Penyakit diabetes dikenal sebagai the silent killer (pembunuh terselubung), karena seringkali
penderita tidak menyadari dirinya mengidap diabetes sampai terjadi komplikasi,
baik yang ringan sampai berat.
Seseorang dikatakan terkena diabetes jika hasil pengecekan laboraturium
kadar gula darah saat puasa (minimal 8 jam) melebihi 126
mg/dl atau pengecekan gula darah
sewaktu melebihi 200 mg/dl.
Gejala awal yang dirasa bagi penderita diabetes antara lain adalah berat badan
turun drastis, sering lapar, sering haus, sering pipis terutama di malam hari.
Penyakit ini tidak langsung menyebabkan kematian, tetapi
komplikasi yang dihasilkan dari diabetes ini berupa gangguan pembuluh darah
yang menyebabkan serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan dan
sebagainya hingga berakhir dengan kematian.
Komplikasi dari diabetes ini bisa menyerang hampir seluruh
organ tubuh manusia. Namun demikian, jika pasien diabetes bisa mengontrol kadar
gula darahnya dengan baik, maka komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit ini
bisa dicegah.
Organ
pankreas pada sistem pencernaan
1. MENGENAL DIABETES
Diabetes
merupakan penyakit degeneratif (kerusakan organ
tubuh karena usia atau gaya hidup yang tak sehat), dimana sel-sel pankreas
mengalami kemunduran
yang sebelumnya aktif menjadi tidak aktif lagi, sehingga tidak memproduksi cukup insulin.
Pankreas merupakan salah satu organ pada sistem pencernaan manusia yang
tugasnya memproduksi hormon dan enzim yang diperlukan dalam proses
metabolisme. Salah satu hormon yang
diproduksi pankreas adalah insulin.
Insulin berfungsi mengikat glukosa dari darah dan memasukkan ke dalam sel-sel seluruh tubuh agar bisa digunakan sebagai energi pada semua aktifitas. Gula
dalam darah berperan sangat penting sebagai sumber energi sel. Sisa gula dalam darah di ubah menjadi glikogen
dan disimpan di hati, otot dan jaringan lainnya. Glikogen dapat digunakan lagi
menjadi glukosa jika dibutuhkan, misalnya pada saat kita berpuasa.
Jadi penyakit
diabetes adalah penyakit akibat terjadi peningkatan kadar gula di dalam darah
karena pankreas tidak memproduksi insulin secara normal, atau
ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin (resistensi insulin). Akibatnya
zat karbohidat (yang ada dalam makanan sehari-hari), tidak semuanya dapat
diubah menjadi tenaga dan sisanya menumpuk dalam darah.
Pada makanan yang sehari-hari kita makan terdapat zat karbohidrat,
protein dan lemak. Presentase karbohidrat pada makanan sekitar 60-70% sekaligus
sebagai sumber utama energi (tenaga). Pada penderita diabetes, sebagian (besar)
karbohidrat tidak dapat diubah menjadi tenaga. Karenanya penderita diabetes
gampang sekali lelah akibat langsung dari persediaan energi yang terbatas.
Diabetes
biasa ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Kisaran kadar gula yang
normal bagi tubuh adalah:
·
Berpuasa
selama 8 jam
|
=
|
kurang dari 100 mg/dl
|
·
Dua
jam sesudah puasa
|
=
|
120-150 mg/dl
|
·
Sewaktu
(sebelum makan)
|
=
|
80-120 mg/dl
|
·
Dua
jam sesudah makan
|
=
|
130-180 mg/dl
|
·
Menjelang
tidur (malam)
|
=
|
100-140 mg/dl
|
Penyakit diabetes
merupakan penyakit metabolik. Kebanyakan penyakit metabolik adalah karena faktor
genetik atau keturunan, meski sebagian di antaranya disebabkan pola
makan yg salah, racun, infeksi, dan sebagainya.
Menurut WHO
(1995), Indonesia adalah pengidap diabetes urutan 7 terbanyak di dunia dengan
angka 4,5 juta orang. Dan yang memprihatinkan, perkiraan pada tahun 2025
Indonesia naik peringkat ke urutan 5 dengan perkiraan penderita 12,4 juta.
2. MACAM & PENYEBAB DIABETES
Berdasarkan penyebabnya diabetes dibedakan menjadi 2 macam
yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang. Sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin dalam arti insulinnya cukup tetapi
tidak bekerja dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah. Atau bisa
dikatakan tubuh tidak
efektif menggunakan insulin.
Pasien diabetes tipe 1 umumnya memiliki perawakan kurus,
sedangkan diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang orang-orang bertubuh besar yang
dikategorikan kelebihan berat badan (overweight)
maupun obesitas. Walaupun itu tidak bisa jadikan sebagai patokan.
Karena penyebabnya berbeda, pengobatan kedua tipe diabetes
ini juga tidak sama. Pengidap diabetes tipe 1 membutuhkan insulin dalam bentuk suntikan, sedangkan pasien diabetes tipe 2 cukup mengonsumsi
obat oral atau obat telan.
Diabetes tipe 1 susah diprediksi dan dicegah, sebab merupakan kelainan genetik yang dibawa sejak lahir. Lain halnya dengan diabetes tipe 2 yang sangat bisa dicegah, karena biasanya menyerang orang-orang dengan pola makan tidak sehat dan jarang berolahraga.
Diabetes tipe 1 susah diprediksi dan dicegah, sebab merupakan kelainan genetik yang dibawa sejak lahir. Lain halnya dengan diabetes tipe 2 yang sangat bisa dicegah, karena biasanya menyerang orang-orang dengan pola makan tidak sehat dan jarang berolahraga.
Dilihat dari perbandingan jumlah kasus, diabetes tipe 1
mencakup 10-15 persen dari jumlah seluruh pengidap diabetes. Jumlah kasus
diabetes tipe 2 terutama di negara maju dan berkembang mencapai 85-90 persen
dari seluruh pengidap diabetes semua tipe.
3. BAHAYA DIABETES
Hingga saat
ini, penyakit diabetes belum dapat disembuhkan. Tetapi keseimbangan kadar gula
darah dapat dikontrol dan dikendalikan dengan mengubah pola makan, memperbaiki
pola hidup dengan rajin berolah raga, dan mengonsumsi obat secara terartur.
Komplikasi
jangka panjang yang mungkin terjadi akibat kadar glukosa darah tinggi antara
lain penyakit jantung, stroke, retinopati diabetes yang mempengaruhi penglihatan
mata, gagal ginjal yang memerlukan dialisis,
dan kurangnya sirkulasi darah di bagian tungkai yang mengharuskan
dilakukannya amputasi.
Sistem
pencernakan manusia
4. OBAT DIABETES; METFORMIN
& GLIMEPIRIDE
Meski secara medis diabetes
tidak bisa disembuhkan, pengendalian kadar gula darah sangat penting agar
penderita bisa melangsungkan hidup secara baik seperti manusia lain yang bukan
penderita diabetes.
Penderita diabetes tipe 2
umumnya akan membutuhkan obat-obatan untuk menjaga keseimbangan kadar gula darahnya. Tujuan pengobatan diabetes adalah
untuk mempertahankan keseimbangan kadar gula darah
dan mengendalikan gejala untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Obat yang biasa direkomendasi dokter
bagi penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 dan harus selalu siap sedia adalah
Metformin. Selain itu juga ada obat tambahan
yaitu Glimepiride bagi penderita diabetes bila
kadar gula darahnya sudah tinggi (diatas 200 mg/dl ).
a. METFORMIN.
Metformin
merupakan obat pilihan pertama untuk penderita diabetes tipe 2. Dalam menurunkan kadar gula darah yang
tinggi, metformin bekerja dengan cara:
·
meningkatkan
sensitifitas tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri.
·
menghambat
proses glukoneogenesis dan glikogenolisis, serta
·
memperlambat
penyerapan glukosa pada usus.
Dalam bekerja, obat
ini membutuhkan insulin. Obat ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin
sehingga tidak menyebabkan hipoglikemia.
Metfomrin sebaiknya dikonsumsi sesaat setelah makan atau setelah makan suapan pertama. Metformin dikonsumsi 2-3 kali sehari.
Pada pengobatan
diabetes dengan metformin yang dikombinasikan dengan sulfonilurea atau insulin,
perlu dilakukan monitoring gula darah berkala karena kemungkinan hipoglikemia.
Efek samping
umumnya dapat hindari bila metformin diminum bersama
makanan, atau dosisnya dikurangi untuk sementara.
b. GLIMEPIRID. Glimepirid adalah obat yang bekerja menurunkan kadar glukosa darah yang
tinggi dengan cara merangsang keluarnya insulin dari
sel Pankreas. Glimepirid memiliki
efek samping hipogilkemi (anjloknya kadar gula darah menjadi di bawah normal),
gangguan pencernaan, mual, dan anemia.
Glimepirid dikonsumsi sesaat sebelum atau pada saat sarapan. Bagi pasien
yang lupa mengonsumsi glimepirid disarankan
segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu
dekat. Dan jangan menggandakan dosis glimepirid
pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Dosis yang
tepat akan ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan. Adapaun
dosis lazimnya adalah sebagai berikut:
·
Dosis awal: 1-2 mg sehari sekali secara oral.
·
Glimepirid harus diberikan dengan sarapan atau makan pertama Anda.
·
Dosis dapat ditingkatkan setelah 1-2 minggu sesuai
hasil pemantauan.
·
Tidak melebihi 8 mg sehari.
Penggunaan glimepirid
jangka panjang dapat menyebabkan hipoglikemia.
Oleh sebab itu diperlukan titrasi dosis dengan memantau gejala hipoglikemia
(penurunan kadar gula darah) ataupun hiperglikemia
(peningkatan kadar gula darah).
Jika mengalami gejala hipoglisemia (kadar gula darah terlalu rendah) seperti merasa
lemas, pucat, jantung berdebar, penglihatan kabur, rasa lapar, dan gemetar,
maka segera mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula.
Tidak semua penderita
diabetes boleh menggunakan obat Glimepirid, antara lain :
·
Penderita Diabetes melitus (DM) tipe I yang bergantung pada
insulin.
·
Seseorang dengan gangguan fungsi hati atau gangguan ginjal.
·
Wanita hamil dan menyusui.
5. MEWASPADAI HIPERGLIKEMIA & HIPOGLIKEMIA
·
HIPERGLIKEMIA adalah kondisi dimana kadar gula
darah terlalu tinggi, yaitu melebihi angka 200 mg/dl . Tanda-tanda
jika kadar gula darah terlalu tinggi adalah badan terasa lelah, nafsu makan
menggila, bobot tubuh berkurang, sering merasa haus, dan sering buang air kecil.
Dan
jika kadar gula darah telah melebihi 350 mg/dl , gejala yang akan dirasakan adalah perasaan
mudah gelisah, tingkat kesadaran menurun, sangat kehausan, penglihatan tidak
jelas, dan pusing. Perubahan pada kondisi kulit juga dapat terlihat, seperti
memerah, kering, dan terasa panas. Selain
itu, penderita juga bisa mengalami infeksi pada gigi dan gusi, masalah kulit,
osteoporosis, gagal ginjal, kerusakan saraf, kebutaan, dan penyakit
kardiovaskular.
·
HIPOGLIKEMIA adalah kondisi dimana kadar gula
darah terlalu rendah, yaitu di bawah 70 mg/dl . Tanda-tanda
jika kadar gula darah terlalu rendah adalah badan tiba-tiba terasa lemah atau
gemetar, berkeringat dingin, muka pucat, detak jantung lebih cepat, merasa
tidak enak badan, rasa mual, dan sedikit kebingungan.
Obat-obatan
penurun kadar gula darah, seperti insulin atau obat anti-diabetes bila
dikonsumsi terlalu banyak bisa membuat gula darah turun
drastis. Hipoglikemia akan cepat terjadi
jika insulin atau obat anti-diabetes tidak diiringi oleh asupan makanan yang cukup atau justru tidak makan sama
sekali. Olahraga yang berlebihan juga
bisa memicu kondisi ini.
Hipoglikemia bisa
dibedakan menjadi 3. yakni: Hipoglikemia
Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dl) ; Hipoglikemia Sedang (glukosa darah 40-50 mg/dl
), dan ; Hipoglikemia Berat (glukosa
darah <35 mg /dL).
Kondisi hipoglikemia sedang atau berat
dapat menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh bahan bakar untuk bekerja
dengan baik. Keadaan ini akan sangat membahayakan karena akan menyebabkan
gangguan pada sistem saraf pusat sehingga pasien
memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikeminya.
Gejalanya antara lain: sakit kepala, bicara pelo,
gerakan tidak terkoordinasi, penglihatan ganda, perasaan seperti mau pingsan, serangan sinkop, dan bisa kehilangan kesadaran.
Apabila
muncul gejala Hipoglikemia, maka hal-hal yang bisa dilakukan adalah segera mengkonsumsi 2
hingga 3 sendok gula pasir atau gula merah, atau meminum soda biasa ½ gelas (soda
mengandung gula yang sagat tinggi). Sedangkan untuk para penderita gula darah
yang sudah cukup parah sebaiknya untuk selalu membawa glucagon sebagai insulin
pengganti gula yang tidak diproduksi oleh pancreas karena organ tersebut
terganggu.
6.
BEKAL PENDERITA DIABETES
Bagi penderita diabetes mellitus, disamping harus melakukan program
perawatan diabetes, seperti pengobatan, diet, dan olahraga rutin juga
diharuskan melakukan tes gula darah rutin atau sesering mungkin. Hal itu perlu dilakukan untuk memonitor kadar
gula darah jangan sampai terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi
(hiperglikemia).
Bila kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) dan kondisi dibiarkan
terus maka bisa membuat tubuh penderita lemas dan kemudian kehilangan kesadaran
atau pingsan. Dan tentu situasi itu akan sangat berbahaya. Oleh karenanya apabila penderita
diabetes mengalami hipoglikemia, maka segera segera mengkonsumsi makanan atau minuman
berkadar gula tinggi.
Maka sangat disarankan bagi penderita diabetes, kapanpun dan dimanapun
berada (terutama bila mau melakukan perjalanan jauh atau kegiatan agak berat) untuk
membekali diri setidaknya dengan 3 hal, yaitu:
·
Alat test kadar gula darah
·
Obat metformin dan glimiperide
·
Minuman manis dalam termos kecil, atau gula batu (gula
pasir yang dikristalkan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar