Kamis, 26 Mei 2022

Timing Belt

Dalam sistem pembakaran, bensin serta oksigen masuk ke ruang pembakaran melalui sebuah katup (intake). Proses pembakaran tersebut kemudian menghasilkan sisa pembakaran yang dibuang juga melalui katup lain (exhaust). 

Nah, tugas timing belt adalah membuka serta menutup kedua katup tersebut secara otomatis.

Kedua katup ini terhubung dengan camshaft (sering disebut dengan noken as). Saat mesin dihidupkan, camshaft akan berputar kemudian membuka dan menutup katup.

Timing belt inilah yang menggerakan camshaft dalam gerakan berputar secara teratur.

Kata ‘timing’ sendiri merujuk pada pengaturan waktu buka tutup katup. Harus ada timing yang tepat karena baik katup intake maupun exhaust bergerak sesuai dengan laju piston. Saat piston dalam posisi kompresi, maka kedua katup harus menutup.

Bentuk timing belt serupa sabuk (belt) bergerigi dan berbahan karet. Fungsinya sangat krusial pada mesin karena jika komponen ini rusak, mobil bisa berisiko mati total.

 

Tanda-tanda timing chain mobil yang perlu diganti :

  • Mesin mengeluarkan bunyi abnormal di area camshaft atau crankshaft. Ini bisa terjadi jika gerigi timing belt sudah aus sehingga mengendur.
  • Tarikan mesin terasa kasar. Komponen yang sudah usang bisa menyebabkan timing menjadi tidak tepat, menyebabkan gerak katup tidak sesuai piston. Mesin pun terasa kasar saat mobil dipacu.

·         pegas operan gigi mobil terasa lebih berat dari pada umumnya. Hal ini mungkin umum terjadi ketika mesin aus dan pegas terasa kaku.

  • Mobil tiba-tiba mati sendiri atau bahkan tidak dapat dinyalakan. Jika ini terjadi, maka kondisi timing belt sudah parah. Jangan menunda lagi untuk pergi ke bengkel dan mengganti komponen dengan yang baru.

 

Apa saja tanda timing belt harus diganti?

1. Timing Belt terasa getas bila dipegang

Seiring berjalannya penggunaan, tingkat elastisitas timing belt akan hilang karena selalu berada pada suhu yang tinggi. Jika kelenturan timing belt sudah berkurang, maka risiko putus akan sangat tinggi dan harus segera melakukan penggantian Timing Belt.

2. Timing Belt mulai kendur

Salah satu karakteristik karet, jika digunakan dalam jangka waktu lama akan kendur, begitupun Timing Belt, yang berisiko pada mesin karena sewaktu-waktu dapat lepas. Sekalipun tidak copot, ritme yang dihasilkan Timing Belt kemungkinan besar tak akan maksimal karena rendahnya daya cengkram karena sudah kendur.

3. Timing belt sudah terlihat tipis

Sama seperti komponen berbahan karet lainnya, semisal ban mobil, Timing Belt juga akan menipis seiring dengan waktu penggunaan. Timing Belt tipis akan sangat rentan putus, oleh karena itu harus segera diganti.

4. Permukaan belakang Timing Belt terdapat retakan atau pecah

Jika sudah terlihat adanya retakan pada bagian belakang (bukan bagian gerigi), maka penggantian Timing Belt harus segera diganti karena dapat putus sewaktu-waktu, dan akan sangat berbahaya karena mesin mobil dapat mati seketika kala sedang melaju.

5. Gerigi pada Timing Belt sudah aus dan ada yang hilang

Jika geriginya sudah aus dan mulai ada yang hilang, maka Anda harus segera melakukan penggantian Timing Belt, hal ini dapat menyebabkan pegangan (grip) pada camshaft tidak maksimal.

 

Perawatan Timing Belt

Kebanyakan timing belt memiliki masa pakai per 50.000 - 80.000 km. Jika mobil sudah masuk pada angka tersebut, segera ganti komponen dengan yang baru.

Saat mengganti timing belt, komponen tensioner juga sebaiknya diganti.

Timing belt memang relatif lebih susah untuk diamati secara visual. Dibandingkan dengan fan belt (tali kipas), misalnya, letak timing belt memang lebih jauh di dalam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar