Jumat, 27 Mei 2022

Imam Al-Ghazali, Pembela Islam Lewat Filsafat hingga Tasawuf

Abu Hamid Al-Ghazali merupakan sastrawan sekaligus pemikir muslim yang memberikan kontribusi besar dalam keilmuan Islam. Hampir setengah dari usianya, ia habiskan untuk mendalami pengetahuan dan mengajarkan pengetahuan hingga banyak tokoh dunia terpukau oleh Al-Ghazali lewat, karya-karya, dan ajaran sufistiknya.

Mengutip tulisan Ahmad Atabik dalam jurnal Fikrah yang terbit 2014, Abu Hamid Al-Ghazali mempunyai nama lengkap Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad ibnu Muhammad Al-Ghazali al-Thusi yang bergelar Hujjatul Islam.

Untuk gelarnya itu, nama Al-Ghazali masyhur karena perannya sebagai pendebat yang membela soal kebenaran Islam, terutama dari para filsuf batiniah. Argumentasinya yang juga ia tulis dalam ratusan kitab dinilai sangat mengagumkan.

Ia lahir di Thusi atau yang sekarang dekat Meshed yakni salah satu daerah di Iran pada tahun 450 H. Di tempat ini pula ia wafat dan dikuburkan pada tahun 505 H dalam usia yang relatif belum terlalu tua yaitu 55 tahun.

Ia mengenal sufisme dari ayahnya yang juga menekuni sufi, dan menjadi ahli tasawuf yang hebat di wilayahnya. Sebelum ajalnya tiba, ia berwasiat kepada sahabat dekatnya seorang ahli sufi bernama Ahmad bin Muhammad Al-Rozakani agar dia bersedia mengasuh Al-Ghazali dan saudaranya yang bernama Ahmad.

Sepeninggal ayahnya, Al-Ghazali kecil belajar berbagai keilmuan dari beberapa tokoh besar sufisme seperti Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Razakani, Imam Abi Nasar Al-Ismaili, Imam Al-Haramain. Dari tokoh-tokoh tersebut, Abu Hamid al-Ghazali mendalami fiqih madzhab, ushul fiqih, manthiq, ilmu kalam, dan filsafat.

Tak hanya untuk dirinya sendiri, Imam Al-Gazali juga membagikan ilmunya dengan mengajar di beberapa perguruan tinggi, mulai dari Baghdad hingga Damaskus. Ia juga selalu hidup berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari suasana baru, guna mendalami pengetahuan dan sisi religius dalam dirinya.

Selain aktif mengajar, Al-Ghazali merupakan salah seorang ulama besar yang sangat produktif dalam menulis buah pemikirannya. Kitab-kitab tersebut berisi berbagai ilmu yaitu ilmu kalam, tafsir Al-Qur'an, ushul fiqh, tasawuf, mantiq, fiqih, filsafat, dan lainnya.

Abdurrahman al-Badawi, tokoh yang terakhir meneliti tentang jumlah judul buku yang menjadi karya oleh Al-Ghazali membuat klasifikasi kitab-kitab Al-Ghazali menjadi tiga kelompok.

Pertama, kelompok kitab yang dapat dipastikan keasliannya sebagai karya Al-Ghazali terdiri dari 72 buah kitab. Kedua, kelompok kitab yang diragukan sebagai karyanya asli Al-Ghazali terdiri atas 22 kitab. Ketiga, kelompok kitab yang dapat dipastikan bukan karyanya, terdiri atas 31 buah kitab.

Adapun karya Al-Ghazali yang paling monumental adalah kitab Ihyal Ulum al-Din, yakni sebuah kitab yang ditulis untuk memulihkan keseimbangan dan keselarasan antara dimensi eksoterik dan esoterik Islam.

Kitab ini dikarang Al-Ghazali selama beberapa tahun dalam keadaan berpindah-pindah antara Damaskus, Baitul Maqdis, Makkah dan Thus. Kitab ini merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu, diantaranya fiqih, tasawuf dan filsafat.

Kitab lain yang juga terkenal adalah Maqashid al-Falasifat. Kitab ini berisi tentang ringkasan ilmu-ilmu filsafat, dijelaskan juga ilmu-ilmu mantiq atau logika, fisika, dan ilmu alam.

Karya Al-Ghazali ini memaparkan tentang tiga persoalan pokok dalam filsafat Yunani (logika, metafisika dan fisika) dengan bahasa yang sederhana. Dengan demikian kitab ini dapat memudahkan para pemula yang mengkaji filsafat Yunani, dengan susunan yang sistematis dan bahasanya yang sederhana serta mudah dicerna.

Tahafut al-Falasifah adalah kitab dari Al-Gazali yang mengemukakan tentang pertentangan dalam ajaran filsafat pada masa klasik dengan filsafat yang dikembangkan oleh filsuf muslim seperti Ibnu Sin dan Al-Farabi, serta ketidaksesuaiannya dengan akal.

Dalam kitab ini Al-Ghazali menunjukkan beberapa kerancuan pemikiran para filsuf Yunani terutama Aristoteles dan para pengikut mereka. Meski demikian, bukan berarti Al-Ghazali meniadakan filsafat dengan Islam dalam Tahafut al-Falasifah.

Sebaliknya, ia justru menambahkan khasanah yang lebih beragam dalam kajian filsafat dan kaitannya dengan Islam pada masa itu.

Di antara karya lain di bidang filsafat, logika dan ilmu kalam, maupun tasawuf antara lain, Mi'yar al-ilmi, Jawahir Al-Qur'an, Mizan Al-'Amal, Misykat Al-anwar, dan Faishal al-Tafriq baina al-Islam wa Al-Zindaqh.

Khusus untuk Misykat Al-anwar, banyak sekali edisi terjemahannya yang dilakukan oleh para sarjana muslim dunia. Karya Al-Ghazali ini lebih dari menuliskan tafsir Surat An-Nur ayat 35. Ghazali mentakwilkan atau meta-tafsir dari ayat-ayat tersebut.

Sementara karya kitab masyhur lainnya yang kerap menjadi pegangan untuk ilmu akhlak atau etika hidup adalah Ihya' Ulumuddin. Kitab ini bersama dengan Ihya' Ulumuddin masuk dalam rumpun kitab-kitab tasawuf Imam Al-Ghazali.

Karya-karya tersebut menjadi objek penelitian bagi akademisi, mulai dari kalangan umat Islam, maupun dari kalangan non-muslim.

Baca artikel CNN Indonesia "Imam Al-Ghazali, Pembela Islam Lewat Filsafat hingga Tasawuf" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210414150759-241-629870/imam-al-ghazali-pembela-islam-lewat-filsafat-hingga-tasawuf.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

Fenomena Pemikiran-Pemikiran Al-Ghazali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Hamid Al-Ghazali. Inilah salah seorang tokoh Muslim terkemuka sepanjang zaman. Ia dikenal sebagai seorang ulama, filosof, dokter, psikolog, ahli hukum, dan sufi yang sangat berpengaruh di dunia Islam dan peradaban Barat. Pemikiran-pemikiran Al-Ghazali memang sungguh fenomenal.

"Tak diragukan lagi bahwa buah pikir Al-Ghazali begitu menarik perhatian para sarjana di Eropa," tutur Margaret Smith dalam bukunya yang berjudul Al-Ghazali: The Mystic yang diterbitkan di London, Inggris, tahun 1944. Salah seorang pemikir Kristen terkemuka yang sangat terpengaruh dengan buah pemikiran sang ulama, kata Smith, adalah ST Thomas Aquinas (1225 M - 1274 M).

Aquinas--filosof yang kerap dibangga-banggakan peradaban Barat--telah mengakui kehebatan Al-Ghazali dan merasa telah berutang budi kepada tokoh Muslim legendaris itu. Pemikiran-pemikiran Al-Ghazali begitu mewarnai cara berpikir Aquinas yang menimba ilmu di Universitas Naples. Saat itu, kebudayaan dan literatur-literatur Islam begitu mendominasi dunia pendidikan Barat.

Perbedaan terbesar pemikiran Al-Ghazali dengan karya-karya Aquinas dalam teologi Kristen terletak pada metode dan keyakinan. Secara tegas, Al-Ghazali menolak segala bentuk pemikiran filosof metafisik non-Islam seperti Aristoteles yang tidak dilandasi dengan keyakinan akan Tuhan. Sedangkan, Aquinas mengakomodasi buah pikir filosof Yunani, Latin, dan Islam dalam karya-karya filsafatnya.

Filosof Muslim yang diyakini sebagai seorang perintis metode skeptisme sangat saklek. Ia secara tegas menolak segara bentuk pemikiran filsafat metafisik yang berbau Yunani. Dalam bukunya berjudul The Incoherence of Philosophers, Al-Ghazali mencoba meluruskan filsafat Islam dari pengaruh Yunani menjadi filsafat Islam yang didasarkan pada sebab-akibat yang ditentukan Tuhan atau perantaraan malaikat.

Upaya membersihkan filasat Islam dari pengaruh para pemikir Yunani yang dilakukan Al-Ghazali itu dikenal sebagai teori occasionalism. Sosok Al-Ghazali boleh dibilang sangat sulit untuk dipisahkan dari filsafat. Bagi dia, filsafat yang dilontarkan pendahulunya, Al-Farabi dan Ibnu Sina, bukanlah sebuah objek kritik yang mudah, namun juga menjadi komponen penting buat pembelajaran dirinya.

Filsafat dipelajar Al-Ghzali secara serius saat dia tinggal di Baghdad. Sederet buku filsata pun telah ditulisnya. Salah satu buku filsafat yang disusunnya, antara lain, Maqasid al-Falasifa (The Intentions of the Philosophers). Lalu, ia juga menulis buku filsafat yang juga sangat termasyhur, yakni Tahafut al-Falasifa (The Incoherence of the Philosophers).

Al-Ghazali merupakan tokoh yang memainkan peranan penting dalam memadukan Sufisme dengan Syariah. Konsep-konsep Sufisme dengan sangat baik dikawinkan sang pemikir legendaris dengan hukum-hukum Syariah. Ia juga tercatat sebagai sufi pertama yang menyajikan deskripsi Sufisme formal dalam karya-karyanya. Al-Ghazali juga dikenal sebagai ulama Suni yang kerap mengkritisi aliran lainnya. Ia tertarik dengan Sufisme sejak usia masih belia.

 

Kamis, 26 Mei 2022

Timing Belt

Dalam sistem pembakaran, bensin serta oksigen masuk ke ruang pembakaran melalui sebuah katup (intake). Proses pembakaran tersebut kemudian menghasilkan sisa pembakaran yang dibuang juga melalui katup lain (exhaust). 

Nah, tugas timing belt adalah membuka serta menutup kedua katup tersebut secara otomatis.

Kedua katup ini terhubung dengan camshaft (sering disebut dengan noken as). Saat mesin dihidupkan, camshaft akan berputar kemudian membuka dan menutup katup.

Timing belt inilah yang menggerakan camshaft dalam gerakan berputar secara teratur.

Kata ‘timing’ sendiri merujuk pada pengaturan waktu buka tutup katup. Harus ada timing yang tepat karena baik katup intake maupun exhaust bergerak sesuai dengan laju piston. Saat piston dalam posisi kompresi, maka kedua katup harus menutup.

Bentuk timing belt serupa sabuk (belt) bergerigi dan berbahan karet. Fungsinya sangat krusial pada mesin karena jika komponen ini rusak, mobil bisa berisiko mati total.

 

Tanda-tanda timing chain mobil yang perlu diganti :

  • Mesin mengeluarkan bunyi abnormal di area camshaft atau crankshaft. Ini bisa terjadi jika gerigi timing belt sudah aus sehingga mengendur.
  • Tarikan mesin terasa kasar. Komponen yang sudah usang bisa menyebabkan timing menjadi tidak tepat, menyebabkan gerak katup tidak sesuai piston. Mesin pun terasa kasar saat mobil dipacu.

·         pegas operan gigi mobil terasa lebih berat dari pada umumnya. Hal ini mungkin umum terjadi ketika mesin aus dan pegas terasa kaku.

  • Mobil tiba-tiba mati sendiri atau bahkan tidak dapat dinyalakan. Jika ini terjadi, maka kondisi timing belt sudah parah. Jangan menunda lagi untuk pergi ke bengkel dan mengganti komponen dengan yang baru.

 

Apa saja tanda timing belt harus diganti?

1. Timing Belt terasa getas bila dipegang

Seiring berjalannya penggunaan, tingkat elastisitas timing belt akan hilang karena selalu berada pada suhu yang tinggi. Jika kelenturan timing belt sudah berkurang, maka risiko putus akan sangat tinggi dan harus segera melakukan penggantian Timing Belt.

2. Timing Belt mulai kendur

Salah satu karakteristik karet, jika digunakan dalam jangka waktu lama akan kendur, begitupun Timing Belt, yang berisiko pada mesin karena sewaktu-waktu dapat lepas. Sekalipun tidak copot, ritme yang dihasilkan Timing Belt kemungkinan besar tak akan maksimal karena rendahnya daya cengkram karena sudah kendur.

3. Timing belt sudah terlihat tipis

Sama seperti komponen berbahan karet lainnya, semisal ban mobil, Timing Belt juga akan menipis seiring dengan waktu penggunaan. Timing Belt tipis akan sangat rentan putus, oleh karena itu harus segera diganti.

4. Permukaan belakang Timing Belt terdapat retakan atau pecah

Jika sudah terlihat adanya retakan pada bagian belakang (bukan bagian gerigi), maka penggantian Timing Belt harus segera diganti karena dapat putus sewaktu-waktu, dan akan sangat berbahaya karena mesin mobil dapat mati seketika kala sedang melaju.

5. Gerigi pada Timing Belt sudah aus dan ada yang hilang

Jika geriginya sudah aus dan mulai ada yang hilang, maka Anda harus segera melakukan penggantian Timing Belt, hal ini dapat menyebabkan pegangan (grip) pada camshaft tidak maksimal.

 

Perawatan Timing Belt

Kebanyakan timing belt memiliki masa pakai per 50.000 - 80.000 km. Jika mobil sudah masuk pada angka tersebut, segera ganti komponen dengan yang baru.

Saat mengganti timing belt, komponen tensioner juga sebaiknya diganti.

Timing belt memang relatif lebih susah untuk diamati secara visual. Dibandingkan dengan fan belt (tali kipas), misalnya, letak timing belt memang lebih jauh di dalam. 

Selasa, 17 Mei 2022

Dzikir Syadziliyah

DZIKIR

 

1

Al-Fatihah

 

2

Syahadat

100 x

3

Takbir

100x

4

- ilaa khadrati syaiyina Muhammad… Al-Fatihah.

- ilaa khadrati syaiyina …………….… Al-Fatihah.

- ilaa khadrati syaiyina …………….… Al-Fatihah.

- ilaa khadrati syaiyina …………….… Al-Fatihah.

 

 

 

 

5

Istighfar

100

6

Shalawat Nabi

100

7

dzikir nafi itsbat 

Tahlil 100

3x

8

Al-Fatihah

3x

9

Ayat Qursi

1x

10

Al-Ikhlas

3x

11

Al-Falaq

3x

12

An-Naas

3x

 

 

*QS. AT-TAUBAH : 128-129*

Laqod jaa-akum rasuulum min anfusikum

Aziizun alaihi maa anittum

Harii-shun alaikum

Bilmu’miniina rauufur rahiim.

 

Fain tawallau faqul

Hasbiyallaahu laailaaha illaa huwa

Alaihi tawakkaltu

Wahuwa rabbul arsyil azhiim.

 

Artinya : 

 

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri,

Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami,

Dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,

Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

 

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:

“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia.

Hanya kepada-Nya aku bertawakal

Dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung”.

(QS.At-Taubah :128-129).

 

 

Aurad (Wirid):

1

Al-Fatihah

-

2

Istighfar

100x

3

Shalawat Nabi

100x

4

Tahlil

100x

5

-

-

6

Al-Fatihah

3x

7

Ayat Qursi

1x

8

Al-Ikhlas

3x

9

Al-Falaq

3x

10

An-Naas

3x

  

Mengenal Tatacara Dzikir Tarekat Syadziliyah

"Siapa yang kenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya" 

Seorang yang ingin memasuki atau mengambil dzikir dari thariqah Syadzaliyah, persyaratan umumnya adalah Islam, berakal,dewasa (umur 18 tahun keatas) dan sudah paham ilmu syari’at minimal  tentang amaliyah sehari-hari, khususnya shalat. Jika dia seorang wanita yang sudah bersuami, maka harus mendapatkan izin dari suaminya.

 

Sedang persyaratan khususnya dan tata caranya adalah sebagai berikut :

1.     Datang kepada guru Mursyid  untuk memohon izin memasuki thariqahnya dan menjadi muridnya. Hal ini dilakukan sampai memperoleh izinnya dan perkenannya.

2.     Puasa tiga hari (biasanya hari selasa, rabu, dan kamis). Setelah selesai berpuasa, datang lagi pada guru mursyid dalam keadaan suci yang sempurna untuk menerima talqin dzikir atau bai’at.

Setelah memperoleh talqin dzikir atau bai’at dari guru musyid tersebut, yang berarti telah tercatat sebagai anggota thariqah syadzaliyyah, maka dia berkewajiban  untuk melaksanakan aurad (wirid-wirid) sebagai berikut;

a.      Rabithah kepada guru mursyid.

b.      Hadlrah Al-Fatihah untuk;

1)  Memohon ridlo Allah Swt.

2)  An-Nabiyyil Musthofa Muhammad Saw

3)  Hadlaratusy-Syaikh Abul Hasan Ali Asy_Syadziliy dan ahli silsilahnya.

4)  Guru mursyidnya dan ahli silsilahnya.

c.      Membaca istighfar 100 x.

d.      Membaca shalawat Nabi 100 x sebagai berikut;

Dalam kondisi normal/biasa:

اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ونبيك ورسولك النبي الامي وعلى اله وصحبه وبارك وسلم تسليما بقدر عظمة ذاتك فى كل وقت وحين

Dalam kondisi mendesak atau musafir     صل على سيدنا محمد

e.      Membaca Tahlil /hailalah 100 x ,yang ditutup dengan tiga kali membaca:

لا اله الا الله سيدنا محمد رسول الله عليه وسلام الله عليه وسلم

f.       Kemudian dilanjutkan 3 x membaca:

الهى انت مقصودى ورضاك مطلوبى

g.      Membaca Al-Fatihah  3 kali.

h.      Membaca  ayat kursi sekali.

i.       Membaca Al-Ikhlas 3 kali.

j.       Membaca Al-Falaq 3 kali.

k.      Membaca  An-Nas 3 kali.

l.      Membaca  do’a.

 

Aurad (Wirid):

1.

Al-Fatihah

-

2.

Istighfar

100x

3.

Shalawat Nabi

100x

4.

Tahlil

100x

5.

-

-

6.

Al-Fatihah

3x

7.

Ayat Qursi

1x

8.

Al-Ikhlas

3x

9.

Al-Falaq

3x

10.

An-Naas

3x

 

KETERANGAN :

-     Untuk pelaksanaan puasa tiga hari, tergantung pada petunjuk guru mursyidnya. Misalnya pada saat pertama datang dan langsung mendapat izin serta perkenan dari guru mursyid untuk bai’at, maka puasa bisa  dilaksanakan setelah bai’at atau di qodlo’.

-     Pembacaan aurad tersebut di atas dilakukan setiap hari 2 kali, yaitu setiap pagi (ba’da shalat shubuh) dan sore (ba’da shalat maghrib).

-     Untuk bacaan aurad, kemungkinan ada perbedaan antara guru mursyid yang satu dengan yang lainnya,tetapi yang ini adalah sama, yaitu; istighfar 100 kali, shalawat Nabiy ala syadziliyah 100 kali dan tahlil 100 kali.

-     Sikap duduk pada saat melaksanakan aurad tersebut bisa dengan tawarruk shalat atau murabba’ (bersila) atau menurut guru mursyidnya.

-     Aurad tersebut di atas adalah untuk para pemula, sedangkan bagi yang sudah meningkat pengajarannya maka sesuai dengan petunjuk dan arahan guru mursyidnya.

 

 

 

 

SULUK THARIQAH SYADZILIYYAH

Para murid thariqah Syadziliyah hendaknya mengisi hari-harinya dengan suluk-suluk sebagai berikut;

1.     Membaca Alqur’an dengan melihat mushaf setiap hari walau hanya satu maqra’.

2.     Melaksanakan shalat lima waktu dengan berjama’ah.

3.     Mengajarkan ilmu atau mencari tambahan ilmu setiap hari.

 

CATATAN :

1.     Keterangan mengenai kaifiyah atau tata cara pelaksanaan aurad Thariqah Syadziliyah ini diperoleh dari para murid Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, dan dinukil dari kitab Aurad Ath-Thariqah Asy-Syadzaliyah Al-‘Uluwiyah yang diterbitkan oleh kanzus shalawat Pekalongan Jawa Tengah.

2.     Untuk kegiatan irsyadat dan ta’limat yang dilakukan oleh Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya adalah sebagai berikut:

a.     Setiap malam rabu jam 20.00 sampai jam 21.30 WIB, dengan materi fiqh dan tashawuf /kitab ihya ‘ulumudin.(untuk umum, khususnya para muridin thariqah).

b.     Setiap rabu pagi jam 06.00 sampai jam 07.30 Wib, dengan materi fiqh dan kitab taqrib .(khusus para wanita).

c.     Setiap jum’at kliwon jam 06.00sampai jam 08.00 Wib, dengan materi thariqah dan tashawuf/kitab jami’ul ushul fil ‘auliya’.(untuk umum khususnya para muridin thariqah)

3.     Sedangkan untuk bai’at yang dilakukan  oleh beliau adalah; setiap jum’at kliwon ba’da pengajian, yang dilakukan  secara massal (banyak orang). Sedang untuk bai’at yang dilakukan secara perorangan atau jama’ah terbatas, tidak ada waktu khusus (tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi masing-masing yang bersangkutan).

4.     Adapun silsilah kemursyidan Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya ini adalah sebagai berikut :

1. Al-Sayyid Al-Habib KH.  Muhammad Luthfiy bin Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan;

2. Al-Sayyid Al-Habib KH. Muhammad ‘Abdul Malik Bin Ilyas Bin Yahya Purwokerto;

3. Al-Sayyid Al-Habib Ahmad Nahrowiy Al-Makki;

4. Al-Sayyid Sholeh Al-Mufti Al-Hanafi;

5. Al-Sayyid Ali bin Thohir Al-Madaniy;

6. Al-Sayyid Ahmad Minatullah Al-Maliki Al-Azhariy;

7. Al-Sayyid Muhammad Al-Bahitiy;

8. Al-Sayyid Yusuf Adl-Dloririy;

9. Al-Sayyid Muhammad bin Al-Qasim As-Sakandariy;

10. Al-Sayyid Muhammad Az-Zurqoniy;

11. Al-Sayyid Ali Al-Ajhuriy;

12. Al-Sayyid Nur Al-Qorofiy;

13. Al-Sayyid Al-Hafidz Al-Qasqalaniy;

14. Al-Sayyid Taqiyudin Al-Wasithi;

15. Al-Sayyid Abil Fath Al-Maidumiy;

16. Al-Sayyid Abil ‘Abbas Al-Mursiy;

17. Sulthonul Auliya’ Abil Hasan ‘Ali Al-Syadzaliy Al-Hasany RA;

18. Al-Sayyid ‘Abdus Salam bin Masyis;

19. Al-Sayyid Abdurrahman Al-Madaniy Al-Maghribiy;

20. Al-Sayyid Taqiyudin Al-Faqir;

21. Al-Sayyid Fakhrudin;

22. Al-Sayyid Nuruddin Abil Hsan Ali;

23. Al-Sayyid  Tajudin;

24. Al-Sayyid Muhammad Syamsudin;

25. Al-Sayyid Zainuddin;

26. Al-Sayyid  Abu Ishaq Ibrahim Al-Bashriy;

27. Al-Sayyid Abul Qasim Ahmad Al-Marwaniy;

28. Al-Sayyid Sa’id;

29. Al-Sayyid Sa’ad;

30. Sayyid Abu Muhammad Fathus- Su’udi;

31. Al-Sayyid Abu Muhammad Sa'id Al-Ghozwaniy;

32. Al-Sayyid  Abu Muhammad Jabir;

33. Sayyidina  Hasan bin ‘Ali RA

34. Sayyidina ‘Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wa Radliya ‘anhu

35. Sayyidil Anbiya’ Wal Mursalin Imamil Anbiya’ wal Atqiya’ Was Syuhada’ Wal Sholihin Wa Khoiri Kholqillah Ajma’in S`yidina Wa Maulana Wa Habibina Wa Syafi’ina Wa Qudwatina Wa Imamina Wa Nabiyyina Sayyidina Muhammad SAW  dari Sayyidina Malaikat Jibril AS  dari Ilahina Wa Robbina Pencipta alam semesta beserta semua isinya Alloh SWT.