Kamis, 28 Februari 2019

Singgah ke Candi Singasari


Minggu 24 Feb 2019, saat berplesiran bersama ibunda dan keluarga di Jawa Timur, kami sempat berkunjung ke Candi Singasari.
Sebuah situs bersejarah peninggalan Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok, sosok legendaris yang sangat masyhur.
Ken Arok, satu2 nya rakyat jelata yang berhasil menjadi seorang Raja itu kemudian menurunkan raja-raja besar di tanah jawa.
.
CANDI SINGASARI
Candi Singasari merupakan candi Hindu - Buddha peninggalan bersejarah dari Kerajaan Singasari.
Berlokasi di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, candi ini berada pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna pada ketinggian 512m di atas permukaan laut.
Dulunya candi ini digunakan sebagai tempat pendharmaan Raja Kertanegara.
Sayang.... Situs yg mempunyai peninggalan sejarah amat tinggi, yang mempunyai nilai budaya teramat penting ... saat ini sudah hampir dilupakan oleh masyarakat kita. Keberadaan pengunjung di candi ini sudah sangat mainim.
Bahkan museum Singasari yang terletak tidak lebih satu kilometer dari candi ini sudah ditutup lantaran tak ada pengunjung.
Menyedihkan ....


KERAJAAN SINGASARI

Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan Hindu Budha yang pernah berdiri di Malang Jawa Timur. Kerajaan ini pernah mencapai puncak kejayaannya hingga tidak ada yang mampu menandinginya. 

Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Sesungguhnya nama kerajaan ini adalah Tumapel, sedangkan Singasari adalah ibukota Kerajaan Tumapel. Namun Singasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.

Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kediri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung.

Tunggul Ametung mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru.  Ken Arok kemudian mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes

Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kadiri.  Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya, raja Kerajaan Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.

Perang melawan Kerajaan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel. Sebelum maju perang melawan Kerajaan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.

Kisah suksesi raja-raja Tumapel diwarnai pertumpahan darah yang dilatari balas dendam. Ken Arok akhirnya mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Kemudian Anusapati mati dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Selanjutnya Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Dan hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai.

Suami di Usia Senja


Di sebuah rumah sederhana yang asri, tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan.
Sang suami merupakan seorang pensiunan, sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga. Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah, mereka menolak ketika putra-putri mereka, menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka.
Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu, menghabiskan waktu mereka yang tersisa, di rumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa, dalam keluarga itu.

Suatu senja ba’da Isya di sebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang dikenakannya ke masjid tadi. Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri seraya bertanya mesra :
“Kenapa Bu?”
Istrinya menoleh sambil menjawab: “Sandal Ibu tidak ketemu, Pak”.
“Ya sudah pakai ini saja”, kata suaminya, sambil menyodorkan sandal yang dipakainya.
Walau agak ragu, sang istri tetap memakai sandal itu, dengan berat hati. Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya. Jarang sekali ia membantah, apa yang dikatakan oleh sang suami.
Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
“Bagaimanapun usahaku untuk ber terima kasih pada kaki istriku, yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya".
“Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku, saat aku pulang kerja, Kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.
Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus, dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah, tempat bahagia bersama….
Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan.
Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut, mengambil gunting kuku dari tangan istrinya. Jari-jari yang mulai keriput itu, dalam genggamannya mulai dirapikan, dan setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut, dan bergumam :
“Terima kasih ya Bu ”.
“Tidak, Ibu yang seharusnya berterima kasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu”, tukas sang istri tersipu malu.
“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa, yang belum tentu sanggup aku lakukan. Aku takjub, betapa luar biasanya Ibu. Aku tahu semua takkan terbalas sampai kapanpun”, kata suaminya tulus.
Dua titik bening menggantung di sudut mata sang istri ......
“Bapak kok bicara begitu? Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama, adalah sesuatu yang luar biasa. Ibu selalu bersyukur, atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama”.

Hari Jum’at yang cerah, setelah beberapa hari hujan.
Siang itu, sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at.  Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri, menatap tepat pada matanya, sebelum akhirnya melangkah pergi.
Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri, hingga saat beberapa orang mengetuk pintu, membawa kabar yang tak pernah diduganya.......
Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia.
Ia telah pulang menghadap Sang Penciptanya, ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tasyahud Akhir. Masih dalam posisi duduk sempurna, dengan telunjuk ke arah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.
"Innaa Lillaahi Wainnaa ilaihi Rooji'uun"
“Subhanallah.... sungguh akhir perjalanan hidup yang indah”, demikian gumam para jama’ah, setelah menyadari ternyata dia telah tiada, di akhir shalat Jum'at....

Sang istri terbayang, tatapan terakhir suaminya, saat mau berangkat ke masjid. Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan, pengganti ucapan "Selamat Tinggal ...".  Ataukah suaminya khawatir, meninggalkannya sendiri, di dunia ini. Ada gundah menggelayut di hati sang istri, Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya,
Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun, cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun, keikhlasan dihatinya, yang bisa menghambat perjalanan sang suami, menghadap Sang Khalik.
Dalam do’a, dia selalu memohon kekuatan, agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan, pada tempat yang layak.

Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya. Dengan wajah yang cerah, sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri, dengan lembut.
“Apa yang Bapak lakukan?", tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang... Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan di dunia ini berakhir sekalipun.  Bapak selalu butuh Ibu.  Saat disuruh memilih pendamping, Bapak bingung, kemudian bilang "Pendampingnya tertinggal", Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu”.
Istrinya menangis, sebelum akhirnya berkata : “Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong, kalau Ibu takut sekali tinggal sendirian....  Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi, dan untuk selamanya, tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."
Sang istri mengakhiri tangisannya, dan menggantinya dengan senyuman. Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya…. 

"Istri mu itu adalah 'Bajumu' dan Suamimu itu adalah 'Bajumu' pula" (QS Al-Baqarah : 187)

“Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap istrinya.” (HR. At Tirmidzi No. 3895)

“Wanita yang paling baik yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya.” (HR. An-Nasai dan Ahmad)

Ya Rabb... jadikan keluarga kami Sakinah Mawaddah wa Rahmah, wafatkan kami dalam keadaan HUSNUL KHATIMAH...

Amin..


Selasa, 19 Februari 2019

And I'm proud of being Moslem


Pemilihan Presiden sudah terjadi 5 kali, dan baru ini bangsa terpecah belah.  Kenapa?  Karena saat ini yg bertarung adalah HAK dan BATHIL. 

Saat ini adalah pertempuran menegakkan akidah dan kebenaran melawan kezaliman dan kemaksiatan. Dan karena pemimpin saat ini menginginkan perpecahan antar rakyatnya sendiri.  How sad.

Dulu pemilu bersifat Luber, langsung umum bebas dan rahasia.  Saat ini, saling memaksakan kepentingan golongannya sehingga tak ada lagi kerahasiaan.   Yang masih mau luber pun tak masalah,  semua punya hak masing-masing.

Dan saya memilih berdiri di pihak ini, dengan terbuka dan tidak abu-abu. Pihak di mana agamaku tidak dinista,  pihak di mana ulamaku tidak disiksa,  pihak di mana rakyat tidak akan bertambah menderita, pihak yang bukan pendusta.  Bukan atas kepentingan golongan manapun, kecuali kepentingan agamaku.

Saya menentukan sikap ini agar pada  saat di akhirat nanti …,  Allah tidak mempertanyakan di mana aku saat kezaliman terjadi di depan mata? Allah tidak akan mempertanyakan posisiku saat agamaku terpecah menjadi yg lurus dan yg bengkok. Allah tak akan menagih kewajiban amar maruf nahi munkar yg wajib dijalankan setiap  umat muslim.

Berjuang karena Allah, maka semua urusanku akan dicukupkanNya dan akan diurus Nya seperti yang sudah kujalani selama ini.  Rasulullah pun mengalami semua kesakitan dan penghinaan saat berjuang, lalu apalah artinya sebuah kesakitan dan ujian kecil yg kualami?

Rasulullah pernah lapar hingga mengikat perutnya dengan batu,  lalu apalah artinya kelaparan sedikit yg kadang kualami?

Sejak aku memutuskan bersyahadat,  aku menyerahkan hidupku untuk Allah dan bersedia dipakaiNya hidupku utk membuktikan bahwa Allah Maha Besar.

Peristiwa 411, 212 dan semuanya makin menguatkan aku bahwa Islam itu indah,  Islam itu Agung,  dan aku berdiri di sisi yang benar.

And I'm proud of being Moslem!

Angelina Lily, 19/2/19

Kamis, 14 Februari 2019

Siti Fatimah Az-Zahra Pun Menolak Dipoligami

Kalau seorang istri dianggap durhaka dan salah besar karena menolak kemauan suaminya untuk  dipoligami, lalu bagaimana dengan Siti Fatimah az-Zahra as., putri kesayangan Rasulullah saw., yang menolak dipoligami oleh suaminya, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib as.? Kalau seorang istri dianggap menolak ajaran Allah yang membolehkan poligami karena tidak mau dipoligami oleh suaminya, lalu bagaimana dengan Siti Fatimah az-Zahra as., “bidadari surga” yang diturunkan ke muka bumi, ibu para Sayid, Habib dan wali, yang menolak dipoligami oleh suaminya, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib as?
Lalu, adakah perempuan masa sekarang—sekali pun dengan ikhlas mau dipoligami oleh suaminya—yang lebih mulia dari pada Siti Fatimah az-Zahra as.?
Baiklah, Imam Muslim bin Ḥajjâj dalam Ṣaḥîḥ Muslim (2008, IV: 110-111, hadis nomor 2449, “Bâb Faḍâil Fâṭimah, Binti an-Nabî, ‘Alaihâ as-Ṣalâh wa as-Salâm”) meriwayatkan beberapa hadis yang berkaitan dengan keengganan Siti Fatimah as. dipoligami dan sikap Nabi saw. yang melarang Sayyidina Ali as. berpoligami.
Beberapa ulama berpendapat, sebagaimana disebutkan oleh Imam an-Nawawî dalam Ṣaḥîḥ Muslim bi Syarḥ an-Nawawî (XVI: 3) bahwa sebenarnya Nabi saw. mengetahui kebolehan Sayyidina Ali as. menikahi putri Abu Jahal—sehingga dalam riwayat lain beliau menyatakan tidak hendak mengharamkan yang halal (poligami), tetapi beliau melarang menantunya berpoligami karena dua alasan: pertama, karena hal itu akan menyakiti hati Siti Fatimah as. yang nantinya akan menyakiti Rasulullah saw., di mana siapa pun yang menyakiti beliau, maka dia akan celaka. Langkah ini beliau lakukan karena besarnya kasih-sayang beliau kepada Sayyidina Ali as. dan Siti Fatimah as.; keduakarena dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah kepada Siti Fatimah as. yang disebabkan oleh rasa cemburu.
Oleh karena itu, Tarmizi M. Jakfar dalam Otoritas Sunnah Non-Tasyri’iyyah Menurut Yusuf Al-Qaradhawi (2011: 123 & 401-409) menyebutkan pendapat sebagian ulama bahwa hadis-hadis tersebut tidak bersifat tasyrî’iyyah yang bisa berlaku kepada semua umat, tetapi lebih bersifat pribadi (khusus), di mana hadis-hadis itu bersifat sunnah non-tasyrî’iyyah (sunnah yang tidak wajib diikuti, ditaati dan diamalkan). Hal ini mengingat Nabi saw. melarang Sayyidina Ali as. berpoligami bukan karena alasan agama, melainkan semata-mata karena kasih-sayang kepada putrinya. Tidak lain karena apabila hadis-hadis tersebut dianggap sebagai sunnah tasyrî’iyyah yang harus diberlakukan secara umum—sebagai larangan poligami kepada seluruh umat Islam, maka ia akan bertentangan dengan al-Qur’an yang secara jelas memperbolehkan suami poligami.
Namun demikian, menurut hemat penulis, hadis tersebut tidak bertentangan dengan al-Qur’an (an-Nisâ’ (4): 3), tetapi sebagai penjelas bahwa poligami boleh dilakukan dengan syarat mendapat persetujuan istri. Dengan demikian, seorang suami bisa melakukan poligami apabila istrinya menyetujuinya, selain juga harus adil dan mampu memberikan nafkah kepada para istri, sebagaimana dikatakan oleh Wahbah az-Zuḥailî dalam al-Fiqh al-Islâm wa Adillatuhû (1985, VII: 168) dan Abû Zahrah dalam Zahrah at-Tafâsîr (1583).
Jika istri tidak mau dipoligami, maka suami tidak boleh berpoligami. Pendapat ini dapat diperkuat dengan pemahaman ayat al-Baqarah (2): 233 yang berkaitan dengan kebolehan menyapih anak sebelum 2 tahun dengan syarat kedua belah pihak (suami-istri) telah bermusyawarah dan saling rela (fa in aradâ fiṣâlan ‘an tarâḍin minhumâ wa tasyâwurin fa lâ junâḥa ‘alaihimâ).
Secara mafhûm muwâfaqah keharusan bermusyawarah dan saling rela ini tidak hanya terkait dengan kehidupan anak an sich, seperti menyapih, mendidik, dan lainnya, tetapi juga berkaitan erat dengan seluruh aktivitas rumah tangga tanpa terkecuali dalam hal poligami.
Rasyîd Riḍâ dalam Tafsîr al-Manâr (1993, I: 119) menyatakan bahwa salah satu makna dasar ayat itu adalah keharusan bermusyawarah dan saling rela dalam hal-hal yang tidak berkaitan dengan perkara qaṭ’î, seperti dalam urusan rumah tangga. Sesuatu yang qaṭ’î, bagi penulis, banyak berlaku dalam urusan-urusan akidah dan ibadah, seperti salat, zakat, puasa, haji, namun dalam urusan muamalah, seperti pernihakan merupakan kategori ḍannî yang harus menekankan asas musyawarah dan saling rela (persetujuan kedua belah pihak), sebagaimana dikatakan Riḍâ.
Apalagi pernikahan, menurut Asghar dalam Islam dan Teologi Pembebasan (2009: 239), lebih kepada perjanjian kontrak dari pada bersifat sakral, di mana dalam masalah ini (pernikahan) laki-laki dan perempuan berdiri sederajat. Dalam konteks Indonesia, keharusan adanya izin atau persetujuan dari istri ketika mau berpoligami juga diatur dalam Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 5 ayat (1) huruf a UU. No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Dengan kata lain, masalah menyapih anak saja harus bermusyawarah dan saling rela antar suami-istri karena hal ini menyangkut masa depan anak, apalagi dalam masalah poligami yang menyangkut masa depan rumah tangga yang akan berimbas kepada masa depan anak. Lantaran tidak jarang kedamaian dan ketenteraman rumah tangga—sebagai salah satu tujuan pernikahan (ar-Rûm (30): 21) hancur berantakan karena poligami.
Menurut penelitian Dr. Heba Sharkas, banyak istri yang mengalami tekanan psikologi dan menjadi depresi, marah, bahkan sakit karena dipoligami (detik.com, 06/10/2017).
Bahkan menurut penelitian Euis Nurlaelawati dalam Sharia-Based Laws: The Legal Position of Women and Children in Banten and West Java (2013), banyak gugatan cerai yang dilayangkan oleh istri pertama ke Pengadilan Agama (PA) karena disebabkan poligami yang dilakukan oleh suaminya.
Oleh karena itu, dalam hal poligami, istri memiliki hak penuh untuk menyetujui dan menolaknya, di mana seorang suami harus menghormati dan memenuhi hak istri tersebut sebagai pemberian Allah.
Menolak dipoligami bukan merupakan dosa, karena rumah tangga bukan semata-mata milik suami, tetapi milik suami-istri. Hal ini telah dicontohkan oleh Siti Fatimah az-Zahra as. yang kemudian dilegitimasi oleh Rasulullah saw. Tidak lain karena apabila menolak dipoligami merupakan sebuah dosa (haram) dalam Islam, maka Nabi saw. akan menegakkan hukum sebagaimana dalam kasus pencurian, yaitu: Demi Allah, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri niscaya aku memotong tangannya (HR. Muslim).
Siti Fatimah as. adalah perempuan suci dan jujur yang memilih mengungkapkan isi hatinya dari pada munafik dan berpura-pura tegar. Sifat dan sikap ini bisa ditiru oleh para istri yang tidak mau dipoligami oleh suaminya.
Kalau ada seorang suami hendak poligami karena ingin meniru jejak ustaz yang memiliki 3 istri, maka istri bisa meniru jejak Siti Fatimah as. yang menolak dipoligami.
Jika ada seorang suami mau berpoligami karena ingin meniru Nabi saw., maka istri bisa meniru sikap Siti Fatimah as. yang menolak dipoligami, di mana sikap ini dibenarkan oleh Rasulullah saw. dengan melarang Sayyidina Ali as. berpoligami. Tidak lain dan tidak bukan karena istri memiliki hak penuh untuk menerima atau menolak dipoligami. Wa Allâh A’lam wa A’lâ wa Aḥkam…

Minggu, 10 Februari 2019

Hapalan 3

AKHLAK & TAQWA


1
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah / menyembahku

WAMAA KHOLAKTUL JINNA WAL INSA ILLA LIYA’BUDUUN

QS.51 : 56
(Ad Dzariyat)
2
Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam

WA MAA ARSALNAKA ILLA RAHMATAL LIL ‘AALAMIIN.

QS.21 : 107
(Al. Anbiya)
3
Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti)

INNAMA BU’ITSTU  LI UTAMMIMA MAKAARIMAL AKHLAQ

HR. Ahmad & Baihaqi
4
Orang mukmin yang paling sempurna keimannya adalah orang yang sempurna akhlaknya

AKMALUL MU’MINIINA IMAANAN AHSANUHUM KHULUQAN

HR. Tarmidzi
5
Sebaik-baik orang diantara kalian ialah orang yg baik akhlaknya

HIYAA RUKUM ’AKHAA SINUKUM AKHLAAQ

HR. Bukhari & Muslim
6
Rasulullah bersabda, ”Manusia yang paling dicintai Allah Ta’ala ialah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.  KHAIRUNNAS ANFA’UHUM LINNAS  (Sebaik-baik manusia adalah orang yang memberi manfaat bagi orang lain).

Dan ketika Rasulullah ditanya, ”amal apa yang paling utama?”.  Nabi yang mulia menjawab, ”Seutama-utama amal ialah memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman, yaitu melepaskannya dari rasa lapar, membebaskannya dari kesulitan, dan membayar utang-utangnya.”

HR. Ibnu Hajar Al-Asqalani)
7
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu.

INNA AKRAMAKUM ‘INDALLAAHI ATQAAKUM

QS.49 : 13
(Al. Hujurat)
8
Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar

INNA SHALAATA  TANHA  ANIL FAHSYA-I  WAL MUNKAR

QS.29 : 45
(Al Ankabut)
9
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

QS.65 : 4
(At.Thalaq)
10
Maka bertakawalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dan dengar serta ta’atilah

FAT TAQULLAAHA MAS TATHA’TUM WASMA’UU WA ATHII’UU

QS.64 : 16
(Al Taghabun)
11
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
7:55.


IBADAH & AMAL SALIH

1
Sesungguhnya ada pada diri rasulullah itu suri tauladan yg baik

LAQAD KAANA LAKUM FII RASULILLAHI USWATUN KHASANAH

QS.00 : 21
(Al Ahzab)
2
Dan orang-orang yang beriman,  lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain.  Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rasulNya.

QS.9 : 71
(Al. Taubah)
3
Iman ialah keyakinan dengan hati dan ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota badan

AL IMAANU AQDUN BIL QALBI WA QAWLUN BILLISAANI WA AMALUN BIL ARKAANI

HR. Muslim

4
Ditimpakan atas mereka kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali kalau mereka berhubungan baik dengan Allah dan berhubungan baik dengan manusia
DHURIBAT ‘ALAIHI MUDH DHILLATU AINAMAA TSUQIFUU       ILLAA BI HABLIM MINALLAHI   -  WA HABLIM MINAN NAA

QS.3 :  112
(Ali Imran)
5
Jika selesai mengerjakan shalat, maka beterbaranlah kamu di muka bumi dan carilah karuniaNya, dan perbanyaklah mengingat Allah agar engkau beruntung

FA IDZAA QUDHIYATISH SHALAATU    FAN TASYIRUU FIL ARDHI           WAB TAGHUU MIN FADHLILLAAHI WADZ KURULLAAHA KATSIIRAL LA’ALLAKUM TUFLIHUUN

QS.62 : 10
Al-Jumuah
6
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat.  Janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

WAB TAGHI FII MAA AATAAKALLAAHUD DAARAL AAKHIRATA                                    WA LAA TANSA NASHIIBAKA MINAD DUN-YAA.

Qs.28 : 77
Al-Qashash
7
Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran

QS.103 : 1-3
Al-Ashr
8
Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.

QS. 2 :82
Al Baqarah
9
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai

QS.00 : 12
(Muhammad)
10
Dan tidaklah harta dan anak-anak kamu dapat mendekatkan kamu sedikitpun kepada Kami, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih, mereka akan memperoleh balasan berlipat ganda terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

QS.34 : 37
(Saba’)
11
Barang siapa yang mengerjakan amal salih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.

QS.16 : 97
(Al. Nahl)



12
Tidak beriman kamu, kalau kamu tidur kenyang sementara tetanggamu kelaparan disamping kamu

Al-Hadis
13
Pada hari kiamat, manusia yang menduduki tempat tertinggi di sisi Allah SWT adalah orang yang paling banyak memajukan kesejahteraan umat.


14
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan

INNA RAHMATALLAHI QARIIBUM MINAL MUHSINIIN

QS.7 : 56
(Al. A’raf)
15
Apakah yang menyebabkan kamu masuk neraka ?   Mereka menjawab, Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat dan tidak (pula) memberi makan orang miskin

QS. 00 : 42
(Al. Mudatsir)
16
”Batasi kecintaanmu terhadap sesuatu, karena boleh jadi engkau akan membencinya suatu ketika. Dan batasi kebencianmu terhadap sesuatu, karena boleh jadi engkau akan membutuhkannya (mencintainya) suatu ketika.”

(HR. Imam Tarmidzi)

17
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.    Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.

FA MAYYA’MAL MITSQAALA DZARRATIN KHAIRAY YARAH
WA MAYYA’MAL MITSQAALA DZARRATIN SYARRAY YARAH

QS. 99: 7-8.
(Al Zalzalah)
18
Barangsiapa yang menghendaki pahala dunia saja (ia rugi), karena di sisi Allah terdapat pahala dunia dan akhirat sekaligus. Allah Maha Mendengar dan Melihat.

( QS.. 4 : 134 )







SYUKUR

1
Sungguh jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkarinya (nikmat-Ku), sungguh azab-Ku sangat keras

LA IN SYAKARTUM LA AZII DANNAKUM   WA LA IN KAFARTUM INNA ADZAABII LA SYADIID

QS.14  : 7
(Ibrahim)
2
Sesungguhnya Kami telah menunjukkan jalan kepadanya, adakalanya ia bersyukur dan adakalanya kufur

QS.76 : 3
Al. Insan
3
Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang bersyukur

WA QALIILUM MIN ’IBAADIYASY SYAKUUR

QS.34 : 13
(Saba’)
4
Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sungguh zalim lagi ingkar.

QS.14  : 34
(Ibrahim)

5
Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki diantara hamba-hamba-Nya dan membatasi baginya.  Dan apa saja yang engkau infakkan, maka Allah akan menggantinya.  Dan Dia-lah sebaik-baik Pemberi Rezeki.”
QUL INNA RABBI YABSUTHURRIZQA LI MAYYASYAA-U MIN ‘IBAADIHII     WA AQDIRU LAHUU    WA MAA ANFAQTUM MIN SYAI-IN FA HUWA YUKHLIFUHUU WA HUWA KHAIRUR RAAZIQIIN.

(QS. Saba:39)
MUSIBAH


1
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.  (yaitu) orang-orang yang bila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “ innalillahi wainnaa ilaihi raaji’uun”

QS. 2 : 155-156
(Al. Baqarah)
2
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk sorga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?. Mereka ditimpa kesengsaraan, kemelaratan dan mereka digoncangkan (dengan berbagai cobaan).

QS. 2 : 214
(Al. Baqarah)
3
Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, maka Allah akan menimpakan musibah (ujian) kepadanya terlebih dahulu

HR. Bukhari Muslim
4
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagimu. Dan Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.

WA’ASAA ANTAKRAHU SYAI’AN     WAHUWA KHAIRULLAKUM
WA’ASAA ANTUHIBBU   SYAI’AN     WAHUWA SYARRULLAKUM
WALLAHU YA’LAMU WA ANTUM LAA TA’LAMUUN

QS. 2 : 216
(Al. Baqarah)
5
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

LAA YUKALIFULAAHU NAFSAN - ILLAA WUS’AHAA

QS. 2 : 286
(Al. Baqarah)
6
Dan sesungguh Kami  menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan orang-orang yang sabar diantara kamu

QS.47 : 31)
(Muhammad)
7
Allah menurunkan ujian kepada seorang hamba yang salih dari hamba-hamba-Nya. Dan kepada para malaikat Dia berkata : “agar Aku mendengar suaranya (Do’a dan permintaannya)

( Al Hadis  )
8
Tiadalah menimpa suatu musibah melainkan dengan izin Allah

QS.64 : 11
(At Taghabun)

9
Tidaklah menimpa seorang mukmin satu kepayahanpun, tidak pula sakit yang terus menerus, tidak pula kecemasan, kesedihan, gangguan, dan tidak pula kesusahan sampai-sampai duri yang menusuknya, kecuali dengan semua itu Allah akan menghapuskan dosa-dosanya.

HR. Bukhari Muslim
11
Dan apa saja musibah yang menimpa pada dirimu maka itu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahanmu)

QS.42 : 30
(Al Syura)

10
Setiap cobaan apa saja yang menimpa seorang Muslim, sampai sebuah tusukan duri, adalah karena salah satu dari dua sebab, yakni karena Allah hendak mengampuni kesalahannya yang tidak dapat diampuni melainkan dengan cobaan itu, atau Allah hendak memberi suatu kemuliaan yang tidak dapat dicapainya kecuali melalui cobaan itu

HR. Ibnu Abi Dunya
12
Apabila seorang hamba sakit atau safar (bepergian jauh), maka dicatat untuknya amalan semisal apa yang diamalkannya saat sehat dan saat tidak safar

HR. Bukhari
13
”Surga dipagari dengan kesulitan-kesulitan, sedangkan neraka dipagari oleh kesenangan-kesenangan.”

(hadist)


SABAR

1
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas

QS.39 : 10
(Az Zumar)
2
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

YAA AYUHAL LADZIINA AAMANUS  TA’INUU BISH SHABRI WASH SHALAATI -  INNALLAHA MA’ASHAABIRIIN.

QS. 2 : 153
(Al. Baqarah)
3
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’

QS.2 : 45
(Al Baqarah)
4
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

INNALLAHA MA’ASH SHAABIRIIN

QS.8 : 46
(al Anfal)
5
Dan Kami ciptakan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain, apakah kamu bersabar.

QS.25 : 20
(Al Furqan)
6
Dan janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.

QS. 9  : 40
(At. Taubah)
7
Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung

HASBUNALLAH WANI’MAL WAKIL

QS.3 : 173
(Ali-Imron)
8
Hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram

ALAA BI DZIKRILLAAHI TATHMA INUUL QULUUB

QS.13 : 28
(Al Ra’d)


MAUT

1
Maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) dapat memajukannya.

QS.7 : 34
(Al. A’raf)
2
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu

QS. 65 : 3
At. Thalaq
3
Setiap yang bernyawa pasti akan mati
KULLU NAFSIN DZAA ‘IQATUL MAUT

QS.29 : 57
(Al Ankabut)
4
Dimana saja kamu berada niscaya maut akan mendapatkanmu walaupun kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh

QS.4 : 78
(Al Nisa’)
5
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
WAMAA ALHAYAWAA TUDDUNYA ILLA MATA’UL GHURUR
QS.3 ;185
(Ali Imran)

TAKDIR

1
Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung Kami. Dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal


QS. 9  : 51
(At. Taubah)
2
Dan tidak ada sesuatu yang melata di bumi melainkan Allah yang memberi rizkinya.

QS.11 : 6
(Hud)
3
Allah tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri

QS.8 : 53
(al Anfal)
4
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya

QS.10 : 107
(Yunus)
5
Tidaklah akan menimpa kami selain apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami

QS.9 : 51
(Al Tawbah)
6
Sungguh Kami menciptakan manusia dalam kesulitan
QS.90 : 4
(Al Balad)

7
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya

QS.57 : 22
(Al. Hadid)

KAPITA SELEKTA





1
Kebersihan itu sebagian dari iman
ATTAHUURU SYATRU MINAL IMAN

HR. Muslim
2
Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya
KULLUKUM RA’IN WA KULLUKUM MAS ULUN ‘AN RA’IYYATIHI

HR. Bukhari Muslim
3
Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggu saja kehancurannya.
IZHAA WUSSIDAL AMRU ILAA GHAIRI AHLIHI   FAN TADHIRIS SAA’AH

HR. Bukhari
4
Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku akan ingat pula kepadamu

FADZ KURUUNI ADZKURKUM WASY KURUU LII WALAA TAK FURUUN

QS. 2 : 152
(Al. Baqarah)
5
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampoi batas

INNAHU LAA YUHIBBUL MU’TADIIN

QS.7 : 55
(Al. A’raf)
6
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.

QS.58 : 11
(Al Mujadillah)
7
Tawaduklah kalian dan duduklah kalian dengan orang-orang miskin, pasti kalian menjadi orang besar disisi Allah dan terbebas dari kesombongan

HR.
Abu Mu’aim
8
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir dan adalah pertengahan diantara yang demikian.

QS.25 : 67
(Al. Furqon)
9
Berlaku sombonglah kepada orang sombong, karena sombong kepada orang yang sombong adalah sedekah

Al Hadist
10
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula

QS.16 : 125
(An Nahl)
11
Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu menghalangi mereka dari jalan yang benar, dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk

QS.43 : 37
(Az Zukhruf)
12
Apabila tiga orang bepergian, jadikanlah salah seorang diantara mereka menjadi pemimpin

HR. Abu Hurairah
14
Sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku

QS.12 : 53
(Yusuf)
15
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka

QS.2 : 201
(Al Baqarah)

16
Dan, pada sebagian malam hari bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu

QS.17 : 79
(Isra’)
17
Dan perempuan-perempuan yang baik adalah bagi laki-laki yang baik, …

QS.24 : 26
(An Nur)
18
Kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapai dapat dikalahkan oleh kebatilan  yang terorganisir secara rapi

AL HAQQU BILAA NIDZAMIN SAYAGHLIBUHUL BATHIL BI NIDZAMIN

(Ali bin Abuthalib)
19
Dan Allah sama sekali tidak menghendaki kesempitan dalam agama (hingga menyusahkan) kalian. 

(QS. Al-Hajj ; 78)
20
Keselamatan manusia terletak pada terpeliharanya lisan atau lidah
SALAAMATUL INSAAN FII HIFZHIL LISAAN
Hadist









21
Yang dibebaskan dari hukum itu ada tiga golongan : yaitu anak-anak hingga ia baligh, orang tidur hingga ia bangun dan orang gila hingga ia sembuh

HR. Abu Daud dan Ibnu Majjah
22
Amal itu hanyalah dengan niat, dan setiap orang hanya akan memperoleh apa yang diniatkannya
INNAMAL A’MALU BINNIYAH WA INNAMAA LIKULLI AMRI IMMAA NA
HR. Bukhari Muslim






LAIN-LAIN

1
Kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati

2
Seorang mu’min itu ibarat seekor lebah, yang makan dari makanan yang baik, menghasilkan yang baik, dan jika hinggap di atas sebuah dahan dia tidak merusaknya

3
Allah menurunkan ujian kepada seorang hamba yang salih dari hamba-hamba-Nya. Dan kepada para malaikat Dia berkata : “agar Aku mendengar suaranya (Do’a dan permintaannya)

4
Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedangkan orang mu’min adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya.

5
Hampir saja kefakiran menjerumuskan manusia kepada kekafiran

7
Mu’awiyah : Bisa dikatakan orang sabar apabila telah mengalaminya (ujian itu)

8
Orang yang kuat bukanlah orang yang kuat dalam bergulat. Sesungguhnya orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya saat marah

9
Tegaknya dunia (masyarakat) itu karena 4 sendi, yaitu  Ilmunya para ulama, keadilan para pemimpin, kedermawanan orang kaya dan doa fakir miskin.  (al hadist)


10
Ada tiga hal yang bisa merusak agama, yaitu : Imam yang zalim, penguasa yang zalim, dan orang-orang bodoh yang berijtihad. (al hadis)

11
Rasulullah bersabda, ”Ketika seorang hamba dizalimi kemudian dia tidak mampu membela diri dan dia tidak memiliki penolong, apabila ia mengangkat matanya ke langit kemudian berdoa kepada Allah SWT, maka Allah akan segera menjawab, ’Aku datang memenuhi seruanmu, Aku akan menolongmu segera atau kemudian’”


12
Hendaklah kamu berbahagia bila mempunyai hati yang bersyukur, lidah yang berzikir, dan istri (suami) yang membantunya dalam urusan akhirat
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)



Ada empat hal yang dapat membahagiakan, yaitu sahabat-sahabat yang saleh, anak yang berbuat baik, istri yang membahagiakan, dan mempunyai penghidupan yang diusahakan di negeri sendiri (hadis)


Rasulullah bersabda, ”Orang yang berbahagia adalah orang yang memilih sesuatu yang nikmatnya kekal dan meninggalkan sesuatu yang nikmatnya cepat binasa tetapi azabnya tidak habis-habis


Kebahagiaan tergantung dari pola hidup. Islam menganjurkan pola hidup zuhud.
Apakah zuhud itu?. Zuhud terumuskan dalam dua kalimat Al-Quran.
”Supaya kamu tidak bersedih karena apa yang lepas dari tanganmu, dan tidak bangga dengan apa yang diberikan kepadamu.” (QS. Al-Hadid: 23)


15
Sedekah itu tidak mengurangi harta, Allah menambah kemuliaan terhadap hamba yang memaafkan, dan seorang yang tawaduk (merendahkan diri) karena Allah niscaya Allah akan meninggikan (derajat) nya  (HR. Muslim)

16
Rasulullah bersabda, ”Batasi kecintaanmu terhadap sesuatu, karena boleh jadi engkau akan membencinya suatu ketika. Dan batasi kebencianmu terhadap sesuatu, karena boleh jadi engkau akan membutuhkannya (mencintainya) suatu ketika.” (HR. Imam Tarmidzi)

UNDZUR MA QIILA WA LA TANDZUR MAN QOOLA;
Lihatlah apa yang di katakan dan jangan melihat siapa yg mengatakan (Ali bin Abi Tholib).





CIRI-CIRI ORANG YANG BERTAQWA, ANTARA LAIN ADALAH :
a.         Suka shalat malam dan banyak ber istighfar. (QS. 51:18 ; 3:17)
b.         Sabar dalam penderitaan dan kesempitan (QS.2: 177)
c.         Menahan amarah, mudah memaafkan dan suka minta maaf. (QS. 3:134)
d.         Dermawan, yaitu suka menginfakkan apa saja yang paling disukainya kepada orang yang membutuhkannya, baik dalam keadaan lapang maupun susah. (QS. 2:3,177 ;  3:17,134 ; 51:19)


Karakteristik seorang Mukmin :
a.   Menghormati tetangganya
b.   Menyambung tali persaudaraan
c.   Berbicara benar, atau bila tak mampu maka berdiam diri.
d.   Tidak bisa tidur dalam (keadaan kenyang) bila tetangganya  kelaparan



CIRI-CIRI ORANG MUNAFIK :

-   Apabila dipercaya, ia berkhianat
-   Apabila berkata, ia berdusta
-   Apabila berjanji, ia ingkar
-   Apabila bertengkar, ia berbuat keji


JAGALAH LIMA PERKARA SEBELUM LIMA PERKARA:

-   Jagalah masa mudamu, sebelum masa tuamu
-   Jagalah masa kayamu, sebelum masa miskinmu
-   Jagalah masa sehatmu, sebelum masa sakitmu
-   Jagalah masa lapngmu, sebelum masa sempitmu
-   Jagalah masa hidupmu, sebelum masa matimu
(HR. Ahmad dan Nasa’i)



Empat mutiara yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu :
a.    Al ’aqlu atau akal, yang digunakan untuk berfikir untuk memahami kenapa kita hidup.
b.     Addiin atau agama,  Dimasukkan oleh Allah ke dalam diri manusia itu agama.  Dengan agama, manusia akan dituntun untuk menuju Tuhan sang pencipta.
c.    Alhayaa’u atau malu. Allah memasukkan ke dalam diri manusia itu rasa malu yang tidak diberikan kepada mahluk Allah lainn
d.    Al’amalush shaalih, yakni amal shalih


Pada hari kiyamat, setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur akan ditanya mengenai empat perkara untuk dimintai pertanggung jawaban, yaitu :
a.    An umrihii fiimaa afnaahu (umurnya dipergunakan untuk apa)
b.    Wa’an ilmihi fiimaa fa’ala  (ilmu yang dimiliki dipergunakan untuk apa)
c.    Wa’an maalihi min aina iktasabahu wa fiimaa anfaqahu (harta yang dimiliki dipergunakan untuk apa dan diperoleh dengan cara bagaimana)
d.    Wa’an jismihi fiimaa ablahu (tubuh kita dipergunakan untuk apa)

Akan datang pada umatku suatu masa, dimana mereka mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara. Mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat.  Mereka mencintai kehidupan dan melupakan kematian. Mereka mencintai gedung-gedung dan melupakan kubur.  Mereka mencintai harta benda dan melupakan hisab (perhitungan di hari kiamat). Mereka mencintai mahluk dan melupakan penciptanya.  (HR. Ibnu Hajar)