Hari raya Imlek
dirayakan secara besar dan meriah di hampir seluruh wilayah tanah air. Perayaan
Imlek dirayakan melebihi perayaan budaya asli bangsa Indonesia lainnya.
Di setiap mal yang
ada pasti dihiasi dengan beraneka ragam corak warna merah yang menandakan ciri
khas Imlek.
Apakah Imlek itu
memang ada kaitannya dengan ritual keagamaan tertentu? Atau hanya kebudayaan
dari bangsa China? Pertanyaan itu
sering muncul di kalangan masyarakat awam.
Sejarawan Didi Kwartanada mengungkapkan, perayaan Imlek
itu sebenarnya merupakan pesta rakyat orang Tionghoa yang sudah menjadi
kebudayaan yang diselenggarakan setahun sekali.
https://www.merdeka.com/peristiwa/imlek-bukan-hari-raya-agama-tapi-budaya-china.html
Padahal kita tahu
bahwa hari raya umat Budha adalah Tri
Suci Waisak. Sedangkan hari raya Konghucu adalah hari Genta Rohani , yaitu hari lahir Nabi Khong Hu Cu.
Bangsa Indonesia memang kaya akan
berbagai macam budaya. Tetapi Imlek bukan
bagian dari budaya bangsa. Kenapa dirayakan demikian meriah?
Miris, selama ini kita blm pernah
menyaksikan salah satu budaya asli indonesia yg dirayakan di mal2 spt Imlek. Berbeda dg perayaan Idul Fitri, perayaan itu bukan budaya Arab, tp budaya islam yang
dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.
Kalau Imlek itu budaya asing (budaya
China), alangkah eloknya bila saudara2 kita etnis Tionghoa yg sdh ngaku
"Saya Indonesia - Saya Pancasila " tidak lagi narik2 budaya asing yang bukan
budaya asli indonesia.
Bangsa Indonesia menghormati
kebhinekaan. Tapi kebhinekaan itu bukan berarti merayakan budaya asing, apalagi
melebihi perayaan budaya asli indonesia.
Maka tidak heran bila sebagian
masyarakat awam mempertanyakan kadar
nasionalisme WNI keturunan yg masih merayakan Imlek. Krn mereka dianggap msh
terikat batin dg bangsa leluhur yg notabene adl bangsa lain.
Harapan… Jadilah WNI yang baik dengan
hanya mencintai budaya asli Indonesia. Jangan hanya berdalih hari perayaan
imlek sdh diakui dan menjadikannya sbg hari libur nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar