mereka membantu atau menemani Andika dalam melakukan segala kegiatan tersebut, kecuali ketika akan tidur, sapalah mereka dan mintalah agar menjaga keselamatan Andika dari segala perbuatan buruk dari sesama makhluk, jangan diajak tidur.

Cara menyapanya cukup dibatin saja sebagai berikut: “Marmarti kakang Kawah adhi Ari-ari Getih Puser, kadang-ingsun papat kalima pancer, kadangingsun kang ora katon lan kang ora karawatan, sarta kadangingsun kang metu saka mar-gaina lan kang ora metu saka margaina, miwah kadangingsun kang metu barengan sadina kabeh, bapanta ana ing ngarep, ibunta ana ing wuri, ayo pada ……. (pekerjaan atau aktivitas yang sedang dilakukan). Sedang bila akan tidur ajakannya sebagai berikut: “Ingsun arsa turu baureksanen sariraningsun sarajadarbekingsun kang ana ing weweng-koningsun kabeh.”

Bila ada pekerjaan atau sedang mengerjakan sesuatu pekerjaan, ajaklah mereka untuk membantu, demikian: “Pada rewang-rewangana ingsun, katekanna ing sakarsaningsun. Bila sedang buang air atau membuang kotoran/penyakit, bekas luka dan lain-lain ajaklah untuk menyempurnakan pembuangan itu hingga kembali suci dan sembuh seperti sedia kala.

Terakhir, nanti bila sudah sampai janji (menemui kemati-an), saudara-saudara kembar spiritual itu sebaiknya diruwat, agar tidak menjadi penghambat di alam kubur. Meruwatnya dilakukan dalam batin sebagai berikut: “Ingsun angruwat kadangingsun papat kalima pancer kang dumunung ana ing badaningsun dhewe, Marmarti kakang Kawang adhi Ari-ari, Getih, Puser; sakehing kadangingsun kang ora katon lan ora karawatan, utawa kadangingsun kang metu saka ing margaina lan kang ora metu saka ing margaina, sarta kadangingsun kang metu barengan sadina, kabeh padha sampurna-a nirmala waluya ing kahanan jati dening kawasaningsun.”