Kamis, 07 Juli 2022

Manajemen Agen

BAB-3 MANAJEMEN AGEN INTELIJEN


3.1. UMUM

Dalam operasi Intelijen yang dilaksanakan secara klandestin, setiap saat petugas lapangan akan menghadapi rintangan dan ancaman dari lawan yang disebut Oposisi.
Menghadapi keadaan tersebut agar kegiatan klandestin dapat dilaksanakan dengan baik maka diperlukan petugas petugas yang memiliki kemampuan mendekati sasaran dan mengatasi ancaman oposisi, mereka adalah agen intelijen.
Agen merupakan asset yang paling penting dalam kegiatan klandestin, karena agen secara langsung dapat berhubungan dengan sasaran dan berhasil tidaknya kegiatan klandestin sangat bergantung kepada kemampuan dan keterampilan agen. Oleh karena itu agar agen dalam kegiatan klandestin dapat bertugas mencapai daya guna dan berhasil guna, maka agen-agen tersebut perlu dibentuk dalam suatu jaring yaitu jaring agen.
Untuk mendapatkan agen diperlukan suatu proses yang panjang dan bertahap, tahap pencarian (spotting), tahap pengusutan (vetting), tahap seleksi (selecting) dan tahap perekrutan (recruiting), pelatihan (training), hingga pengakhiran (terminating). Tahapan itu disebut proses pembentukan dan pengendalian jaring agen

3.2. PENGERTIAN
1. Agen adalah individu yang dilatih secara khusus untuk melaksanakan tugas tertentu secara tertutup atau rahasia dalam kegiatan intelijen, seperti spionase, sabotase, teror, provokasi, penculikan, dsb. Agen diperoleh melalui proses perekrutan dan pelatihan secara rahasia.
Secara sederhana, agen intelijen adalah mata dan telinga sebuah organisasi, baik itu pemerintah, perusahaan, atau kelompok tertentu. Mereka beroperasi di garis depan, seringkali dalam kondisi yang sangat rahasia dan penuh risiko.

2. Jaring agen adalah sekelompok orang yang diorganisasikan dan bekerja dibawah pengontrolan dan pengendalian seorang pengendali agen. Pengoperasian dan pengendalian tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui agen utama.

3. Informan adalah individu yang karena kedudukannya dia mempunyai akses terhadap sasaran sehingga dapat memberikan informasi kepada petugas intelijen secara sukarela ataupun motif finansial, perlindungan, atau balas dendam.

3.3. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Tugas dan tanggung jawab seorang agen intelijen sangat beragam, tergantung pada jenis agen dan organisasi tempat mereka bekerja. Namun secara umum, tugas utama seorang agen intelijen adalah:
• Mengumpulkan informasi: Mencari dan mengumpulkan informasi rahasia dari berbagai sumber, baik itu manusia, dokumen, atau teknologi.
• Menganalisis informasi: Menganalisis informasi yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang situasi yang sedang terjadi.
• Melakukan penilaian: Melakukan penilaian terhadap informasi yang telah dianalisis untuk menentukan tingkat kebenaran dan relevansinya.
• Menyusun laporan: Menyusun laporan intelijen yang berisi hasil analisis dan penilaian.
• Melakukan operasi rahasia: Melakukan operasi rahasia, seperti pengawasan, penyamaran, atau penculikan.

3.4. JENIS AGEN INTELIJEN
Klasifikasi agen intelijen bisa sangat beragam, tergantung pada organisasi intelijen masing-masing negara. Namun secara umum , agen intelijen dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisasinya, antara lain:
- Agen lapangan (field agent): Agen yang bekerja secara langsung di lapangan, melakukan kontak dengan sumber informasi, mengumpulkan data, dan melakukan tugas-tugas operasional lainnya.
- Agen intelijen teknis: Agen yang memiliki keahlian khusus dalam bidang teknologi, seperti peretas, ahli kriptografi, atau ahli elektronik. Mereka bertugas untuk mengumpulkan informasi melalui cara-cara teknis, seperti penyadapan, hacking, atau analisis data elektronik.
- Agen intelijen analis: Agen yang bertugas menganalisis informasi yang telah dikumpulkan oleh agen lapangan atau agen intelijen teknis. Mereka kemudian menyusun laporan intelijen yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.
- Agen intelijen humas: Agen yang bertugas menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik itu pemerintah, media, atau masyarakat umum. Mereka juga bertugas untuk melakukan kegiatan-kegiatan propaganda atau disinformasi.

3.5. FUNGSI AGEN
Berdasarkan fungsi dan tugasnya, agen intelijen dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Agent Handler (Agen Pengendali):
Agen handler adalah seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab langsung atas pengendalian agen-agen lapangan. Tugas agen handler adalah mengkoordinasikan tim agen, membuat keputusan strategis, dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan suatu operasi.
Handler juga bertugas untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan agen, serta mengevaluasi kinerja agen. Handler seringkali tidak muncul di lapangan karena faktor keamanan atau tidak adanya akses di lapangan.
2. Principal Agent (Agen Utama):
Agen utama adalah pemimpin bagi sebuah jaringan agen dalam melaksanakan tugas klandestin yang telah ditentukan oleh handler (pengendali). Tugas agen utama adalah memberikan instruksi, koordinasi, dan dukungan kepada jaring agen dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
3. Support Agent (Agen Pendukung):
Agen pendukung adalah individu yang memberikan dukungan teknis atau logistik kepada jaring agen di lapangan. Tugasnya antara lain menyediakan peralatan, dokumen palsu, atau informasi pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh agen lapangan.
4. Action Agent (Agen Pelaksana):
Agen pelaksana adalah anggota jaringan yang melaksanakan tugas klandestin di lapangan sesuai dengan perintah yang diberikan, seperti teror, sabotase, pembunuhan, penculikan, penjejakan, atau pengintaian.

3.6. BENTUK JARING AGEN
Dalam pengontrolan dan pengendalian jaring agen, terdapat tiga bentuk jaring agen yang biasanya dipengaruhi oleh keadaan didaerah operasi yaitu jaring langsung, tidak langsung dan jaring kombinasi.
a. Jaring Langsung
- Dalam jaring langsung pengendali mengendalikan agen pelaksana tanpa perantara, walaupun demikian tetap memperhatikan prinsip kompartementasi.
- Jaring ini digunakan bila pihak oposisi aktif tidak begitu ketat melaksanakan pengawasannya. Masalah yang ditanggulangi tidak luas, daerahnya sempit, jangka operasi tidak lama dan pengendali menguasai daerah sasaran.
- Keuntungan jaring ini, pengendali agen dapat mengontrol setiap kegiatan, latihan pembayaran dalam setiap tahap operasi, jaring tidak mudah disusupi dan biaya relatif kecil.
- Kerugian kalau agen pelaksana berhasil dideteksi pihak lawan, maka jaring lebih mudah terungkap.
b. Jaring Tidak Langsung
- Jaring ini digunakan bila pengendali tidak dapat mengendalikan agen-agennya secara langsung karena kesulitan bahasa, warna kulit, ataupun hal-hal lainnya sehingga digunakan agen utama yang mempunyai jaring dan yang bertanggung jawab kepada pengendali.
- Jaring ini digunakan bila jangka waktu operasi panjang, masalahnya banyak dan daerahnya luas.
- Keuntungan jaring ini, securiti lebih baik karena bila agen pelaksana terungkap, ada kesempatan bagi pengendali untuk menyelamatkan diri. Pengendali hanya berhubungan dengan agen utama sehingga kedoknya bertambah baik.
- Kerugian jaring tidak langsung adalah biaya operasi lebih mahal, pengendali sangat sukar memelihara pengontrolan tugas dan dana, sukar menilai agen pelaksana dan sukar memperoleh data mengenai semua anggota jaringan.
c. Jaring Kombinasi.
- Jaring Kombinasi merupakan campuran antara jaring langsung dan jaring tidak langsung.

- Biasanya jaring langsung disini digunakan sebagai alat pengontrol, alat pembantu dalam soal jasa, bantuan dan pengamanan jaring.

- Keuntungan jaring ini adalah luwes, mudah memberhentikan dan menukar agen pelaksana dan agen pembantu, sasaran yang bisa dijangkau lebih  rinci, luas dan security lebih terjamin.

- Kerugiannya, biaya operasi lebih besar.

 

3.7. AGENT CIRCLE (LINGKARAN AGEN)

Lingkaran agen merupakan proses pengelolaan agen intelijen sesuai kebutuhan operasi dengan prosedur yang dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai dari tahap pencarian (spotting), pengusutan (vetting), pemilihan (selecting), perekrutan (recruiting), pelatihan (training), pengujian (testing), penempatan, penugasan, hingga pengakhiran (terminating).

a. Tahap Pencarian (Spotting)

Proses pencarian calon agen merupakan suatu proses  penentuan lokasi dan identifikasi serta pengumpulan data pendahuluan mengenai sejumlah orang  yang mempunyai nilai potensial bagi operasi  yang akan dilaksanakan.  

b. Tahap Pengusutan (Vetting)

Pada tahap ini recruiter berusaha mengadakan pemeriksaan file kepolisian yang ada pada badan-badan  intelijen untuk mendapatkan serta mengumpulkan informasi /catatan  tentang calon  agen yang kemudian diperbandingkan dengan informasi/keterangan yang telah diperoleh pada tahap pencarian, sehingga recruiter dapat menentukan  lebih baik tentang kualifikasi, bonafiditas serta reaksi yang mungkin timbul bila kelak diadakan perekrutan.       Sebab sering kali terbukti bahwa calon agen setelah diadakan pemeriksaan dalam file ternyata ia seorang penipu, penjahat ulung atau orang yang pernah mengalami gangguan jiwa, bahkan agen musuh.       

Bila dari hasil pemeriksaan tersebut memberikan hasil yang negatif, maka berarti calon agen tersebut belum dapat digunakan dalam operasi klandestin, selanjutnyadisini recruiter harus menghubungi calon agen dan mengujinya,  bila didalam pengujian masih  tetap menunjukan hasil yang negatif  maka orang tersebut dimasukan dalam catatan sebagai calon agen atau sebagai sumber.

c. Tahap Seleksi (Selecting)

Faktor yang harus dipertimbangkan dari calon agen. Pengusut harus menemukan fakta-fakta dari calon agen sehingga dapat menjelaskan apakah calon agen tersebut cocok atau tidak untuk melaksanakan suatu tugas.     

d. Tahap Perekrutan (Recruiting)  

Perekrutan calon agen harus dengan persetujuan sponsor, sponsorlah yang menentukan apakah  perekrutan dilakukan oleh pengendali agen sendiri atau oleh orang lain yang mempunyai  tugas khusus sebagai perekrut calon agen.   Perekrutan merupakan suatu proses pelamaran calon agen agar mau berkerjasama dengan badan intelijen  untuk melakukan tugas klandestin.  

Dalam perekrutan kepentingan tugas sudah diketahui calon agen akan tetapi pengetahuan tentang  organisasi ada beberapa alternatif yang perlu kita sampaikan,  kita dapat  buka kartu, buka organisasi, menggunakan kedok atau tertutup.  Dalam proses perekrutan ada beberapa  faktor yang perlu diperhatikan.  

e. Tahap Pengarahan. 

Setelah calon bersedia mau dilamar atau sudah membuat kontrak kerja, maka tahap selanjutnya memberikan pengarahan.  Pengarahan dilakukan dengan maksud untuk mengharapkan dan mengantarkan calon agen agar memahami tugas dan tanggung jawabnya.    

d. Tahap Pelatihan dan Pengujian (Training & Testing).

- Pelatihan (Training)Pelatihan merupakan suatu masalah yang berkesinambungan yang dilaksanakan secara formal-informal.  

- Pengujian ( testing ) Setelah menempuh latihan maka agen diuji /test untuk menentukan potensi, efesiensi, kesadaran security dan motivasinya serta apakah agen tersebut ada kemungkinan sebagai agen rangkap atau tidak, bila agen tersebut lulus dalam pengujian maka agen dimasukan kedalam jaring agen. 

e. Penempatan Agen.  

Yang dimaksud dengan penempatan jaring adalah menempatkan jaring yang dipilih pada sasaran ( baik sasaran tersebut berupa daerah maupun organisasi ) yang mungkin dapat dilakukan.

e. Penugasan Jaring Agen.   
Meskipun dapat diyakini  dan dipercaya, namun perlu disadari bahwasannya jaring agen  tersebut sebenarnya hanyalah suatu  alat pembantu peraba terdepan oleh sebab itu tugas yang dapat diberikanpun terbatas pada:

a. Berikan satu jenis tugas saja.

b. Target yang diberikan sebagian atau sepotong-sepotong.

c.  Jangan terlalu banyak tugas diberikan.

d. Pemberian tugas secara bertahap, jika target  yang satu tercapai baru diteruskan  dengan target selanjutnya.

e.  Hasil tugas senantiasa dievaluasi.

f. Senantiasa lakukan pengawasan dalam rangka pengamanan dan menghindari ancaman atau penyalahgunaan oleh jaring tersebut.

g.  Tentukan cara-cara pelaporan yang sederhana tetapi cepat dan tepat.

f. Pembinaan Jaring Agen

Agar jaring agen dapat tetap dipergunakan maka diperlukan pembinaan  dengan memperhatikan  hal-hal sebagai berikut 

a.  Perhatikan kebutuhan pokoknya.

b.  Berikan penghargaan atas pelaksanaan tugasnya dengan tanda terima kasih.

c.  Perlakukan secara baik, akrab dan bersahabat. Lakukan pengawasan dan berikan pengarahan secara halus kepada agen..

d.  Berikan peringatan secara halus bila ia melakukan penyimpangan atau kesalahan.

e.  Tetapi apabila penyimpangan terjadi beberapa kali dan cukup membahayakan, kurangi penugasannya secara pelan-pelan berikan target yang kecil-kecil yang tidak penting kemudian lambat laun baru dihentikan tanpa dia harus tersinggung dan pelihara agar dia tidak merasa dirugikan sehingga tidak membahayakan kita.


3.8 Keterampilan yang Dibutuhkan Seorang Agen Intelijen
Untuk menjadi seorang agen intelijen yang sukses, seseorang harus memiliki beberapa keterampilan khusus, antara lain:
• Keterampilan interpersonal: Mampu berkomunikasi dengan baik, membangun kepercayaan, dan memanipulasi orang lain.
• Keterampilan analitis: Mampu berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan yang tepat.
• Keterampilan bahasa: Menguasai beberapa bahasa asing.
• Keterampilan fisik: Memiliki kondisi fisik yang prima dan mampu melakukan tugas-tugas fisik yang berat.
• Keterampilan psikologis: Mampu mengendalikan emosi, menjaga rahasia, dan bekerja di bawah tekanan.

####



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar