Sabtu, 06 Juli 2019

Dalil Mendoakan Orang Yang Sudah Meninggal (Tahlilan)


Menentang Tahlilan:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau do’a anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631)

---

Respon :

Hadis ini sdh banyak yg tau, dari anak2 SD sampai ulama.  Tp hadis ini tak berdiri sendiri, ada nash lain yg ngiringi.

Bila ngaji lbh jauh (bukan hanya fiqih) mk kita akan paham mengapa suatu amalan dilakukan. Org2 muhammadiyah (tmsuk sy) skrg sdh mulai bisa memaklumi. 

Perkara agama bukan hanya sunah dan bidah, dan tdk bisa dipandang hitam putih.

Khilafiyah adl suatu keniscayaan. Terjd krn beda kecerdasan, lingkungan,  pengalaman, dsb.

Ternyata sejak era sahabat sdh banyak yg melakukan bidah.

Khilafiyah tdk masalah. Yg salah adl yg merasa pendapatnya paling benar, dan menyalahkan yg lain tanpa mau tau alasannya.

----

Hampir setiap khutbah jumat, khatib membacakan doa :


Allahummaghfir lil muslimina wal muslimat, wal mu’minina mal mu’minat, al ahyaa’i minhum wal amwat :
“Ya Allah, ampunilah seluruh kaum muslimin dan kaum muslimat, kaum mukminin dan kaum mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal”.

---

Sebagian dalil bagi kaum nahdliyin untuk mendoakan kaum muslimin, sbb:

1. Al Quran :

Robbanagh-fir lanaa wa li-ikhwaanina-lladziina sabaquunaa bil-iimaan, wa laa taj’al fii quluubinaa ghillan lilladziina aamanuu, robbanaa innaka ro-uufun rohiim.
“ Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang ” (QS. Al Hasyr: 10).

“Robbanagh-fir lii wa liwaalidayya wa lil mu’miniina yauma yaquumul hisaab.”
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS. Ibrahim: 41).

“Robbigh-fir lii wa liwaalidayya wa liman dakhola baitiya mu’minan wa lil mu’miniina wal mu’minaati wa laa tazidizh-zhoolimiina illaa tabaaroo.”
“ Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan Janganlah Engkau tambahkan bagi orang- orang yang zalim itu selain kebinasaan ” (QS. Nuh: 28).

2.  Hadis :

Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
Barangsiapa memintakan maghfirah (ampunan dosa) untuk kaum mukminin dan kaum mukminat; niscaya Allah catat baginya satu kebaikan untuk setiap mukmin. dan mukminatnya“. [HR. At-Thabaroni dalam Musnadusy Syamiyyin: 2155, dihasankan oleh Syaikh Albani].

Rasulullah bersabda dalam.hadits dari shahabiyah Ummud Darda’: Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia. dan tidak hadir di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang.ditunjuk oleh Allah. Setiap kali ia berdoa untuk.saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Allah, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.” (HR. Muslim)

Rasulullah bersabda : Barangsiapa yang memohonkan ampunan bagi orang- orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, maka.Allah akan mencatat baginya dengan setiap orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagai satu pahala kebaikan.
Hadits shahih riwayat al-Thabarani dalam al-Mu’jamal-Kabir juz 19 [909] dan Musnad al-Syamiyyin [2155].Al-Hafizh al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid juz 10 hlm 210, sanad hadits ini jayyid (istimewa).


Sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang tidak memiliki harta yang dapat ia sedekahkan, maka hendaklah memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman, karena sesungguhnya hal tersebut adalah sedekah. Hadits hasan riwayat al-Thabarani dalam kitab al-.Du’a’ [1849] dan al-Mu’jam al-Ausath [2693].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar