Puasa tidak hanya dilakukan oleh umat muslim saja,
tetapi juga dilakukan oleh pemeluk agama lain. Puasa yang dilakukan umat Muslim
adalah tidak makan dan minum serta tidak melepaskan syahwat sejak pagi (subuh)
hingga malam (maghrib). Waktu pelaksanaan puasa pun telah ditentukan yaitu
selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Berbeda dengan umat Muslim, maka pelaksanaan puasa
yang dilakukan oleh umat Yahudi, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha mempunyai
pola yang berbeda satu sama lain.
1. Yahudi. Orang Yahudi diwajibkan berpuasa setiap
tahunnya selama 6 hari. Pelaksanaannya dilakukan pada hari-hari penting, seperti
Yom Kippur. Aturan puasa umat Yahudi yaitu selain tidak boleh makan,
minum dan syahwat, juga dilarang memakai sepatu kulit
dan tidak menggunakan parfum.
2. Kristen.
Bagi umat Kristen berpuasa lebih ditekankan pada menahan diri dari keinginan
duniawi. Puasa ini biasa dikenal dengan istilah puasa daging (pertobatan
melawan keinginan duniawi). Waktu
pelaksanaan puasa tidak tertentu dan dirahasiakan. Umat ini mengajarkan, berpuasa sebisa mungkin
tidak memberitahukan, waktunya di rahasiakan, jadi tidak tentu kapan akan di
lakukan atau kapan akan memulai. Para penganut puasa ini menyamarkan agar tidak
terlihat berpuasa terhadap orang lain.
3. Kristen
Protestan. Sedangkan umat Kristen
Protestan berpuasa menghindari kebiasaan apa saja yang disukai, seperti puasa nonton
tv, atau puasa mendengarkan lagu selama 1 minggu, atau 1 bulan, atau dalam
waktu tertentu. Dengan demikian puasa ini merupakan puasa dalam segala hal,
kemudian juga menjadi rutinitas para pemeluk alirannya. Puasa dilaksanakan selama seminggu atau
sebulan. Sedangkan waktu pelaksanaan puasa
agama Kristen Protestan secara resmi tidak ada pengumuman resminya
sehingga hanya di atur oleh pendeta masing masing Gereja sebagai
penggembalanya.
4. Katolik. Bagi pemeluk Katolik berpuasa
dengan makan kenyang sekali dalam sehari (24 jam) tetapi boleh minum (tidak
termasuk dalam rangkaian puasa),
dan hanya diwajibkan bagi yang berumur 18-59 tahun. Puasa bagi umat
katolik, kini lebih menekankan dalam soal menahan hal-hal dari keinginan
duniawi, yaitu daging, seperti halnya puasa umat kristen di atas. Lebih
sepesifik umat katolik puasa ini pantang tidak makan dan tidak minum, menahan
nafsu, dan hal lain yang amat di sukai selama 40 hari menjelang paskah atau
di kenal masa pra paskah.
5. Hindu.
Umat Hindu berpuasa pada hari-hari tertentu yang tiap daerah berbeda. Bisa jadi waktu puasa umat hindu di India dan
Indonesia tidak sama, bahkan masing-masing desa di Balipun juga berbeda. Umat Hindu di Bali melakukan puasa dikenal dg istilah Nyepi, yaitu tidak menyalakan api dan tidak menyalakan sinar lampu, mereka bersemedi sehari penuh mulai jam enam pagi hingga esok hari.
6. Budha. Puasa dalam Agama Buddha dikenal dengan istilah Uposatha. Puasa umat Budha dilakukan 4 kali dalam
sebulan (seminggu sekali), yang dilakukan setelah siang
hari (12.00) sampai esok pagi (06.00). Aturan
berpuasa umat Buddha adalah tidak boleh makan, tapi boleh
minum. Selain dilarang makan juga dilarang berbohong,
berhias, nonton hiburan, dan syahwat.
Kalau kita mengacu pada Alqur’an, maka puasa
diperintahkan bagi orang-orang yang beriman.
QS. Al-Baqarah: 183, “Yaa ayuhal
ladziina aamanuu, kutiba ’alaikumush shiyaam -
Kamaa kutiba ’alal ladzina min qablikum - La’allakum tattaquun” , artinya ”Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.”
Ayat tadi menjelaskan bahwa bukan hanya kita, umat Nabi Muhammad
saja yang diperintahkan berpuasa, tetapi umat Nabi lainpun (sebelum kedatangan
Rasulullah Saw) juga diperintahkan
berpuasa. Bahkan pelaksanaan puasa
bagi umat sebelum nabi Muhammad lebih berat bila dibandingkan dengan puasa kita
sekarang.
Nabi Daud melaksanakan puasa yang
paling berat, yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka dalam satu tahun.
Nabi Musa bersama kaumnya diwajibkan
berpuasa empat puluh hari setiap tahun.
Nabi Isa menjalankan puasa wajib tiga
hari setiap bulannya.
Sedangkan Nabi Adam diperintahkan
untuk tidak mendekati (dan memakan) buah khuldi selamanya, yang ditafsirkan
sebagai bentuk puasa pada masa itu.
Puasa semacam ini jangan dianggap enteng, karena kita belum tahu apa itu
buah khuldi, seberapa besar menggodanya, apalagi jangka waktunya tak terbatas
(selamanya). Sampai-sampai seorang
nabipun jatuh tergoda.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, sejak Nabi Sulaiman hingga Nabi Isa diperintahkan Allah untuk
berpuasa tiga hari setiap bulannya.
Nabi Muhammad saw. sebelum diangkat menjadi Rasul telah mengamalkan
puasa tiga hari setiap bulan. Nabi
Muhammad juga mengamalkan puasa Asyura (yang jatuh pada hari ke 10 bulan
Muharram) bersama masyarakat Quraisy yang lain.
&&&&&
PUASA BINATANG
Puasa ternyata bukan hanya dilakukan oleh manusia,
tetapi juga dilakukan oleh binatang. Beberapa jenis binatang, seperti unta,
buaya, kura-kura, ayam betina, ular dan ulat juga berpuasa tidak makan dan
minum. Bahkan
mereka bisa kuat menahan lapar dan haus sampai berbulan-bulan lamanya. Namun hakekat dan tujuannya masing-masing berbeda.
Di
beberapa wilayah tropis yang ekstrem, adanya musim kemarau panjang yang membuat
sungai, danau, dan tanaman menjadi kering. Dengan berkurangnya sumber makanan,
binatang di daerah tropis pun menyesuaikan diri dengan berpindah tempat,
berpuasa, bahkan ada yang bersifat kanibal (memakan "sesamanya" yang
lebih lemah).
Untuk
beradaptasi terhadap perubahan musim dan potensi kekurangan sumber makanan,
Allah SWT melengkapinya dengan kemampuan untuk berpuasa.
Puasa pada musim dingin disebut dengan istilah hibernasi (tidur panjang pada musim dingin).
Binatang-binatang yang melakukan hibernasi antara lain adalah: anjing
laut, singa laut, penguin, ulat bulu, dan sebagainya. Detak jantung mereka berjalan lambat hingga 2% dibandingkan
dengan detak jantung pada saat normal. Konsumsi oksigen mereka pun berkurang
hingga 3% dari konsumsi normal.
Sebaliknya, di daerah dengan musim panas dan
kering yang berkepanjangan, binatang-binatang di sekitarnya juga berpuasa.
Selain karena langkanya sumber makanan, juga menghindari terjadinya dehidrasi
(kekurangan cairan). Puasa pada musim panas disebut dengan istilah aestivasi (tidur panjang pada musim panas). Binatang-binatang yang
berpuasa pada musim panas, seperti buaya, ular, serangga, bekicot, keong,
katak, kepiting, dan capung. Ada yang berpuasa
beberapa hari saja, tapi ada pula yang berpuasa hingga enam tahun, seperti
keong.
Beberapa hewan melakukan puasa dengan kondisi,
kemampuan dan tujuan yang berbeda, antara lain sebagai berikut:
1. Unta.
Unta merupakan hewan yang sangat mengagumkan, ia memiliki daya tahan
tubuh yang sangat luar biasa. Unta mampu bertahan hidup dalam kondisi
ekstremdalam perjalanan menyusuri gurun beratus-ratus kilometer tanpa makan dan minum.
Unta memiliki cadangan makanan yang berada di punuknya. Bagian tubuh
tersebut menyimpan sekitar 40 kg cadangan lemak yang bisa dimanfaatkan
sewaktu-waktu. Tidak heran jika Unta mampu berpuasa hingga delapan hari tanpa
makan dan minum.
Lemak yang terletak di punuk ini diambil sedikit
demi sedikit hingga hewan ini bisa kehilangan berat tubuhnya. Jika punuknya
mengecil, artinya persediaan makanan unta sudah mulai menampel.
2. Buaya.
Buaya merupakan reptil liar yang memiliki rekor
sangat mengangumkan dalam menahan untuk tidak makan dan tidak minum
Buaya
biasanya dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum selama beberapa bulan.
Dalam beberapa kasus ekstrim, buaya bisa bertahan hidup selama tiga tahun
lamanya puasa tanpa makanan. Menakjubkan!.
3.
Bekicot.
Bekicot adalah binatang yang makan makanan dari lumut
dan dari daun-daun yang gugur. Ketika musim kemarau, dimana pohon-pohonan pada
mongering maka bekicot akan melakukan
hibernasi (tidur panjang tanpa
makan dan minum)
selama satu musim.
4. Beruang.
Beruang merupakan salah satu mamalia yang
tergolong ordo carnivora. Di musim dingin, beruang dapat melalukan kebiasaan
abadinya yaitu hibernasi (tidur sepanjang musim) dan akan terbangun jika dia
merasa lapar.
Meski tidak hibernasi sekalipun, beruang mampu
bertahan tidak makan dan minum selama 10 minggu atau kurang lebih 3 bulan.
5. Kukang.
Kukang juga merupakan hewan yang sering melakukan
puasa. Hal ini dilakukan karena kukang merupakan hewan pemalas dan lebih suka
tidur seharian tanpa makan dan minum meski suasana disekitarnya bising.
Bisa dikatakan bahwa sebenarnya puasa yang dilakukan kukang lebih disebabkan
oleh sifatnya yang pemalas.
Seekor
kukang baru akan bangun dari tidurnya untuk mencari makan jika ia sudah
benar-benar merasa lapar. Namun, setelah ia merasa
kenyang dengan hasil makannya, kukang pun akan kembali tidur dan berpuasa
kembali.
6. Ayam Betina.
Ayam betina melakukan puasa setiap kali
mengerami telurnya selama 3 minggu. Dengan berpuasa suhu badan ayam akan
meningkat sehingga telur yang dierami dapat menetas menjadi anak-anak ayam.
Selama
puasa, ayam betina dengan sabar mengerami telur-telurnya hingga ia tidak bisa
beraktivitas, seperti makan, minum, hingga membersihkan diri di bawah terik
matahari. Ia harus tetap konsisten memberikan kehangatan kepada telur-telurnya
sampai menetas. Bila sang induk tidak
sabar menjalani proses tersebut, telur-telur itu akan busuk dan, anak ayam yang
dinantikannya akan mati.
7.
Ikan Mujahir.
Ikan Mujair ketika sedang beranak, dia
memelihara dan menjaga anaknya dengan menyimpannya didalam mulut. Dalam
melindungi anaknya ikan mujair berpuasa, walaupun didepan mulutnya ada makan,
ditahannya seleranya, dia berpuasa.
8. Ular.
Ular melakukan puasa ketika ia telah berhasil
menyantap mangsa yang lebih besar dari dirinya. Ular berpuasa bisa mencapai
waktu dua sampai tiga minggu. Tujuannya adalah menjaga agar proses pencernaan
tetap berjalan stabil.
Saat berpuasa penuh, biasanya ular tidak akan
melakukan aktivitas apa-apa. Ular hanya akan bersembunyi dan berdiam diri saja, walaupun di depan matanya melintas
kodok, ayam dan burung ia tetap tak mau memangsanya. Dan saat itulah ular mengalami proses biologi yang kita
kenal dengan proses ganti kulit.
Ular akan mengganti kulitnya yang tua dan kusam,
dan berubah menjadi kulit yang segar. Namun, setelah masa puasa berakhir, dan
mendapatkan kulit baru, sang ular tampil
menjadi makhluk yang lebih sehat, lebih kuat dan energik. Ia akan
lebih ganas, dan aktif dalam mencari mangsa.
9.
Ulat.
Ulat adalah hewan yang mengalami metamorphosis
(perubahan bentuk). Dalam proses metamorfosis itu ulat melakukan puasa lebih kurang 14 hingga 16 hari berada
dalam kepompong yang kemudian berubah menjadi kupu-kupu.
Hasil akhir dari metamorphosis bagi ulat adalah keluar dari kepompong dengan
wujud yang sama sekali berbeda menjadi binatang bersayap indah rupawan yaitu
kupu-kupu.
Ulat yang awalnya menjijikan dan dikenal sebagai perusak tanaman tersebut,
berubah menjadi kupu-kupu yang anggun dengan sayap yang berwarna-warni, juga
bermanfaat bagi penyerbukan bunga.
------------
Di
antara sekian banyak puasa hewan yang dapat kita ambil pelajaran agar puasa
kita mencapai derajat takwa, ialah puasanya ULAR dan puasanya ULAT.
PUASA
ULAR
Agar
ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan
adalah harus mengganti kulitnya secara berkala. Tidak serta merta ular
bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus berpuasa tanpa makan
dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya tunai, kulit luar terlepas dan
muncullah kulit baru.
Hikmahnya:
1.
Wujud ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
2.
Makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
3.
Cara Bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
4.
Tabiat dan Sifat sebelum dan sesudah puasa
tetap sama.
PUASA
ULAT
Ulat
termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk
makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan cara
berpuasa. Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah kualitas hidupnya.
Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon
sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.
Setelah
berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat
indah bernama kupu-kupu.
Hikmahnya:
1.
Wujud ulat sesudah puasa berubah menjadi kupu-kupu (indah
mempesona)
2.
Makanan ulat sesudah puasa berubah mengisap madu
3.
Cara Bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa
berubah terbang di awang-awang.
4.
Tabiat dan Sifat berubah total.
Ketika
masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu
menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan
bunga.
Kesimpulan:
Apabila
puasa yang dilaksanakan tidak membawa perubahan menuju kepada derajat yang
lebih baik yaitu taqwa, maka puasa itu tak ubahnya seperti puasanya ular.
Tetapi apabila puasa itu dilakukan seperti puasanya ulat yang
membawa perubahan menjadi kupu-kupu yang indah mempesona dapat terbang dan
mengsihap sari pati bunga, maka itulah tujuan puasa agar menjadi bertaqwa.
Agar
kita dapat berpuasa seperti kupu-kupu maka kita harus mengetahui hakekat puasa,
yaitu mengendalikan diri terhadap dorongan-dorongan nafsu yang datang dari
dalam maupun dari luar.
Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Puasa itu bukanlah
sekadar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu
adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia serta menjauhi perbuatan
yang kotor dan keji.” (HR. Al-Hakim)
Untuk menjaga kekhusukan ibadah puasa, Imam Al-Ghazali
mengingatkan agar kita menjaga empat hal, yaitu: Lisan, Pendengaran,
Penglihatan, dan seluruh anggota badan dari perbuatan sia-sia, serta dari
perbuatan yang keji dan kotor.
Semoga
ibadah puasa kita mampu menghijrahkan diri kita agar semakin. Amin YRA.
http://www.ilmusiana.com/2016/05/tumbuhan-dan-binatang-juga-berpuasa.html
5 ALASAN BINATANG BERPUASA
Manusia dan Binatang
Berpuasa.
Puasa (tidak makan dan minum) ternyata bukan hanya
dilakukan oleh manusia, tetapi juga dilakukan oleh binatang. Beberapa jenis
binatang, seperti buaya, beruang, penguin, singa laut, kura-kura, ular dan ulat
juga berpuasa tidak makan dan minum bahkan sampai
berbulan-bulan lamanya.
Di
beberapa wilayah tropis ada musim kemarau yang panjang, membuat sungai, danau,
dan tanaman menjadi kering. Dengan berkurangnya sumber makanan, binatang di
daerah tropis pun menyesuaikan diri dengan berpuasa atau berpindah tempat.
Untuk
beradaptasi terhadap perubahan ilkim yang membuat sumber makanan berkurang
bahkan habis, Allah SWT melengkapi binatang-binatang itu dengan kemampuan
berpuasa. Mereka melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang tanpa makan dan minum
selama musim kering pangan. Binatang-binatang yang melakukan hibernasi antara
lain adalah: beruang, singa laut, buaya, ular, bekicot, ulat bulu, penguin, dan
sebagainya.
Model Puasa Beberapa
Binatang
Beberapa binatang mampu melakukan puasa (tidak
makan dan minum) dalam jangka waktu yang panjang, namun alasan dan hakekatnya
yang berbeda. Unta misalnya. Unta merupakan
hewan yang sangat mengagumkan, ia memiliki daya tahan tubuh yang sangat luar
biasa. Ia mampu bertahan hidup dalam kondisi ekstremdalam perjalanan menyusuri
gurun beratus-ratus kilometer tanpa
makan dan minum. Unta memiliki cadangan
makanan berupa lemak yang berada di
punuknya yang bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu. Unta mampu berpuasa hingga
delapan hari tanpa makan dan minum.
Lain lagi dengan buaya. Buaya merupakan reptil
liar yang memiliki rekor sangat mengangumkan dalam menahan untuk tidak makan
dan tidak minum. Ia dapat bertahan hidup tanpa makan dan
minum selama beberapa bulan. Dalam beberapa kasus ekstrim, buaya bisa bertahan
hidup selama tiga tahun lamanya tanpa
makanan.
Hampir serupa dengan buaya adalah beruang. Beruang
merupakan salah satu mamalia yang tergolong ordo carnivora. Di musim dingin,
beruang dapat melalukan kebiasaan abadinya yaitu hibernasi (tidur sepanjang
musim) dan akan terbangun jika dia merasa lapar. Meski tidak hibernasi sekalipun, beruang mampu
bertahan tidak makan dan minum selama 10 minggu atau kurang lebih 3 bulan.
Lain halnya dengan ayam betina. Ayam
betina melakukan puasa setiap kali mengerami telurnya selama 3 minggu. Dengan
berpuasa suhu badan ayam akan meningkat sehingga telur yang dierami dapat
menetas menjadi anak-anak ayam. Bila sang induk tidak sabar menjalani proses
tersebut, telur-telur yang dieraminya akan busuk, dan anak ayam yang
dinantikannya akan mati.
Sedangkan ular melakukan puasa ketika ia berhasil
menyantap mangsa yang lebih besar dari dirinya. Ular berpuasa bisa mencapai
waktu dua sampai tiga minggu. Saat
berpuasa penuh, biasanya ular tidak akan melakukan aktivitas apa-apa. Ular
hanya akan bersembunyi dan berdiam diri. Dan saat itulah ular mengalami proses
biologi yang kita kenal dengan proses ganti kulit. Setelah masa puasa berakhir, dan mendapatkan
kulit baru, sang ular akan lebih ganas, dan aktif dalam mencari mangsa.
Sementara ulat dalam berpuasa sangatlah
berbeda. Ulat adalah hewan yang mengalami metamorphosis (perubahan bentuk).
Dalam proses metamorfosis itu ulat melakukan puasa
lebih kurang 14 hingga 16 hari berada dalam kepompong. Hasil akhir dari metamorphosis bagi ulat adalah keluar
dari kepompong dengan wujud yang sama sekali berbeda menjadi binatang bersayap
indah rupawan yaitu kupu-kupu.
Alasan Binatang Berpuasa
Dari beberapa contoh puasa binatang diatas, kita
bisa simpulkan bahwa ada beberapa model dan tujuan puasa tiap-tiap binatang yang
berbeda. Setidaknya ada 5 model dan
tujuan binatang berpuasa, yaitu :
Pertama, puasa model BEKICOT dengan cara tidur
(hibernasi) sepanjang musim, tujuan puasanya adalah untuk ‘bertahan hidup’. Puasa
dengan hibernasi yang dilakukan oleh buaya dan beruang karena untuk bertahan hidup dalam menghadapi perubahan musim dan kehabisan sumber pangan.
Kedua, puasa model ULAR dengan alasan untuk ‘peremajaan fisik
(lahiriyah)’. Puasa model ini dilakukan
oleh ular yang setelah kenyang dengan
makanan yang telah disantapnya ia berganti kulit yang baru, sehingga fisiknya menjadi
muda kembali.
Ketiga, puasa model ONTA dengan tujuan untuk melakukan ‘aktivitas yang
berat dan panjang’. Onta mampu menempuh
perjalanan yang jauh dengan kondisi medan yang ekstrem tanpa adanya makanan dan minuman.
Keempat, puasa model AYAM BETINA dengan tujuan untuk ‘reproduksi (berkembang biak),
demi kelangsungan generasi’. Puasa ini dilakukan oleh ayam betina yang
mengerami telornya agar menetas menjadi anak ayam.
Kelima, puasa model ULAT dengan tujuan untuk ‘peningkatan kualitas jati diri. Puasa ini dilakukan oleh
ulat sehingga berubah wujud menjadi kupu-kupu yang bisa terbang.
Antara Puasa Ular dan
Ulat
Di
antara beberapa alasan puasa hewan itu, rupanya puasa yang dilakukan oleh ular
dan ulat dapat kita ambil sebagai pelajaran.
ULAR
berpuasa dalam rangka menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus
dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala. Tidak serta
merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus berpuasa tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya
tunai, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.
Pengaruh
puasa bagi ular adalah: Pertama, wujud ular sebelum dan sesudah
puasa tetap sama. Kedua, makanan ular
sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
Ketiga, cara bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap sama. Dan keempat, tabiat dan sifat sebelum dan sesudah
puasa tetap sama.
ULAT
berpuasa untuk mengubah kualitas hidupnya. Ulat termasuk hewan paling rakus.
Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah
bosan makan, ia lakukan perubahan dengan jalan berpuasa. Ia berpuasa dengan cara mengasingkan diri,
badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon sehingga tak mungkin lagi
melampiaskan hawa nafsu makannya. Setelah
berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang
sangat indah dan dapat terbang bernama kupu-kupu.
Pengaruh
puasa bagi ulat adalah: Pertama, wujud ulat
sesudah puasa berubah menjadi kupu-kupu.
Kedua, makanan ulat
sesudah puasa berubah mengisap sari
pati bunga. Ketiga, cara bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah jadi kupu-kupu bisa terbang. Keempat, tabiat
dan sifat berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam
pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan
kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga.
Bagaimana
Cara Berpuasa Seperti Ulat
Apabila
puasa yang dilaksanakan tidak membawa perubahan kualitas diri menjadi pribadi
yang derajatnya lebih baik yaitu taqwa,
maka puasa itu tak ubahnya seperti puasanya ular. Tetapi apabila
puasa itu berdampak pada perubahan prilaku dan karakter berakhlak mulia, sebagaimana
hakekat dan tujuan puasa agar menjadi bertaqwa, maka itulah puasa ulat.
Allah
berfirman dalam QS. Al Baqarah (2): 183. “Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu, agar kamu bertaqwa”.
Agar
kita dapat berpuasa sebagaimana ulat yang bisa berubah menjadi kupu-kupu, maka
kita harus berpuasa secara benar sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Hakekat puasa sesungguhnya adalah
pengendalian diri (self control) terhadap
berbagai dorongan nafsu agar menjadi pribadi akhlakul karimah (berkarakter
mulia).
Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Puasa itu bukanlah
sekadar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu
adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia serta menjauhi perbuatan
yang kotor dan keji.” (HR. Al-Hakim)
Untuk menjaga kekhusukan ibadah puasa dalam rangka
memperoleh taqwa, Imam Al-Ghazali mengingatkan agar kita tidak sekedar menahan
lapar dan dahaga, tetapi juga harus mampu menjaga empat hal dari perbuatan tidak
baik, kotor dan keji, yaitu: penglihatan,
perkataan, pendengaran, dan aktivitas tubuh.
Bahkan untuk menjadikan puasa yang benar-benar berkualitas adalah
ditambah dengan menjaga hati dan pikiran dari sesuatu yang tidak baik.
Semoga
ibadah puasa kita mampu membawa perubahan jiwa menjadi berakhlak mulia.
Amin YRA.