Arab Spring, "The Arab Spring", merupakan sebuah fenomena merebaknya revolusi demokrasi di dunia Arab. Serangkaian
protes dan demonstrasi di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara telah dikenal luas dengan sebutan
"The Arab Spring", atau "Musim Semi di Arab", atau "Kebangkitan Arab" atau "Pemberontakan
Arab". Meski
tidak semua pihak yang terlibat dalam protes merupakan bangsa Arab.
Peristiwa ini diawali oleh Tunisia pada sekitar pertengahan tahun 2010, kemudian
merambah ke negara-negara di Timur Tengah lainnya,
seperti Mesir, Sudan,
Libya, Yaman, Bahrain dan Suriah. Arab
Spring juga terjadi di Aljazair, Lebanon,
Yordania, Mauritania, Sudan, Oman, Arab Saudi, Maroko, Irak, Bahrain, Kuwait, dan Sahara Barat.
Rangkaian peristiwa Arab Spring
berawal
dari protes pertama yang terjadi di Tunisia tanggal 18 Desember 2010 setelah pembakaran diri Mohamed
Bouazizi dalam protes
atas korupsi polisi dan perawatan kesehatan. Unjuk rasa ini telah
mengakibatkan penggulingan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali.
Kerusuhan berikutnya
terjadi di
Mesir, Kerusuhan ini memaksa Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri pada 11 Februari
2011, setelah 18 hari protes massal dan mengakhiri masa kepemimpinannya selama
30 tahun.
Dengan kesuksesan protes di Tunisia dan Mesir,
gelombang kerusuhan menjalar ke Negara-negara lain di wilayah Arab. Beberapa pemimpinnya
digulingkan dengan cara kudeta berdarah, yang lain sedang berlangsung dan
beberapa sudah berhenti. Unjuk rasa
terbesar dan paling terorganisir terjadi pada "hari
kemarahan", biasanya hari Jumat setelah
salat Jumat. Protes ini
juga mendorong kerusuhan sejenis di luar
kawasan Arab.
Arab Spring merupakan krisis politik murni, saat
itu tak ada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), tak
ada Al-Qaidah, dan tak
ada kaitannya dengan Hizbullah.
Krisis politik secara cepat berubah menjadi konflik bersenjata dan menjalar ke
seantero Suriah.
Arab Spring secara implisit menjadi
hal yang dapat dikaitkan dengan globalisasi ala Negara-negara
Barat, yang
dimotori oleh Amerika Serikat. Memang, berkembangnya sistem informasi turut
membawa serta ide-ide kebebasan.
Namun, masyarakat Arab menolak
anggapan bahwa proses demokratisasi dunia Arab, atau yang lebih dikenal sebagai
Arab Spring, merupakan semata-mata pengaruh dari negara-negara Barat. Arab
Spring dikatakan merupakan asli keinginan masyrakat Arab Sendiri, tanpa
intervensi dari pihak manapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar