Di zaman Nabi Musa, ada orang bernama Qarun, kekayaannya sangat melimpah ruah.
Ia masih sepupu dari Nabi Musa.
Namun sebelumnya, hidup Qarun sangat miskin. Dia tidak mampu
menafkahi anaknya yang jumlahnya sangat banyak.
Bosan dengan keadaannya, Qarun meminta Nabi Musa untuk
mendoakannya agar Allah memberikannya harta benda yang sangat banyak.
Tanpa ragu nabi Musa pun kemudian mendoakan untuk Qarun, karena
dia tahu bahwa Qarun adalah seorang yang sangat saleh dan pengikut ajaran
Ibrahim yang sangat baik.
Allah pun mengabulkan doa Musa. Akhirnya, Qarun kemudian menjadi
orang yang kaya raya.
Tetapi Qarun berubah. Ia menjadi sombong, enggan sedekah, dan
kufur nikmat. Dengan sengaja ia memamerkan harta kekayaannya, sehingga membuat
orang-orang yang melihatnya hampir saja terjerumus pada kesesatan, karena
terbuai gemerlap harta kekayaan itu.
Suatu hari, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan
Zakat. Nabi Musa lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk mengambil zakat
dari Qarun. Begitu sampai, Qarun langsung marah dan tidak mau memberikan
sedikit pun dari kekayaannya. Karena, menurut Qarun, kekayaannya itu adalah
hasil kerja keras dan usaha sendiri, tidak ada kaitan dengan siapa pun, tidak
ada kaitan dengan Allah, atau dewa mana pun. (QS.
al-Qashash: 78).
Qarun pun berani memfitnah Nabi Musa. Dia mengupah seorang
wanita agar mengaku telah berbuat serong dengan Nabi Musa. Ketika seluruh Bani
Israil telah berkumpul, Qarun berkata, ''Wahai Bani Israil, ketahuilah, Musa
yang kalian anggap sebagai Nabi dan orang baik itu, sebenarnya tidak demikian.
Bahkan, dia telah menghamili wanita ini.''
Nabi Musa merasa sedih dan Allah menunjukkan kekuasannya. Lidah
perempuan yang disuruh berbohong tersebut kelu dan dia pun akhirnya mengucapkan
cerita yang sebenarnya, bukan kata-kata bohong yang sudah disiapkan sebelumnya.
Nabi Musa kemudian berdoa agar Qarun dan harta seluruh harta
kekayaannya ditenggelamkan.
Tidak lama kemudian, bumi berguncang dan seketika bumi terbelah
sehingga tubuh Qarun dan seluruh kekayaannya habis ditelan bumi (QS. al-Qashash
ayat 81).
Tempat di mana Qarun dan seluruh kekayaannya dibenamkan oleh
Allah ke dalam bumi ini berada di sebuah tempat yang kini dikenal dengan
sebutan Danau Qarun (Bahirah Qarun). Namun, tidak ada satu pun kekayaan Qarun
yang tersisa, selain puing-puing istananya yang bernama Qasru el-Qarun yang
sampai saat ini masih berdiri kokoh di pinggir Tasik Qarun, Kota Fayyoum, yang
tidak terlalu jauh dari Kairo, Mesir.
Setelah menyaksikan kejadian yang menimpa Qarun, bertambahlah
keimanan orang-orang Bani Israil kepada Allah. ''Benarlah Allah melapangkan
rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita,
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah),'' ujar mereka.
Kisah Qarun ini mengajarkan kita tentang bahaya sifat kufur,
cinta dunia, dan sombong. Allah mengingatkan agar kita selalu bersyukur atas
limpahan nikmat kekayaan yang kita miliki. ''Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih,'' demikian Surah Ibrahim
ayat 7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar