Jumat, 13 Oktober 2017

Nasehat Syeikh Lukman Hakim

895

1. Beribadah itu bukan bertujuan mencari manisnya iman namun beribadah itu menyembah, menuju dan bertemu Allah.
2. Meneliti cacat2 jiwa kita itu lebih baik dibanding meneliti hal2 rahasia dibalik yang tak nampak.
3. Rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad saw, berarti kecintaan kita kepada Allah Rabbul ‘Izzah. Jangan sampai membaca sholawat Nabi sekedar dijadikan perantara agar masalah beres, rejeki tambah, selamat dari bencana dan fadhilah2 lainnya. Justru bagi kaum sufi, bersholawat Nabi berarti bergabung dengan cahayanya, karena cahaya Rasul adalah wujud dari cahaya diatas cahaya.
4. Carilah Istiqomah, jangan cari karomah. Cepat2 kembali kepada Allah, jangan kembali kepada dirimu dan pengalaman ruhanimu, karena sesungguhnya semuanya dari Allah bersama Allah menuju Allah bukan bersama dirimu, menuju kepentinganmu, demi kamu.
5. Sesungguhnya yang merasakan tugas Ilahiyah sebagai beban dan kepedihan hanyalah lenguhan nafsu kita. Nafsu hanya menginginkan bebasnya beban, menginginkan yang serba instan dan enak2, bahkan nafsu inginnya tidak perlu ibadah, tidak perlu taqarrub, tidak perlu ma’rifatullah karena bagi nafsu semua itu adalah rasa pedih yang menyiksa.
6. Jangan senang mengingat-ingat kebaikan anda, ibadah anda, puasa anda.Lupakan semua kebaikan anda kepada Allah, dan lupakan pula kebaikan anda pada orang lain. Kalau anda mengingat-ingat itu pertanda anda tidak Ikhlas.
7. Bercita-citalah jadi orang cukup karena Allah Ta’ala, agar anda bisa mendistribusikan titipan Allah kepada yang berhak menerimanya. Kalau sekarang masih belum kaya, tetaplah bersedekah dan berinfaq menurut kemampuan maksimal anda, jangan menunggu kaya dulu. Begitu juga kalau berinfaq dan bersedekah jangan minta ganti rugi kepada Allah swt, apalagi biar berlipat ganda hartanya, itu sama saja menjual akhirat untuk dunia !. Hina sekali……..
8. Kalau berdzikir yang ikhlas Lillahi Ta’ala, jangan berdzikir untuk mencari ketenangan, mencari ketentraman, apalagi mencari dunia. Berdzikirlah hanya karena Allah, dan anda berdzikirpun karena dzikirnya Allah kepadamu. Lihat terus ke depan dengan pandangan hatimu. Di depan ada siapa ??? ada Allah bukan ??? kenapa anda masih terus berselingkuh dengan makhluk dan selain Allah ??? padahal Allah terus menerus memandangmu ??? Perbanyak istighfar kepada Allah Ta’ala, sementara anda beristighfar, hatimu tetap berdzikir Allah….Allah….Allah….
9. Anda harus selalu optimis, songsong masa depan anda bersama Allah dan menuju Allah swt. Tetaplah berbaik sangka kepadaNya karena Allah swt itu sangat mencintai orang yang berbaik sangka padaNya dan tidak menyukai orang yang berburuk sangka padaNya.
10. Jadikan rindu anda kepada Allah sebagai titik awal anda mencintaiNya. Karena itu sebagai pertanda mencintaiNya,andapun akan mengingatNya selamanya, dimanapun anda berada dan dalam situasi apapun, tanpa pretensi atau tujuan apapun kecuali hanya cinta.
Probolinggo, 18 juli 2013
Dirangkum oleh:
BAMBANG SULISTYONO
Disarikan dari:
1. Cahaya Sufi Maret 2008
2. Cahaya Sufi Edisi No. 59 tahun 2009
3. Cahaya Sufi Edisi No. 78 tahun 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar