Sistem peredaran
darah atau yang sering dikenal sebagai sistem kardiovaskular mempunyai peran
penting untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh manusia. Seluruh tubuh manusia dialiri darah kecuali kuku dan rambut. Untuk
mengalir ke seluruh tubuh, darah membutuhkan mesin pemompa yaitu jantung.
Pembuluh
darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi tubuh manusia. Fungsinya adalah untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan mengangkutnya
kembali menuju
jantung.
Aliran darah yang dibawa oleh pembuluh darah dari jantung menuju
keseluruh tubuh mengandung darah beroksigen dan
nutrisi. Sedangkan pembuluh
darah yang mengangkut darah dari seluruh bagian tubuh menuju jantung membawa
darah yang mengandung karbondioksida dan
limbah zat-zat yang sudah
terpakai.
Selain itu, pembuluh darah juga
berkontribusi dalam pengaturan tekanan darah. Namun, pembuluh darah tidak bekerja sendiri, melainkan
berinterksi juga dengan hormon dan berbagai organ tubuh, seperti saraf dan
otak, paru-paru, serta ginjal.
Beberapa bagian
tubuh, misalnya tulang rawan, epitelium, serta lensa dan kornea mata, tidak memiliki pembuluh darah.
Tiga Jenis
Pembuluh Darah
Pembuluh darah pada manusia terdiri dari pembuluh arteri, vena dan kapiler.
1. Pembuluh Darah Nadi (Arteri)
Pembuluh arteri bertugas
untuk membawa darah bersih dari jantung menuju seluruh jaringan dan organ tubuh.
Pembuluh darah
arteri terletak lebih dalam (tidak tampak di kulit), memiliki dinding yang lebih tebal
daripada pembuluh darah vena, hanya memiliki
satu katup yaitu awal pembuluh yang letaknya di dekat jantung, denyutnya
terasa, serta jika terluka darah akan memancar.
2. Pembuluh Darah
Balik (Vena)
Pembuluh darah
ini berfungsi untuk membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki katup yang dapat menghentikan
darah agar tidak mengalir menjauhi jantung. Pembuluh darah ini membawa darah kotor, yang banyak mengandung
karbondioksida menuju
paru-paru.
Pembuluh darah
vena letaknya lebih dekat ke permukaan tubuh, dan tampak berwarna kehijauan/ kebiruan di bawah kulit.
Ukuran pembuluh darah vena biasanya lebih besar namun dindingya lebih tipis dibandingkan
pembuluh darah arteri, dan jika terluka darah
akan menetes
Namun,
dari seluruh pembuluh vena, ada 1 yang berfungsi membawa darah bersih dari
paru-paru menuju jantung, yakni vena pulmonalis.
3. Pembuluh Darah
Kapiler
Pembuluh darah kapiler sebagai penghubung antara
arteriola dari pembuluh arteri dan venula dari pembuluh vena. Pada pembuluh
kapiler sangat memungkinkan terjadi pertukaran antara air, karbon dioksida,
oksigen, serta nutrien dan zat-zat yang sudah tidak terpakai oleh tubuh.
Ciri-ciri
dari pembuluh kapiler adalah letaknya tersebar di seluruh permukaan tubuh,
ukurannya sangat kecil dengan diameter 5-10 mikrometer, denyutnya tidak dapat
dirasakan, tidak memiliki katub, bercabang, terdiri dari satu sel dan sangat
sempit, jika terluka darah akan menetes, serta pembuluh kapiler membawa oksigen
dan karbon dioksida.
Selain tiga
jenis pembuluh darah tadi, tubuh kita juga masih memiliki jaringan pembuluh
darah kecil yang disebut sebagai arteriol dan venula. Arteriol merupakan cabang kecil dari arteri,
sementara venula merupakan cabang kecil yang mengumpulkan darah dari
organ-organ sampai ke vena.
Mengenal
Berbagai Penyakit pada Pembuluh Darah
Kelainan pada
pembuluh darah bisa menyebabkan berbagai gangguan fungsi organ dan jaringan
tubuh. Secara umum, berikut adalah berbagai jenis penyakit dan gangguan pada
pembuluh darah yang cukup sering terjadi:
Aterosklerosis
Salah satu
penyakit pembuluh darah yang sering ditemui adalah ateroklerosis, yaitu kondisi di mana terjadi pengerasan
dan penyempitan
pembuluh arteri yang
dapat mengganggu aliran darah.
Ketika sumbatan
di arteri masih kecil, kondisi ini biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun,
ketika aterosklerosis sudah menyebabkan sumbatan yang besar dan aliran darah
berkurang drastis, hal ini bisa mengganggu kinerja organ tubuh yang terdampak.
Sebagai contoh,
ketika terjadi pada jantung, aterosklerosis bisa menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Sementara itu, jika terjadi di otak,
aterosklerosis bisa menyebabkan stroke, khususnya stroke iskemik.
Jika terjadi
pada lengan atau tungkai, sumbatan pembuluh darah bisa menimbulkan penyakit arteri perifer.
Hematoma
Ini adalah
kondisi ketika pembuluh
darah di kulit pecah, sehingga kulit akan tampak lebam atau memar. Hematoma bisa
disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti cedera atau luka, penyakit autoimun, atau efek samping
obat-obatan, misalnya obat pengencer darah dan kemoterapi.
Namun, pada
kasus tertentu, kondisi mudah memar atau lebam juga bisa disebabkan oleh
kanker, misalnya leukemia atau kanker darah.
Perdarahan subkonjungtiva
Ini merupakan
salah satu penyebab perdarahan di mata yang cukup sering
terjadi. Kondisi ini muncul ketika pembuluh darah di bawah lapisan transparan
mata (konjungtiva) pecah dan membuat mata tampak kemerahan. Keluhan ini umumnya
tidak menimbulkan rasa nyeri pada mata.
Pecahnya
pembuluh darah pada mata ini bisa dipicu oleh beberapa hal, misalnya bersin
atau batuk terlalu keras, cedera pada mata, infeksi mata, mengggosok mata
terlalu kasar, atau kondisi medis tertentu, seperti tekanan darah tinggi
dan diabetes.
Pembuluh darah pecah di otak
Ketika pembuluh
darah di otak pecah, seseorang bisa mengalami stroke hemoragik. Hal ini terjadi karena pecahnya pembuluh
darah membuat jaringan otak kekurangan oksigen, sehingga otak tidak dapat
berfungsi dengan baik.
Pecahnya
pembuluh darah di otak bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti hipertensi, cedera kepala berat, tumor otak, aneurisma, atau malformasi arteri vena di otak.
Varises
Ini merupakan
kondisi ketika pembuluh darah vena mengalami pelebaran, sehingga aliran darah
di dalamnya terganggu. Varises bisa muncul di bagian tubuh mana pun, tapi
paling sering di bagian betis dan kaki. Meski demikian, pada penyakit sirosis,
varises bisa muncul di bagian kerongkongan. Varises ini dinamakan varises
esofagus.
Karena
fungsinya yang begitu penting, kesehatan pembuluh darah penting untuk selalu
dijaga.
Untuk mencegah
terjadinya berbagai penyakit dan gangguan pada pembuluh darah, Anda dianjurkan
untuk menjalani pola hidup sehat,
misalnya dengan menjauhi rokok dan minuman beralkohol, rutin berolahraga, dan
konsumsi makanan yang bergizi, misalnya sayur, buah, dan kacang-kacangan yang
banyak serat.
Anda juga
perlu menjaga kadar kolesterol, tekanan darah, dan berat
badan tetap normal guna mencegah terjadinya penyakit pembuluh darah, seperti
aterosklerosis dan penyakit jantung.
Untuk
memastikan kondisi pembuluh darah dan kesehatan tubuh Anda secara umum,
lakukanlah pemeriksaan kesehatan (medical
check up) rutin ke dokter.
Jika mengalami
gejala atau gangguan pada pembuluh darah, misalnya nyeri dada, keringat dingin,
sering kesemutan, tubuh bengkak-bengkak, atau sering memar, Anda sebaiknya
segera berkonsultasi ke dokter.
Hal ini penting
dilakukan agar dokter dapat menentukan penyakit atau kelainan pembuluh darah
yang Anda alami dan memberikan penanganan yang tepat.
Komponen Darah
Darah terdiri
atas beberapa komponen, yaitu:
· Plasma darah yang
bertugas mengangkut sel-sel darah untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh
bersama nutrisi, hasil limbah tubuh, antibodi, protein pembekuan darah, dan
bahan kimia, seperti hormon dan protein.
· Sel darah merah
(eritrosit) yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh tubuh.
· Sel darah putih
(leukosit) yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi virus,
bakteri, dan jamur yang memicu perkembangan penyakit.
· Keping darah
(trombosit) yang memiliki peran penting proses pembekuan darah
(koagulasi) saat tubuh terluka.