KEBAHAGIAAN tergantung pada apa yang dapat anda BERIKAN, bukan pada apa yang anda PEROLEH (Mahatma Gandhi)
.
.
MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN (1)
Ada seorang gadis mengontrak rumah bersebelahan dengan rumah seorang ibu miskin dengan 2 anak.
Pada satu malam tiba-tiba listrik padam.(mati lampu)..... dengan bantuan cahaya HP dia ke dapur mau mengambil lilin...
tiba-tiba ada yang mengetuk pintu... ternyata anak miskin sebelah rumah.
Pada satu malam tiba-tiba listrik padam.(mati lampu)..... dengan bantuan cahaya HP dia ke dapur mau mengambil lilin...
tiba-tiba ada yang mengetuk pintu... ternyata anak miskin sebelah rumah.
Anak itu bertanya : "Kakak, punya lilin ?"
Gadis itu berpikir : JANGAN PINJAMKAN nanti jadi kebiasaan, maka si gadis menjawab , "TIDAK ADA!!".
Saat itulah si anak miskin berkata riang:
"Saya sudah duga kakak tidak punya lilin, Ini ada 2 lilin untuk kakak. Kami khawatir karena kakak tinggal sendiri dan tidak punya lilin."
Gadis itu berpikir : JANGAN PINJAMKAN nanti jadi kebiasaan, maka si gadis menjawab , "TIDAK ADA!!".
Saat itulah si anak miskin berkata riang:
"Saya sudah duga kakak tidak punya lilin, Ini ada 2 lilin untuk kakak. Kami khawatir karena kakak tinggal sendiri dan tidak punya lilin."
Hati anak miskin itu sangat bahagia. Sementara gadis itu merasa sangat bersalah, dalam linangan airmata, dia memeluk anak kecil itu erat-erat.
Saudaraku...
janganlah kita mudah BERPRASANGKA Buruk...
Berbagilah....karena memberi itu menyenangkan hati.....
Karena kekayaan tidak tergantung berapa banyak kita PUNYA, tetapi seberapa banyak KITA BISA MEMBERI....
Memberi itu membahagiakan lagi menentramkan.....
janganlah kita mudah BERPRASANGKA Buruk...
Berbagilah....karena memberi itu menyenangkan hati.....
Karena kekayaan tidak tergantung berapa banyak kita PUNYA, tetapi seberapa banyak KITA BISA MEMBERI....
Memberi itu membahagiakan lagi menentramkan.....
.
"MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN" (2)
Seorg Guru yang alim lagi bejalan-jalan santai bersama salah seorg diantara murid2nya di sebuah taman.
Di tengah2 asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang yang lusuh.
Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yg bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera pulang karena telah menyelesaikan pekerjaannya.
Sang murid melihat kepada Gurunya sambil berujar : “Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon2..?
Nanti ketika dia datang utk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangan. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas..!. Pasti asyik..."
Nanti ketika dia datang utk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangan. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas..!. Pasti asyik..."
Gurunya yang alim dan bijak itu menjawab : “Ananda, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin.
Kamu kan seorg yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya.
Kamu kan seorg yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya.
Sekarang kamu coba memasukkan begerapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu”.
Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak2 bersama gurunya sambil mengintip apa yg akan terjadi dengan tukang kebun...
Tidak berapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas2kan kotoran di pakaiannya. Dia berjalan menuju tempat sepatunya yg ia tinggalkan sebelum bekerja.
Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu mengganjal di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata.. Uang. Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang. Dia memandangi uang itu berulang2, seolah2 ia tidak percaya dengan penglihatannya.
Setelah ia memutar pandangannya ke segala arah di sekelilingnya ia tidak melihat seorangpun ada di sekelilingnya.
Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis. Dia berteriak dengan suara tinggi, seolah2 ia bicara kepada Tuhan..
“Aku bersyukur kpd-Mu wahai Tuhan. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak2ku lagi kelaparan. Mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak2 dan istriku dari kelapan dan sakit ”.
Dia terus menangis dalam waktu yang cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Tuhan Yang Maha Pemurah.
Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat dari balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung...
Ketika itu Guru yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada muridnya :
“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yg lebih daripada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu.?”
Sang murid menjwb :
“Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku.
“Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku.
Sekarang aku baru paham dengan makna kalimat yang dulu belum aku pahami selama ini".
"KETIKA KAMU MEMBERI, KAMU AKAN MENDAPATKAN KEBAHAGIAAAN YANG LEBIH BANYAK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar