Rabu, 06 Februari 2019

BJ. Habibie; Saat Kematian Kian Dekat

Ketika BJ Habibie berpidato di Kairo, beliau berpesan;
"Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu technology sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama itu lebih manfaat untuk umat Islam. Kalo saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama."

Kemudian mantan Presiden RI ini menuliskan tentang kisah hidupnya, yang sangat bermanfaat untuk jadi renungan kita bersama. Judulnya adalah “Saat Kematian Kian Dekat

Entah ditulis oleh BJ Habibie atau bukan, tapi tulisan kisah hidup masa tua BJ. Habibie  ini menyebar via group WhatsApp


SAAT KEMATIAN KIAN DEKAT

Sepi penghuni
Istri sudah pergi meninggal dunia 
Tangan menggigil karena lemah
Penyakit menggerogoti sejak lama
Duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman...
Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu...

Tiga anak, semuanya sukses...
berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri
Ada yang berkarir di luar negeri
Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi
Dan ada pula yang jadi pengusaha
Soal Ekonomi, saya angkat dua jempol, semuanya kaya raya...

Namun....
Saat tua seperti ini dia 'Merasa Hampa'
Ada 'Pilu Mendesak' disudut hatinya
Tidurpun tak nyaman

Di rumah yang besar dia merasa kesepian
Tiada suara anak dan cucu …
Hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur

Dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya …
Ketika masih perkasa & enegik yg penuh kenangan

Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulut
Dari sudut mata ada air yang menetes...
Rindu dikunjungi anak2

Tapi semua anaknya sibuk dan tinggal jauh di kota atau negara lain
Ingin pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu berjalan

Sudah terlanjur melemah
Begitu lama waktu ini bergerak
Tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak...
Sepanjang waktu ....  

Laki-laki renta itu, barangkali adalah Saya...
Atau barangkali adalah Anda, yang membaca tulisan ini suatu saat nanti

Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti...
Yang pasti hanyalah KEMATIAN.

Rumah Besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya
Anak sukses tak mampu lagi menyejukkan rumah mewah yang ber AC
Cucu-cucu hanya seperti orang asing bila datang
Asset-asset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa …

Kira-kira jika malaikat 'datang menjemput'
Akan seperti apakah kematiannya nanti.
Siapa yang akan memandikannya
Dimana akan dikuburkannya
Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya …
Datang mengurus jenazah dan menguburkan?
Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti?

Rumah akan di tinggal, asset juga akan di tinggal pula
Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa atau tidak ?
Sedang ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan …

Apa lagi anak tak sempat dididik sesuai tuntunan agama
Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja...


Kalaulah Sempat

'Kalaulah Sempat' menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau ke tempat2 di Jalan Allah yang lainnya...

'Kalaulah Sempat' dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang...... 

'Kalaulah Sempat' memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yg memerlukan..... 

'Kalaulah Sempat' membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat dan handai taulan...... 

Kalaulah kita tidak kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan menjadi 'Amal Penolong' nya ......

Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi 'Orang yang Shaleh', dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan

Ibadah sedekahnya di bimbing & diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan 'Terbangun Malam', 'Meneteskan Air Mata' mendoakan orang tuanya.


Kalaulah sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar