"Mau jadi
gubernur aja susah, ini lagi mau jadi wapres. Kafir mana boleh jadi pejabat di
sini?," kata Ahok lantas tertawa di Balai Kota, Jakarta, Kamis (4/5).
Membantah ucapan Ahok
rasanya tentu sudah tidak terhitung. Berapa banyak pejabat nonmuslim (kafir,
istilah Ahok), selama republik ini berdiri.
Betapa rasis dan tendensius sekali ucapan Ahok, bahkan cenderung bernada
provokatif.
Atau, jika ingin lebih
spesifik yang ia maksud adalah pejabat dari etnis China pun rasanya sudah bukan
sedikit lagi yang kita kenal dan umumnya kehadiran mereka tidak mengalami
resistensi secara umum. Ini beberapa nama-nama mereka ;
Menteri:
1. Amir Syamsuddin
(Freddy Tan Toan Sin), menteri hukum dan HAM.
2. Bob Hasan, menteri
perdagangan dan perindustrian era orde baru, pengusaha.
3. Ignasius Jonan,
menteri ESDM.
4. Kwik Kian Gie,
menteri koordinator Indonesia, ahli ekonomi.
5. Laksamana Sukardi,
menteri negara BUMN
6. Lie Kiat Teng,
menteri Indonesia, ahli kesehatan.
7. Mari Elka Pangestu,
menteri Indonesia, ahli ekonomi.
8. Oei Tjoe Tat,
menteri Indonesia, politisi.
9. Ong Eng Die,
menteri Indonesia, ahli ekonomi.
Politisi :
1. Alex Indra Lukman,
politisi PDI Perjuangan, anggota DPR RI;
2. Alvin Lie Ling Pao,
politisi PAN, skr anggota Ombusman;
3. Charles Honoris,
keponakan obligor BLBI Samadikun Hartono/sdh ditahan Jakgung, politisi PDI;
Perjuangan, anggota DPR RI.
4. Christiandy
Sanjaya, Wakil Gubernur Kalimantan Barat.
5. Hari Tjan Silalahi,
tokoh senior CSIS
6. Jusuf Wanandi,
politisi senior, mantan anggota MPR.
7. Sofjan Wanandi,
politisi, pengusaha, pendiri Gemala Group.
8. Setya Novanto,
Ketua DPR RI.
- Perwira Tinggi TNI:
1. Brigadir Jenderal
TNI Teguh Santosa (Tan Tiong Hiem).
2. Mayor Jenderal TNI
Iskandar Kamil (Liem Key Ho).
3. Brigadir Jenderal
TNI Teddy Yusuf (Him Tek Ji).
4. Marsekal Pertama
TNI Ir Billy Tunas, MSc
5. Brigadir Jenderal
TNI Paulus Prananto.
6. Laksamana Pertama
TNI FX Indarto Iskandar (Siong Ing).
7. Mayjen TNI dr
Daniel Tjen, SpS.
8. Brigadir Jenderal
Surya Margono alias Chen Ke Cheng (Tjhin Kho Syin).
Dan tentu masih banyak
lagi tokoh China yang berkiprah di bidang lainnya.
Jadi ucapan Ahok tsb
sangat tidak berdasar. Cenderung berbahaya bagi persatuan bangsa ini. Jika pun ada penolakkan atas dirinya sebagai
calon gubernur pada pilkada 2017 lalu, itu semata karena sikap, juga sifatnya
yang tidak baik, dan arogan. Serta kebijakannya tentang reklamasi yang tidak
berpihak pada rakyat miskin.
Faktanya kehadiran
Ahok di kancah politik, sudah terbukti menimbulkan kegaduhan antar golongan
dengan menimbulkan gesekan yang sangat tajam, terutama karena ucapanya yang
tidak etis sebagai pemeluk agama lain. Ia
lancang berbicara tentang Al Maidah ; 51 seenaknya, hal inilah yang telah
mencederai hati sebagian besar ummat Islam Indonesia yang memiliki ghirah.
Jikalah kaum Muslimin
dikatakan rasis, perhatikan dari 101 Pilkada serentak 2017, tidak ada satupun
isu agama yang mencuat kecuali di Jakarta, yang justru ia sendiri yang memantik
isu itu timbul di Kepulauan Seribu
Sesungguhnya siapakah
yang memprovokasi rasisme di negeri ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar