Sabtu, 01 Januari 2022

Postingan yang Riya, Atau Kita yang Terlampau Su'udzon

Andai orang lain tak memposting kegiatan SEDEKAH NASI BUNGKUS DI HARI JUMAT, kita mungkin NGGAK KEPIKIRAN untuk melakukan hal yang sama.

Andai orang lain nggak memposting SEDEKAH SERAGAM SEKOLAH bersih ke sekolah sekolah yang mayoritas muridnya adalah kaum dhuafa, dan kegembiraan ananda dhuafa menerima seragam baru... mungkin kita NGGAK AKAN KEPIKIRAN MELAKUKAN SEDEKAH yang sama.

Andai orang lain tak memposting kegiatan mereka MEMBAGIKAN AL-QURAN ke musholah2 kampung, ke TPA TPA, ke pesantren2, dan kemudian alquran itu selalu dibaca, sehingga insya Alloh menjadi amalan sedekah jariyah, mungkin kita GAK AKAN KEPIKIRAN BERSEDEKAH dengan cara yang sama.

Kalau orang lain nggak pernah memposting foto2 keindahan Masjid Nabawi, foto2 aktivitas di Masjidil Haram, nggak menceritakan KETENTRAMAN BATHIN yang mereka rasakan selama ibadah disana, mungkin kita NGGAK AKAN PERNAH DISENTUH OLEH RINDU yang dahsyat untuk juga ingin melakukan ibadah yg sama disana.

Postingan postingan orang lain, acapkali MEMBUKA CAKRAWALA PIKIRAN kita, bahwa sedekah itu banyak jenisnya, nggak sekedar sedekah ala konvensional memberi sekian ribu rupiah pada pengemis yg mengetuk pintu atau meminta di pinggir jalan atau pengamen saja.

Andai kita selalu KHUSNUDZON atau BERBAIK SANGKA atas setiap postingan orang lain sebagai wahana meningkatkan kualitas diri, maka kita akan menjadi hamba Alloh yg selalu lebih baik dari hari ke hari.

Tapi... kalau kita selalu SU’UDZON, kalau segalanya KITA TUDUH RIYA, kalau semua tulisan kita sangka PAMER, lalu postingan postingan itu tak ada lagi, lalu DARI MANA KITA BISA TAU PENGALAMAN PENGALAMAN HEBAT ORANG LAIN?

Kalau seluruh goresan kegiatan baik, tak ada lagi yang share atau posting atau berbagi info lalu BAGAIMANA KITA ATAU ORANG LAIN BISA BELAJAR? kalau hanya segala hal yg hebat itu HANYA UNTUK DIPENDAM SENDIRI ?

Urusan niat, biarlah menjadi URUSAN MEREKA DENGAN ALLOH saja, tak perlu kita mengintervensi urusan hati seorang hamba dengan Tuhannya.

Kita nggak perlu repot repot memastikan orang lain mampu memanage niat postingannya, cukuplah kita MEMANAGE HATI KITA SAJA untuk nggak gampang MENUDUH ORANG LAIN RIYA, itu BID'AH atau TABAYUN DULU lah (maaf ini yg sering saya share) cukuplah kita memanage hati kita saja agar selalu positif dan TERBUKA MENERIMA HAL HAL BAIK yang disampaikan orang lain.

Adalah suatu hak positif kalau kita mengingatkan orang lain untuk tulus, tapi akan lebih bernilai positif lagi kalau kita juga selalu MENGINGATKAN HATI SENDIRI untuk tak gampang menuduh/memvonis negatif.

ANDAI DIA RIYA, lalu pahala sedekahnya menguap bak embun di jemur cahaya, mungkin dia mendapat ganti pahala karena dia telah MENGINSPIRASI ORANG LAIN untuk melakukan kegiatan baik seperti postingannya.

ANDAI DIA PAMER, lalu kehilangan pahala atas pamernya, tapi postingannya bisa jadi menjadi SUMBER ILMU PENGETAHUAN BAGI PEMBACANYA. Lalu dia taubat sama Alloh atas sikap pamer yang pernah dia lakukan, dan Alloh mengampuninya, lalu postingan yang telah di-share kemana mana itu Alloh hitung sebagai AMALAN JARIYAH sebagai Ilmu yang bermanfaat bagi khalayak, bisa saja kan?

Semoga di sisa umur kita, sampai ujung usia, sampai akhirnya nyawa tak lagi bersatu di raga, kita semua menjadi bagian penghuni bumi yang selalu MEMBAWA KEBAIKAN DAN KEBERMANFAATAN BAGI BANYAK ORANG, Amin.

Tetap Semangat....

Tetap BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN DAN BERAMAL SHOLEH. 

https://www.facebook.com/1210739375736817/posts/2522870791190329/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar