Jumat, 12 Mei 2017

Perang Asimetrik

Perang Asimetrik (PA) kini dipahami sebagai perang antar Pihak yang berbeda kekuatannya sehingga si lemah perlu bersiasat aksi tempur lebih kreatif dan inovatif, a.l. penggunaan strategi Ermattungskrieg [Hans Delbruck] atau upaya penjemuan atau pelelahan atau penghabisan tenaga potensi musuh yang lebih kuat dengan metoda seperti gerilya (hit & run) berbasis dukungan rakyat dan berbasis wilayah lebih luas daripada kedudukan si kuat guna memecah pasukan si kuat dalam satuan-satuan tempur lebih kecil dan berpencar sehingga lebih mudah jadi sasaran gangguan taktis bahkan penghancuran.

Perluasan rumusan PA kini adalah pelibatan teknologi informatika guna disinformasi
selain pengendalian informasi tentang situasi dan kondisi medan laga bagi proses pengambilan keputusan terbaik.

Terakhir, PA dimaknai sebagai model Perang Generasi ke-4 (PG4) dengan catatan: PG1 adalah pertempuran berbasis linier dan barisan seperti era Napoleon,

PG2 adalah pertempuran berbasis senapan mesin dan artileri sehingga terjadi pembantaian seperti pada Perang Dunia ke-I (1914-1918) dan

PG3 adalah pertempuran berbasis manuver tank, pesawat terbang dan kapal perang seperti pada Perang Dunia ke-II (1940 – 1945) sampai dengan invasi balatentara Amerika ke Irak (2001).

Sedangkan PG4 berciri kombatan non uniform berkapasitas cendekiawan yang berkemampuan seperti multi bahasa, penguasaan sejarah dan antropologi wilayah sasaran serta lebih ditujukan untuk mengalahkan kekuatan musuh tanpa tindakan militer, menyerang langsung jiwa dari penentu kebijakan musuh dan menghancurkan kemauan politik musuh.

Strategi PG4 ini mengingatkan model strategi kolonialis Belanda (1602 – 1942) 

--- Wednesday, 09 July 2008


:: Situs Berita Indonesia ::

http://apindonesia.com/new Menggunakan Joomla! Generated: 14 April, 2010, 08:09
padahal Sun Tzu telah berpetuah bahwa Dagang adalah Perang. Artinya, peran Kesejahteraan Rakyat adalah strategik guna mengatasi kampanye PA atau PG4 oleh musuh, sejalan saja dengan pendapat bahwa tingkat pendapatan per kapita berkorelasi dengan tingkat pastisipasi berdemokrasi, buktinya kini mewabah ulah demokrasi korupsi berjamaah yang berdampak strategik yaitu pelemahan potensi ketahanan bangsa. ***Pandji R. Hadinoto / Ketua BARPETA
HP : 0817 983 4545, eMail : barpeta45@yahoo.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar