Sabtu, 27 Oktober 2018

Hakekat Jasad, Jiwa dan Ruh


Manusia terdiri atas 3 unsur utama yaitu Jasad atau jasmani, Ruh dan Jiwa (Nafs)  . Banyak orang yang menyangka jiwa dan ruh itu hal sama.  Didalam Al Qur’an banyak ayat yang menjelaskan bahwa Ruh dan Jiwa  (Nafs) itu tidak lah sama.
Ruh adalah bagian yang suci dan yang memberi kehidupan pada  manusia , ia ditiupkan langsung oleh Allah kedalam Rahim ibu dan memberi kehidupan pada janin yang ada didalam Rahim itu .
Berbeda denga  Ruh, Jiwa atau Nafs tumbuh dan berkembang selama hidup didunia . Dia bisa keluar masuk tubuh manusia  tanpa mendatangkan kematian pada manusia . Ketika tidur jiwa atau nafs keluar dari tubuh berkelana mencari pengalaman sendiri , ketika jaga dia masuk kembali kedalam tubuh memberi kesadaran pada orang yang bersangkutan sebagaimana disebutkan didalam surat Az-Zumar ayat  42
Jiwa bisa menjadi kuat dan sehat jika dilatih dan dirawat dengan baik, namun ia juga bisa menjadi rusak, sakit dan lemah jika tidak dirawat dengan baik.
Jiwa bisa mencapai derajat yang tinggi dan mulia , biasa juga jatuh kederajat yang amat hina , lemah tidak berdaya.  Jiwa (Nafs) manusia secara umum cenderung mengikuti hawa nafsu yang hina dan perbuatan mungkar  sebagaimana disebutkan didalam Qur’an surat Yusuf : 53
Tugas utama kita adalah menjaga dan merawat jiwa agar tetap bersih dan kuat sampai datang saat ajal nanti
Dengan begitu maka dapat kita pahami bahwa manusia terdiri atas tiga unsur yang menjadi satu yaitu Jasad, Ruh dan Jiwa.  Jasad manusia diciptakan dari tanah . setelah datang kematian akan kembali ketanah pula. Jasad manusia tidak akan hidup tanpa Ruh .
Ruh berasal dari Allah bersifat netral dan suci ia memberi kehidupan pada manusia selama hidup didunia. Ruh hanya keluar dari tubuh ketika datang saat ajal yang telah ditetapkan Allah.
Jiwa merupakan bagian dari ruh yang bisa keluar masuk tubuh manusia tanpa menimbulkan kematian bagi manusia.  Jiwa merupakan kesadaran manusia yang bisa tumbuh berkembang menjadi kuat sehat  atau menjadi lemah dan sakit.  Kwalitas hidup seseorang tergantung pada keadaan jiwanya ini.
Jika jiwa keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan hilang kesadarannya, ia tidak bisa diajak berkomunikasi  seperti biasa.  Ia hadir berupa tubuh yang kosong dari kesadaran, ia bergerak kesana kemari tanpa kesadaran. Apa saja yang dilakukan tidak bisa dipertanggung jawabkan . Pandangan matanya kosong tanpa makna.
Orang yang jiwanya lemah kadang kala jiwanya dapat  dipaksa keluar oleh bangsa jin dan posisinya dan posisi jiwanya digantikan oleh jin yang memasuki tubuh nya itu.  Dalam kondisi ini biasanya kita kenal dengan istilah kesurupan. Orang yang kesurupan jin berbicara dan bertindak sesuai perilaku jin yang memasukinya.
Orang yang jiwanya sakit dan lemah juga amat rawan mendapat gangguan dari bangsa jin , yang berupa bisikan bisikan atau penampakan yang menyebabkan seseorang jadi linglung, bingung, ketakutan dan sering melakukan hal hal yang diluar control dan kendali dirinya .
Orang yang jiwanya sehat dan kuat tidak bisa diinterfensi oleh bangsa jin, bahkan jin takut pada orang yang berjiwa kuat ini.  Kita bisa memiliki jiwa yang sehat dan kuat dengan melakukan latihan dan bimbingan yang diberikan Allah dan Rasulullah , antara lain :
·         Lakukan shalat dengan benar dan khusuk.
·         Perbanyak mengerjakan shalat sunah yang dianjurkan seperti sunah rawatib, tahajud dll
·         Mengerjakan puasa sunah yang dianjurkan Rasulullah
·         Berzikir pada Allah didalam hati setiap saat dimanapun berada
·         Rutin membaca qur’an setiap hari dengan memahami maknanya.
·         Memperbanyak amal saleh seperti infak, sedekah, menolong sesama  dll
·         Menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang Allah seperti zinah, mabuk, judi , dll
·         Dengan jiwa yang sehat dan kuat insya Allah kita akan mendapatkan kesejahteraan hidup didunia maupun akhirat .

&&&&&

Ruh itu bungkusnya jiwa, sedangkan jiwa bungkusnya raga. Jadi di dalam raga kita yang kita llihat sehari-hari ini terdapat jiwa dan ruh, dua entitas yang berbeda. Sebelum jiwa bersama-sama ruh ditiupkan ke dalam raga manusia dipanggil dulu ke hadapan Allah Ta’ala di suatu saat yang peristiwa itu terekam dalam Al Quran Surat Al A’raaf [7] ayat 172. Dikatakan sbb: Allah mengambil kesaksian atas anfus (jiwa-jiwa) mereka,

Dengan demikian entitas utama manusia adalah jiwanya. Adapun ruh berfungsi untuk menghidupkan jiwa dan raga. Sedangkan raga adalah kendaraan jiwa selama berada di alam dunia dan alam mulkiyah. Jadi jiwa kita yang berjalan sejak di alam alastu (alam persaksian), alam rahim, alam dunia, di alam barzakh dan seterusnya Jiwa kita dan seluruh manusia dipanggil ke hadapan Allah ta’ala. Allah bertanya, Bukankah Aku Rabbmu ? Dan kita pun dulu menjawab Iya, dan kami bersaksi (balaa syahidna) Dialog ini menunjukkan bahwa kita sudah mengenal Tuhan disana.
Rasulullah saw bersabda ‘man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu’ Siapa yang mengenal nafs (jiwa) nya maka akan mengenal Tuhannya. Perhatikan bahwa sang jiwa di sini yang menjadi titik fokus bukan ‘man arafa ruuhu’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar