1. UMUM
1. Agen adalah individu yang dilatih secara khusus untuk melaksanakan tugas tertentu secara tertutup atau rahasia dalam kegiatan intelijen, seperti spionase, sabotase, teror, provokasi, penculikan, dsb. Agen diperoleh melalui proses perekrutan dan pelatihan secara rahasia.Secara sederhana, agen intelijen adalah mata dan telinga sebuah organisasi, baik itu pemerintah, perusahaan, atau kelompok tertentu. Mereka beroperasi di garis depan, seringkali dalam kondisi yang sangat rahasia dan penuh risiko.2. Jaring agen adalah sekelompok orang yang diorganisasikan dan bekerja dibawah pengontrolan dan pengendalian seorang pengendali agen. Pengoperasian dan pengendalian tersebut dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui agen utama.3. Informan adalah individu yang karena kedudukannya dia mempunyai akses terhadap sasaran sehingga dapat memberikan informasi kepada petugas intelijen secara sukarela ataupun motif finansial, perlindungan, atau balas dendam.
• Mengumpulkan informasi: Mencari dan mengumpulkan informasi rahasia dari berbagai sumber, baik itu manusia, dokumen, atau teknologi.• Menganalisis informasi: Menganalisis informasi yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang situasi yang sedang terjadi.• Melakukan penilaian: Melakukan penilaian terhadap informasi yang telah dianalisis untuk menentukan tingkat kebenaran dan relevansinya.• Menyusun laporan: Menyusun laporan intelijen yang berisi hasil analisis dan penilaian.• Melakukan operasi rahasia: Melakukan operasi rahasia, seperti pengawasan, penyamaran, atau penculikan.
- Agen lapangan (field agent): Agen yang bekerja secara langsung di lapangan, melakukan kontak dengan sumber informasi, mengumpulkan data, dan melakukan tugas-tugas operasional lainnya.- Agen intelijen teknis: Agen yang memiliki keahlian khusus dalam bidang teknologi, seperti peretas, ahli kriptografi, atau ahli elektronik. Mereka bertugas untuk mengumpulkan informasi melalui cara-cara teknis, seperti penyadapan, hacking, atau analisis data elektronik.- Agen intelijen analis: Agen yang bertugas menganalisis informasi yang telah dikumpulkan oleh agen lapangan atau agen intelijen teknis. Mereka kemudian menyusun laporan intelijen yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.- Agen intelijen humas: Agen yang bertugas menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik itu pemerintah, media, atau masyarakat umum. Mereka juga bertugas untuk melakukan kegiatan-kegiatan propaganda atau disinformasi.
1. Agent Handler (Agen Pengendali):Agen handler adalah seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab langsung atas pengendalian agen-agen lapangan. Tugas agen handler adalah mengkoordinasikan tim agen, membuat keputusan strategis, dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan suatu operasi.Handler juga bertugas untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan agen, serta mengevaluasi kinerja agen. Handler seringkali tidak muncul di lapangan karena faktor keamanan atau tidak adanya akses di lapangan.2. Principal Agent (Agen Utama):Agen utama adalah pemimpin bagi sebuah jaringan agen dalam melaksanakan tugas klandestin yang telah ditentukan oleh handler (pengendali). Tugas agen utama adalah memberikan instruksi, koordinasi, dan dukungan kepada jaring agen dalam pelaksanaan tugas di lapangan.3. Support Agent (Agen Pendukung):Agen pendukung adalah individu yang memberikan dukungan teknis atau logistik kepada jaring agen di lapangan. Tugasnya antara lain menyediakan peralatan, dokumen palsu, atau informasi pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh agen lapangan.4. Action Agent (Agen Pelaksana):Agen pelaksana adalah anggota jaringan yang melaksanakan tugas klandestin di lapangan sesuai dengan perintah yang diberikan, seperti teror, sabotase, pembunuhan, penculikan, penjejakan, atau pengintaian.
- Dalam jaring langsung pengendali mengendalikan agen pelaksana tanpa perantara, walaupun demikian tetap memperhatikan prinsip kompartementasi.- Jaring ini digunakan bila pihak oposisi aktif tidak begitu ketat melaksanakan pengawasannya. Masalah yang ditanggulangi tidak luas, daerahnya sempit, jangka operasi tidak lama dan pengendali menguasai daerah sasaran.- Keuntungan jaring ini, pengendali agen dapat mengontrol setiap kegiatan, latihan pembayaran dalam setiap tahap operasi, jaring tidak mudah disusupi dan biaya relatif kecil.- Kerugian kalau agen pelaksana berhasil dideteksi pihak lawan, maka jaring lebih mudah terungkap.
- Jaring ini digunakan bila pengendali tidak dapat mengendalikan agen-agennya secara langsung karena kesulitan bahasa, warna kulit, ataupun hal-hal lainnya sehingga digunakan agen utama yang mempunyai jaring dan yang bertanggung jawab kepada pengendali.- Jaring ini digunakan bila jangka waktu operasi panjang, masalahnya banyak dan daerahnya luas.- Keuntungan jaring ini, securiti lebih baik karena bila agen pelaksana terungkap, ada kesempatan bagi pengendali untuk menyelamatkan diri. Pengendali hanya berhubungan dengan agen utama sehingga kedoknya bertambah baik.- Kerugian jaring tidak langsung adalah biaya operasi lebih mahal, pengendali sangat sukar memelihara pengontrolan tugas dan dana, sukar menilai agen pelaksana dan sukar memperoleh data mengenai semua anggota jaringan.
- Jaring Kombinasi merupakan campuran antara jaring langsung dan jaring tidak langsung.
- Biasanya jaring langsung disini digunakan sebagai alat pengontrol, alat pembantu dalam soal jasa, bantuan dan pengamanan jaring.
- Keuntungan jaring ini adalah luwes, mudah memberhentikan dan menukar agen pelaksana dan agen pembantu, sasaran yang bisa dijangkau lebih rinci, luas dan security lebih terjamin.
- Kerugiannya, biaya operasi lebih besar.
7. KEBUTUHAN AGEN
Hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh seorang agen agar dia dapat beroperasi dengan baik antara lain :
1) Pengenalan terhadap sasaran.
2) Cara memasuki sasaran atau acces kepada sasaran.
3) Mempunyai satu pangkalan operasi yang aman dan kedok yang baik untuk dirinya dan kegiatannya.
4) Alat komunikasi yang dapat menghubungkan dia dengan pangkalannya atau pengendaliannya.
a. Tahap Pencarian (Spotting)
Proses pencarian calon agen merupakan suatu proses penentuan lokasi dan identifikasi serta pengumpulan data pendahuluan mengenai sejumlah orang yang mempunyai nilai potensial bagi operasi yang akan dilaksanakan.
b. Tahap Pengusutan (Vetting)
Pada tahap ini recruiter berusaha mengadakan pemeriksaan file kepolisian yang ada pada badan-badan intelijen untuk mendapatkan serta mengumpulkan informasi /catatan tentang calon agen yang kemudian diperbandingkan dengan informasi/keterangan yang telah diperoleh pada tahap pencarian, sehingga recruiter dapat menentukan lebih baik tentang kualifikasi, bonafiditas serta reaksi yang mungkin timbul bila kelak diadakan perekrutan. Sebab sering kali terbukti bahwa calon agen setelah diadakan pemeriksaan dalam file ternyata ia seorang penipu, penjahat ulung atau orang yang pernah mengalami gangguan jiwa, bahkan agen musuh.
Bila dari hasil pemeriksaan tersebut memberikan hasil yang negatif, maka berarti calon agen tersebut belum dapat digunakan dalam operasi klandestin, selanjutnyadisini recruiter harus menghubungi calon agen dan mengujinya, bila didalam pengujian masih tetap menunjukan hasil yang negatif maka orang tersebut dimasukan dalam catatan sebagai calon agen atau sebagai sumber.
c. Tahap Seleksi (Selecting)
Faktor yang harus dipertimbangkan dari calon agen. Pengusut harus menemukan fakta-fakta dari calon agen sehingga dapat menjelaskan apakah calon agen tersebut cocok atau tidak untuk melaksanakan suatu tugas.
d. Tahap Perekrutan (Recruiting)
Perekrutan calon agen harus dengan persetujuan sponsor, sponsorlah yang menentukan apakah perekrutan dilakukan oleh pengendali agen sendiri atau oleh orang lain yang mempunyai tugas khusus sebagai perekrut calon agen. Perekrutan merupakan suatu proses pelamaran calon agen agar mau berkerjasama dengan badan intelijen untuk melakukan tugas klandestin.
Dalam perekrutan kepentingan tugas sudah diketahui calon agen akan tetapi pengetahuan tentang organisasi ada beberapa alternatif yang perlu kita sampaikan, kita dapat buka kartu, buka organisasi, menggunakan kedok atau tertutup. Dalam proses perekrutan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan.
e. Tahap Pengarahan.
Setelah calon bersedia mau dilamar atau sudah membuat kontrak kerja, maka tahap selanjutnya memberikan pengarahan. Pengarahan dilakukan dengan maksud untuk mengharapkan dan mengantarkan calon agen agar memahami tugas dan tanggung jawabnya.
d. Tahap Pelatihan dan Pengujian (Training & Testing).
- Pelatihan (Training). Pelatihan merupakan suatu masalah yang berkesinambungan yang dilaksanakan secara formal-informal.
- Pengujian ( testing ) Setelah menempuh latihan maka agen diuji /test untuk menentukan potensi, efesiensi, kesadaran security dan motivasinya serta apakah agen tersebut ada kemungkinan sebagai agen rangkap atau tidak, bila agen tersebut lulus dalam pengujian maka agen dimasukan kedalam jaring agen.
e. Penempatan Agen.
Yang dimaksud dengan penempatan jaring adalah menempatkan jaring yang dipilih pada sasaran ( baik sasaran tersebut berupa daerah maupun organisasi ) yang mungkin dapat dilakukan.
e. Penugasan Jaring Agen.a. Berikan satu jenis tugas saja.
b. Target yang diberikan sebagian atau sepotong-sepotong.
c. Jangan terlalu banyak tugas diberikan.
d. Pemberian tugas secara bertahap, jika target yang satu tercapai baru diteruskan dengan target selanjutnya.
e. Hasil tugas senantiasa dievaluasi.
f. Senantiasa lakukan pengawasan dalam rangka pengamanan dan menghindari ancaman atau penyalahgunaan oleh jaring tersebut.
g. Tentukan cara-cara pelaporan yang sederhana tetapi cepat dan tepat.
f. Pembinaan Jaring Agen.
a. Perhatikan kebutuhan pokoknya.
b. Berikan penghargaan atas pelaksanaan tugasnya dengan tanda terima kasih.
c. Perlakukan secara baik, akrab dan bersahabat. Lakukan pengawasan dan berikan pengarahan secara halus kepada agen..
d. Berikan peringatan secara halus bila ia melakukan penyimpangan atau kesalahan.
e. Tetapi apabila penyimpangan terjadi beberapa kali dan cukup membahayakan, kurangi penugasannya secara pelan-pelan berikan target yang kecil-kecil yang tidak penting kemudian lambat laun baru dihentikan tanpa dia harus tersinggung dan pelihara agar dia tidak merasa dirugikan sehingga tidak membahayakan kita.
• Keterampilan interpersonal: Mampu berkomunikasi dengan baik, membangun kepercayaan, dan memanipulasi orang lain.• Keterampilan analitis: Mampu berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan yang tepat.• Keterampilan bahasa: Menguasai beberapa bahasa asing.• Keterampilan fisik: Memiliki kondisi fisik yang prima dan mampu melakukan tugas-tugas fisik yang berat.• Keterampilan psikologis: Mampu mengendalikan emosi, menjaga rahasia, dan bekerja di bawah tekanan.
Jenis-jenis agen. Terdapat 3 jenis agen dalam suatu jaringan yaitu agen utama, agen pelaksana dan agen pembantu.
a) Agen utama (principal Agent). Jaringan spionase pada umumnya dipimpin oleh seorang agen utama yang disebut juga resident director atau case officer yang berkedudukan ditempat sekitar daerah jaringan itu beroperasi. Kedudukan yang dimaksud ini bisa dinegara sasaran atau dinegara ketiga. Agen utama ini bisa dilakukan oleh anggota dari induk kesatuan intelijen, yang dikirimkan kedaerah operasi dengan kedok yang baik sekali ataupun bisa diambil dari orang-orang didaerah atau negara sasaran itu sendiri atau dapat juga diambilkan dari orang-orang negara ketiga.
Penggunaan agen utama ini dilakukan bila pengendali agen (agent handler) dari bagian spionase. Induk kesatuan tidak dapat secara langsung mengendalikan agen-agen pelaksana disebabkan oleh kesulitan bahasa, warna kulit, kebudayaan, dan faktor-faktor penghalang lainnya. Selain itu bila pihak oposisi aktif dalam kegiatannya efektif sekali, sehingga resiko tertangkapnya pengendali agen besar sekali.
b) Agen pelaksana dan agen pembantu. Berhasil tidaknya suatu operasi dari suatu jaringan sebagian besar tergantung pada agen-agen pelaksananya. Untuk melaksanakan tugas-tugas operasi ini maka dalam suatu jaringan terdapat dua macam agen yaitu agen pelaksana dan agen pembantu.
Kedua macam agen inilah sebagai tenaga pelaksana dari jaringan yang didalam melaksanakan tugasnya dikirim kedaerah sasaran atau karena kedudukannya didaearah sasaran ditugaskan mengumpulkan informasi yang diperlukan.
(1) Agen pelaksana (Action agent). Agent pelaksana adalah petugas pokok dalam oraganisasi yang melakukan pengumpulan informasi dengan segala kemampuan yang dimilikinya.
1) Informasi sangat rahasia yang di miliki harus dijaga agar supaya tidak diketahui oleh lawan salah satu caranya dengan menggunakan kedok dalam pelaksanaan tugas tertutup.) Penggunaan kedok yang baik akan membantu terhindar kebocoran-kebocoran informasi.3) Kedok bukan hanya digunakan untuk kepentingan Pengamanan, tetapi juga digunakan untuk memberikan akses informasi kepada orang-orang yang menggunakan kedok.4) Penggunaan kedok yang sesuai dengan pelaksanaan tugas dihadapkan pada kondisi sasaran secara langsung akan mempermudah bagi petugas intelijen untuk masuk ke sasaran.5) Penggunaan kedok yang sesuai akan membantu petugas saat di sasaran, dalam rangka melaksanakan tindakan atau aksi untuk memperoleh suatu informasi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar