Ada sepuluh orang sahabat nabi yang
dijamin masuk surga yang tercatat dalam “ARRIYADH ANNADHIRAH FI MANAQIBIL
‘ASYARAH” dari sahabat Abu Dzar Ra, bahwa Rosulullah Saw masuk ke rumah Aisyah
Ra dan bersabda :
“Wahai Asyah inginkah engkau mendengar
kabar gembira?” Aisyah lalu menjawab, “tentu ya Rosullulah.” Lalu baginda Nabi
Saw bersabda : “Ada sepuluh orang yang mendapat kabar gembira masuk surga,
yaitu : Ayahmu (Abu Bakar) masuk surga dan kawannya adalah Ibrahim; Umar masuk
surga dan kawannya Nuh; Ustman masuk surga dan kawannya aku; Ali masuk surga
dan kawannya Yahya bin Zakaria; Thalhah masuk surga dan kawannya Daud; Azzubair
masuk surga dan kawannya Ismail; Sa’ad bin Abi Waqqash masuk surga dan kawannya
Sulaiman; Said bin Zaid masuk surga dan kawannya Musa bin Imran; Abdurrahman
bin Auf masuk surga dan kawannya Isa bin Maryam; Abu Ubaidah Ibnul Jarrah masuk
surga dan kawannya Idris Alaihissalam.”
Kesepuluh sahabat nabi adalah :
1. Abu Bakar as Shiddiq
2. Umar Bin Khotob
3. Ustman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib
5. Thalhah
6. Azzubair
7. Sa’ad bin Abi Waqqash
8. Said bin Zaid
9. Abdurrahman bin Auf
10. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah
4. Ali bin Abi Thalib
5. Thalhah
6. Azzubair
7. Sa’ad bin Abi Waqqash
8. Said bin Zaid
9. Abdurrahman bin Auf
10. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah
Berikut adalah alasan mengapa
kesepuluh sahahabat ini dipilih oleh Rosulullah sebagai orang yang dijamin
masuk surga.
1. Abu Bakar Bin Abi Qohafah (Assidiq)
Abubakar assidiq telah meraih
ketinggian budi dan kesempurnaan iman, hal ini disaksikan sendiri oleh
Rosulullah dalam sabdanya: “Jika ditimbang keimanan Abubakar assidiq dengan
keimanan seluruh umat akan lebih berat keimanan Abubakar assidiq.” (HR.
Albihaqi dalam asysiib). Alquran pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakan
Abubakar assidiq seperti pada Alquran surat : Al Lail: 5-7, Al Lail:17-21,
Fushlat : 30 dan AtTaubah 40.
Abubakar assidiq mengajak manusia kepada Islam. Ahli sejarah Ibnu Ishaq berkata : “ Setelah Abubakar memeluk agama Islam dan menyatakan keislamannya secara terbuka, dia mengajak orang-orang kepada Allah SWT.” Orang yang menerima ajakannya antara lain adalah : Azzubair ibnu Awwam, Ustman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqosh dan Abdurrahman bin Auf.
Keimanan Abubakar assidiq tanpa ragu, karena setelah Rosulullah mengajak Abubakar kepada Allah maka Abubakar langsung menerimanya tanpa ragu, oleh karena itu Rosulullah bersabda : “ Tiada aku mengajak seorang masuk Islam, tanpa ada hambatan, keraguan, tanpa mengemukakan pandangan dan alasan, hanya Abubakar lah. Ketika aku menyampaikan ajakan tersebut, dia langsung menerimanya tanpa ragu sedikitpun.” (Dari kitab Albidayah Wannihayah)
Sikap Abubakar mencerminkan kekuatan Iman, hal ini dibuktikan saat setelah peristiwa Isra’, orang yang mendustakannya mendatangi abubakar seraya berkata, ”Apakah kamu mendengar apa yang diceritakan kawanmu?” maka Abubakar tanpa ragu menjawab : “ Demi Allah kalau memang itu yang diucapkannya pasti benar. Dia (Muhammad) memberitahu aku bahwa berita-berita dari langit sampai ke bumi hanya dalam waktu satu jam, malam atau siang dan aku mempercayainya, sedang itu lebih aneh dari yang kalian herankan.”
Kecintaan Abubakar kepada Rosulullah sangat besar, dan hal ini dibuktikan saat Abubakar dan Rosulullah pergi ke gua untuk menghindari kejaran orang kafir, maka Abubakar kadang berjalan di depan Rosulullah karena takut pengintaian orang kafir dari depan, dan kadang Abubakar berjalan di belakang Rosulullah karena takut ada lawan yang mengejar dari belakang karena bagi Abubakar lebih baik dia yang celaka dari pada Rosulullah. Begitu pula saat akan memasuki gua, abubakar meminta agar dirinya masuk ke gua lebih dahulu untuk mengamankan gua, setelah itu baru Rosulullah masuk ke gua. Karenanya Rosulullah pernah bersabda bahwa satu malam dari Abubakar adalah lebih baik dari seluruh keluarga Umar.
Abubakar pernah membenarkan dan membuat Rosulullah tenang yaitu saat menghadapi perang Badar, saat itu Abubakar menghampiri Rosulullah dan berkata, ”Ya Rosulullah, tenangkan dirimu dan mantapkan hatimu. Sesungguhnya Allah pasti akan menepati janjiNya dan sekali-kali tidak akan mengecewakanmu. ”Maka setelah mendenagr pekataan itu hati Rosulullah menjadi mantap dan tenang, karenannya Rosulullah mengelarinya Assidiq yaitu orang yang selalu benar dan membenarkan Muhammad sebagai RosulNya.
Abubakar tetap beriman kepada kebenaran Rosulullah di saat kaum muslimin lain meragukan sabda RosulNya.
Abubakar memang patut masuk surga seperti sabda Rosulullah berikut ini : “ Jikalau aku boleh menunjuk dari hamba-hamba Allah seorang Kholil (kawan kesayangan) maka aku akan menunjuk Abubakar seorang kholil, tapi karena kesetiakawanan, persaudaraan dan keimananlah sehingga Allah mengumpulkan kita bersama di sisiNya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
2. Umar Ibnu Khattab (Al Faruq)
Abubakar assidiq mengajak manusia kepada Islam. Ahli sejarah Ibnu Ishaq berkata : “ Setelah Abubakar memeluk agama Islam dan menyatakan keislamannya secara terbuka, dia mengajak orang-orang kepada Allah SWT.” Orang yang menerima ajakannya antara lain adalah : Azzubair ibnu Awwam, Ustman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqosh dan Abdurrahman bin Auf.
Keimanan Abubakar assidiq tanpa ragu, karena setelah Rosulullah mengajak Abubakar kepada Allah maka Abubakar langsung menerimanya tanpa ragu, oleh karena itu Rosulullah bersabda : “ Tiada aku mengajak seorang masuk Islam, tanpa ada hambatan, keraguan, tanpa mengemukakan pandangan dan alasan, hanya Abubakar lah. Ketika aku menyampaikan ajakan tersebut, dia langsung menerimanya tanpa ragu sedikitpun.” (Dari kitab Albidayah Wannihayah)
Sikap Abubakar mencerminkan kekuatan Iman, hal ini dibuktikan saat setelah peristiwa Isra’, orang yang mendustakannya mendatangi abubakar seraya berkata, ”Apakah kamu mendengar apa yang diceritakan kawanmu?” maka Abubakar tanpa ragu menjawab : “ Demi Allah kalau memang itu yang diucapkannya pasti benar. Dia (Muhammad) memberitahu aku bahwa berita-berita dari langit sampai ke bumi hanya dalam waktu satu jam, malam atau siang dan aku mempercayainya, sedang itu lebih aneh dari yang kalian herankan.”
Kecintaan Abubakar kepada Rosulullah sangat besar, dan hal ini dibuktikan saat Abubakar dan Rosulullah pergi ke gua untuk menghindari kejaran orang kafir, maka Abubakar kadang berjalan di depan Rosulullah karena takut pengintaian orang kafir dari depan, dan kadang Abubakar berjalan di belakang Rosulullah karena takut ada lawan yang mengejar dari belakang karena bagi Abubakar lebih baik dia yang celaka dari pada Rosulullah. Begitu pula saat akan memasuki gua, abubakar meminta agar dirinya masuk ke gua lebih dahulu untuk mengamankan gua, setelah itu baru Rosulullah masuk ke gua. Karenanya Rosulullah pernah bersabda bahwa satu malam dari Abubakar adalah lebih baik dari seluruh keluarga Umar.
Abubakar pernah membenarkan dan membuat Rosulullah tenang yaitu saat menghadapi perang Badar, saat itu Abubakar menghampiri Rosulullah dan berkata, ”Ya Rosulullah, tenangkan dirimu dan mantapkan hatimu. Sesungguhnya Allah pasti akan menepati janjiNya dan sekali-kali tidak akan mengecewakanmu. ”Maka setelah mendenagr pekataan itu hati Rosulullah menjadi mantap dan tenang, karenannya Rosulullah mengelarinya Assidiq yaitu orang yang selalu benar dan membenarkan Muhammad sebagai RosulNya.
Abubakar tetap beriman kepada kebenaran Rosulullah di saat kaum muslimin lain meragukan sabda RosulNya.
Abubakar memang patut masuk surga seperti sabda Rosulullah berikut ini : “ Jikalau aku boleh menunjuk dari hamba-hamba Allah seorang Kholil (kawan kesayangan) maka aku akan menunjuk Abubakar seorang kholil, tapi karena kesetiakawanan, persaudaraan dan keimananlah sehingga Allah mengumpulkan kita bersama di sisiNya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
2. Umar Ibnu Khattab (Al Faruq)
Keislaman umar adalah perintis,
pembuka jalan, dan pendorong kaum muslimin menyatakan keislaman mereka secara
terbuka. Dengan adanya Umar mereka berani melakukan shalat secara
terang-terangan di depan masyarakat Quraisy tanpa takut diganggu.
Hijrahnya Umar merupakan kemenangan, sebab dialah yang paling bersikap tegas terhadap kaum munafik di Madinah. Kepemimpinannya adalah rahmat, karena pada waktu itu kaum muslim benar-benar dapat menghayati kehidupannya. Oleh karena itu tidak heran jika Rosulullah Saw bersabda :
“ Sesungguhnya Haq adalah di lidah dan di hati Umar”
Umar adalah orang yang pertama kali dalam banyak hal antara lain yaitu
Hijrahnya Umar merupakan kemenangan, sebab dialah yang paling bersikap tegas terhadap kaum munafik di Madinah. Kepemimpinannya adalah rahmat, karena pada waktu itu kaum muslim benar-benar dapat menghayati kehidupannya. Oleh karena itu tidak heran jika Rosulullah Saw bersabda :
“ Sesungguhnya Haq adalah di lidah dan di hati Umar”
Umar adalah orang yang pertama kali dalam banyak hal antara lain yaitu
·
Mendirikan
baitul maal
·
Menulis
tarikh dari hijrah atau tahun hijriah.
·
Menyunahkan
Sholat Tarawih di masjid
·
Melakukan
penyelidikan dan pengawasan pada malam hari.
·
Menghukum
perbuatan mencaci maki
·
Menghukum
dera delapan kali peminum arak.
·
Yang
mengharamkan kaum mut’ah.
·
Melarang
menjual budak wanita yang mempunyai anak.
·
Mengumpulkan
orang-orang untuk sholat jenazah.
·
Memperluas
kekuasaan ke wilayah-wilayah lain, baik Persia, Irak, Syam maupun Mesir.
·
Mengirim
bahan makanan melalui laut merah dari Mesir ke Madinah.
·
Menetapkan
faraidh (pembagian waris).
·
Menetapkan
pengenaan zakat atas ternak kuda.
·
Menetapkan
hakim-hakim di daerah-daerah.
·
Dijuluki
amirum mukminin.
·
Menyediakan
gudang yang berisi gandum bagi orang-orang yang kehabisan makanan.
·
Memperluas
masjid nabawi dan menaburi tanahnya dengan batu kerikil.
·
Menciptakan
uang logam.
·
Menggunakana
pos untuk pengiriman surat-surat.
·
Mengngkat
pejabat yang mengawasi harga-harga dan yang mengatur tata tertib kesopanan dan
susila.
·
Membuat
parit-parit dan jembatan-jembatan.
·
Mengirimkan
pasukan penjaga di tempat strategis, mereka ini diberi nama alajnaad.
·
Mengangkat
pejabat yang ditugasi khusus memantau berita-berita tentang para petugas di
daerah dan menerima keluhan-keluhan mereka yang dikirimkan kepada khalifah.
Petugas tersebut bernama Muhammad bin Maslamah.
Umar mendapat pujian dari Rosulullah
karena kecintaaan beliau sehingga beliau bersabda : “ Yang paling kokoh dalam
agama Allah dari umatku adalah Umar”. Rosulullah juga pernah bersabda seperti
yang diriwayatkan Aisyah, “ Sesungguhnya setan setan meyingkir apabila bertemu
dengan Umar.”
Umar selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan berzikir di tengah malam dan di penghujung siang. Setelah diangkat menjadi khalifah Umar selalu berdoa :“ Ya Allah, sebagaimana engkau tahu, aku ini berwatak keras, oleh karena itu lunakanlah aku. Aku ini lemah ya Allah, maka kuatkan lah aku. Aku ini kikir , maka jadikanlah aku hambaMu yang pengasih, pemurah dan dermawan.”
3. Ustman Ibnu Affan (Dzunnurain)
Umar selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan berzikir di tengah malam dan di penghujung siang. Setelah diangkat menjadi khalifah Umar selalu berdoa :“ Ya Allah, sebagaimana engkau tahu, aku ini berwatak keras, oleh karena itu lunakanlah aku. Aku ini lemah ya Allah, maka kuatkan lah aku. Aku ini kikir , maka jadikanlah aku hambaMu yang pengasih, pemurah dan dermawan.”
3. Ustman Ibnu Affan (Dzunnurain)
Ustman mempunyai sifat yang pemalu dan
menurut Rosulullah itulah kelebihannya sehingga Rosulullah bersabda bahwa
kelebihan para sahabat merupakan kelebihan mereka yang dapat dijadikan contoh :
“ Orang yang paling kasih sayang dari umatku ialah Abubakar, dan yang paling
teguh dalam memelihara ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling pemalu adalah
Ustman. (HR. Ahmad, Ibnu Maajah, Alhakim, Attirmidzi)
Ustman pernah mengatasi kesulitan air bagi kaum Muhajirin saat hijrah dengan membeli sebuah sumur milik orang Yahudi dan airnya digunakan untuk keperluan kaum muhajirin.
Ustman merupakan orang yang berjasa dalam pembuatan mushaf Al Quran. Ustman membentuk panitia untuk mengumpulkan ayat-ayat yang telah ditulis di masa khalifah Abubakar yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Al Quran tersebut kemudian dibukukan dan diberi nama “Al Mushhaf”.
Ustman adalah seorang yang bertakwa, selalu bersikap wara’. Tengah malam tak pernah ia sia-siakan. Ia manfaatkan untuk mengaji Al Quran dan setiap tahun ia menunaikan ibadah haji. Bila sedang berzikir dari matanya mengalir air mata haru. Ia selalu bersegera dalam segala amal kebajikan dan kepentingan umat. Ia juga dermawan dan penuh welas asih, ia telah melakukan hijrah sebanyak dua kali, pertama ke Habasyah dan yang kedua ke Madinah.
Para ahli sejarah menganggap masa Ustman merupakan jaman kemenangan kaum muslimin dan jaman penaklukan kekuatan-kekuatan Romawi, Parsi dan Turki.
4. Ali bin Abi Thalib
Ustman pernah mengatasi kesulitan air bagi kaum Muhajirin saat hijrah dengan membeli sebuah sumur milik orang Yahudi dan airnya digunakan untuk keperluan kaum muhajirin.
Ustman merupakan orang yang berjasa dalam pembuatan mushaf Al Quran. Ustman membentuk panitia untuk mengumpulkan ayat-ayat yang telah ditulis di masa khalifah Abubakar yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Al Quran tersebut kemudian dibukukan dan diberi nama “Al Mushhaf”.
Ustman adalah seorang yang bertakwa, selalu bersikap wara’. Tengah malam tak pernah ia sia-siakan. Ia manfaatkan untuk mengaji Al Quran dan setiap tahun ia menunaikan ibadah haji. Bila sedang berzikir dari matanya mengalir air mata haru. Ia selalu bersegera dalam segala amal kebajikan dan kepentingan umat. Ia juga dermawan dan penuh welas asih, ia telah melakukan hijrah sebanyak dua kali, pertama ke Habasyah dan yang kedua ke Madinah.
Para ahli sejarah menganggap masa Ustman merupakan jaman kemenangan kaum muslimin dan jaman penaklukan kekuatan-kekuatan Romawi, Parsi dan Turki.
4. Ali bin Abi Thalib
Ali dilahirkan di dalam Ka’bah dan
Allah telah memuliakan wajahnya (karramallahu wajlahu) untuk tidak bersujud
kepada berhala-berhala yang ada di Ka’bah dan sekitarnya. Ali masuk Islam saat
berusia 10 tahun setelah secara sembunyi-sembunyi melihat Rosulullah dan
Khadijah melaksanakan Sholat. Ali merupakan satu-satunya orang yang menerima
ajakan Rosulullah untuk mengikuti dan mendukung kepada Allah saat Rosulullah
mengajak kaum Quraisy di depan Ka’bah.
Ali merupakan orang yang pertama yang bersedia berkorban untuk Rosulullah Saw ketika sedang tidur di tempat Nabi Saw, pada waktu rumah beliau dikepung dan akan dibunuh menjelang hijrah ke Madinah.
Ali dikenal sebagai orang yang tidak dapat dikalahkan oleh lawan, setelah berduel dan membunuh Amru bin Wudd saat perang Khandak.
5. Thalhah bin Ubaidilah (syahid yang masih hidup)
Ali merupakan orang yang pertama yang bersedia berkorban untuk Rosulullah Saw ketika sedang tidur di tempat Nabi Saw, pada waktu rumah beliau dikepung dan akan dibunuh menjelang hijrah ke Madinah.
Ali dikenal sebagai orang yang tidak dapat dikalahkan oleh lawan, setelah berduel dan membunuh Amru bin Wudd saat perang Khandak.
5. Thalhah bin Ubaidilah (syahid yang masih hidup)
Thalhah merupakan salah satu dari
delapan orang yang pertama masuk Islam dimana pada saat itu satu orang bernilai
seribu orang, Beliau masuk Islam melalui anak pamannya yaitu Abu baker assidiq
RA.
Thalhah mempunyai sifat murah dan dermawan yang patut diteladani. Dalam hidupnya Thalhah mempunyai tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa.
Thalhah seorang lelaki yang gagah berani, tidak takut menghadapi kesulitan, kesakitan dan segala macam ujian lainnya. Ia seorang yang kokoh dalam mempertahankan pendirian meskipun ketika di jaman jahiliyah.
Thalhah merupakan salah satu di antara mujahid yang melindungi Rosulullah dengan tulus ikhlas. Saat perang uhud ia melindungi Rosulullah dengan cara memeluk Rosulullah dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang yang ada di tangannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya seperti laron yang tidak memperdulikan maut. Maka sejak saat itu Thalhah dijuluki “Burung elang dari uhud”.
Thalhah juga dijuluki “Thalhah si dermawan”, Thalhah si pengalir harta”, Thalhah kebaikan dan kebajikan”, karena Thalhah merupakan orang yang dermawan yang mendermakan uang, sandang dan pangannya. Ia pernah membagikan seluruh uangnya tanpa sisa sepeserpun kepada fakir miskin.
6. Azzubair Ibnul Awwam (pengikut setia Rosulullah Saw)
Thalhah mempunyai sifat murah dan dermawan yang patut diteladani. Dalam hidupnya Thalhah mempunyai tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa.
Thalhah seorang lelaki yang gagah berani, tidak takut menghadapi kesulitan, kesakitan dan segala macam ujian lainnya. Ia seorang yang kokoh dalam mempertahankan pendirian meskipun ketika di jaman jahiliyah.
Thalhah merupakan salah satu di antara mujahid yang melindungi Rosulullah dengan tulus ikhlas. Saat perang uhud ia melindungi Rosulullah dengan cara memeluk Rosulullah dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang yang ada di tangannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya seperti laron yang tidak memperdulikan maut. Maka sejak saat itu Thalhah dijuluki “Burung elang dari uhud”.
Thalhah juga dijuluki “Thalhah si dermawan”, Thalhah si pengalir harta”, Thalhah kebaikan dan kebajikan”, karena Thalhah merupakan orang yang dermawan yang mendermakan uang, sandang dan pangannya. Ia pernah membagikan seluruh uangnya tanpa sisa sepeserpun kepada fakir miskin.
6. Azzubair Ibnul Awwam (pengikut setia Rosulullah Saw)
Azzubair masuk islam pada usia 15
tahun dan hijrah pada usia 18 tahun setelah mendapat penganiayaan yang
bertubi-tubi karena mempertahunkan keimanannya.
Azzubair adalah prajurit dakwah yang selalu menyandang senjata untuk melawan orang-orang yang menghendaki gugurnya dakwah islamiah selagi dalam kandungan. Keimanannya telah tampak pertama kali pada perang Badar. Pada saat itu Azzubair berhasil mengalahkan Ubaidah yang pada saat itu memakai baju besi dengan menggunakan lembing yang diarahkan ke mata Ubaidah sehingga Ubaidah tewas.
Rosulullah sangat merasa bangga pada Azzubair, dan ia bersabda :“ Setiap Nabi mempunyai pengikut pendamping yang setia (hawari) dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.”
Kecintaan Rosulullah pada Azzubair disebabkan Azzubair merupakan seorang pemuda yang setia, ikhlas, jujur, kuat, berani, murah tangan dan telah menjual diri dan hartanya kepada Allah Swt.
Azzubair merupakan orang yang pertama menyambut panggilan jihad, oleh karena itu Azzubair tidak pernah absen berjihad.
7. Abdurrahman bin Auf (pedagang besar yang sukses)
Azzubair adalah prajurit dakwah yang selalu menyandang senjata untuk melawan orang-orang yang menghendaki gugurnya dakwah islamiah selagi dalam kandungan. Keimanannya telah tampak pertama kali pada perang Badar. Pada saat itu Azzubair berhasil mengalahkan Ubaidah yang pada saat itu memakai baju besi dengan menggunakan lembing yang diarahkan ke mata Ubaidah sehingga Ubaidah tewas.
Rosulullah sangat merasa bangga pada Azzubair, dan ia bersabda :“ Setiap Nabi mempunyai pengikut pendamping yang setia (hawari) dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.”
Kecintaan Rosulullah pada Azzubair disebabkan Azzubair merupakan seorang pemuda yang setia, ikhlas, jujur, kuat, berani, murah tangan dan telah menjual diri dan hartanya kepada Allah Swt.
Azzubair merupakan orang yang pertama menyambut panggilan jihad, oleh karena itu Azzubair tidak pernah absen berjihad.
7. Abdurrahman bin Auf (pedagang besar yang sukses)
Aburrahman bin Auf merupakan orang ke
delapan yang pertama kali masuk islam dan orang kelima yang diIslamkan oleh
Abubakar dan terjadi sebelum Rosulullah menetapkan rumah Alarqom bin abi
alarqam sebagai pusat dakwah.
Perang Uhud telah memberi bekas pada Abdurrahman, lebih dari dua puluh luka dalam tubuhnya dan salah satu lukanya menyebabkan beberapa giginya rontok sehingga mempengaruhi ucapan dan tutur katanya.
Setelah menerima gangguan dan siksaan yang ganas, Abdurrahman hijrah ke Habasyah. Sekembalinya dari Habasyah ia mendapat gangguan dan gangguan itu semakin memuncak tatkala ia kembali hijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya. Hijrahnya ini ia lakukan karena keadaannya sudah sangat tertindas.
Sebagai seorang pedagang yang sukses dan kaya, Abdurrahman berlomba dengan Ustman dalam membiayai pasukan islam yakni dengan menyerahkan seperuh kekayaannya kepada Rosulullah Saw. Saat ajalnya mendekat, Abdurrahman berwasiat agar setiap kaum muslimin peserta perang Badar yang masih hidup diberi empat ratus dinar dari harta warisannya, dan ternyata peserta perang Badar yang masih hidup berjumlah 100 orang. Dia juga berwasiat agar sejumlah besar uangnya diberikan kepada ummahatul mukminin (janda-janda Nabi Saw).
8. Sa’ad bin Abi Waqash (orang pertama yang terkena panah fisabilillah)
Perang Uhud telah memberi bekas pada Abdurrahman, lebih dari dua puluh luka dalam tubuhnya dan salah satu lukanya menyebabkan beberapa giginya rontok sehingga mempengaruhi ucapan dan tutur katanya.
Setelah menerima gangguan dan siksaan yang ganas, Abdurrahman hijrah ke Habasyah. Sekembalinya dari Habasyah ia mendapat gangguan dan gangguan itu semakin memuncak tatkala ia kembali hijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya. Hijrahnya ini ia lakukan karena keadaannya sudah sangat tertindas.
Sebagai seorang pedagang yang sukses dan kaya, Abdurrahman berlomba dengan Ustman dalam membiayai pasukan islam yakni dengan menyerahkan seperuh kekayaannya kepada Rosulullah Saw. Saat ajalnya mendekat, Abdurrahman berwasiat agar setiap kaum muslimin peserta perang Badar yang masih hidup diberi empat ratus dinar dari harta warisannya, dan ternyata peserta perang Badar yang masih hidup berjumlah 100 orang. Dia juga berwasiat agar sejumlah besar uangnya diberikan kepada ummahatul mukminin (janda-janda Nabi Saw).
8. Sa’ad bin Abi Waqash (orang pertama yang terkena panah fisabilillah)
Sa’ad merupakan kabilah dari Zuhroh
sama dengan ibu Rosulullah Saw dan Sa’ad anak paman Aminah (ibunda Nabi Saw).
Sa’ad seorang yang teguh dan tahan menghadapi kekerasan dan penderitaan. Selama tiga tahun saat dikucilkan di Syi’ib Mekah, ia bersama Rosulullah makan daun daunan sehingga kotorannya seperti kotoran domba dan kedua sisi mulut mereka luka-luka akibat makan daun-daunan.
Ibunda Sa’ad berang saat mengetahui Sa’ad masuk Islam hingga mogok makan dan minum, tapi Sa’ad tetap berpegang teguh kepada Islam, sekalipun ibunya kepayahan dan jatuh pingsan, sehingga dengan kejadiannya ini turunlah ayat Al ankabut : 8.
Karya terbesar Sa’ad adalah tercapainya kemenangan yang gilang gemilang atas musuh mereka, tentara parsi dalam perang Alqodisyiyyah yang dasyat.
9. Said bin Zaid (salah seorang yang dicintai Allah)
Sa’ad seorang yang teguh dan tahan menghadapi kekerasan dan penderitaan. Selama tiga tahun saat dikucilkan di Syi’ib Mekah, ia bersama Rosulullah makan daun daunan sehingga kotorannya seperti kotoran domba dan kedua sisi mulut mereka luka-luka akibat makan daun-daunan.
Ibunda Sa’ad berang saat mengetahui Sa’ad masuk Islam hingga mogok makan dan minum, tapi Sa’ad tetap berpegang teguh kepada Islam, sekalipun ibunya kepayahan dan jatuh pingsan, sehingga dengan kejadiannya ini turunlah ayat Al ankabut : 8.
Karya terbesar Sa’ad adalah tercapainya kemenangan yang gilang gemilang atas musuh mereka, tentara parsi dalam perang Alqodisyiyyah yang dasyat.
9. Said bin Zaid (salah seorang yang dicintai Allah)
Nama lengkapnya adalah Sa’id bin Zaid
bin ‘Amru bin Nufail bin Abduluzza bin Al’adwa. Said memeluk Islam sebelum Umar
Bin Khattab. Istrinya adalah adik Umar yaitu Fatimah bintul khattab.
Allah telah memberi hidayah kepada tiga orang tanpa melalui kitab atau Nabi mereka, yaitu kepada Zaid bin Amru bin Nufail, Abu Dzar Alghifari, Salman Alfarisi.
Said adalah seorang pemberani, tidak takut celaan orang yang suka mencela selama dia di jalan Allah. Ia juga murah tangan dan dermawan, kuat menahan diri dari hawa nafsu dan termasuk orang yang dikabulkan do’anya. Banyak dari kalangan lemah dan miskin berkumpul di rumahnya untuk mencari ketentraman dan keamanan. Di rumah Said mereka memperoleh makanan penghilang lapar. Mereka juga mendapatkan keamanan dan ketenangan dari rasa takut.
10. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah (pemegang amanat umat dan amanat Rosulullah Saw)
Allah telah memberi hidayah kepada tiga orang tanpa melalui kitab atau Nabi mereka, yaitu kepada Zaid bin Amru bin Nufail, Abu Dzar Alghifari, Salman Alfarisi.
Said adalah seorang pemberani, tidak takut celaan orang yang suka mencela selama dia di jalan Allah. Ia juga murah tangan dan dermawan, kuat menahan diri dari hawa nafsu dan termasuk orang yang dikabulkan do’anya. Banyak dari kalangan lemah dan miskin berkumpul di rumahnya untuk mencari ketentraman dan keamanan. Di rumah Said mereka memperoleh makanan penghilang lapar. Mereka juga mendapatkan keamanan dan ketenangan dari rasa takut.
10. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah (pemegang amanat umat dan amanat Rosulullah Saw)
Rosulullah pernah bersabda : “
Tiap-tiap umat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat umat ini ialah
Abu Ubaidah ibnul Jarrah.”
Ketika perang Badar, Abu Ubaidah ikut memperkokoh dan membela kaum muslimin, sedang ayahnya berada dalam barisan kaum Quraisy yang musrik dan kafir dan dalam pertempuran tersebut Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya yang terus mendesak dan melawannya, walaupun hatinya terasa berat tapi ini dilakukannya demi menegakkan amanat Allah dan RosulNya.
Pada saat perang Uhud Abu Ubaidah pernah mencabut besi tajam yang menancap ke dalam kedua sisi rahang Rosulullah dengan giginya sehingga gigi depannya tanggal. Peristiwa ini sangat mengharukan bagi Rosulullah dan Abubakar. Sejak itu Abu Ubaidah dikenal di kalangan kaum muslimin sebagai si ompong.
Abu Ubaidah merupakan seorang yang memegang amanat, saat kaum Najran meminta Rosulullah untuk mengirim seseorang untuk mengajarkan hokum-hukum agama Islam maka Rosulullah menjawab, “Aku akan mengutus bersama kalian seorang yang benar-benar Amin, benar-benar Amin, benar-benar Amin .(beliau mengulangnya sampai tiga kali). Dan setelah itu Rosulullah mengutus Abu Ubaidah untuk pergi.
Ketika perang Badar, Abu Ubaidah ikut memperkokoh dan membela kaum muslimin, sedang ayahnya berada dalam barisan kaum Quraisy yang musrik dan kafir dan dalam pertempuran tersebut Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya yang terus mendesak dan melawannya, walaupun hatinya terasa berat tapi ini dilakukannya demi menegakkan amanat Allah dan RosulNya.
Pada saat perang Uhud Abu Ubaidah pernah mencabut besi tajam yang menancap ke dalam kedua sisi rahang Rosulullah dengan giginya sehingga gigi depannya tanggal. Peristiwa ini sangat mengharukan bagi Rosulullah dan Abubakar. Sejak itu Abu Ubaidah dikenal di kalangan kaum muslimin sebagai si ompong.
Abu Ubaidah merupakan seorang yang memegang amanat, saat kaum Najran meminta Rosulullah untuk mengirim seseorang untuk mengajarkan hokum-hukum agama Islam maka Rosulullah menjawab, “Aku akan mengutus bersama kalian seorang yang benar-benar Amin, benar-benar Amin, benar-benar Amin .(beliau mengulangnya sampai tiga kali). Dan setelah itu Rosulullah mengutus Abu Ubaidah untuk pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar