Terlalu sempit mengartikan keberhasilan materi tetapi dia melakukannya dengan cara yang tidak baik, misalnya mencuri atau menipu. Atau jika dia mempunyai jabatan tinggi dengan kekuasaan penuh tetapi dia harus kehilangan kebahagiaan keluarganya, maka bagi saya itu juga belum bisa dibilang sukses.
Anak menjadi tidak terdidik, liar dan pasangan hidupnya juga tenggelam dalam kehidupan sosialita tanpa tujuan yang jelas. Keberhasilan belum tentu membuahkan kebahagiaan, bisa jadi keberhasilan di satu sisi akan memberikan kehancuran pada bagian lainnya, maka kita harus pandai-pandai memilahnya. Mengatur semuanya bagian dalam keseimbangan, tidak bisa satu bagian berjalan sendiri-sendiri.
Tidak ada sukses yang turun dari langit, setiap hal kecil yang kita peroleh adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa. Dibutuhkan pengorbanan untuk mendapatkannya. Kehidupan yang terdiri dari dunia lahir dan bathin terkait satu dengan yang lainnya, dunia bathin yang tidak kita lihat, berusaha dijangkau oelh manusia dengan doa dan berbuat kebaikan buat sesamanya.
Siapa menanam dia menuai, siapa berbuat dia akan menerima akibatnya, baik langsung maupun tidak langsung. Hukum kekekalan energi dalam kehidupan, baik akan kembali baik, buruk akan kembali buruk. Baik jika tidak dilandasi dengan keiklasan juga tidka kembali dengan baik. Jika kita menginginkan kebaikan, maka tidak ada pilihan selain berbuat baik sebanyak-banyaknya untuk diri kita, untuk sesama, untuk alam sekitar kita dan tentu saja untuk Tuhan Sang Pencipta alam semesta dan seisinya, Sang Penganugrah Segala Kehidupan. Menjadi manusia yang bermanfat, menuju hakekat kehidupan yang sesungguhnya.
Semangat adalah modal awal mencapai kesuksesan, kemauan untuk melakukan sesuatu, pengorbanan pikiran, waktu, tenaga dan materi. Semua hal harus dipikirkan dengan cermat, tepat, akurat dan ceoat. Semua harus dipikirkan. Mengukur kekuatan diri dan dari pihak lain yang menjadi pesaing kita, melihat dengan rinci bahwa kita harus bisa memastikan bahwa strategi kita harus lebih baik.
Berikutnya adalah ketekunan dengan sidiplin. Tidak ada di dunia ini yang bisa menggantikan ketekunan, bukan kemampuanm bukan kemampuan intelegensia, atau bahkan tingkat pendidikan. Dibutuhkan konsistensi dalam melakukannya, daya tahan dan kekuatan untuk tidak mudah patah semangat. Kesuksesan diraih setelah berkali-kali melakukan kegagalan. Misalnya menulis di kompasiana, pada awalnya pembacanya sangat sedikit, lama-lama menjadi topik pilihan, berikutnya bisa menjadi headline.
Dan hal yang diluar dugaan, bahwa menulis yang semula hanya dijadikan refresing keluar dari rutinitas, menjadi ditawari untuk membukukan tulisan ide tertentu dengan cetakan untuk kalangan terbatas, bahkan ide-ide yang lahir digunakan untuk kepentingan bangsa, dan dari kompasiana juga saya bisa kemana-mana dengan gratis, karena mendapat undangan sebagai penulis. Bertemu dengan tokoh-tokoh penting negeri ini, berdiskusi untuk memberikan masukan. Semua ini berawal dari disiplin, konsistensi, daya tahan, dan semangat pantang menyerah, mau selalu belajar menjadi lebih baik. Dan semua itu adalah pengorbanan.
Maka janganlah pernah berhenti untuk berbuat baik dengan keiklasan, sekecil apapun. Setiap kebaikan akan menuai upahnya, jika bukan materi di dunia, maka akan kita tuai berupa pahala yang akan kita rasakan setelah kita mati, sebagai bekal kehidupan selanjutnya. Dan semua upah itu masih akan dinikmati oleh anak cucu kita, karena tanpa disadari juga telah menanam bibit-bibit keberuntungan untuk anak cucu kita dengan memberi teladan kepada mereka. Dengan berbuat baik, maka sebenarnya kita telah menjaga martabat dan kehormatan diri dan keluarga kita.
Keberhasilan dan kesuksesan memang menjadi cita-cita semua orang, walaupun setiap manusia mempunyai ukuran sendiri-sendiri untuk kesuksesan yang dicapainya. Ada yang merasa sukses dengan menjadi petani yang baik, bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Ada juga yang mengukur kesuksesannya dengan menjadi pejabat publik, atau menjadi pengusaha sukses. Tetapi apapun cita-cita yang kita tanamkan di dalam lubuk hati kita, tetaplah berusaha mencapai tujuan yang baik dengan cara yang baik. Jangan pernah menodainya dengan hal-hal yang tidak baik, mulai dari niat, cara, dan tujuan akhirnya haruslah tetap baik.
Manusia tidak pernah luput dari segala kekurangan dan kelebihan, sehebat-hebatnya seorang manusia tetaplah mempunyai kekurangan. Kekuarangan sifat manusia bukanlah kejahatan. Tetapi selalu belajar menjadi lebih baik adalah sebuah keberuntungan.
Kesuksesan dalam makna yang sepenuhnya adalah keberhasilan dalam keseimbangan lahir dan bathin, berhasil secara materi atau kedudukan, dan tentu saja tidak kehilangan kebahagiaan hidup dirinya dan keluarganya. Kadangkala orang begitu menginginkan jabatan dan materi sehingga tidak punya waktu untuk keluarganya, sehingga keluarganya menjadi berantakan.
@ http://www.kompasiana.com/metik/sukses-tidak-turun-dari-langit
******
INTELIJEN
1. Hakekat
a. Det & antispasi
ancaman
- (threats)
- early warning
- orientasi:
security
b. Eksplor peluang
- (opportunities)
- negara maju
- orientasi:
prosperity
2. Obyek kegiatan:
- Informasi >< wartawan
- diolah ->
intel
3. Kaidah:
- Basis: sekuriti
- Kerahasiaan (C4)
4. Operasi :
a. PCI
- negr. maju
- spionase
(ofensif)
- analisa SWOT
b. Kontra
- negr. blm. maju
- defensif aktif
- analisa DIEN
***** ***** *****
*BADAN INTELIJEN*
(Tupoksi, Misi konkret & Prinsip)
*1. HAKIKAT TUPOK*
a. Deteksi &
Antisipasi Ancaman
1) Ancaman
(Threats):
- faktors negatif
ekternal yg bahayakan.
- ancaman : fisik
& non fisik (militer & non mil)
2) Early warning
(deni ceni):
- Badan kontra
- K3N (lugri)
b. Cari &
Eksplorasi Peluang (Opportunities):
- Peluang: faktors
positif eksternal yg dp dimanfaatkan.
- Cari -->
Spionase
- Eksplor -->
Cipkon (kuasai & manfaatkan)
*2. OBYEK KEGIATAN*
>
Obyek Kegiatan: dapatkan INFORMASI (ttg ancaman & peluang) --> di-OLAH jadi rekomendasi.
a. Metode : terbuka
& tertutup.
b. Teknik/cara:
elisitasi, surveillance, sadap, foto.
c. Informasi -->
diolah jadi rekomendasi sbg antisipasi.
> Informasi (Badan
Kontra):
- Hals yg tak biasa
& curigakan.
- Deteksi &
identifikasi
- K3N.
> Informasi (Badan
PCI):
- SWOT / K3N
- Cipkon (pusprop,
sabtor, asimetrik, proksi, dsb)
*3. PRINSIP/KAIDAH*
- Kaidah kerja intel
berbasiskan sekuriti
- Prinsip intelijen :
kerahasiaan (secrecy).
- Pola : tertutup &
klandestin.
- Cara : C4
*4. OPERASI INTEL*
Dua Operasi
Intelijen yaitu ofensif (PCI) dan defensif (Kontra Intel)
a. Ofensif : PCI
- dilakukan negara
maju
- manfaatkan
peluang
- spionase -->
Pusprop, Sabtor, proxy.
b. Defensif : Kontra
Intel.
- dilakukan negara
berkembang
- pertahanan diri
(defensif aktif)
- Kontra -->
Pam, psywar, desepsi, propaganda.
c. Fungsi: Lid, Pam,
Gal.
******
Kaidah & Prinsip Intelijen
Lembaga intelijen
merupakan sebuah organisasi yang memiliki peran penting dalam menjaga keamanan
nasional. Dalam menjalankan tugasnya, lembaga intelijen berpegang teguh pada
beberapa prinsip fundamental yang menjadi landasan operasionalnya.
Berikut adalah
penjelasan mengenai tiga prinsip utama lembaga intelijen:
1. Kaidah Intelijen
Berbasis Sekuriti
Kaidah kerja intelijen
berbasiskan sekuriti yang menekankan
bahwa seluruh aktivitas intelijen berfokus pada upaya menjaga keamanan dan stabilitas
negara.
Hal ini berarti
bahwa semua informasi yang dikumpulkan, dianalisis, dan diolah oleh lembaga
intelijen diarahkan untuk mendeteksi, mencegah, dan menangkal berbagai ancaman
yang dapat membahayakan negara.
2. Prinsip
Intelijen adalah Kerahasiaan (Secrecy)
Kerahasiaan merupakan aspek
fundamental dalam operasi intelijen. Hal ini dikarenakan informasi intelijen
seringkali bersifat
sensitif dan dapat
membahayakan keselamatan individu, organisasi, bahkan negara jika bocor ke pihak yang tidak
berwenang. Oleh karena itu, lembaga intelijen menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat
untuk menjaga kerahasiaan informasi, mulai dari proses pengumpulan data
hingga penyampaian hasil analisis kepada pengambil kebijakan.
3. Manover
Intelijen Dilakukan Secara Tertutup atau Rahasia
Lembaga intelijen
beroperasi secara tertutup dan tidak
terekspos publik. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan para agen dan
operasi intelijen. Dengan demikian maka manover agen intelijen di lapangan dilakukan
dengan menerapkan pola tertutup, antara lain dengan menggunakan kedok atau
pengelabuhan (desepsi). Masyarakat umum tidak perlu mengetahui detail tentang
bagaimana intelijen bekerja, namun mereka harus yakin bahwa intelijen bekerja
keras untuk menjaga keamanan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar