Rumah masih ramai
setelah pulang dari pemakaman, kepalaku masih pusing karena tak bisa menahan
tangis melihat jasad terakhir istriku dimasukkan ke liang lahat..
Aku makin tak bisa
menahan airmata saat melihat anak-anak menangis memandangi tanah yang menimbun
ibu mereka. Lama aku diam di pemakaman, mengingat kembali saat istriku masih
ada.
Aku ingat semua
dosaku, kesalahanku, mulut kasarku, ketidakpedulianku, bahkan yang paling aku
ingat membiarkan dia berpikir sendiri tentang keuangan keluarga..
Aku pikir saat
dipemakaman adalah momen tersedih yang aku alami sepanjang hidupku, ternyata
itu belum apa-apa...
Banyak kepiluan lain
yang membuatku hancur..
Putriku yang berusia 5
tahun beberapa kali berlari kekamar sambil memanggil ibunya. Sepertinya dia
lupa bahwa ibunya telah tiada. Kemudian ia keluar lagi dengan wajah kecewa..
Malam berlalu tanpa
aku bisa melelapkan mata sedetikpun.
Rasanya rumah ini
sunyi dan hampa..
Hingga tibalah hari
yang membuat aku amat sedih. Yaitu hari ketika anak-anak mulai masuk sekolah.
Pagi itu mereka semua
sudah bangun, aku kebingungan, anak-anakku juga seperti bingung mau berbuat
apa...
Biasanya pagi kami
selalu dibangunkan, disuruh mandi dan
disiapkan pakaian, dibuatkan sarapan dan kami berangkat dalam keadaan
rapi dan perut yang sudah kenyang...
Hari ini kami hanya
terdiam... Aku menyuruh anak-anak melihat makanan dikulkas tapi yang ada hanya
bahan mentah. Rumah yang biasanya rapi nampak berantakan.
Aku pergi membeli
sarapan untuk kami berempat. Saat membayar aku kaget uang 50 ribu tanpa
kembalian. Padahal selama ini aku memberi uang 50 ribu kepada istriku cukup
untuk makan kami sampai malam...
Kadang-kadang aku
marah-marah kalau dia minta tambahan. Aku bawa sarapan pulang dan anak-anak
sudah menunggu dimeja makan...
Sudah jam 7.30
biasanya mereka sudah diantar kesekolah semuanya dan diantar istriku
berbarengan, sementara aku baru pulang beli sarapan. Dalam hati kalau terlambat
semoga dimaklumi karena habis kemalangan.
Aku makin merasa kacau
saat jam sudah menuju jam 8.00 dan anak-anak belum diantar semua...
Aku benar-benar
kehilangan seorang dewa dalam rumah kami😢
Inikah yang selama ini
dilakukan istriku...? Mengapa aku selalu menganggap dia tak ada kerjaan. Selalu
menganggap sepele pekerjaan seorang ibu...??
Aku masih linglung
ditempat kerja. Masih banyak teman-teman yang menghampiri mengucapkan
belasungkawa..
Hingga aku ditelpon
oleh walikelas anak ku yang masih TK katanya anak-anak sudah pulang tapi belum
ada yang jemput, aku minta ijin pergi menjemput anak dan jam 12.00 anakku yang
nomor 2 juga menelpon minta dijemput karena sudah pulang.
Selama ini aku tak tahu
satupun jadwal mereka. Aku hanya bekerja dan tak peduli dengan itu semua.
Anakku yang besar pulang jam 2.00 artinya aku tak bisa kembali ketempat kerja..
Sampai disekolah
anakku, aku masih melihat didepan sekolah masih ada bekas darah saat istriku
kecelakaan 3 hari lalu, kecelakaan yang serta merta merenggut nyawanya saat
menjemput anak sulungku..😭
Sampai dirumah
anak-anak nampak kelaparan. Ternyata aku tak tahu manajemen waktu sehebat
almarhumah istriku.
Aku harus kewarung
makan lagi untuk pergi membeli makan siang. Begitupun nantinya makan malam.
Sehingga tidak kurang dari 200 ribu sampai malam. Aku berpikir ini baru 1 hari,
bagaimana kalau 1 bulan. Gajiku tidak akan cukup untuk kami berempat...
Ya Tuhan
Indah sekali caramu
menegurku...
Begitu kacaunya
hidupku tanpa istriku, keuangan makin amburadul, anak-anak tak terurus, makanan
favoritku tidak ada lagi. Rumah dan tanaman seperti hilang aura karena tak ada
yang merawat dan membersihkan...
Aku masih sempat
merasa wanita diluaran lebih cantik dari istriku...
Andai aku bisa menebus
apapun yang telah aku lakukan kepada istriku selama ini..
aku ingin
memperbaikinya... Aku ingin membantunya, menyayanginya sepenuh hati dan tak
akan pernah berkata kasar kepadanya...
Dia begitu lelah
setiap hari, tapi sepulang kerja aku masih sering membentaknya...
Saat dia minta
tambahan belanja aku berkata kasar kepadanya...
Dia saat aku jadikan
istri, rela berpisah dengan anggota keluarga besarnya, hidup susah payah dan
sederhana denganku.
Maafkan aku istriku,
andai aku bisa menebus semua kesalahanku, satu hari saja tanpamu kami seperti
anak ayam kehilangan induknya. Berserakan...
Saat malam aku kembali
menangis sejadi-jadinya..
Andai bisa kutebus,
aku ingin menebus meski dengan nyawaku...
Aku mau dia yang hidup
menjaga anak-anak dan biarlah aku yang menghadap-Mu.
Ini sangat berat
bagiku apalagi bagi anak-anakku. Demikian do'a tengah malamku.
Jujur selama ini aku
tak dekat dengan anak-anak. Mereka selalu bersama ibunya. Aku hanyalah kerja,
pulang, tidur dan kerja lagi. Aku tak tahu apa-apa tentang urusan anak dan
rumah..
Istriku sayang...
Aku berdoa semoga
lelah mu jadi ibadah, semoga semua yang kau lakukan untuk kami membawamu ke
Surga... Semoga engkau bahagia.
Kali ini aku
benar-benar menangis tersedu-sedu sambil membayangkan wajahnya...
Kau tak pernah
mengeluh dengan pekerjaanmu, kau tak pernah meminta sesuatu yang aku tak
sanggup membelinya.
Kau jalani semua
dengan sabar dan aku merasa belakangan jarang memperhatikanmu...
Jarang bertanya
bagaimana anak-anak kita, jarang bertanya bagaimana hari-harimu...
Kekasih hatiku...
Mengapa aku jatuh
cinta padamu justru setelah engkau tiada...?
Tidak akan ada yang
menggantikan dirimu dihatiku.
Mengapa rasa cinta ku
padamu menggebu-gebu saat dirimu sudah berada dipusara..?
Maafkan aku istriku...
Aku terlambat jatuh
cinta padamu 😭😭
Kisah nyata ini adalah
renungan bagi kita semua agar menghargai pasangan kita..
Biasanya kita baru
menyadari arti keberadaan orang yang kita cintai .. disaat dia tak lagi ada
bersama kita...
Semoga bermanfaat 🙏🙏🙏
Tidak ada komentar:
Posting Komentar