Sabtu, 24 September 2016

Note : Tiga Amalan Pemuda Ahli Surga

1.  Pemuda Ahli Surga.
Diketahui lelaki Anshar tersebut bernama Saad bin Abi Waqash.
Sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash penasarannya ia kemudian mencoba mencari alasan agar bisa tinggal di rumah lelaki tadi selama tiga hari.  …. Dst. 
Ia istiqamah melakukan tiga hal yaitu:  Ia selalu (1) bersikap jujur, (2) tidak menyakiti hati orang lain, dan (3) menjaga tali silaturahim. 
Saad dikatakan sebagai ahli surga adalah BUKAN lantaran ia tekun shalat malam, rajin shalat dhuha, rajin iktikaf, dan sering puasa sunnah.  Tetapi lantaran ia istiqamah dalam hal yaitu:  (1) bersikap jujur, (2) tidak merugikan orang lain, dan (3) menjaga hubungan silaturahim, sementara amalan ibadah mahdhahnya biasa-biasa saja.
Bagaimana keistimewaan ketiga prilaku istimewa pemuda ahli surga tersebut?
a) Jujur.  
Jujur merupakan salah satu sikap yang sangat terpuji. Salah satu sifat mulia Rasulullah adalah sidiq (jujur).  Jujur adalah kesesuaian antara ucapan, sikap, tindakan dan juga niat dengan keadaan yang sebenarnya
Sifat jujur itu berupa prilaku yang berterus terang, tidak menutupi, tidak dusta, tidak ingkar, tidak curang dan tidak riya’.
b) Tidak Menyakiti Orang Lain
Maksudnya adalah sikap dan perbuatannya tidak merugikan orang lain, yang membuat orang lain menjadi sedih, sakit hati, kecewa, dan bahkan menderita.
Menyakiti bisa sengaja/langsung atau tidak langsung.  Orang yang apatis dengan penderitaan orang lain adalah bentuk menyakiti yang tidak langsung.
Tentang Orang Yang Bangkrut. 
Rasulullah menjelaskan, sesungguhnya orang yang bangkrut adalah orang yang rajin mendapat pahala dari shalat, puasa, zakat, puasa, dan dzikir, tetapi karena dia tidak memiliki akhlak yang baik, dia sering menyakiti hati orang, sering berbuat zalim, dsb.    Maka ketika hari kiamat pahala amalnya habis, bahkan dosa orang lain berpindah kepadanya.
c) Menjaga Silaturahim.  
Pengertian silaturahim disini bukan hanya sekedar menjalin komunikasi dan pertemuan fisik antar kawan belaka, tetapi silaturahim yang mengandung unsur kepedulian, tolong menolong, empati, dan bersikap ramah terhadap sesama.  

2.  Hablum Minallah dan Hablum Minannas
Dalam menjalankan ibadah, Saad bin Abi Waqash melakukannya secara seimbang antara hablum minallah dengan hablum minannasAllah berfirman, Dhuribat ‘alaihi mudh dhillatu ainamaa - tsuqifuu  illaa  bi hablim minallahi  wa hablim minan naas.  (Ditimpakan atas mereka ”kehinaan” dimana saja mereka berada, kecuali kalau mereka berhubungan baik dengan Allah (hablim minallah) dan berhubungan baik pula dengan sesama manusia (hablim minan naas).   
Esensi dari amalan yang dilakukan oleh Saad adalah Hablum Minan Nas (hubungan baik dengan sesama manusia). Tiga karakter Saad Itu merupakan bagian dari akhlakul karimah, yang merupakan misi utama Rasulullah diutus ke dunia.
Bukannya tugas utama Nabi Muhammad diturunkan ke dunia adalah untuk memperbaiki akhlak. Rasulullah bersabda : Innama Buits’tu Li Utammima Ma Karimal Akhlak (Sesungguhnya aku diutus oleh Allah tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak. - HR. Ahmad & Baihaqi). 

3.  Kesalehan Sosial ; Akhlakul Karimah
Banyak hadis yang menyatakan bahwa untuk mengukur keimanan seseorang itu adalah diukur dari akhlaknya (prilaku sosial), bukan dari kesalehan individual (ibadah mahdhah).
a.   Seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan bertanya dua pertanyaan, yaitu (1) SIAPAKAH orang yang paling diicintai Allah  dan (2) AMAL APAKAH yang paling dicintai Allah Swt.
Rasulullah Saw menjawab, (1) ”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia. Dan (2) Amal yang paling dicintai Allah adalah kegembiraan yang engkau masukkan kedalam hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan kesulitannya, atau engkau lunasi hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya."  Rasulullah Saw meneruskan sabdanya: "Dan sesungguhnya aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku sukai daripada aku BERITIKAF di masjid ini (Masjid Nabawi) selama sebulan lamanya (HR. Ath-Thabrani).
b.  Rasulullah Saw bersabda, “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Dari dua hadits diatas, Rasulullah menjelaskan bahwa Akhlak Mulia itu adalah karakter yang : (1) bermanfaat bagi manusia lain, (2) suka menolong kesulitan orang lain, dan (3) bersikap ramah. 

4.  Ibadah yang Membuat Allah Senang
Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al Ghazali, diceritakan dialog antara Nabi Musa As dengan Allah SWT. Pada suatu ketika Nabi Musa As berdialog dengan Allah SWT.   Allah berfirman :
-  Sholat itu untuk dirimu sendiri, yang membuat engkau terpelihara dari keji dan munkar.
Dzikir itu agar membuat hatimu menjadi tenang.
-  Puasa itu untuk melatih dirimu memerangi hawa nafsu
Sedekah itulah yang membuat Aku senang, Karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, Aku berada disampingnya.

5.  Shalat, Puasa & Sedekah
Abdul Aziz bin Umair Ra berkata,  “Shalat hanya mengantarkanmu sampai setengah perjalanan surga. Puasa mengantarkanmu hingga ke depan pintu surga. Dan sedekah memasukanmu ke dalamnya (surga)”

6.  Warning
Para ulama memberi warning ; Bila seseorang hanya sibuk dengan ibadah ritual saja (shalat, dzikir, puasa, haji, dsb), maka jangan dulu merasa puas dan bangga.  Karena itu tandanya ia hanya mencintai dirinya sendiri, dan belum sepenuhnya mencintai Allah. 

Allah berfirman, Ditimpakan atas mereka ”kehinaan” dimana saja mereka berada, kecuali kalau mereka berhubungan baik dengan Allah (hablim minallah) dan berhubungan baik pula dengan sesama manusia (hablim minan naas).   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar