Minggu, 03 Maret 2019

Arab Spring


Arab Spring, "The Arab Spring",  merupakan sebuah fenomena merebaknya revolusi demokrasi di dunia Arab.  Serangkaian protes dan demonstrasi di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara telah dikenal luas dengan sebutan "The Arab Spring", atau "Musim Semi di Arab", atau "Kebangkitan Arab" atau "Pemberontakan Arab".   Meski tidak semua pihak yang terlibat dalam protes merupakan bangsa Arab.
Peristiwa ini diawali oleh Tunisia pada sekitar pertengahan tahun 2010, kemudian merambah ke negara-negara di Timur Tengah lainnya, seperti Mesir, Sudan, Libya, Yaman, Bahrain dan Suriah.  Arab Spring juga terjadi di Aljazair, Lebanon, Yordania, Mauritania, Sudan, Oman, Arab Saudi, Maroko, Irak, Bahrain, Kuwait, dan  Sahara Barat.
Rangkaian peristiwa Arab Spring berawal dari protes pertama yang terjadi di Tunisia tanggal 18 Desember 2010 setelah pembakaran diri Mohamed Bouazizi dalam protes atas korupsi polisi dan perawatan kesehatan.  Unjuk rasa ini telah mengakibatkan penggulingan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali.
Kerusuhan berikutnya terjadi di Mesir, Kerusuhan ini memaksa Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri pada 11 Februari 2011, setelah 18 hari protes massal dan mengakhiri masa kepemimpinannya selama 30 tahun.
Dengan kesuksesan protes di Tunisia dan Mesir, gelombang kerusuhan menjalar ke Negara-negara lain di wilayah Arab. Beberapa pemimpinnya digulingkan dengan cara kudeta berdarah, yang lain sedang berlangsung dan beberapa sudah berhenti.  Unjuk rasa terbesar dan paling terorganisir terjadi pada "hari kemarahan", biasanya hari Jumat setelah salat Jumat. Protes ini juga mendorong kerusuhan sejenis di luar kawasan Arab.
Arab Spring merupakan krisis politik murni, saat itu tak ada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), tak ada Al-Qaidah, dan tak ada kaitannya dengan Hizbullah. Krisis politik secara cepat berubah menjadi konflik bersenjata dan menjalar ke seantero Suriah.
Arab Spring secara implisit menjadi hal yang dapat dikaitkan dengan globalisasi  ala Negara-negara Barat, yang dimotori oleh Amerika Serikat. Memang, berkembangnya sistem informasi turut membawa serta ide-ide kebebasan.
Namun, masyarakat Arab menolak anggapan bahwa proses demokratisasi dunia Arab, atau yang lebih dikenal sebagai Arab Spring, merupakan semata-mata pengaruh dari negara-negara Barat. Arab Spring dikatakan merupakan asli keinginan masyrakat Arab Sendiri, tanpa intervensi dari pihak manapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar