Banyaknya problematika yang terjadi saat ini, tidak lepas dari gagalnya sebuah sistem yang diemban oleh negara. Tidak adanya solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah dengan baik, karena keliru dalam menganut sebuah ideologi.
Apabila kita
telusuri dunia ini, kita hanya menjumpai tiga ideologi, yaitu Kapitalisme,
Sosialisme-Komunisme, dan Islam. Dua ideologi pertama dianut oleh satu atau
beberapa negara, sedangkan ideologi Islam tidak diemban oleh satu negara pun.
Ideologi Kapitalisme
merupakan ideologi yang tegak atas dasar pemisahan agama dari kehidupan, yang
kerap disebut dengan istilah Sekulerisme.
Ide sekuler
ini mengakui adanya agama, tetapi menolak campur tangan agama dalam menata
kehidupan, sehingga mereka berpendapat bahwa manusia berhak membuat
peraturannya sendiri tanpa melibatkan peran sang pencipta.
Sedangkan
ideologi Sosialis-Komunisme lahir dari hasil pemikiran para intelektual ternama
di Eropa yang berpendapat bahwa kehadiran agama harus di tolak. Sebab mereka
hanya melihat kehidupan ini sebagai materi dan mengingkari adanya pencipta.
Adapun
ideologi Islam menggangap bahwa satu-satunya yang berhak dalam menetapkan
aturan adalah sang Pencipta. Ideologi ini bersumber dari wahyu Allah swt. yang
disampaikan melalui nabi Muhammad shallallahu‘alaihi wa sallam. Lantas ideologi
apakah yang sedang diemban oleh negara kita saat ini?
Sesuai
dengan ciri dan fakta yang nampak, negara kita sedang menganut sistem
Kapitalisme. Sistem yang sejak dulu mengungkung rakyat. Menindas yang lemah dan
menyejahterakan para pemilik modal. Ketua Umum Partai NasDem, Surya
Paloh, kini baru berkomentar menyebut Indonesia merupakan negara yang telah
menganut sistem Kapitalisme yang liberal. Namun, Indonesia, malu untuk
mengakuinya (CNN Indonesia, 14/8/19).
Sistem
negara Kapitalisme liberalis ini, menurut Surya sangat jelas terlihat saat ada
kompetisi politik dalam negara ini. Saat berkompetisi, hal pertama yang
ditanyakan kata Surya adalah istilah wani piro yang berarti soal banyaknya uang
yang dimiliki. Yang jelas saat ini yang berkuasa bukan lagi pengetahuan tetapi
uang (CNN Indonesia, 14/8/19).
Sudah lama
Indonesia menganut sistem kapitalis, sehingga money is power bukan
hal yang asing. Para pemilik modal dapat membeli jabatan, pun juga dapat
berkuasa. Virus “wani piro” telah mendarah daging bagi mereka yang sekuler.
Sebab meraup keuntungan sebesar-besarnya merupakan standar dalam mencapai
kebahagiaan.
Sistem
Kapitalisme inilah yang bertanggung jawab atas maraknya korupsi, pergaulan
bebas, LGBT, kriminalitas, penjualan kekayaan alam, penjualan aset negara dan
lain sebagainya. Sebab sistem tersebut tegak atas dasar sekulerisme,
liberalisme dan memiliki ketergantungan dengan modal, sehingga memudahkan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Kerusakan yang
terjadi harus segera diatasi. Saatnya ‘move on’ dari solusi basi ala
Kapitalisme. Sistem ini harus segera diganti dengan sistem yang shohih.
Diantara ketiga sistem diatas manakah sistem yang benar? Yap, tentu saja sistem
Islam, karena berasal dari Sang Pencipta manusia itu sendiri. Sehingga, kita
tidak boleh alergi terhadap semua syariatnya.
Penerapan
semua syariatNya secara totalitas merupakan bentuk ketaatan kepada Allah swt.
Maka sudah sepantasnya setiap individu yang mengaku beriman kepada Allah berjuang
untuk menerapkan semua aturan Islam agar kebaikan menaungi negeri ini. Wallahua’lam
bi ash-shawab.
INDRYANI PUTRI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar