Dalam sistem pembakaran,
bensin serta oksigen masuk ke ruang pembakaran melalui sebuah katup (intake).
Proses pembakaran tersebut kemudian menghasilkan sisa pembakaran yang dibuang
juga melalui katup lain (exhaust).
Nah, tugas timing belt adalah membuka serta
menutup kedua katup tersebut secara otomatis.
Kedua katup ini terhubung dengan camshaft (sering
disebut dengan noken as). Saat mesin dihidupkan, camshaft akan berputar
kemudian membuka dan menutup katup.
Timing belt inilah yang menggerakan camshaft dalam
gerakan berputar secara teratur.
Kata ‘timing’ sendiri merujuk pada pengaturan
waktu buka tutup katup. Harus ada timing yang tepat karena baik katup intake
maupun exhaust bergerak sesuai dengan laju piston. Saat piston dalam posisi
kompresi, maka kedua katup harus menutup.
Bentuk timing belt serupa
sabuk (belt) bergerigi dan berbahan karet. Fungsinya sangat krusial
pada mesin karena jika komponen ini rusak, mobil bisa berisiko mati total.
Tanda-tanda timing chain
mobil yang perlu diganti :
- Mesin mengeluarkan bunyi abnormal di area camshaft atau crankshaft.
Ini bisa terjadi jika gerigi timing belt sudah aus sehingga mengendur.
- Tarikan mesin terasa kasar. Komponen yang sudah usang bisa menyebabkan
timing menjadi tidak tepat, menyebabkan gerak katup tidak sesuai piston.
Mesin pun terasa kasar saat mobil dipacu.
·
pegas operan gigi mobil terasa
lebih berat dari pada umumnya. Hal ini mungkin umum terjadi ketika mesin aus
dan pegas terasa kaku.
- Mobil tiba-tiba mati sendiri atau bahkan tidak dapat dinyalakan.
Jika ini terjadi, maka kondisi timing belt sudah parah. Jangan menunda
lagi untuk pergi ke bengkel dan mengganti komponen dengan yang baru.
Apa saja tanda timing belt harus diganti?
1. Timing Belt terasa getas bila dipegang
Seiring berjalannya penggunaan, tingkat elastisitas timing belt
akan hilang karena selalu berada pada suhu yang tinggi. Jika kelenturan timing
belt sudah berkurang, maka risiko putus akan sangat tinggi dan harus segera
melakukan penggantian
Timing Belt.
2. Timing Belt mulai kendur
Salah satu karakteristik karet, jika digunakan dalam jangka waktu
lama akan kendur, begitupun Timing Belt, yang berisiko pada mesin karena
sewaktu-waktu dapat lepas. Sekalipun tidak copot, ritme yang dihasilkan Timing Belt kemungkinan
besar tak akan maksimal karena rendahnya daya cengkram karena sudah kendur.
3. Timing belt sudah terlihat tipis
Sama seperti komponen berbahan karet lainnya, semisal ban mobil, Timing Belt juga
akan menipis seiring dengan waktu penggunaan. Timing Belt tipis akan sangat
rentan putus, oleh karena itu harus segera diganti.
4. Permukaan belakang Timing Belt terdapat retakan
atau pecah
Jika sudah terlihat adanya retakan pada bagian belakang (bukan
bagian gerigi), maka penggantian
Timing Belt harus segera diganti karena
dapat putus sewaktu-waktu, dan akan sangat berbahaya karena mesin mobil dapat
mati seketika kala sedang melaju.
5. Gerigi pada Timing Belt sudah aus dan ada yang
hilang
Jika
geriginya sudah aus dan mulai ada yang hilang, maka Anda harus segera melakukan penggantian
Timing Belt, hal ini dapat menyebabkan pegangan (grip) pada camshaft tidak
maksimal.
Perawatan Timing Belt
Kebanyakan timing belt memiliki masa pakai per
50.000 - 80.000 km. Jika mobil sudah masuk pada angka tersebut, segera ganti
komponen dengan yang baru.
Saat mengganti timing belt, komponen tensioner
juga sebaiknya diganti.
Timing belt memang relatif lebih susah untuk diamati secara visual. Dibandingkan dengan fan belt (tali kipas), misalnya, letak timing belt memang lebih jauh di dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar