Manusia
terdiri atas 3 unsur utama yaitu Jasad atau jasmani, Ruh dan Jiwa (Nafs)
. Banyak orang yang menyangka jiwa dan ruh itu hal sama. Didalam Al
Qur’an banyak ayat yang menjelaskan bahwa Ruh dan Jiwa (Nafs) itu tidak
lah sama.
Ruh
adalah bagian yang suci dan yang memberi kehidupan pada manusia , ia
ditiupkan langsung oleh Allah kedalam Rahim ibu dan memberi kehidupan pada
janin yang ada didalam Rahim itu .
Berbeda denga
Ruh, Jiwa atau Nafs tumbuh dan berkembang selama hidup didunia . Dia bisa
keluar masuk tubuh manusia tanpa mendatangkan kematian pada manusia .
Ketika tidur jiwa atau nafs keluar dari tubuh berkelana mencari pengalaman
sendiri , ketika jaga dia masuk kembali kedalam tubuh memberi kesadaran pada
orang yang bersangkutan sebagaimana disebutkan didalam surat Az-Zumar
ayat 42
Jiwa
bisa menjadi kuat dan sehat jika dilatih dan dirawat dengan baik, namun ia juga
bisa menjadi rusak, sakit dan lemah jika tidak dirawat dengan baik.
Jiwa
bisa mencapai derajat yang tinggi dan mulia , biasa juga jatuh kederajat yang
amat hina , lemah tidak berdaya. Jiwa (Nafs) manusia secara umum
cenderung mengikuti hawa nafsu yang hina dan perbuatan mungkar
sebagaimana disebutkan didalam Qur’an surat Yusuf : 53
Tugas utama kita
adalah menjaga dan merawat jiwa agar tetap bersih dan kuat sampai datang saat
ajal nanti
Dengan
begitu maka dapat kita pahami bahwa manusia terdiri atas tiga unsur yang
menjadi satu yaitu Jasad, Ruh dan Jiwa. Jasad manusia diciptakan dari
tanah . setelah datang kematian akan kembali ketanah pula. Jasad manusia tidak
akan hidup tanpa Ruh .
Ruh
berasal dari Allah bersifat netral dan suci ia memberi kehidupan pada manusia
selama hidup didunia. Ruh hanya keluar dari tubuh ketika datang saat ajal yang
telah ditetapkan Allah.
Jiwa
merupakan bagian dari ruh yang bisa keluar masuk tubuh manusia tanpa
menimbulkan kematian bagi manusia. Jiwa merupakan kesadaran manusia yang
bisa tumbuh berkembang menjadi kuat sehat atau menjadi lemah dan
sakit. Kwalitas hidup seseorang tergantung pada keadaan jiwanya ini.
Jika
jiwa keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan hilang kesadarannya,
ia tidak bisa diajak berkomunikasi seperti biasa. Ia hadir berupa
tubuh yang kosong dari kesadaran, ia bergerak kesana kemari tanpa kesadaran.
Apa saja yang dilakukan tidak bisa dipertanggung jawabkan . Pandangan matanya
kosong tanpa makna.
Orang
yang jiwanya lemah kadang kala jiwanya dapat dipaksa keluar oleh bangsa
jin dan posisinya dan posisi jiwanya digantikan oleh jin yang memasuki tubuh
nya itu. Dalam kondisi ini biasanya kita kenal dengan istilah kesurupan.
Orang yang kesurupan jin berbicara dan bertindak sesuai perilaku jin yang
memasukinya.
Orang
yang jiwanya sakit dan lemah juga amat rawan mendapat gangguan dari bangsa jin
, yang berupa bisikan bisikan atau penampakan yang menyebabkan seseorang jadi
linglung, bingung, ketakutan dan sering melakukan hal hal yang diluar control
dan kendali dirinya .
Orang
yang jiwanya sehat dan kuat tidak bisa diinterfensi oleh bangsa jin, bahkan jin
takut pada orang yang berjiwa kuat ini. Kita bisa memiliki jiwa yang
sehat dan kuat dengan melakukan latihan dan bimbingan yang diberikan Allah dan
Rasulullah , antara lain :
·
Lakukan shalat dengan benar dan
khusuk.
·
Perbanyak mengerjakan shalat sunah
yang dianjurkan seperti sunah rawatib, tahajud dll
·
Mengerjakan puasa sunah yang
dianjurkan Rasulullah
·
Berzikir pada Allah didalam hati
setiap saat dimanapun berada
·
Rutin membaca qur’an setiap hari
dengan memahami maknanya.
·
Memperbanyak amal saleh seperti
infak, sedekah, menolong sesama dll
·
Menjauhkan diri dari perbuatan yang
dilarang Allah seperti zinah, mabuk, judi , dll
·
Dengan jiwa yang sehat dan kuat
insya Allah kita akan mendapatkan kesejahteraan hidup didunia maupun akhirat .
&&&&&
Ruh itu bungkusnya
jiwa, sedangkan jiwa bungkusnya raga. Jadi di dalam raga kita yang kita llihat
sehari-hari ini terdapat jiwa dan ruh, dua entitas yang berbeda. Sebelum jiwa
bersama-sama ruh ditiupkan ke dalam raga manusia dipanggil dulu ke hadapan
Allah Ta’ala di suatu saat yang peristiwa itu terekam dalam Al Quran Surat Al
A’raaf [7] ayat 172. Dikatakan sbb: Allah mengambil kesaksian atas
anfus (jiwa-jiwa) mereka,
Dengan demikian
entitas utama manusia adalah jiwanya. Adapun ruh berfungsi untuk menghidupkan
jiwa dan raga. Sedangkan raga adalah kendaraan jiwa selama berada di alam dunia
dan alam mulkiyah. Jadi jiwa kita yang berjalan sejak di alam alastu (alam
persaksian), alam rahim, alam dunia, di alam barzakh dan seterusnya Jiwa kita
dan seluruh manusia dipanggil ke hadapan Allah ta’ala. Allah bertanya, Bukankah
Aku Rabbmu ? Dan kita pun dulu menjawab Iya, dan kami bersaksi (balaa syahidna)
Dialog ini menunjukkan bahwa kita sudah mengenal Tuhan disana.
Rasulullah saw
bersabda ‘man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu’ Siapa yang mengenal nafs (jiwa) nya maka akan mengenal
Tuhannya. Perhatikan bahwa sang jiwa di sini yang menjadi titik fokus bukan
‘man arafa ruuhu’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar