Senin, 26 Februari 2024

Dark Justice, Kisah Hakim yang Main Hakim Sendiri

Kisah "Dark Justice" dimulai dari sebuah persidangan yang dipimpin seorang hakim bernama Nicholas Marshall. Siang itu juri memberikan keputusan apakah seorang terdakwa yang merupakan seorang pengusaha kaya raya, dinyatakan bersalah atau tidak. Rupanya, pengacara- pengacara handal berbayar mahal cukup pintar melihat celah kelemahan hukum, sehingga juri persidanganpun berpendapat sang terdakwa dinyatakan tidak bersalah.

Sementara Hakim Nicholas Marshall berkeyakinan terdakwa bersalah. Namun Amerika yang menganut Anglo-Saxon, benar tidaknya seorang terdakwa ditentukan oleh juri yang direkrut dari masyarakat. Hakim hanya bertugas mengatur jalannya persidangan agar sesuai dengan prosedur hukum. Tugas jaksa dan pengacara berargumentasi dengan fakta hukum untuk meyakinkan juri. Akhirnya Hakim Nicholas Marshall mengetuk palu setelah pembacaan putusan yang membebaskan terdakwa dari segala tuntutan.

Terdakwa dan pengacaranya begitu bergembira dengan hasil putusan dan saling mengucakan selamat. Namun Nicholas Marshall yang tidak puas dengan hasil putusan juri berikutnya berencana membuat peradilan jalanan (Street Justice) alias main hakim sendiri.

Saat malam hari, Nicholas Marshall yang ternyata berambut panjang, membuka ikatan rambutnya dan menyelinap di kegelapan malam dengan motor gedenya dan menjadi The Night Watchman, untuk memberikan hukuman kepada si terdakwa tadi. Jadilah sebuah kisah hakim yang main hakim sendiri.

Tindakan Nicholas Marshall sebagai seorang hakim yang main hakim sendiri sebenarnya dilatar-belakangi oleh dendam pribadi saat anak dan istrinya tewas terbunuh. Sayangnya sistem pengadilan membebaskan para terdakwa yang membuat Nicholas Marshall tidak lagi percaya pada sistem hukum prosedural. Jadilah si hakim menjalankan 2 model hukum.

Kasus eksekusi 4 tersangka yang dilakukan oleh sebuah tim pasukan khusus, wajar bila menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Mereka yang pro mungkin merasakan hal yang sama dengan Judge Nicholas Marshall yang tidak puas dengan sistem penegakkan hukum di Indonesia. Sedangkan mereka yang kontra, mengusung issue HAM dan perasaan cemas akan keluarnya militer dari baraknya untuk berkiprah di luar tugas mereka sebagai alat pertahanan negara.

Ketimpangan hukum di Indonesia memang luar biasa parahnya. Seolah-olah hukum hanya tajam ke bawah, namun tumpul ke atas. Berbagai pertunjukan akrobat hukum yang kita saksikan saat ini membuat mereka yang pro dengan eksekusi, menemukan alasan pendukungnya.

Polisi korup, hakim korup, jaksa narkoba, preman yang bersahabat dan binaan penegak hukum dan kasus rusaknya pranata hukum lainnya. Belum lagi bebasnya anak menteri dari hukuman pidana dengan mendapatkan perlakuan khusus selama proses hukum.

Memang semua orang harus menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM). Namun dalam kondisi sistem hukum yang rusak parah, rasanya saya masih bisa memaklumi bila ada hakim yang mau main hakim sendiri ala petrus atau penembak misterius di tahun 80-an.

Ingat! Kejahatan yang terorganisir dapat mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.

Kebenaran pasti dapat mengalahkan kejahatan. Tapi kapan?

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Dark Justice, Kisah Hakim yang Main Hakim Sendiri", https://www.kompasiana.com/choiron/552ff48f6ea834df6e8b45f4/dark-justice-kisah-hakim-yang-main-hakim-sendiri


*****


Sinopsis Film Dark Justice


Nicholas Marshall, mantan perwira polisi dan jaksa, menjabat sebagai hakim. Dalam perjalanan karirnya sebagai pengadil, ia kehilangan kepercayaan pada sistem hukum setelah istri dan putrinya dibunuh dalam serangan bom mobil. Sang pembunuh justru bebas dengan alasan legal,

Akhirnya, Marshall menjadi main hakim sendiri pada malam hari. Ia didedikasikan hidupnya untuk sesuatu yang dia sebut sebagai "keadilan gelap". Ia menghukum penjahat yang menghindari hukuman karena kelihaian hukum.

Untuk membantu mencapai tujuannya, Marshall menggunakan tim spesialis yang disebut oleh pers lokas sebagai "The Night Watchmen." Tim ini merupakan kelompok sipil yang bekerja untuk misi pemerintah Impossible Mission Forces.

Marshall biasanya menargetkan penjahat yang ia adili di ruang sidang yang kemudian terpaksa ia bebaskan karena dinyatakan tidak bersalah oleh para juri. Marshall akan mengabaikan terdakwa tersebut dengan peringatan, "Keadilan mungkin buta, tapi ia bisa melihat dalam gelap."

Malamnya, ia akan tampil dengan samaran pria berambut gondrong, berjaket kulit dan naik motor, ia lantas menegakkan hukum lain: 'main hakim sendiri'. Dengan cekatan, tim pembantunya melakukan operasi rumit yang sulit dideteksi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar