Kamis, 18 April 2024

Puasa Ulat, Bukan Puasa Ular

1. MAHLUK BERPUASA 

Puasa tidak hanya dilakukan oleh umat muslim saja, tetapi juga dilakukan oleh pemeluk agama lain. 

QS. Al-Baqarah: 183, “Yaa ayuhal ladziina  aamanuu,  kutiba ’alaikumush shiyaam  -  Kamaa kutiba ’alal ladzina min qablikum -  La’allakum tattaquun” , 

artinya ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.

Dan ternyata puasa juga dilakukan oleh binatang. Beberapa jenis binatang, seperti: buaya, kura-kura, ayam betina, ular dan ulat juga berpuasa tidak makan dan minum bahkan sampai berbulan-bulan lamanya. 

Di beberapa wilayah tropis yang ekstrem, adanya musim kemarau panjang membuat sungai, danau, dan tanaman menjadi kering, dan membuat sumber makanan berkurang atau habis, sehingga membuat binatang di daerah itupun harus berpindah tempat atau berpuasa.

Untuk beradaptasi terhadap perubahan musim dan kekurangan sumber makanan, Allah SWT melengkapinya dengan kemampuan untuk melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang tanpa makan dan minum.

Binatang-binatang yang melakukan hibernasi antara lain adalah: beruang, singa laut, buaya, ular, bekicot, ulat bulu, penguin, dan sebagainya. 

Sementara induk ayam saat mengeram telur agar berubah menjadi anak ayam maka ia harus berpuasa.

Dan diantara sekian banyak puasa hewan yang dapat kita ambil pelajaran agar puasa kita mencapai derajat takwa, ialah puasanya ULAR dan puasanya ULAT.


2. PUASA ULAR
Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala. Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus berpuasa tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya tunai, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.
Hikmahnya ular menjadi muda kembali, tetapi dampaknya :
1. Wujud ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
2. Makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
3. Cara Bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
4. Tabiat dan Sifat sebelum dan sesudah puasa tetap sama.

3. PUASA ULAT
Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan cara berpuasa. Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.
Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat indah bernama kupu-kupu.
Hikmahnya:
1. Wujud ulat sesudah puasa berubah menjadi kupu-kupu (indah mempesona)
2. Makanan ulat sesudah puasa berubah mengisap madu
3. Cara Bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, stlh puasa berubah terbang di awang-awang.
4. Tabiat dan Sifat berubah total.
Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga.

4. KESIMPULAN :

Tujuan diperintahkannya berpuasa adalah agar menjadi taqwa. La’allakum tattaquun, yaitu agar kamu bertaqwa.

Apabila puasa yang dilaksanakan tidak membawa perubahan menuju kepada derajat yang lebih baik yaitu taqwa, maka puasa itu tak ubahnya seperti puasanya ular. Tetapi apabila puasa itu dilakukan seperti puasanya ulat yang membawa perubahan menjadi kupu-kupu yang indah mempesona dapat terbang dan mengsihap sari pati bunga, maka itulah tujuan puasa agar menjadi bertaqwa.
Agar kita dapat berpuasa seperti kupu-kupu maka kita harus mengetahui hakekat puasa, yaitu mengendalikan diri terhadap dorongan-dorongan nafsu yang datang dari dalam maupun dari luar.
Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia serta menjauhi perbuatan yang kotor dan keji.” (HR. Al-Hakim)
Untuk menjaga kekhusukan ibadah puasa, Imam Al-Ghazali mengingatkan agar kita menjaga empat hal, yaitu: Lisan, Pendengaran, Penglihatan, dan seluruh anggota badan dari perbuatan sia-sia, serta dari perbuatan yang keji dan kotor.

Semoga ibadah puasa kita mampu menghijrahkan diri kita agar semakin. Amin YRA. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar