Senin, 05 Februari 2018

Kenali, Biang Kerok Ketimpangan Ekonomi

Laporan bertajuk Indonesia’s Rising Divide ini disusun oleh tim Poverty Global Practice Bank Dunia di kantor perwakilan Jakarta. Tim yang dipimpin Vivi Alatas (Lead Economist, GPV02) ini memberikan nasihat teknis dan kebijakan berdasarkan penelitian dan analisis empiris yang dapat diandalkan kepada Pemerintah Indonesia untuk mendukung usaha pemerintah mengentaskan kemiskinan, kerentanan dan ketimpangan.
Berdasarkan sebagian besar pengukuran, ketimpangan di Indonesia telah mencapai tingkat yang tinggi. Pada  2002, 10 persen warga terkaya Indonesia mengonsumsi sama banyaknya dengan total konsumsi 42 persen warga termiskin, sedangkan pada tahun 2014 mereka mengonsumsi sama banyaknya dengan 54 persen warga termiskin.
Memang, setelah lepas dari krisis di akhir ’90-an, ekonomi membaik dan menciptakan kelas menengah yang lebih kuat dari yang pernah ada sebelumnya. Saat ini terdapat 45 juta orang (18 persen orang terkaya dari seluruh masyarakat Indonesia) yang mapan secara ekonomi dan menikmati kualitas hidup lebih tinggi. Mereka adalah segmen populasi yang berkembang paling pesat, dengan peningkatan 10 persen per tahun sejak 2002. Namun, kelompok orang Indonesia yang mapan secara ekonomi tersebut meninggalkan 205 juta sisanya di belakang.
Laporan ini menjelaskan, bahwa setidaknya ada empat hal pendorong utama ketimpangan di Indonesia yaitu:
Ketimpangan peluang. Anak-anak miskin seringkali tidak memiliki kesempatan awal yang adil dalam hidup, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk sukses di masa depan. Setidaknya sepertiga ketimpangan disebabkan faktor-faktor di luar kendali individu.
Pekerjaan yang tidak merata. Pasar tenaga kerja terbagi menjadi pekerja berketerampilan tinggi yang upahnya semakin meningkat, dan pekerja yang tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan tersebut sehingga terjebak dalam pekerjaan berproduktivitas rendah, informal, dan berupah rendah.
Tingginya konsentrasi kekayaan. Segelintir warga Indonesia meraup keuntungan lewat kepemilikan aset keuangan yang kadang diperoleh melalui cara tidak benar seperti korupsi, sehingga mendorong ketimpangan menjadi lebih tinggi baik saat ini maupun di masa mendatang.
Ketahanan ekonomi yang rendah. Bencana alam semakin umum terjadi dan sangat mempengaruhi rumah tangga miskin, sehingga mengikis kemampuan mereka untuk memperoleh penghasilan dan berinvestasi dalam kesehatan dan pendidikan yang diperlukan untuk meningkatkan derajat ekonomi mereka.
Salah satu hal yang bisa menyelamatkan Indonesia dari ketimpangan ekonomi yang semakin lebar ini adalah kebijakan publik yang memihak rakyat kecil. Dengan pengambilan kebijakan publik yang baik, tingginya ketimpangan dapat dihindari.
-----
Saat ini terdapat 45 juta orang (18 persen orang terkaya dari seluruh masyarakat Indonesia) yang mapan secara ekonomi dan menikmati kualitas hidup lebih tinggi.
Mereka adalah segmen populasi yang berkembang paling pesat, dengan peningkatan 10 persen per tahun sejak 2002.
Namun, kelompok orang Indonesia yang mapan secara ekonomi tersebut meninggalkan 205 juta sisanya di belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar