Ketika BJ Habibie
berpidato di Kairo, beliau berpesan;
"Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu
technology sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu
bahwa ilmu agama itu lebih manfaat untuk umat Islam. Kalo saya disuruh memilih
antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama."
Kemudian mantan Presiden
RI ini menuliskan tentang kisah hidupnya, yang sangat bermanfaat untuk jadi
renungan kita bersama. Judulnya adalah “Saat
Kematian Kian Dekat”
Entah ditulis oleh BJ
Habibie atau bukan, tapi tulisan kisah hidup masa tua BJ. Habibie ini menyebar via group WhatsApp
SAAT
KEMATIAN KIAN DEKAT
Sepi penghuni
Istri sudah pergi meninggal
dunia
Tangan menggigil karena
lemah
Penyakit menggerogoti
sejak lama
Duduk tak enak, berjalan
pun tak nyaman...
Untunglah seorang kerabat
jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu...
Tiga anak, semuanya
sukses...
berpendidikan tinggi
sampai ke luar negeri
Ada yang berkarir di
luar negeri
Ada yang bekerja di
perusahaan asing dengan posisi tinggi
Dan ada pula yang jadi
pengusaha
Soal Ekonomi, saya
angkat dua jempol, semuanya kaya raya...
Namun....
Saat tua seperti ini dia
'Merasa Hampa'
Ada 'Pilu Mendesak'
disudut hatinya
Tidurpun tak nyaman
Di rumah yang besar dia
merasa kesepian
Tiada suara anak dan
cucu …
Hanya detak jam dinding
yang berbunyi teratur
Dia berjalan memandangi
foto-foto masa lalunya …
Ketika masih perkasa
& enegik yg penuh kenangan
Punggungnya terasa
sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulut
Dari sudut mata ada air
yang menetes...
Rindu dikunjungi anak2
Tapi semua anaknya sibuk
dan tinggal jauh di kota atau negara lain
Ingin pergi ke tempat
ibadah namun badan tak mampu berjalan
Sudah terlanjur melemah
Begitu lama waktu ini
bergerak
Tatapannya hampa,
jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak...
Sepanjang waktu
....
Laki-laki renta itu,
barangkali adalah Saya...
Atau barangkali adalah
Anda, yang membaca tulisan ini suatu saat nanti
Hanya menunggu sesuatu
yg tak pasti...
Yang pasti hanyalah
KEMATIAN.
Rumah Besar tak mampu
lagi menyenangkan hatinya
Anak sukses tak mampu
lagi menyejukkan rumah mewah yang ber AC
Cucu-cucu hanya seperti
orang asing bila datang
Asset-asset produktif yang
terus menghasilkan, entah untuk siapa …
Kira-kira jika malaikat
'datang menjemput'
Akan seperti apakah
kematiannya nanti.
Siapa yang akan
memandikannya
Dimana akan dikuburkannya
Sempatkah anak
kesayangan dan menjadi kebanggaannya …
Datang mengurus jenazah
dan menguburkan?
Apa amal yang akan
dibawa ke akhirat nanti?
Rumah akan di tinggal,
asset juga akan di tinggal pula
Anak-anak entah apakah
akan ingat berdoa atau tidak ?
Sedang ibadah mereka
sendiri saja belum tentu dikerjakan …
Apa lagi anak tak sempat
dididik sesuai tuntunan agama
Ilmu agama hanya sebagai
sisipan saja...
Kalaulah
Sempat
'Kalaulah Sempat'
menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau
ke tempat2 di Jalan Allah yang lainnya...
'Kalaulah Sempat' dahulu
membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang......
'Kalaulah Sempat'
memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang
yg memerlukan.....
'Kalaulah Sempat'
membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat dan handai taulan......
Kalaulah kita tidak
kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan menjadi 'Amal Penolong' nya ......
Kalaulah dahulu anak
disiapkan menjadi 'Orang yang Shaleh', dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan
Ibadah sedekahnya di
bimbing & diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan 'Terbangun Malam',
'Meneteskan Air Mata' mendoakan orang tuanya.
Kalaulah sempat membagi
ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar