Senin, 22 Februari 2021

Manfaat Senyum

Tersenyum adalah tindakan kecil yang dapat berdampak besar bagi setiap orang. Senyuman lebih dari sekedar ungkapan rasa senang dan bahagia. Makna dari senyuman itu sendiri sangatlah dalam. Senyum dapat mengirimkan segala bentuk arti untuk orang lain.

Berikut ini adalah 7 manfaat senyuman yang ajaib dan dahsyat untuk mengungkapkan kepercayaan, keramahan, kebaikan, ketulusan, dan masih banyak lagi:

1. Tersenyum memberikan sinyal positif terhadap diri Anda
Saat Anda tersenyum, sesungguhnya Anda sedang mengirimkan hawa positif kepada tubuh, jiwa, pikiran, dan roh kita. Spirit Anda menjadi lebih positif dan Anda cenderung akan melakukan segala sesuatunya lebih baik lagi.

2. Tersenyum membuat orang lain di sekitar Anda merasa nyaman
Dengan tersenyum, tidak hanya diri Anda sendiri yang merasakan adanya ‘sinyal’ positif, melainkan orang lain yang berada di sekitar Anda pun akan tertular hawa positif untuk memercayai Anda. Senyum yang tulus dapat mengirim pesan bahwa orang lain bisa percaya dan bekerjasama dengan Anda.

3. Senyum membuat Anda terlihat lebih cantik dan ganteng
Orang yang gemar tersenyum akan jauh terlihat lebih menarik daripada orang yang cenderung lebih suka cemberut atau air muka yang datar. Saat Anda tersenyum, Anda akan terlihat jauh lebih cantik dan ganteng dari biasanya.

4. Senyum meningkatkan kepercayaan diri Anda
Senyuman yang penuh penghayatan dan tulus akan menularkan energi super positif yang membuat Anda menjadi lebih kuat dan smart untuk percaya diri dalam menghadapi tugas – tugas yang ada di depan Anda.

5. Senyum membuat Anda awet muda
Dengan tersenyum, seseorang akan cenderung lebih awet muda karena senyum menarik otot wajah kita ke atas. Orang yang suka tersenyum akan jauh terlihat lebih muda sekalipun usianya sudah tinggi karena kebiasaan baiknya itu.

6. Tersenyum dapat membawa keberuntungan
Bagi sebagian orang atau profesi, senyum menjadi hal yang utama dan vital. Seorang pramusaji yang tersenyum tulus akan mendapatkan tip yang biasanya lebih besar daripada seorang pelayan yang judes. Secara umum, dalam industri jasa, pekerja dibayar karena tersenyum kepada pelanggan.

7. Tersenyumlah, maka seluruh dunia akan tersenyum kepada Anda
Saat Anda tersenyum dengan hangat dan tulus, kita sedang menabur kebaikan. Kelak, senyuman yang tulus dan hangat itu akan kembali juga kepada kita dengan cara yang ajaib dan tidak terduga. Orang yang suka tersenyum, akan menuai senyuman juga. Otomatis, hari–hari yang dilaluinya jauh lebih bermakna dan berwarna.

(Odilia Hana Santoso) 

Kamis, 18 Februari 2021

Falsafah Jawa: Nrimo ing Pandum Serupa Tawakal dalam Islam

Selain petuah Ojo Dumeh Eling lan Waspodo, para sesepuh kerap berpesan kepada kita, agar hidup dalam damai dan tenteram batin dengan berpegang pada prinsip Nrimo ing Pandum.

Apa maksud dari falsafah ini?

Nrimo artinya menerima, sedangkan Pandum artinya pemberian. Jadi Nrimo ing Pandum memiliki arti menerima segala pemberian apa adanya tanpa menuntut yang lebih dari itu. Konsep ini menjadi salah satu falsafah Jawa paling populer yang sampai kini masih diugemi atau dianut masyarakat.

Sebagian ilmuwan sosial menganggap konsep ini sebagai salah satu penyebab rendahnya etos kerja masyarakat Jawa. Para ilmuwan itu menduga sikap masyarakat Jawa yang cenderung menerima segala sesuatu apa adanya menyebabkan pupusnya motivasi untuk bekerja. Sehingga masyarakat hanya diam saja menunggu pemberian tanpa melakukan usaha apapun.

Asumsi ini muncul mengingat teori-teori Psikologi dewasa ini menjelaskan bahwa setiap tindakan manusia berasal dari kepentingan diri mereka sendiri. Mulai dari pendekatan psikoanalisis yang beranggapan bahwa manusia bertingkah laku karena dorongan dari dalam diri yang disebut “Id” hingga teori-teori humanistik yang menggambarkan manusia seharusnya menjadi diri sendiri seperti yang individu tersebut inginkan. Bahkan perilaku prososial pun dianggap sebagai upaya pengharapan akan balasan perilaku yang sama dari orang lain.

Dari teori-teori yang lahir dari rahim masyarakat individualistik semacam itu, maka wajar jika semua perilaku yang dilakukan oleh manusia berasal dari motif pribadi dan demi kepentingan diri sendiri. Termasuk dalam hal ini adalah bekerja. Sebuah tindakan seorang individu dianggap hanya untuk dirinya sendiri. Praktiknya adalah berbagai macam kebijakan yang bertujuan meningkatkan kinerja individu berdasarkan pada kebutuhan pribadi.

Seringkali kita lupa bahwa hidup ini bukan hanya tentang memperoleh sesuatu dari dunia, tetapi juga memberikan sesuatu pada dunia. Islam mengenal konsep Qadha dan Qadar yaitu adanya ketetapan-ketetapan yang telah diatur oleh Allah SWT. Dalam bahasa sederhana dapat kita katakan bahwa di dunia ini ada hal-hal tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan kita untuk memahaminya.

Untuk mengatasi masalah tersebut dikenallah konsep tawakal dalam Islam. Tawakal artinya berserah diri terhadap Allah SWT. Sehingga setiap ketetapan yang ada harus kita terima dengan lapang hati karena kita telah menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT. Konsep inilah yang sekilas mirip dengan konsep Nrimo ing Pandum.

Konsep Tawakal, seperti halnya Nrimo ing Pandum juga seringkali dianggap berlawanan dengan konsep berusaha atau bekerja keras. Padahal jika kita mau mencermati, kedua konsep ini hanya menjelaskan tentang satu hubungan, yaitu bagaimana menerima stimulus dari luar dan tidak menjelaskan bagaimana seharusnya memberikan stimulus ke luar.

Padahal kita melakukan dua hubungan dengan dunia luar yaitu menerima dan memberi. Kemampuan kita bukan hanya tentang menerima stimulus dari luar, tetapi juga memberikan stimulus ke luar. Konsep memberi ini yang terkadang kurang diperhatikan. Selama ini kita berasumsi bahwa kita memberi sesuatu karena kita ingin menerima. Keinginan “memberi untuk menerima” inilah yang disebut pamrih dalam konsep Jawa.

 

Tawakal dan Nrimo ing Pandum ini befungsi dalam hubungan menerima stimulus dari luar. Menurut Ki Ageng Suryomentaram (1892-1962) rasa senang timbul akibat terpenuhinya harapan oleh kenyataan dan bila harapan tidak terpenuhi maka menimbulkan rasa susah.

Harapan adalah sesuatu yang kita ciptakan atas kehendak kita sendiri. Sedangkan kenyataan adalah hal-hal yang dalam batas tertentu berada di luar kemampuan kita. Dalam Islam dikenal bahwa Qadha dan Qadar sepenuhnya berada di tangan Allah SWT dan berada di luar jangkauan manusia.

Disinilah Tawakal dan Nrimo ing Pandum menjalankan fungsinya. Kedua konsep ini sebagai pengekang agar manusia tidak terlalu tinggi dalam berharap sehingga ketika kenyataan ternyata tidak sesuai, rasa susah tidak akan menyerang individu tersebut. Konsep ini membantu kita menerima kenyataan yang ada.

Tawakal membuat kita berserah kepada Allah SWT atas segala yang telah ditetapkan-Nya. Nrimo ing Pandum membantu kita untuk menerima segala sesuatu apa adanya tanpa berharap atau menuntut “yang tidak-tidak” terhadap lingkungan.

Lalu bagaimana tentang berusaha? Dalam Islam selain tawakal juga dikenal konsep ikhtiar, yakni umat Islam diwajibkan untuk berusaha sekeras mungkin. Bahkan dalam batasan tertentu dikenal juga konsep Jihad yang menuntun kita “bersungguh-sungguh dalam berusaha”.

Rasulullah sendiri juga menekankan bahwa tawakal bukan berarti tanpa usaha. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Seandainya kalian betul-betul bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”

Hadis tersebut menjelaskan bahwa meskipun segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT, manusia tetap memiliki kewajiban untuk berusaha. Sehingga adalah salah jika beranggapan bahwa sikap tawakal menyebabkan etos kerja masyarakat menjadi rendah.

Sedangkan bagi masyarakat Jawa kita dituntut untuk selalu memberi tanpa pamrih. Sopan santun terhadap tamu misalnya, menunjukkan bagaimana kita lebih mengutamakan orang lain daripada kepentingan diri kita sendiri. Adanya etos gotong-royong dan kerja sama merupakan sebuah bentuk nyata dari konsep usaha di tengah masyarakat Jawa. Ketika kita dituntut bukan hanya berusaha untuk diri kita sendiri, tetapi juga berusaha untuk orang lain tanpa pamrih.

Bukankah hidup ini pada dasarnya adalah tentang urusan memberi dan menerima? Menerima apa yang telah diberikan kepada kita dengan lapang hati tanpa menuntut dan memberikan apa yang bisa kita berikan semaksimal mungkin tanpa pamrih. Inilah makna sejati dari prinsip Nrimo ing Pandum, karena kita yakin bahwa hanya kepada-Nya lah kita layak berserah diri.

…Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nyalah bertawakal orang-orang yang berserah diri. (QS. Az-Zumar:38)

EH/IslamIndonesia 

-----


Nrimo Ing Pandum (Rejeki)

Rejeki iku ora isa ditiru. Senajan podo lakumu, senajan podo dodolanmu, senajan podo kerjamu, nanging hasil sing ditompo bakal bedo2.

Iso bedo akehe nanging bobote pondho. Dudu akehe nanging berkahe kang ndadekake cukup lan nyungkupi

Kabeh iku soko tresnane Gusti kang Maha Kuwasa. .

Sopo temen bakal tinemu, sopo wani rekoso bakal gayuh mulyo. 







Agen 2

REF. AGEN INTELIJEN

1. UMUM

Dalam operasi Intelijen yang dilaksanakan secara klandestin, setiap saat petugas lapangan akan menghadapi rintangan dan ancaman dari lawan yang disebut Oposisi.
Menghadapi keadaan tersebut agar kegiatan klandestin dapat dilaksanakan dengan baik maka diperlukan petugas petugas yang memiliki kemampuan mendekati sasaran dan mengatasi ancaman oposisi, mereka adalah agen intelijen.
Agen merupakan asset yang paling penting dalam kegiatan klandestin, karena agen secara langsung dapat berhubungan dengan sasaran dan berhasil tidaknya kegiatan klandestin sangat bergantung kepada kemampuan dan keterampilan agen. Oleh karena itu agar agen dalam kegiatan klandestin dapat bertugas mencapai daya guna dan berhasil guna, maka agen-agen tersebut perlu dibentuk dalam suatu jaring yaitu jaring agen.
Untuk mendapatkan agen diperlukan suatu proses yang panjang dan bertahap, tahap pencarian (spotting), tahap pengusutan (vetting), tahap seleksi (selecting) dan tahap perekrutan (recruiting), pelatihan (training), hingga pengakhiran (terminating). Tahapan itu disebut proses pembentukan dan pengendalian jaring agen

2. PENGERTIAN
1. Agen adalah individu yang dilatih secara khusus untuk melaksanakan tugas tertentu secara tertutup atau rahasia dalam kegiatan intelijen, seperti spionase, sabotase, teror, provokasi, penculikan, dsb. Agen diperoleh melalui proses perekrutan dan pelatihan secara rahasia.
Secara sederhana, agen intelijen adalah mata dan telinga sebuah organisasi, baik itu pemerintah, perusahaan, atau kelompok tertentu. Mereka beroperasi di garis depan, seringkali dalam kondisi yang sangat rahasia dan penuh risiko.

2. Jaring agen adalah sekelompok orang yang diorganisasikan dan bekerja dibawah pengontrolan dan pengendalian seorang pengendali agen. Pengoperasian dan pengendalian tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui agen utama.

3. Informan adalah individu yang karena kedudukannya dia mempunyai akses terhadap sasaran sehingga dapat memberikan informasi kepada petugas intelijen secara sukarela ataupun motif finansial, perlindungan, atau balas dendam.

3. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Tugas dan tanggung jawab seorang agen intelijen sangat beragam, tergantung pada jenis agen dan organisasi tempat mereka bekerja. Namun secara umum, tugas utama seorang agen intelijen adalah:
• Mengumpulkan informasi: Mencari dan mengumpulkan informasi rahasia dari berbagai sumber, baik itu manusia, dokumen, atau teknologi.
• Menganalisis informasi: Menganalisis informasi yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang situasi yang sedang terjadi.
• Melakukan penilaian: Melakukan penilaian terhadap informasi yang telah dianalisis untuk menentukan tingkat kebenaran dan relevansinya.
• Menyusun laporan: Menyusun laporan intelijen yang berisi hasil analisis dan penilaian.
• Melakukan operasi rahasia: Melakukan operasi rahasia, seperti pengawasan, penyamaran, atau penculikan.

4. JENIS AGEN INTELIJEN
Klasifikasi agen intelijen bisa sangat beragam, tergantung pada organisasi intelijen masing-masing negara. Namun secara umum , agen intelijen dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisasinya, antara lain:
- Agen lapangan (field agent): Agen yang bekerja secara langsung di lapangan, melakukan kontak dengan sumber informasi, mengumpulkan data, dan melakukan tugas-tugas operasional lainnya.
- Agen intelijen teknis: Agen yang memiliki keahlian khusus dalam bidang teknologi, seperti peretas, ahli kriptografi, atau ahli elektronik. Mereka bertugas untuk mengumpulkan informasi melalui cara-cara teknis, seperti penyadapan, hacking, atau analisis data elektronik.
- Agen intelijen analis: Agen yang bertugas menganalisis informasi yang telah dikumpulkan oleh agen lapangan atau agen intelijen teknis. Mereka kemudian menyusun laporan intelijen yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.
- Agen intelijen humas: Agen yang bertugas menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik itu pemerintah, media, atau masyarakat umum. Mereka juga bertugas untuk melakukan kegiatan-kegiatan propaganda atau disinformasi.

5. FUNGSI AGEN
Berdasarkan fungsi dan tugasnya, agen intelijen dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Agent Handler (Agen Pengendali):
Agen handler adalah seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab langsung atas pengendalian agen-agen lapangan. Tugas agen handler adalah mengkoordinasikan tim agen, membuat keputusan strategis, dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan suatu operasi.
Handler juga bertugas untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan agen, serta mengevaluasi kinerja agen. Handler seringkali tidak muncul di lapangan karena faktor keamanan atau tidak adanya akses di lapangan.
2. Principal Agent (Agen Utama):
Agen utama adalah pemimpin bagi sebuah jaringan agen dalam melaksanakan tugas klandestin yang telah ditentukan oleh handler (pengendali). Tugas agen utama adalah memberikan instruksi, koordinasi, dan dukungan kepada jaring agen dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
3. Support Agent (Agen Pendukung):
Agen pendukung adalah individu yang memberikan dukungan teknis atau logistik kepada jaring agen di lapangan. Tugasnya antara lain menyediakan peralatan, dokumen palsu, atau informasi pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh agen lapangan.
4. Action Agent (Agen Pelaksana):
Agen pelaksana adalah anggota jaringan yang melaksanakan tugas klandestin di lapangan sesuai dengan perintah yang diberikan, seperti teror, sabotase, pembunuhan, penculikan, penjejakan, atau pengintaian.

6. BENTUK JARING AGEN
Dalam pengontrolan dan pengendalian jaring agen, terdapat tiga bentuk jaring agen yang biasanya dipengaruhi oleh keadaan didaerah operasi yaitu jaring langsung, tidak langsung dan jaring kombinasi.
a. Jaring Langsung
- Dalam jaring langsung pengendali mengendalikan agen pelaksana tanpa perantara, walaupun demikian tetap memperhatikan prinsip kompartementasi.
- Jaring ini digunakan bila pihak oposisi aktif tidak begitu ketat melaksanakan pengawasannya. Masalah yang ditanggulangi tidak luas, daerahnya sempit, jangka operasi tidak lama dan pengendali menguasai daerah sasaran.
- Keuntungan jaring ini, pengendali agen dapat mengontrol setiap kegiatan, latihan pembayaran dalam setiap tahap operasi, jaring tidak mudah disusupi dan biaya relatif kecil.
- Kerugian kalau agen pelaksana berhasil dideteksi pihak lawan, maka jaring lebih mudah terungkap.
b. Jaring Tidak Langsung
- Jaring ini digunakan bila pengendali tidak dapat mengendalikan agen-agennya secara langsung karena kesulitan bahasa, warna kulit, ataupun hal-hal lainnya sehingga digunakan agen utama yang mempunyai jaring dan yang bertanggung jawab kepada pengendali.
- Jaring ini digunakan bila jangka waktu operasi panjang, masalahnya banyak dan daerahnya luas.
- Keuntungan jaring ini, securiti lebih baik karena bila agen pelaksana terungkap, ada kesempatan bagi pengendali untuk menyelamatkan diri. Pengendali hanya berhubungan dengan agen utama sehingga kedoknya bertambah baik.
- Kerugian jaring tidak langsung adalah biaya operasi lebih mahal, pengendali sangat sukar memelihara pengontrolan tugas dan dana, sukar menilai agen pelaksana dan sukar memperoleh data mengenai semua anggota jaringan.
c. Jaring Kombinasi.
- Jaring Kombinasi merupakan campuran antara jaring langsung dan jaring tidak langsung.

- Biasanya jaring langsung disini digunakan sebagai alat pengontrol, alat pembantu dalam soal jasa, bantuan dan pengamanan jaring.

- Keuntungan jaring ini adalah luwes, mudah memberhentikan dan menukar agen pelaksana dan agen pembantu, sasaran yang bisa dijangkau lebih  rinci, luas dan security lebih terjamin.

- Kerugiannya, biaya operasi lebih besar.

 

7. KEBUTUHAN AGEN

Hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang agen agar dia dapat beroperasi dengan baik antara lain :

1)         Pengenalan terhadap sasaran.

2)         Cara memasuki sasaran atau acces kepada sasaran.

3)         Mempunyai satu pangkalan operasi yang aman dan    kedok yang baik untuk dirinya dan kegiatannya.

4)         Alat komunikasi yang dapat menghubungkan dia dengan pangkalannya atau pengendaliannya.


8. AGENT CIRCLE (LINGKARAN AGEN)

Lingkaran agen merupakan proses pengelolaan agen intelijen sesuai kebutuhan operasi dengan prosedur yang dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai dari tahap pencarian (spotting), pengusutan (vetting), pemilihan (selecting), perekrutan (recruiting), pelatihan (training), pengujian (testing), penempatan, penugasan, hingga pengakhiran (terminating).

a. Tahap Pencarian (Spotting)

Proses pencarian calon agen merupakan suatu proses  penentuan lokasi dan identifikasi serta pengumpulan data pendahuluan mengenai sejumlah orang  yang mempunyai nilai potensial bagi operasi  yang akan dilaksanakan.  

b. Tahap Pengusutan (Vetting)

Pada tahap ini recruiter berusaha mengadakan pemeriksaan file kepolisian yang ada pada badan-badan  intelijen untuk mendapatkan serta mengumpulkan informasi /catatan  tentang calon  agen yang kemudian diperbandingkan dengan informasi/keterangan yang telah diperoleh pada tahap pencarian, sehingga recruiter dapat menentukan  lebih baik tentang kualifikasi, bonafiditas serta reaksi yang mungkin timbul bila kelak diadakan perekrutan.       Sebab sering kali terbukti bahwa calon agen setelah diadakan pemeriksaan dalam file ternyata ia seorang penipu, penjahat ulung atau orang yang pernah mengalami gangguan jiwa, bahkan agen musuh.       

Bila dari hasil pemeriksaan tersebut memberikan hasil yang negatif, maka berarti calon agen tersebut belum dapat digunakan dalam operasi klandestin, selanjutnyadisini recruiter harus menghubungi calon agen dan mengujinya,  bila didalam pengujian masih  tetap menunjukan hasil yang negatif  maka orang tersebut dimasukan dalam catatan sebagai calon agen atau sebagai sumber.

c. Tahap Seleksi (Selecting)

Faktor yang harus dipertimbangkan dari calon agen. Pengusut harus menemukan fakta-fakta dari calon agen sehingga dapat menjelaskan apakah calon agen tersebut cocok atau tidak untuk melaksanakan suatu tugas.     

d. Tahap Perekrutan (Recruiting)  

Perekrutan calon agen harus dengan persetujuan sponsor, sponsorlah yang menentukan apakah  perekrutan dilakukan oleh pengendali agen sendiri atau oleh orang lain yang mempunyai  tugas khusus sebagai perekrut calon agen.   Perekrutan merupakan suatu proses pelamaran calon agen agar mau berkerjasama dengan badan intelijen  untuk melakukan tugas klandestin.  

Dalam perekrutan kepentingan tugas sudah diketahui calon agen akan tetapi pengetahuan tentang  organisasi ada beberapa alternatif yang perlu kita sampaikan,  kita dapat  buka kartu, buka organisasi, menggunakan kedok atau tertutup.  Dalam proses perekrutan ada beberapa  faktor yang perlu diperhatikan.  

e. Tahap Pengarahan. 

Setelah calon bersedia mau dilamar atau sudah membuat kontrak kerja, maka tahap selanjutnya memberikan pengarahan.  Pengarahan dilakukan dengan maksud untuk mengharapkan dan mengantarkan calon agen agar memahami tugas dan tanggung jawabnya.    

d. Tahap Pelatihan dan Pengujian (Training & Testing).

- Pelatihan (Training)Pelatihan merupakan suatu masalah yang berkesinambungan yang dilaksanakan secara formal-informal.  

- Pengujian ( testing ) Setelah menempuh latihan maka agen diuji /test untuk menentukan potensi, efesiensi, kesadaran security dan motivasinya serta apakah agen tersebut ada kemungkinan sebagai agen rangkap atau tidak, bila agen tersebut lulus dalam pengujian maka agen dimasukan kedalam jaring agen. 

e. Penempatan Agen.  

Yang dimaksud dengan penempatan jaring adalah menempatkan jaring yang dipilih pada sasaran ( baik sasaran tersebut berupa daerah maupun organisasi ) yang mungkin dapat dilakukan.

e. Penugasan Jaring Agen.   
Meskipun dapat diyakini  dan dipercaya, namun perlu disadari bahwasannya jaring agen  tersebut sebenarnya hanyalah suatu  alat pembantu peraba terdepan oleh sebab itu tugas yang dapat diberikanpun terbatas pada:

a. Berikan satu jenis tugas saja.

b. Target yang diberikan sebagian atau sepotong-sepotong.

c.  Jangan terlalu banyak tugas diberikan.

d. Pemberian tugas secara bertahap, jika target  yang satu tercapai baru diteruskan  dengan target selanjutnya.

e.  Hasil tugas senantiasa dievaluasi.

f. Senantiasa lakukan pengawasan dalam rangka pengamanan dan menghindari ancaman atau penyalahgunaan oleh jaring tersebut.

g.  Tentukan cara-cara pelaporan yang sederhana tetapi cepat dan tepat.

f. Pembinaan Jaring Agen

Agar jaring agen dapat tetap dipergunakan maka diperlukan pembinaan  dengan memperhatikan  hal-hal sebagai berikut 

a.  Perhatikan kebutuhan pokoknya.

b.  Berikan penghargaan atas pelaksanaan tugasnya dengan tanda terima kasih.

c.  Perlakukan secara baik, akrab dan bersahabat. Lakukan pengawasan dan berikan pengarahan secara halus kepada agen..

d.  Berikan peringatan secara halus bila ia melakukan penyimpangan atau kesalahan.

e.  Tetapi apabila penyimpangan terjadi beberapa kali dan cukup membahayakan, kurangi penugasannya secara pelan-pelan berikan target yang kecil-kecil yang tidak penting kemudian lambat laun baru dihentikan tanpa dia harus tersinggung dan pelihara agar dia tidak merasa dirugikan sehingga tidak membahayakan kita.


9. Keterampilan yang Dibutuhkan Seorang Agen Intelijen
Untuk menjadi seorang agen intelijen yang sukses, seseorang harus memiliki beberapa keterampilan khusus, antara lain:
• Keterampilan interpersonal: Mampu berkomunikasi dengan baik, membangun kepercayaan, dan memanipulasi orang lain.
• Keterampilan analitis: Mampu berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan yang tepat.
• Keterampilan bahasa: Menguasai beberapa bahasa asing.
• Keterampilan fisik: Memiliki kondisi fisik yang prima dan mampu melakukan tugas-tugas fisik yang berat.
• Keterampilan psikologis: Mampu mengendalikan emosi, menjaga rahasia, dan bekerja di bawah tekanan.

###

(Spionase Hanjar)

Jenis-jenis agen.    Terdapat 3 jenis agen dalam  suatu jaringan yaitu agen utama, agen pelaksana dan agen pembantu.   

a)            Agen utama (principal Agent). Jaringan spionase pada   umumnya  dipimpin oleh seorang agen utama yang disebut juga resident director atau case officer yang berkedudukan ditempat sekitar daerah jaringan itu beroperasi. Kedudukan yang dimaksud ini bisa dinegara sasaran atau dinegara ketiga.  Agen utama ini bisa dilakukan oleh anggota dari induk kesatuan intelijen, yang dikirimkan kedaerah operasi dengan kedok yang baik sekali ataupun bisa diambil dari orang-orang didaerah atau negara sasaran itu sendiri atau dapat juga diambilkan dari orang-orang negara ketiga.

            Penggunaan agen utama ini dilakukan bila pengendali agen (agent handler) dari bagian spionase. Induk kesatuan tidak dapat secara langsung mengendalikan agen-agen pelaksana disebabkan oleh kesulitan bahasa, warna kulit, kebudayaan, dan faktor-faktor penghalang lainnya.        Selain itu bila pihak oposisi aktif dalam kegiatannya efektif sekali,  sehingga resiko tertangkapnya pengendali agen  besar sekali.

b)         Agen pelaksana dan agen pembantu.  Berhasil tidaknya suatu operasi dari suatu jaringan sebagian besar tergantung pada agen-agen pelaksananya.  Untuk melaksanakan tugas-tugas operasi ini maka dalam suatu jaringan terdapat dua macam agen yaitu agen pelaksana dan agen pembantu.

            Kedua macam agen inilah sebagai tenaga pelaksana dari jaringan yang didalam melaksanakan tugasnya dikirim kedaerah sasaran atau karena kedudukannya didaearah sasaran ditugaskan mengumpulkan informasi yang diperlukan.

(1)       Agen pelaksana (Action agent).  Agent pelaksana adalah petugas pokok dalam oraganisasi yang melakukan pengumpulan informasi dengan segala kemampuan yang dimilikinya.





####

Kegunaan Kedok

a. Untuk mencegah supaya musuh tidak mengetahui tentang organisasi atau mengetahui keadaan intern atau personel organisasi klandestin. Dengan menggunakan kedok yang sesuai dengan sasaran yang dituju, maka akan terhindar dari kecurigaan dan pendeteksian sasaran. Penggunaan kedok yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap sasaran dimana sasaran tidak akan ngetahui tentang organisasi kegiatan intelijen yang di laksanakan.

b. Untuk mencegah orang-orang yang tidak berhak dapat mengetahui informasi -informasi dari satuan maka :
1) Informasi sangat rahasia yang di miliki harus dijaga agar supaya tidak diketahui oleh lawan salah satu caranya dengan menggunakan kedok dalam pelaksanaan tugas tertutup.
) Penggunaan kedok yang baik akan membantu terhindar kebocoran-kebocoran informasi.
3) Kedok bukan hanya digunakan untuk kepentingan Pengamanan, tetapi juga digunakan untuk memberikan akses informasi kepada orang-orang yang menggunakan kedok.
4) Penggunaan kedok yang sesuai dengan pelaksanaan tugas dihadapkan pada kondisi sasaran secara langsung akan mempermudah bagi petugas intelijen untuk masuk ke sasaran.
5) Penggunaan kedok yang sesuai akan membantu petugas saat di sasaran, dalam rangka melaksanakan tindakan atau aksi untuk memperoleh suatu informasi .