Lebah
merupakan hewan kecil yang hebat dan mengagumkan. Selain menghasilkan madu yang
sangat bermanfaat bagi manusia, lebah mempunyai karakter yang sarat hikmah,
serta penuh rahasia dan keajaiban dalam penciptaannya.
a. Lebah meghasilkan cairan madu lezat yang menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit (karena mengandung anti oksidan dan anti mikroba). Madu juga dapat digunakan untuk merawat kecantikan kulit, pengawet makanan, dan sebagai obat luka.
b. Lebah mempunyai karakter yang sangat baik dan ideal. Dia selalu hinggap di tempat-tempat yang bersih (berbeda dengan laler ijo), hanya memakan makanan yang baik (sari bunga), menghasilkan sesuatu yang bermanfaat (madu), dan dimanapun hinggap ia tidak pernah merusak.
Rasulullah
SAW bersabda : “Seorang mukmin itu diumpamakan seperti lebah, tidak makan
kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat, dan ia tidak
bersifat merusak” (HR. Ibnu Umar)
c. Pola kehidupan lebah menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia, yaitu :
c. Pola kehidupan lebah menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia, yaitu :
(1) Lebah hidup secara berkoloni (berjamaah), bersatu padu dan tidak bercerai berai.
(2) Koloni Lebah
memiliki imam/pemimpin yang ditaati, yaitu lebah ratu.
(3) Koloni lebah
bekerja secara profesional dan fungsional. Didalam koloni lebah terdapat
pembagian tugas sesuai keahlian dan bertanggung jawab penuh pada masing-masing
tugasnya. Lebah ratu bertugas bertelur dan menjaga keutuhan koloni. Lebah
jantan menjaga dan mengawini ratu, sedangkan lebah pekerja mengumpulkan nektar,
polen, air, membersihkan sarang, dan menjaga koloni dari invasi musuh.
(4) Lebah merupakan
pekerja keras. Mereka mengumpulkan nektar secara tekun, ikhlas dan tidak
mengenal lelah.
(5) Rela berkorban
dan siap mati (syahid) bila diganggu. Pada musim pakan kurang, lebah jantan
harus rela dieksekusi mati demi keutuhan koloni. Lebah jantan yang mengawini
ratu harus rela organ reproduksinya lepas dari tubuh, yang berujung pada
kematiannya. Bila ada gangguan atau serangan dari musuh, ia bertempur sampai
mati demi kehormatan koloni.
Demikianlah, lebah merupakan salah satu hewan kecil yang namanya diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam kitab suci Al-Quran yaitu An-Nahl.
“Dan
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu).” (QS. An-Nahl : 68).
“Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (QS. An-Nahl (16) : 69).
Tentu terkandung maksud yang signifikan bila Tuhan menceritakan tentang lebah dalam Al-Quran. Bahkan Tuhan mempergunakan perkataan ”wahyu” bukan ”perintah” kepada lebah agar berperilaku dalam kehidupannya. Dalam firman Allah itu tidak dikatakan ”Tuhan memerintahkan lebah ...”, melainkan ”Tuhan wahyukan kepada lebah ...”, ini mengandung makna bahwa Tuhan memposisikan lebah bukan obyek, tetapi sebagai subyek dalam fenomena yang luar biasa ini.
Rasulullah SAW menggambarkan profil mukmin yang ideal mempunyai karakter seperti yang ditunjukkan oleh lebah : “Seorang mukmin itu diumpamakan seperti lebah, tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat, dan ia tidak bersifat merusak” (HR. Ibnu Umar)
Jadi karakter orang mukmin itu tabiatnya laksana lebah, dia tidak hinggap kecuali di tempat-tempat yang bersih. Berbeda dengan laler ijo, yang meskipun secara biologis dan anatomis mirip lebah namun sifatnya jauh berbeda. Ia tak mau hinggap di tempat yang bersih, justru sebaliknya senang dengan yang kotor, juga makanan yang kotor. Sedangkan lebah tak mau memasukkan ke dalam tubuhnya kecuali yang bersih. Ia hanya memasukkan sari bunga ke dalam tubuhnya yang kemudian diolah menjadi madu, yang dalam Al-Quran disebut sebagai obat bagi manusia.
Tentu terkandung maksud yang signifikan bila Tuhan menceritakan tentang lebah dalam Al-Quran. Bahkan Tuhan mempergunakan perkataan ”wahyu” bukan ”perintah” kepada lebah agar berperilaku dalam kehidupannya. Dalam firman Allah itu tidak dikatakan ”Tuhan memerintahkan lebah ...”, melainkan ”Tuhan wahyukan kepada lebah ...”, ini mengandung makna bahwa Tuhan memposisikan lebah bukan obyek, tetapi sebagai subyek dalam fenomena yang luar biasa ini.
Rasulullah SAW menggambarkan profil mukmin yang ideal mempunyai karakter seperti yang ditunjukkan oleh lebah : “Seorang mukmin itu diumpamakan seperti lebah, tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat, dan ia tidak bersifat merusak” (HR. Ibnu Umar)
Jadi karakter orang mukmin itu tabiatnya laksana lebah, dia tidak hinggap kecuali di tempat-tempat yang bersih. Berbeda dengan laler ijo, yang meskipun secara biologis dan anatomis mirip lebah namun sifatnya jauh berbeda. Ia tak mau hinggap di tempat yang bersih, justru sebaliknya senang dengan yang kotor, juga makanan yang kotor. Sedangkan lebah tak mau memasukkan ke dalam tubuhnya kecuali yang bersih. Ia hanya memasukkan sari bunga ke dalam tubuhnya yang kemudian diolah menjadi madu, yang dalam Al-Quran disebut sebagai obat bagi manusia.
Imam
Ja’far As-Shadiq menerangkan, bahwa nabi Muhammad SAW sangat gemar minum madu
yang dicampur dengan segelas air setiap pagi ketika perut kosong. Madu
merupakan obat penyembuh berbagai ragam penyakit. Nabi SAW bersabda: “Hendaklah
kalian menyembuhkan penyakit dengan madu dan Al-Quran.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar