Senin, 05 November 2018

Inspirasi Sedekah dari Yusuf Hamka


Yusuf Hamka (60 tahun), adalah seorang pengusaha keturunan China "muallaf" yang kepeduliannya kpd masyarakat dhuafa menjadi berita viral akhir-akhir ini, baik melalui TV, media cetak maupun media sosial.
Nama aslinya adalah Alun Joseph. Masa kecilnya dikenal sebagai anak nakal dan hobi tawuran.  Namun karena sering mendengarkan ceramah dari Buya Hamka, maka hatinya luluh dan tersadarkan. Sehingga pada usia 24 tahun ia memilih memeluk Islam (mualaf) atas bimbingan Buya Hamka.
Selanjutnya ia menjadi putra angkat Buya Hamka, dan atas seijin Buya Hamka namanya diganti menjadi Muhammad Yusuf Hamka.
Melalui pemberitaan media, aksi kedermawanan Yusuf Hamka menjadi viral. Setidaknya ada dua kegiatan, yaitu: (1)  Warung nasi kuning Pojok Halal bagi fakir miskin dan dhuafa, dan (2) Mushallah Indah di kolong jalan tol.

Warung “Nasi Kuning Pojok Halal” bagi fakir miskin dan dhuafa
Mulai beroperasi pada bulan Februari 2018 kemarin di Jl. Yos Sudarso Tanjung Priok.  sebagai bentuk pengabdian dan rasa terima kasihnya kepada Allah SWT dan Indonesia.
Yusuf Hamka membeli dari warung2 yang ada di sekitar seharga Rp. 10 - 12 ribu per porsi, dan menjualnya Rp. 3.000 kapada para fakir miskin dan dhuafa.  Bahkan gratis bila benar2 tidak mampu.
Dalam ilmu ekonomi, ini adalah bisnis yang aneh alias tidak masuik akal. Harga beli lebih mahal dari harga jual. Tetapi dalam konsep keimanan, bisnis seperti ini dikenal dengan istilah “Berdagang dengan Allah”.  Bisnis ini dilakukan untuk membantu orang miskin dan dhuafa. Bisnis ini tidak mencari keuntungan materi, tetapi mencari kecintaan Allah.
Dalam seminggu warung ramai sekali. Malah yang datang bukan hanya orang miskin tetapi juga tidak sedikit orang kaya.
Anehnya para orang kaya itu sekali makan ada yang membayar Rp. 20 ribu, Rp. 50 ribu dan Rp. 100 ribu. Bahkan ada orang kaya membayar dengan segepok uang Rp. 50 ribuan, jumlahnya Rp. 5 juta.
Saat ini nasi kuning pojok halal sudah ada 2 cabang, di Sunter dan Hayam Wuruk. Berikutnya dalam tahun ini Yusuf Hamka akan buka di samping gedung KPK, Jaksel dan Jaktim. Insyaallah beliau akan membuka cabang di 5 daerah Jakarta. Dan bahkan akan membuka cabang di seluruh Indonesia, dengan mengajak pengusaha lain.

Mushallah di kolong Jalan Tol
Yusuf Hamka membangun Mushallah di kolong Jalan Tol Wiyoto Wiyono, Jakarta Utara.  Lokasi itu semula merupakan lokasi yang kumuh dan dihuni oleh orang-orang yang jauh dari spiritual. Tujuannya untuk membantu masyarakat miskin dan amoral di sekitar wilayah itu untuk menjalankan ibadah shalat 5 waktu. 
Selain itu mushallah yang indah berarsitektur China itu mempunyai halaman yang cukup luas dan teduh, bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk beristirahat dan bermain bagi anak-anak.
Tayangan video kegiatan sedekah Yusuf Hamka begitu viral. Bisa kita simak melalui Youtube dg tag line “Yusuf Hamka, antara Islam dan China.
Yusuf Hamka yang merupakan komisioner independen PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Tbk. Itu memberikan inspirasi tentang bagaimana hikmah dari bersedekah kepada fakir miskin. Ia menceritakan bahwa dengan bersedekah justru rezekinya datang begitu besar seperti datangnya tsunami.   

Hakekat Harta
Dalam sebuah wawancara TV, Yusuf Hamka menyampaikan bahwa apa yang ia lakukan adalah semata-mata karena ingin membantu mesyarakat miskin dan dhuafa. Seperti yang ia ketahui dalam agama Islam bahwa orang yang paling baik adalah yang banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya.
Rasulullah bersabda, “khairunnas anfa’uhum linnas Manusia yang paling baik (dicintai Allah Ta’ala),  ialah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.”  (HR. Ibnu Hajar Al-Asqalani)
Yusuf Hamka juga menyampaikan pesan moral tentang hakekat harta, yang ia terima dari Buya Hamka.  Perhatikanlah hartamu, karena:
·         Harta yang kau makan akan jadi kotoran
·         Harta yang kau simpan akan menjadi warisan atau rebutan
·         Harta yang kau sedekahkan akan menjadi tabungan berlipat di akherat nanti.
Orang menjadi bahagia bukan lantaran ia mampu mengumpulkan harta, tetapi justru karena ia mampu membaginya (menolong orang susah).  Dan itulah yang dirasakan oleh Yusuf Hamka.

Ancaman Menumpuk Harta
Sifat manusia itu sangat tamak dan rakus kepada harta, meski hartanya sudah melimpah ruah ia masih akan terus mengumpulkannya.  Keserakahannya akan terus tumbuh dan tidak akan hilang, kecuali setelah kematian menjemputnya.
Rasulullah bersabda,  Seandainya anak cucu adam (manusia) mendapatkan dua lembah yang berisi emas, niscaya ia masih menginginkan lembah emas yang ketiga.  Tidak akan pernah penuh perut anak Adam kecuali ditutup dalam tanah (mati). ” (HR. Ahmad)
Bagi mereka yang menumpuk harta dan tidak menyedekahkan sebagian hartanya, maka Allah akan memberi siksaan yang sangat pedih.
Allah SWT berfirman, ''Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: ''Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.'' (QS At Taubah; 34-35)
Perlu diketahui, bahwa harta adalah sumber dari segala kejahatan.  Dalam suatu hadis Rasulullah bersabda: ”Setelah kaum iblis mengetahui bahwa aku telah diutus oleh Allah dan umat telah berdiri, maka mereka merasa tak sanggup lagi menyesatkan kaum  Muslimin supaya menyembah berhala.  Tetapi pemimpin mereka berkata, ’Aku tidak peduli apakah manusia itu masih atau sudah tidak lagi menyembah berhala.  Aku akan menggoda mereka setiap saat melalui tiga cara yaitu: (1) supaya mereka mencari harta dengan jalan yang tidak halal, (2) supaya mereka membelanjakan harta itu di jalan yang tidak benar, dan (3) supaya mereka menahan harta itu tidak pada haknya (HR. Abi Umamah).

Harta Tidak Dibawa Mati
Ungkapan “Harta tidak dibawa mati” itu dibantah oleh Haji Usman. Tentu ia mempunyai sudut pandang yang berbeda mengenai harta.
Haji Usman adalah pemilik salah satu usaha batik dan olahan texstil terkemuka di Yogyakarta.  Ia dikenal atas kedermawanannya, karena ia gemar sekali bersedekah, membagi-bagikan hartanya kepada fakir miskin. Namun hartanya tidak habis-habis, bahkan usahanya semakin maju.
Maka beberapa orang pengusaha muda yg bersemangat mendatangi beliau.  “Ajarkan pada kami Ji, bagaimana caranya agar kami seperti haji Usman. Bisnis bisa maju dan sukses, padahal harta terus dibagi-bagikan. Seolah tidak cinta pada harta”.


“Wah … Antum salah alamat!” Jawab Haji Usman. Kemudian ia melanjutkan.
Saya ini sangat sayang juga mencintai harta saya. Saya ini sangat mencintai aset yang saya miliki.  Saking cinta dan sayangnya pada harta, sampai-sampai saya tidak rela meninggalkan harta saya di dunia ini. Akan saya bawa mati harta-harta yang saya miliki.
Caranya?.    Saya titip-titipkan dulu ...
Titip pada Masjid,
Titip pada anak yatim,
Titip pada fakir miskin,
Titip pada madrasah,
Titip pada guru-guru agama
Titip pada saudara dan karyawan yang dirawat si rumah sakit.
Insya Allah di akhirat nanti mereka itu yang akan mengembalikan harta-harta titipan saya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar