Ternyata negara dengan pendidikan
terbaik dan murid terpintar di dunia adalah Finlandia. Padahal jumlah waktu belajar murid di Finlandia lebih
sedikit dibanding murid di negara lain, dengan pekerjaan rumah yang minim,
serta waktu istirahat yang lebih banyak. Bukannya hanya itu, pelajar Finlandia
hanya hanya sekali menghadapi satu kali ujian nasional ketika berumur 16 tahun.
Berbeda dengan murid di Indonesia yang hampir tiap semester diadakan ujian.
Perbandingan Pendidikan di Finlandia
dan Indonesia:
FINLANDIA
|
INDONESIA
|
1. Sedikit PR/Tugas
|
1. Banyak PR/Tugas
|
2. Siswa tertinggal : dibantu guru
|
2. Siswa tertinggal : Remidial
|
3. Semua murid naik kelas
|
3. Ada sistem tidak naik kelas
|
3. Setahun siswa masuk selama 190 x
|
3. Setahun siswa masuk selama 220 x
|
4. Libur lebih banyak 30 hari
|
4. Libur sedikit
|
5. Waktu istirahat hampir 3 kali
lebih lama
|
5. Waktu istirahat sedikit
|
6. Tidak ada sistem ranking.
|
6. Ada sistem ranking.
|
7. Siswa SD belajar 4-5 Jam/hari
|
7. Siswa SD belajar 6 Jam/hari
|
8. Siswa SMP dan SMA hanya datang
pada jadwal pelajaran yang mereka pilih
|
8. Siswa SMP dan SMA belajar full
8 jam/hari.
|
9. Satu kali ujian nasional (umur
16 th)
|
9. Tiap semester diadakan ujian
|
Pola dan metode pendidikannya justru
berbalik dari pola pendidikan di Indonesia. Namun dengan sistem yang leluasa mereka
justru bisa belajar lebih baik dan jadi lebih pintar. Kenapa debisa demikian ? Berikut
rahasia sistem pendidikan Finlandia :
1. Di Finlandia, Anak-Anak Baru
Boleh Bersekolah Setelah Berusia 7 Tahun
Orang tua jaman sekarang pasti udah
rempong kalau mikir pendidikan anak. Anaknya belum genap 3 tahun aja udah
ngantri dapat pre-school bagus gara-gara takut kalau dari awal sekolahnya gak
bagus, nantinya susah dapat SD, SMP, atau SMA yang bagus. Di Finlandia tidak
ada kekhawatiran seperti itu. Bahkan menurut hukum, anak-anak baru boleh mulai
bersekolah ketika berumur 7 tahun.
Awal yang lebih telat jika
dibandingkan negara-negara lain itu justru berasal dari pertimbangan mendalam
terhadap kesiapan mental anak-anak untuk belajar. Mereka juga meyakini keutamaan
bermain dalam belajar, berimajinasi, dan menemukan jawaban sendiri. Anak-anak
di usia dini justru didorong untuk lebih banyak bermain dan bersosialisasi
dengan teman sebaya. Bahkan penilaian tugas tidak diberikan hingga mereka kelas
4 SD. Hingga jenjang SMA pun, permainan interaktif masih mendominasi metode
pembelajaran.
Pelajar di Finlandia sudah terbiasa
menemukan sendiri cara pembelajaran yang paling efektif bagi mereka, jadi
nantinya mereka tidak harus merasa terpaksa untuk belajar. Maka dari itu meskipun
mulai telat, tapi pelajar umur 15 di Finlandia justru berhasil mengungguli
pelajar lain dari seluruh dunia dalam tes internasional Programme for
International Student Assessment (PISA). Itu membuktikan faedah dan efektivitas
sistem pendidikan di Finlandia.
2. Cara Belajar Ala Finlandia:
45 Menit Belajar, 15 Menit Istirahat
Tahukah kamu bahwa untuk setiap 45
menit siswa di Finlandia belajar, mereka berhak mendapatkan rehat selama 15
menit? Orang-orang Finlandia meyakini bahwa kemampuan terbaik siswa untuk
menyerap ilmu baru yang diajarkan justru akan datang, jika mereka memilliki
kesempatan mengistirahatkan otak dan membangun fokus baru. Mereka juga jadi
lebih produktif di jam-jam belajar karena mengerti bahwa toh sebentar lagi
mereka akan dapat kembali bermain.
Di samping meningkatkan kemampuan
fokus di atas, memiliki jam istirahat yang lebih panjang di sekolah juga
sebenarnya memiliki manfaat kesehatan. Mereka jadi lebih aktif bergerak dan
bermain, tidak hanya duduk di kelas. Bagus juga kan jika tidak membiasakan
anak-anak dari kecil untuk terlalu banyak duduk.
3. Semua Sekolah Negeri di
Finlandia Bebas Dari Biaya. Sekolah Swasta Pun Diatur Secara Ketat Agar Tetap
Terjangkau
Satu lagi faktor yang membuat orang
tua di Finlandia gak usah pusing-pusing milih sekolah yang bagus untuk anaknya,
karena semua sekolah di Finlandia itu setara bagusnya. Dan yang lebih penting
lagi, sama gratisnya. Sistem pendidikan di Finlandia dibangun atas dasar
kesetaraan. Bukan memberi subsidi pada mereka yang membutuhkan, tapi
menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas untuk semua.
Reformasi pendidikan yang dimulai
pada tahun 1970-an tersebut merancang sistem kepercayaan yang meniadakan
evaluasi atau ranking sekolah sehingga antara sekolah gak perlu merasa
berkompetisi. Sekolah swasta pun diatur dengan peraturan ketat untuk tidak
membebankan biaya tinggi kepada siswa. Saking bagusnya sekolah-sekolah negeri
di sana, hanya terdapat segelintir sekolah swasta yang biasanya juga berdiri
karena basis agama.
Tidak berhenti dengan biaya
pendidikan gratis, pemerintah Finlandia juga menyediakan fasilitas pendukung
proses pembelajaran seperti makan siang, biaya kesehatan, dan angkutan sekolah
secara cuma-cuma. Memang sih sistem seperti ini mungkin berjalan karena
kemapanan perekonomian Finlandia. Tapi jika memahami sentralnya peran
pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa, seharusnya semua negara juga
berinvestasi besar untuk pendidikan. Asal gak akhirnya dikorupsi aja sih.
4. Semua Guru Dibiayai
Pemerintah Untuk Meraih Gelar Master. Gaji Mereka Juga Termasuk Dalam Jajaran
Pendapatan Paling Tinggi di Finlandia
Di samping kesetaraan fasilitas dan
sokongan dana yang mengucur dari pemerintah, penopang utama dari kualitas
merata yang ditemukan di semua sekolah di Finlandia adalah mutu guru-gurunya
yang setinggi langit. Guru adalah salah satu pekerjaan paling bergengsi di
Finlandia. Pendapatan guru di Finlandia pun lebih dari 2 kali lipat dari guru
di Amerika Serikat.Tidak peduli jenjang SD atau SMA, semua guru
di Finlandia diwajibkan memegang gelar master yang disubsidi penuh oleh
pemerintah dan memiliki tesis yang sudah dipublikasi.
Finlandia memahami bahwa guru adalah
orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan generasi masa
depannya. Maka dari itu, Finlandia berinvestasi besar-besaran untuk
meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Tidak saja kualitas, pemerintah Finlandia
juga memastikan ada cukup guru untuk pembelajaran intensif yang optimal. Ada 1
guru untuk 12 siswa di Finlandia, rasio yang jauh lebih tinggi daripada
negara-negara lain. Jadi guru bisa memberikan perhatian khusus untuk tiap anak,
gak cuma berdiri di depan kelas.
Jika Indonesia ingin semaju
Finlandia dalam urusan pendidikan, guru-guru kita selayaknya juga harus
mendapatkan sokongan sebagus ini. Kalau perhatian kita ke guru kurang, kenapa
kita menuntut mereka harus memberikan yang terbaik dalam proses pembelajaran?
Tidak adil ‘kan?
5. Guru Dianggap Paling Tahu
Bagaimana Cara Mengevaluasi Murid-Muridnya. Karena Itu, Ujian Nasional Tidaklah
Perlu
Kredibilitas dan mutu tenaga
pengajar yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab
membentuk kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada mereka. Hanya
terdapat garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti. Ujian Nasional pun
tidak diperlukan. Pemerintah meyakini bahwa guru adalah orang yang paling
mengerti kurikulum dan cara penilaian terbaik yang paling sesuai dengan
siswa-siswa mereka.
Diversitas siswa seperti keberagaman
tingkatan sosial atau latar belakang kultur biasanya jadi tantangan sendiri
dalam menyeleraskan mutu pendidikan. Bisa jadi gara-gara fleksibilitas dalam
sistem pendidikan Finlandia itu, semua diversitas justru bisa difasilitasi.
Jadi dengan caranya sendiri-sendiri, siswa-siswa yang berbeda ini bisa
mengembangkan potensinya secara maksimal.
6. Siswa SD-SMP di Finlandia
Cuma Sekolah 4-5 Jam/hari. Buat Siswa SMP dan SMA, Sistem Pendidikan Mereka
Sudah Seperti di Bangku Kuliah
Tidak hanya jam istirahat yang lebih
panjang, jam sekolah di Finlandia juga relatif lebih pendek dibandingkan
negara-negara lain. Siswa-siswa SD di Finlandia kebanyakan hanya berada di
sekolah selama 4-5 jam per hari. Siswa SMP dan SMA pun mengikuti sistem
layaknya kuliah. Mereka hanya akan datang pada jadwal pelajaran yang mereka
pilih. Mereka tidak datang merasa terpaksa tapi karena pilihan mereka.
Pendeknya jam belajar justru
mendorong mereka untuk lebih produktif. Biasanya pada awal semester, guru-guru
justru menyuruh mereka untuk menentukan target atau aktivitas pembelajaran
sendiri. Jadi ketika masuk kelas, mereka tidak sekadar tahu dan siap tapi juga
tidak sabar untuk memulai proyeknya sendiri.
7. Gak Ada Sistem Ranking di Sekolah.
Finlandia Percaya Bahwa Semua Murid Itu Seharusnya Ranking 1
Upaya pemerintah meningkatkan mutu
sekolah dan guru secara seragam di Finlandia pada akhirnya berujung pada
harapan bahwa semua siswa di Finlandia dapat jadi pintar. Tanpa terkecuali.
Maka dari itu, mereka tidak mempercayai sistem ranking atau kompetisi yang pada
akhirnya hanya akan menghasilkan ‘sejumlah siswa pintar’ dan ‘sejumlah siswa
bodoh’.
Walaupun ada bantuan khusus untuk
siswa yang merasa butuh, tapi mereka tetap ditempatkan dalam kelas dan program
yang sama. Tidak ada juga program akselerasi. Pembelajaran di sekolah
berlangsung secara kolaboratif. Bahkan anak dari kelas-kelas berbeda pun sering
bertemu untuk kelas campuran. Strategi itu terbukti berhasil karena saat ini
Finlandia adalah negara dengan kesenjangan pendidikan terkecil di dunia.
(sumber; hipwee.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar