1. Keinginan Dalam Hidup
Apabila kita
bertanya pada sembarang orang, “‘Apa yang anda inginkan dalam hidup ini?”. Bisa dipastikan
bahwa jawabannya adalah ‘ingin bahagia’. Dan setiap
orang bila ditanya dengan pertanyaan yang sama pasti jawabannya juga sama, kecuali
orang gila. Dengan begitu maka dapat disimpulkan bahwa bahagia adalah tujuan
hidup manusia.
Namun sayangnya
tidak setiap manusia mengetahui hakekat kebahagiaan, dan tidak tahu bagaimana
cara merengkuh kebahagiaan.Sehingga banyak cara manusia untuk mendapatkan
kebahagiaan hidup.
2. Upaya Manusia untuk Hidup Bahagia
Kebanyakan orang
mengejar kebahagiaan dengan 3 cara, yaitu harta, tahta dan popularitas.
Pertama; Harta. Sebagian besar
manusia beranggapan bahwa harta merupakan modal utama untuk merengkuh
kebahagiaan. Dengan harta (melimpah) mereka mengira bisa membeli apa
saja yang dibutuhkan dan diinginkan dalam hidup ini. Oleh karenanya mereka
bekerja keras untuk menghimpun dan menimbun harta.
Apakah
benar harta bisa menjamin kebahagiaan?. Survei membuktikan
bahwa banyak orang kaya yang tidak menikmati
kekayaannya. Sebagian besar kekayaannya hanya disimpan dalam bentuk
tabungan, deposito, atau aset. Kebanyakan orang kaya mengungkapkan
bahwa hidup yang mereka dijalaninya terasa biasa-biasa saja. Meski fasilitas
serba ada dan semua kebutuhan terpenuhi, namun kehidupan terasa datar, hambar,
jenuh dan membosankan. Bahkan Adolf Merckle, orang terkaya
dari Jerman mengakhiri hidup dengan cara menabrakkan tubuhnya ke kereta api.
Ini membuktikan bahwa harta (melimpah) tidak menjamin hidup
bahagia.
Kedua; Tahta atau kekuasaan. Sebagian
orang beranggapan bahwa dengan tahta (kekuasaan) mereka akan dilayani,
dihormati dan disegani banyak orang. Dan dengan kekuasaan mereka
dapat menguasai dan memerintah banyak orang. Maka beragam cara dilakukan
manusia untuk mendapatkan kekuasaan, bahkan merebutnya dengan berbagai cara.
Apakah
benar dengan tahta hidup akan bahagia?. Ternyata tidak sedikit
pejabat yang mengalami stress. Banyak persoalan dan masalah yang
harus ia hadapi. Masalah persaingan, pelayanan, pembangkangan, kesehatan,
keluarga, dan sebagainya. Setelah berhasil memperoleh jabatan, ia
masih harus berupaya agar jabatannya tidak lepas. Dan setelah menduduki satu
jabatan, ia masih menginginkan jabatan lain yang lebih tinggi, dan begitu
seterusnya. Banyak para pejabat yang mengaku hidupnya menjadi
terkekang, kebebasannya terbatas, penuh aturan, formalitas. dsb.
Buktinya Getulio Vargas,
presiden Brazil yang begitu berkuasa bunuh diri dengan cara menembakan pistol ke
jantungnya karena stres. Ini membuktikan bahwa jabatan dan
kekuasaan tidak menjamin hidup bahagia.
Ketiga; Popularitas. Sebagian orang yang
lain beranggapan bahwa popularitas akan membuat mereka hidup bahagia. Karena
popularitas mereka akan dikagumi, dipuja-puja dan dikenang oleh banyak orang.
Maka beragam cara dilakukan orang untuk bisa menjadi popular.
Apakah
benar popularitas membuat hidup bahagia?. Ternyata banyak pasangan
selebritis yang rumah tangganya hancur berantakan. Bahkan, Michael Jackson, penyanyi terkenal dunia dari USA tewas setelah
meminum obat penenang hingga overdosis. Demikian pula Marilyn Monroe, artis cantik dari USA juga tewas akibat kebanyakan
mengkonsumsi obat anti depresi.
3. Apakah kebahagiaan itu?
Orang miskin, orang
idiot, orang cacat, dan orang yang tidak tampan, bisakah mereka
hidup bahagia?
Berdasarkan
berbagai penelitian ilmiah, para pakar psikologi berkesimpulan bahwa kebahagiaan tidak bisa diukur dengan harta, pangkat,
kondisi fisik dan segala variabel duniawi. Siapapun orangnya bisa
berbahagia dan bisa juga menjadi tidak bahagia. Karena sesungguhnya kebahagiaan
itu terletak pada ketenangan hati seseorang.
Bahagia atau
tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya,
populernya, cantiknya, kuasanya, atau se-sukses apapun hidupnya. Tapi yang
bisa membuat seseorang itu bahagia adalah sikap hati orang itu
sendiri.
Jebakan 99. Alkisah... Ada seorang Raja
yang begitu berkuasa tengah termenung memikirkan hidupnya, sambil memandang
taman di depan istananya. Ia sering gelisah karena sulit menemukan
ketenangan dan susah merasakan kebahagiaan. Ia susah tidur akibat banyaknya
pikiran yang mengganggu. Padahal selama ini ia tidur di kamar mewah di atas
kasur yang empuk.
Ketika sedang melamun, sang raja
melihat seorang tukang kebunnya yang sedang bekerja sambil bernyanyi dan
tertawa ria. Setiap hari ia datang dengan senyuman dan pulang dengan keceriaan.
Padahal gajinya pas-pasan dan
rumahnya begitu sederhana. Tak pernah tampak kesedihan di wajahnya. Saat
dia pulang keluarganya telah menunggu dengan hidangan makan seadanya dan
keluarga kecil ini pun makan dengan bahagia.
Raja pun heran melihat orang ini. Ia
memanggil penasihatnya dan bertanya, "Telah lama aku hidup di tengah
kegelisahan, padahal aku memiliki segalanya. Tapi aku sungguh heran melihat si
tukang kebun itu. Tak pernah tampak kesedihan di wajahnya. Kadang-kadang ia
tertidur di bawah pohon, seperti tak ada beban dalam hidupnya. Padahal ia tidak
memiliki apa-apa."
Sang penasehat memberi penjelasan,
"Padukan raja, tukang kebun bisa hidup bahagia seperti itu karena ia
mensyukuri apa yang telah ia peroleh. Ia ikhlas dengan keadaan yang telah ditakdirkan. Ia tidak berusaha mencari sesuatu di luar mimpinya"
Lalu sang Penasehat berkata : Paduka raja, Itu karena tukang kebun itu tidak tersentuh Jebakan 99. Bila ia sudah terkena jebakan ini, maka hidupnya akan gelisah dan ia tdk akan bisa tidur.
Dst ...
Jadi kunci
kebahagiaan itu ada pada hati. Orang miskin yang
hatinya lapang maka dia akan merasakan hidupnya nyaman &
tenteram. Sebaliknya, orang kaya yang hatinya keruh maka hidupnya
akan menderita.
4. Pengertian Kebahagiaan
Kita
bisa mencapai sesuatu apabila jelas definisinya. Seperti saat kita ingin menuju
ke suatu tempat, kita harus tahu terlebih dahulu alamatnya kemudian mencari
jalan menuju ke sana.
Nah,
sama halnya dengan bahagia. Kita tidak akan pernah mencapai kebahagian bila
kita tidak tahu definisinya. Setelah tahu definisi bahagia (sebagai
tujuan) baru kita mencari jalan untuk mencapainya.
Dari berbagai pandangan pakar psikologi dan spiritualis, kita rangkum bahwa definisi kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang tak terbebani dan ditandai dengan ketenangan, kecukupan, kesenangan dan cinta, hingga kegembiraan hidup yang intens.
Pemahaman
sederhana tentang hidup bahagia adalah kehidupan yang tenang,
tenteram, damai dan sejahtera (TTDJ). Tenang
adalah hidup yang tidak bergejolak (karena selalu tidak puas).
Tenteram adalah tidak ada kecemasan/ketakutan/kesedihan. Damai adalah tidak ada
gangguan, tidak ada permusuhan, bersatu. Dan sejahtera adalah tidak kekurangan,
kecukupan, penuh dan keceriaan.
Apakah benar orang yang hidupnya tenang, tenteram, damai dan sejahtera adalah orang yang bahagaia? Bagaimana denga kehidupan Sidarta Gautama, Lady Day, Bill Gates, dsb?
Kebahagiaan
merupakan dambaan setiap manusia, bahkan kaum beragama mendambakan kebahagiaan
dan kebaikan tidak saja di dunia, tetapi juga di ahirat.
Prof. William James (1842-1910), tokoh pragmatisme yang
telah memberi kontribusi besar pada pemikiran filsafat dunia Barat,
berpendapat: "Kebahagiaan
tidak selalu berada pada orang yang hidupnya penuh dengan kemudahan tanpa
masalah, tetapi justru kebahagiaan seringkali dirasakan oleh orang yang selalu
berhasil dalam mengatasi berbagai persoalan hidup".
Menurut William, orang
yang mempunyai banyak persoalan hidup tetapi ia selalu dapat mengatasinya
itulah orang yang senantiasa bahagia. Sedangkan orang yang tidak pernah
mempunyai persoalan hidup, yang perjalanan hidupnya adem ayem dan mulus-mulus
saja, maka dia tak akan merasakan kebahagiaan. Ia hanya merasakan kehidupan
yang datar, hambar, tidak dinamis dan menjemukan. Sebuah kehidupan yang
"tidak hidup".
Prof. William,
penulis buku Pragmatism (1907) dan TheMeaning of Truth (1909)
itu menambahkan bahwa kebahagiaan itu dibangun oleh pikiran, "Engkau
bukanlah yang engkau kira, tetapi apa yang engkau pikirkan. Kalau engkau
memikirkan kebahagiaan, engkau akan bahagia. Kalau engkau berpikiran sedih,
engkau menjadi sedih. Dan kalau engkau berpikiran takut, engkau akan menjadi
takut".
Pendapat itu
senada dengan pandangan DR. Dale Carnegie, pakar psikologi dan motivator
terkemuka di AS : "Hidup
kita dibentuk oleh pikiran kita. Orang tidak terlalu terluka oleh apa yang
terjadi, tetapi oleh pendapatnya (pikirannya) tentang apa yang terjadi". Meski
kehidupan seseorang nampak berat, tetapi jika ia berpikiran senang maka ia akan
merasa bahagia. Hal itu dapat diilustrasikan dengan kisah Jebakan 99
6. Lima Kiat untuk Bahagia
Untuk bisa
membangun suasana hati bahagia, ada lima kita yang perlu dilakukan yaitu : (1)
Senyum dan ramah, (2) Hidup sederhana, (3) Bersyukur dan bersedekah, (4)
Berfikiran positif, dan (5) Selalu Ingat Tuhan.
Pertama; Senyum dan Ramah.
Senantiasa senyum dan sikap ramah
terhadap orang-orang disekitar akan menciptakan suasana nyaman dan
menyenangkan. Senyum akan menciptakan suasana ceria dan gembira karena
terpancar dari sorot mata dan aura positif pada wajah, Gemar tersenyum akan
membawa dampak yang baik pada psikologis kita serta terhadap orang-orang di sekitar
kita. Senyum jangan sampai berlebihan karena bisa mengganggu orang di sekitar
kita karena rishi, sehingga tersenyum bisa dilakukan dalam hati.
KH. Abdullah Gymnastiar memberikan resep 3S, yaitu: Senyum, Salam, & Sapa.
Bersikap ramah pada orang sekitar
kita akan menciptakan suasana ceria dan gembira. Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya
kalian tidak akan bisa menarik hati manusia dengan harta kalian, maka tariklah
hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak mulia” (HR.
Tirmidzi)
Hal pertama yang harus dilakukan
untuk bersikap ramah adalah membiasakan mengatakan 3 kata sederhana
yaitu “terima
kasih”, “maaf” dan “tolong”. Tiga kata
tersebut adalah “the
three magic words”
(tiga kata ajaib), meski sederhana dan ringan diucapkan namun memiliki kekuatan
yang luar biasa dan bermakna positif dalam membangun hubungan sosial yang baik
antar manusia. Sekecil apapun bantuan orang lain yang kita terima,
sampaikan “terima kasih”, sekecil apapun kesalahan kita, sampaikan permohonaan
“maaf”, dan Sekecil apapun bantuan yang kita minta, awali dengan kata “tolong”.
Kedua; Hidup
Sederhana.
“Keluar dari kesederhanaan berarti
lenyapnya kebahagiaan sejati“ begitu kata Goethe, salah seorang tokoh
berpengaruh di Jerman. Sifat manusia sesungguhnya begitu tamak dalam
memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan bahagia dengan apa
yang ada.
Nabi Muhammad bersabda
"Andai kata manusia telah memiliki satu lembah berisi emas, niscaya ia
masih ingin memiliki satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi penuh
mulutnya (hawa nafsu) melainkan tanah (maut), kecuali mereka yang selalu
bersyukur dan merasa cukup." Allah Swt berfirman, “Bermegah-megahan (soal harta) telah melalaikan
kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur”. (Q.S. At-Takasur : 1-2).
Ketiga; Bersedekah.
Mensyukuri apa yang telah kita dapati
juga menjadi kunci kebahagiaan. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.
Ibrahim: 7).
Bersedekah dengan mengeluarkan kelebihan harta kita untuk orang yang membutuhkan merupakan wujud syukur.
Mario
Teguh, motivator terkenal mengatakan: “Bukan kebahagiaan yang
menjadikanmu bersyukur, tapi kesyukuranlah yang menjadikanmu berbahagia.” Jika
anda telah bahagia, maka berbagilah bahagia itu kepada orang yang hidupnya
susah. Dengan semakin banyak orang bahagia di sekitar kita, maka hidup kita
akan semakin bahagia dan mendapatkan amal/pahala yang besar dari Tuhan.
Mahatma Gandhi berkata: “Kebahagiaan tergantung
pada apa yang dapat anda berikan, bukan pada apa yang anda peroleh.”
Keempat; Berpikir
Positif dan Menjauhi Buruk Sangka.
Setiap kesulitan pasti ada jalannya
jika kita berusaha dan berdoa dengan penuh ketenangan. Tuhan tidak akan
memberikan musibah/ujian yang tidak mampu kita selesaikan. Berfikirlah yang
sehat dan positif tidak iri, dengki, suka pamer, gengsian, pendendam dan
berbagai penyakit hati lainnya. Menjahui buruk prasangka, sebab secara
psikologis buruk sangka akan menyebabkan berbagai penderitaan jiwa, yaitu
marah, cemas, dan berbagai emosi negative lainnya.
Kelima; Selalu Ingat Tuhan
dan Banyak Berdoa.
Selalu ingat akan Tuhan, sebagai dzat
pencipta dan pengatur seluruh alam semesta merupakan pangkal dari ketenangan
hati. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah, dan
Dia pulalah yang akan mengaturnya.
Menyerahkan segala permasalahan
kepada Dzat pengatur alam semesta akan membuat hati menjadi tenang. Allah Swt
berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah (berdzikir) hati menjadi tenteram”
(Qs. ar-Ra’du: 28). Setelah mengingat Allah, maka awalilah selalu dengan doa (basmallah)
setiap akan memulai pekerjaan dan mengakhiri dengan syukur (hamdallah) selesai
melakukan pekerjaan.
Itulah lima kiat
sederhana yang dapat kita lakukan untuk menjadikan diri kita bahagia.
Sesungguhnya bahagia itu tidak terlihat dari luar tetapi terasa dari
dalam. Kalau ingin mencari kebahagiaan maka kebahagiaan itu ada diluar,
tetapi kalau ingin merasakan kebahagiaan maka kebahagiaan itu ada di
dalam.
Jadi, orang-orang
yang ada di tempat-tempat hiburan seperti night club, diskotik, karaoke, dan
tempat hiburan malam lainnya adalah orang-orang yang sedang mencari
kebahagiaan. Sedangkan orang yang bercengkerama dengan keluarga, nonton tv
dirumah sambari minum teh hangat dan menyantap pisang goreng adalah mereka yang
sedang menikmati kebahagiaan.
Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah
kamu berbahagia bila mempunyai hati yang selalu bersyukur, lidah yang
selalu berzikir, serta lingkungan (keluarga dan sahabat) yang baik” (HR.
Tirmidzi) .
Di sisi lain, Rasulullah Muhammad juga menyampaikan bahwa ada 4 hal yang
membuat hidup seseorang bahagia, yaitu (1) istri yang salihah, (2) anak-anak
yang menyenangkan, (3) lingkungan (sahabat-sahabat) yang baik, serta (4)
mempunyai penghidupan yang diusahakan di negeri sendiri. (HR Dailami).
----- ----- -----
> Hakekat kebahagiaan
https://blogkalimana.blogspot.com/2018/11/hakekat-kebahagiaan.html
> Teori Maslow https://blogkalimana.blogspot.com/search?q=teori+maslow
> Tujuan hidup adalah
apa yang seseorang rencanakan untuk kehidupannya pada hari ini, esok hari,
sebulan ke depan, setahun ke depan, bahkan beberapa tahun mendatang.
BAHAGIA : Adalah hidup dengan tenang, tenteram, damai dan sejahtera.
BalasHapusa.Tenang: hidup yang tidak bergejolak (karena selalu tidak puas).
b.Tenteram: hidup tidak ada kecemasan/ketakutan/kesedihan.
c. Damai: tidak ada gangguan, tidak ada permusuhan, bersatu
d. Sejahtera: Tidak kekurangan, kecukupan, penuh keceriaan.
Artikelnya sangat bagus. Terima kasih sudah membagikan info yang bermanfaat.
BalasHapusFurniture Rotan