Rabu, 18 November 2020

Indonesia, Negara Kapitalisme Liberal (2)

Banyaknya problematika yang terjadi saat ini, tidak lepas dari gagalnya sebuah sistem yang diemban oleh negara. Tidak adanya solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah dengan baik, karena keliru dalam menganut sebuah ideologi.

Apabila kita telusuri dunia ini, kita hanya menjumpai tiga ideologi, yaitu Kapitalisme, Sosialisme-Komunisme, dan Islam. Dua ideologi pertama dianut oleh satu atau beberapa negara, sedangkan ideologi Islam tidak diemban oleh satu negara pun.

Ideologi Kapitalisme merupakan ideologi yang tegak atas dasar pemisahan agama dari kehidupan, yang kerap disebut dengan istilah Sekulerisme.

Ide sekuler ini mengakui adanya agama, tetapi menolak campur tangan agama dalam menata kehidupan, sehingga mereka berpendapat bahwa manusia berhak membuat peraturannya sendiri tanpa melibatkan peran sang pencipta.

Sedangkan ideologi Sosialis-Komunisme lahir dari hasil pemikiran para intelektual ternama di Eropa yang berpendapat bahwa kehadiran agama harus di tolak. Sebab mereka hanya melihat kehidupan ini sebagai materi dan mengingkari adanya pencipta.

Adapun ideologi Islam menggangap bahwa satu-satunya yang berhak dalam menetapkan aturan adalah sang Pencipta. Ideologi ini bersumber dari wahyu Allah swt. yang disampaikan melalui nabi Muhammad shallallahu‘alaihi wa sallam. Lantas ideologi apakah yang sedang diemban oleh negara kita saat ini?

Sesuai dengan ciri dan fakta yang nampak, negara kita sedang menganut sistem Kapitalisme. Sistem yang sejak dulu mengungkung rakyat. Menindas yang lemah dan menyejahterakan para pemilik modal. Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh,  kini baru berkomentar menyebut Indonesia merupakan negara yang telah menganut sistem Kapitalisme yang liberal. Namun, Indonesia, malu untuk mengakuinya (CNN Indonesia, 14/8/19).

Sistem negara Kapitalisme liberalis ini, menurut Surya sangat jelas terlihat saat ada kompetisi politik dalam negara ini. Saat berkompetisi, hal pertama yang ditanyakan kata Surya adalah istilah wani piro yang berarti soal banyaknya uang yang dimiliki. Yang jelas saat ini yang berkuasa bukan lagi pengetahuan tetapi uang (CNN Indonesia, 14/8/19).

Sudah lama Indonesia menganut sistem kapitalis, sehingga money is power bukan hal yang asing. Para pemilik modal dapat membeli jabatan, pun juga dapat berkuasa. Virus “wani piro” telah mendarah daging bagi mereka yang sekuler. Sebab meraup keuntungan sebesar-besarnya merupakan standar dalam mencapai kebahagiaan.

Sistem Kapitalisme inilah yang bertanggung jawab atas maraknya korupsi, pergaulan bebas, LGBT, kriminalitas, penjualan kekayaan alam, penjualan aset negara dan lain sebagainya. Sebab sistem tersebut tegak atas dasar sekulerisme, liberalisme dan memiliki ketergantungan dengan modal, sehingga memudahkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan tersebut.

Kerusakan yang terjadi harus segera diatasi. Saatnya ‘move on’ dari solusi basi ala Kapitalisme. Sistem ini harus segera diganti dengan sistem yang shohih. Diantara ketiga sistem diatas manakah sistem yang benar? Yap, tentu saja sistem Islam, karena berasal dari Sang Pencipta manusia itu sendiri. Sehingga, kita tidak boleh alergi terhadap semua syariatnya.

Penerapan semua syariatNya secara totalitas merupakan bentuk ketaatan kepada Allah swt. Maka sudah sepantasnya setiap individu yang mengaku beriman kepada Allah berjuang untuk menerapkan semua aturan Islam agar kebaikan menaungi negeri ini. Wallahua’lam bi ash-shawab.

INDRYANI PUTRI

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar