Jumat, 20 April 2018

Kedermawanan yang Tertukar


Seorang wanita bertanya pada penjual Pisang yang sudah tua, "Berapa harga Pisangnya ?"
Penjual pisang menjawab, harganya Rp 2.500, Nyonya."
Wanita itu berkata, "Saya mau mengambil 6  tapi dengan harga Rp 12.500 atau kalau ngga ya udah, ngga jadi beli."
Penjual Pisang menjawab, "Baiklah, mungkin ini awal yang baik karena dari tadi tak ada satupun Pisang yang berhasil saya jual."
Wanita itu mengambil Pisang2 tersebut dan berjalan dengan perasaan senang bahwa dia sudah membeli dengan harga murah.

Kemudian dia masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi ke Restoran bersama temannya.
Di sana, dia bersama temannya memesan apapun yang mereka sukai. Mereka makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yang sudah mereka pesan.
Kemudian wanita tersebut membayar tagihannya. Tagihannya sebanyak Rp 450.000. Dia memberikan uang Rp 500.000 dan tidak mengambil uang kembaliannya.

Kejadian seperti ini mungkin terlihat normal bagi pemilik restoran, tapi sangat menyakitkan bagi penjual pisang  yang sudah tua.

Intinya adalah:

"Mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita punya kuasa ketika kita membeli dari orang2 yang membutuhkan? Dan kenapa juga kita jadi dermawan kepada orang-orang yang bahkan tidak membutuhkan kedermawanan kita?"

Suatu ketika saya pernah membaca:

"Ayahku biasa membeli barang-barang  dari orang miskin dengan harga tinggi, walaupun dia tidak membutuhkan barang-barang tersebut.  Kadang-kadang dia bahkan membayar lebih untuk itu. Aku tertarik pada hal ini dan lantas bertanya mengapa dia melakukannya? Kemudian ayahku menjawab, 'Anakku, ini adalah sedekah yang terbungkus dengan harga diri.'"

Saya tahu anda tak akan membagikan pesan ini, tapi jika anda merasa bahwa orang-orang perlu mengetahuinya, maka sebarkanlah pesan ini.

TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar