Gini Ratio atau koefisien Gini adalah
koefisien yang digunakan sebagai ukuran tingkat ketimpangan
pendapatan agregat (secara keseluruhan) penduduk sebuah negara.
Gini Ratio dikembangkan oleh
statistikus Italia, Corrado Gini, dan
dipublikasikan pada tahun 1912 dalam karyanya, Variabilità e mutabilità.
Besaran
angka koefisien gini berkisar antara 0 hingga 1. Semakin
besar angka koefisien gini maka semakin besar tingkat ketimpangan/kesenjangan
kekayaan penduduk. Angka 0
berarti menunjukkan pemerataan sempurna, sedangkan angka 1 berarti menunjukkan ketimpangan
yang sempurna. Di seluruh dunia, angka
koefisien kesenjangan pendapatan ini bervariasi dari 0.25 (Denmark) hingga
0.70 (Namibia).
Perhitungan koefisien gini
didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang
membandingkan distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya pendapatan)
dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif
penduduk.
Koefisien
Gini dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis
diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana kurva
Lorenz itu berada. Perhatikan gambar berikut:
Dari
gambar di atas, sumbu horisontal menggambarkan prosentase kumulatif penduduk,
sedangkan sumbu vertikal menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima
oleh masing-masing prosentase penduduk tersebut. Sedangkan garis diagonal di
tengah disebut “garis kemerataan sempurna”. Karena setiap titik pada garis
diagonal merupakan tempat kedudukan prosentase penduduk yang sama dengan
prosentase penerimaan pendapatan.
Semakin
jauh jarak garis kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat
ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis
diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya. Pada
gambar di atas, besarnya ketimpangan digambarkan sebagai daerah yang diarsir.
Dari
uraian di atas dapat dikatakan bahwa suatu distribusi pendapatan makin merata
jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi
pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai Koefisien Gininya makin
mendekati satu. Perhatikan tabel 1.5.
Rumus Gini Ratio:
GR = 1 - ∑fi [Yi + Yi-1]
Ket
: fi = jumlah persen (%) penerima pendapatan kelas ke i.
Yi = jumlah kumulatif (%) pendapatan
pada kelas ke i.
Nilai
GR terletak antara nol sampai dengan satu.
Bila
GR = 0, ketimpangan pendapatan merata sempurna, artinya setiap orang menerima
pendapatan yang sama dengan yang lainnya.
Bila
GR = 1 artinya ketimpangan pendapatan timpang sempurna atau pendapatan itu
hanya diterima oleh satu orang atau satu kelompok saja.
Berdasarkan laporan dari Badan Pusat
Statistik (BPS), per Maret 2016 Indek Gini Ratio di Indonesia berada di angka 0,397. Proporsi
masyarakat Indonesia dengan kekayaan kurang dari USD10.000 mencapai 84,30%,
sedangkan kekayaan lebih dari USD1 juta hanya 0,1%.
Besarnya kesenjangan juga terlihat pada
penguasaan orang-orang kaya di sektor perbankan. Dana bank di Indonesia
didominasi oleh pemilik rekening di atas Rp 2 miliar. Hampir 98 persen jumlah
rekening di bank dimiliki oleh nasabah dengan jumlah tabungan di bawah Rp 100
juta.
Ketimpangan kekayaan antara orang kaya dan
miskin di Indonesia termasuk paling buruk di dunia. Berdasarkan survei lembaga
keuangan Swiss, Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai
49,3 persen kekayaan nasional. Kondisi ini hanya lebih
baik dibanding Rusia, India, dan Thailand.
Berdasar laporan Credit Suisse, kekayaan rata-rata orang dewasa (di atas 20 tahun) Indonesia yang mencapai $10.772 dan menempati peringkat ke-4 kawasan ASEAN. Sedangkan peringkat tertinggi adalah Singapura ($276.885), dan terendah Myanmar yang hanya $2.221.
Namun
dalam ketimpangan kekayaan di ASEAN, Indonesia menempati peringkat kedua
dibawah Thailand. Thailand adalah negara paling tinggi ketimpangan
kepemilikan kekayaannya. Sedangkan negara ASEAN paling merata kepemilikan
kekayaannya adalah Brunei dengan Indeks Gini mencapai 68%.
Data
Kementerian Keuangan menunjukkan, selama 10 tahun terakhir, ketimpangan
pendapatan di indonesia berkisar antara 0,32 sampai dengan 0,41. Meski
meningkat, ketimpangan pendapatan masyarakat ini masih berada pada tahap sedang
(berada di rentang 0,3-0,5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar